Anda di halaman 1dari 5

SINOPSIS

Judul Materi : Pengendalian OPT Tanaman Jagung “Ulat Grayak”

PENDAHULUAN
Baru-baru ini, petani jagung di Indonesia diresahkan dengan ditemukannya
serangan hama baru pada pertanaman jagung di beberapa daerah. Hama baru tersebut,
dikenal dengan sebutan ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) atau Fall
Armyworm. Ulat grayak merupakan serangga ngengat asli daerah tropis yang sebelumnya
hanya ditemukan pada pertanaman jagung di Amerika Serikat, Argentina, dan Pada awal
tahun 2019, hama jagung ini ditemukan pertama kali menyerang pertanaman padi di
Indonesia, yaitu di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat dan Lampung.
Menyebarnya hama jagung ini sampai ke Indonesia dan mampu cepat beradaptasi
dengan baik. Bahkan langsung merusak pertanaman jagung. Ini karena diduga hama ulat
grayak memiliki karakter biologi yang unik. Selain itu, mudahnya penyebaran hama ini
karena didukung oleh tingginya volume pertukaran barang dagang antar negara. Tingkat
kerusakan akibat serangan hama jagung ini tergolong berat karena menyebabkan kerugian
ekonomi pada komoditas jagung. Untuk itu, guna membantu petani di lapangan,
diperlukan informasi dasar mengenai serangan hama ini serta langkah-langkah yang
dilakukan secara efektif dan efisien, serta aman terhadap lingkungan.

ISI MATERI / INTI


Gejala Kerusakan Dari Hama Ulat Grayak
Berdasarkan nama hama ini, yakni ulat grayak, diketahui bahwa fase yang paling merusak
dari hama jagung ini yaitu fase larva atau ulat. Hama ulat grayak merusak pertanaman
jagung dengan cara menggerek daun tanaman jagung.
Bahkan, pada kerusakan berat, kumpulan larva hama ini seringkali menyebabkan daun
tanaman hanya tersisa tulang daun dan batang tanaman jagung saja. Apabila kumpulan
larva hama jagung ini mencapai kepadatan rata-rata populasi 0.2 – 0.8 larva per tanaman.
Akibatnya, itu menjadikan pengurangan hasil produksi sebanyak 5 – 20%.
Tanaman jagung yang diserang oleh hama jagung ulat grayak kerusakannya ditandai
dengan:
 Adanya bekas gesekan dari larva atau ulat.
 Pada permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung, ditemukan serbuk
kasar seperti serbuk gergaji.
 Ulat grayak ini merusak bagian pucuk, daun muda, maka tanaman jagung
dipastikan akan mati.
 Ketika populasi ulat grayak ini sangat tinggi, maka bagian tongkol jagung juga
akan diserang oleh hama ini.

Sistem Scouting Untuk Mengelola Tanaman Jagung


Salah satu hal penting yang perlu diktehaui oleh petani di lapangan dan dapat langsung
dilakukan untuk mengelola dan mengendalikan hama ulat grayak ini adalah dengan
melakukan pengamatan langsung di pertanaman jagung atau sistem scouting.
Pengamatan bisa dilakukan satu kali dalam seminggu dilakukan secara intensif. Dari
pengamatan berdasarkan sistem scouting tersebut, diharapkan petani mendapatkan
pengetahuan langsung sehingga dapat mengambil keputusan untuk pengendalian yang
tepat dan efisien ketika serangan hama ulat grayak ini sangat tinggi. Sehingga produksi
jagung tetap dapat dipertahankan dan lebih sedikit sumber daya yang terbuang, serta
bersifat berkelanjutan.
Selain itu, terkait luasan lahan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khusus untuk para
petani jagung dengan luas lahan kurang dari 2 ha, diantaranya yaitu:
 Sistem scouting akan memudahkan petani dalam mempelajari variabilitas lahan
jagungnya. Sistem ini merupakan sebagai cara yang cepat dan sistematis untuk
mempertahan pertumbuhan tanaman yang sehat dan menduga keberadaan organisme-
organisme tertentu yang berpotensi menyebabkan kerusakan dan kehilangan hasil.
 Aplikasi sistem ini pada keberadaan hama ulat grayak jenis S. frugiperda,
prosedurnya cukup sederhana, yaitu tentukan bidang yang akan diambil sampelnya.
 Pola scouting yang digunakan untuk jenis ulat grayak ini adalah pola huruf “W”
yang mencakup seluruh bidang lahan. Pola huruf “W” tersebut bisa dilihat pada
gambar dibawah ini:
1. Lakukan pengamatan pada 10 tanaman (stasisun) secara berturut-turut di awal dan
di setiap plot.
2. Amati dengan seksama masing-masing 10 tanaman sampel seperti gejala serangan
yang menunjukkan adanya beberapa stadia ulat grayak yang hidup pada tanaman
tersebut
3. Hitung dan catat hanya tanaman yang terinfestasi oleh hama ulat grayak ini.

Pencegahan dan Pengendalian Ulat Grayak


a. Tindakan Pencegahan
1. Pengunaan benih dan varietas yang memiliki daya kecambah yang baik dan bebas
dari penyakit.
2. Lakukan waktu penanaman yang tepat waktu dan hindari waktu penanaman yang
tidak seragam pada satu lahan. Itu untuk menghindari ketersediaan tanaman ianang
hama ini ini secara terus menerus.
3. Kondisi tanah yang baik dengan penggunaan pupuk anorganik secara seimbang
untuk mengurangi intesitas serangan hama ulat grayak ini.
4. Lakukan sistem tumpang sari tanaman jagung dengan tanaman lain yang tidak
disukasi oleh hama ini.
5. Lakukan pengamatan setidaknya seminggu sekali untuk mengamati, mempelajari,
dan mengambil keputusan yang tepat jika ditemukan gejala serangan hama ini.
b. Tindakan Pengendalian
1. Secara mekanis, dapat dilakukan adalah dengan cara mencari dan membunuh larva
dan telur hama ini secara mekanis, yakni dengan dihancurkan dengan tangan.
2. Secara biologis, dengan penggunaan musuh alami yang berperan sebagai agen
pengendali hayati untuk mengurangi populasi hama ulat grayak. Beberapa contoh
musuh alami dari hama ini yaitu jenis parasitoid Trichogramma spp. dan
jenis predator cecopet, kumbang kepik, dan semut.
Merusak Dalam Waktu Singkat, Ulat Grayak Menjadi Ancaman Serius
Sebagai jenis hama baru yang menyerang pertanaman jagung di Indonesia, keberadaan
hama ulat grayak atau Spodoptera frugiperda ini dapat menjadi ancman seirus bagi para
petani di Indonesia.
Hama ulat grayak ini mejadi perhatian khusus karena dapat merusak tanman jagung dalam
waktu singkat, sehingga pentingnya informasi melalui sistem scounting, serta pencegahan
dan pengendalian hama ini dilakukan secara dini.

PENUTUP / KESIMPULAN DAN SARAN


OPT ulat grayak merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan
produksi pada pertanaman jagung dan sekarang sudah menjadi kendala serius pada
jagung. Hal ini menjadi penting artinya, terutama dengan adanya perluasan tanaman
jagung
OPT ulat grayak, dapat menurunkan hasil sampai mencapai 70% menginfeksi pada
semua stadia pertumbuhan tanaman yaitu daun, buku, leher malai. Dengan adanya
penyuluhan ini diharapkan petani dapat mengendalikan OPT ulat grayak pada tanaman
jagung sehingga bisa didapatkan hasil produksi yang optimal

Sampang, Desember 2022

PPL WKPP KETAPANG II

YULIS SETIYANA, S.TP


NIP. 19920812 202012 2 013
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul : OPT Tanaman Jagung


Tujuan : Petanidapat :
1. mengetahui dan memahami tentang OPT tanaman jagung
2. mengetahui cara pengendalian OPT tanaman jagung
Metode : CeramahdanDiskusi
Media : Power Point, Selebaran
Waktu : 30 menit + 15 menit (diskusi)
Alat Bantu : Leptopatau notebook, Proyektor, LCD danSpidol.
Lokasi : Rumah kontak tani Kelompok Sumber Bakti Ds Ketapang Barat Kec
ketapang, Kab. Sampang
PokokKegiatan UraianKegiatan Waktu Keterangan
Pendahuluan - memulai pertemuan dan salam 10 menit
pembuka
- menciptakan suasana kesiapan
belajar
- menjelaskan yang akan tujuan dari
topik
yang akandisampaikan
Isi / Materi - menjelaskan tentang penyakit blast 20 menit
- menjelaskan tentang gejala dan
penyebab penyakit blast
- menjelaskan tentang pencegahan
penyakit blast
DISKUSI 15 menit
Pengakhiran - menyimpulkan hasi lpertemuan 10 menit
- menyusun RTL (jika ada)
- menutup pertemuan dengan salam
penutup dan doa.

Sampang, Desember 2022

PPL WKPP KETAPANG II

YULIS SETIYANA, S.TP


NIP. 19920812 202012 2 013

Anda mungkin juga menyukai