Tujuan :
a. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan menguasai tehnik
Pengendalian Hama Pengerek Batang Padi
TOTO SUDARYANTO
NIP. 19731008 200801 1
004
Sinopsis
Pada musim kemarau, tanaman padi sangat rentan terhadap serangan hama dan
penyakit. Salah satu hama yang menyerang tanaman padi adalah penggerek batang.
Hama ini akan semakin pesat perkembangannya ketika didukung oleh cuaca yang panas
dan kondisi air yang tergenang.
Jika diperhatikan, sebenarnya hama ini menyerang sejak tanaman berada
dipersemaian. Namun belum menunjukkan gejala yang jelas, sehingga para petani
kurang waspada terhadap serangan hama tersebut. Telur, larva dan pupa yang berada di
persemaian akan terbawa ke pertanaman padi. Penggerek batang ini menyerang
tanaman pada dua fase tumbuh tanaman setelah tanam. 1) pada vase vegetatif (fase
pertumbuhan) disebut sundep, yang ditandai dengan gejala daun padi yang terserang
daunnya akan menguning (semakin berat serangan maka kuning pada daun tersebut
akan semakin rata), pucuk batang yang digerek menjadi kering dan mudah dicabut, bila
dicabut ada bekas gerekan dan kadang-kadang larva nya masih ada pada pangkal
batang. 2) pada fase generatif (fase produksi) disebut beluk, yang ditandai dengan
gejala malai akan mati karena tangkainya dikerat oleh larva, malai yang mati akan tetap
tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa, mudah dicabut dan pangkalnya
terdapat bekas gigitan larva.
Kadang-kadang lebih dari satu jenis penggerek yang menyerang tanaman padi,
kedatangannya pun tidak bersamaan, namun hasil identifikasi dilapangan menunjukkan
bahwa kerusakan sundep atau beluk didominasi oleh penggerek batang padi kuning dan
penggerek batang padi putih. Dengan mengetahui gejala serangan penggerek batang
padi, jenis dan waktu serangannya maka pengendalian hama ini tidaklah sulit.
2. Pengendalian Fisik/Mekanik
Teknik pengendalian ini cukup efektif untuk mencegah serangan penggerek batang
padi. Pengendalian fisik.mekanik dilakukan oleh petani secara langsung maupun
dengan alat (perangkap). Tindakan pengendalian ini dilakukan dengan memungut
kelompok telur di persemaian. Cara ini efektif untuk mencegah sundep pada
tanaman yang baru pindah (transplanting).
3. Pengendalian Biologi
Pengendalian secara biologi dengan menggunakan musuh alaminya, baik predator,
parasitoid maupun virus/jamur patogenik. Contoh predator yang memakan
kelompok telur adalah jangkrik, sedangkan yang memangsa ngengat penggerek
adalah kelelawar dan laba-laba. Bangsa tabuhan (Trichogramma sp.) juga
merupakan musuh alami penggerek batang padi. Serangga ini memarasit kelompok
telur penggerek. Musuh alami lain adalah virus dan jamur entomopatogenik, yaitu
cendawan yang berkembang biak dengan tubuh serangga sebagai inangnya.
Metharrizium anisopliae adalah salah satu contoh jamur yang menyerang larva
penggerek batang padi. Teknik pengendalian secara biologis banyak
dikembangkan dalam pertanian organik karena mekanisme penekanan terhadap
populasi serangga hama sangat kuat, tidak menimbulkan dampak negatif pada
tanaman serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Saat ini, musuh-musuh
alami serangga hama diperbanyak atau dikembangbiakkan secara khusus menjadi
agensia hayati.
4. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi atau dengan pestisida sebaiknya dilakukan bila
populasi serangga hama atau intensitas serangan penggerek batang telah melebihi
ambang pengendalian. Pada tanaman padi dalam masa pertumbuhan (stadia
vegetatif) penggunaan pestisida bila tingkat serangannya lebih dari 5%, sedangkan
pada vase generatif jika intensitasnya 15% atau lebih. Dengan pestisida, populasi
serangga hama dapat ditekan dan turun secara cepat bahkan reaksinya bisa
langsung dilihat (knockdown effect).
Bahan-bahan aktif insektsida yang direkomendasikan untuk mengendalikan hama
penggerek batang padi antara lain :
- Imidakloprid : TOPDOR 10 WP
- Dimehipo : SIDATAN 410 SL
- Fipronil : FIPROS 55 SC
- Karbofuran : SIDAFUR 3GR
Cara aplikasi :
1. Saat persemaian umur 5 hari, aplikasikan insektisida granule (Sidafur 3GR), dosis
disesuaikan dengan kondisi persemaian.
2. Pada umur 18 hari saat dipersemaian dan menjelang tanam, semprot dengan
insektisida (Sidatan 410 SL dan Topdor 55 SC), dengan dosis 0,5 ml/l air sidatan
dan 0,5 g/l air topdor.
3. Ketika pemupukan pertama campurkan dengan insektisida Sidafur 3GR dengan
dosis 10-20kg/ha.
4. Ketika tanaman berumur 20-40 hst, semprot dengan insektisida (Sidatan 410 SL
dan Fipros 55 SC) dengan dosis disesuaikan dengan tingkat serangan, apabila
serangan telah berat maka sebaiknya gunakan dosis 1ml/l air sidatan dan 1ml/l air
fipros.
5. Penyemprotan berikutnya dilakukan apabila gejala serangan penggerek batang
masih terlihat.
TOTO SUDARYANTO
…………………………………
NIP 19731008 200801 1 004
Lolong Guba
(TOTO SUDARYANTO) ( )
NIP. 19731008 200801 1 004