Pergiliran tanam atau gilir tanam adalah salah satu sistem budidaya tanaman
dengan cara menggilir atau menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda dalam
waktu yang tidak bersamaan. Rotasi tanam tersebut sudah lama dikenal di dunia pertanian,
bahkan hingga sekarang pun sering dijadikan rekomendasi untuk beberapa jenis budidaya
tanaman.
Pergiliran tanaman dapat dimanfaatkan untuk mengurangi tingkat kehilangan tanah akibat
erosi oleh air. Di kawasan yang rentan erosi, beberapa praktik manajemen pertanian seperti pertanian
tanpa pembajakan dapat melengkapi rotasi tanaman untuk mengurangi dampak limpasan permukaan
oleh air hujan.
Pergiliran tanaman memberikan efek yang beragam terhadap erosi tanah berdasarkan iklim.
Perubahan musim yang cukup konsisten di suatu wilayah dan dapat diprediksi akan memiliki sistem
rotasi tanaman yang berbeda dengan wilayah yang memiliki pergantian musim hujan dan musim
kering tidak stabil. Jika kondisi iklim tidak stabil maka rotasi tanaman dapat lebih fleksibel dan diganti
lebih cepat.
Pergiliran tanaman ialah pengaturan susunan urutan-urutan pertanaman pada suatu tempat
tertentu. Pada rotasi tanaman, pemilihan jenis tanaman harus diperhatikan. Kesalahan dalam
pemilihan jenis tanaman dapat mengakibatkan penurunan hasil panen karena tanaman yang dipilih
bisa jadi merupakan inang organisme pengganggu yang sebenarnya akan diberantas.
Melalui pergilirani tanaman dengan famili lain, maka siklus hama dan penyakit yang
menyerang pada periode sebelumnya akan terputus, misalkan penyakit antraknosa pada cabe tidak
akan menyerang tanaman jagung.
Dengan demikian pergiliran tanaman dapat digunankan untuk menurunkan resiko kegagalan
panen. Selain itu meningkatnya kesuburan tanah akibat rotasi tanaman juga dapat membantu
meminimalisir kegagalan panen akibat teknik budidaya atau kesuburan tanah yang kurang baik.
Pergiliran tanaman dapat dilakukan terhadap salah satu jenis tanaman yang rakus unsur hara
seperti tanaman umbi-umbian dengan jenis tanaman lainnya yang dapat memberikan unsur hara
adalah polong-polongan. Melalui rotasi tanaman kestabilan hara pada tanah dapat terjadi secara
alami sehingga secara tidak langsung juga dapat berfungsi untuk mengurangi penggunaan bahan
kimia yang dapat merugikan bagi lingkungan sekitar akibta residu dan dampak negatif lainnya yang
dapat terjad