Anda di halaman 1dari 10

NOTULENSI

SEMINAR HASIL PEMANTAUAN (SURVEILENSI) DAERAH SEBAR OPT/OPTK


DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Hari/ Tanggal : Selasa, 11 September 2019


Tempat : Aula SKP Kelas I Bengkulu
Peserta : 20 Orang

Agenda Seminar:
1. Registrasi Peserta
2. Pembukaan (sambutan dan laporan panitia)
3. Penyajian laporan hasil pelaksanaan pemantauan
4. Diskusi
5. Ulasan Narasumber

Prosesi dan Hasil Seminar:


Acara Seminar Hasil Pemantauan (Surveilensi) Daerah Sebar OPT/OPTK
di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 dilaksanakan pada hari Selasa, 10 September
2019. Acara ini dimulai pada pukul 08.00 yang diawali dengan registrasi oleh
peserta. Acara Seminar Hasil Pemantauan (Surveilensi) Daerah Sebar
OPT/OPTK di Provinsi Bengkulu Tahun 2019 dihadiri oleh peserta dari Dinas
Pertanian Provinsi Bengkulu, Dinas Pertanian Kabupaten Kota, Dinas Pertanian
Bengkulu Utara, Dinas Pertanian Rejang Lebong, Dinas Pertanian Perkebunan
Peternakan dan Kehutanan MukoMuko, Dinas Pertanian dan Peternakan Kaur,
Dinas Pertanian Kepahiang, Dinas Pertanian Lebong, Dinas Pertanian Bengkulu
Selatan, Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, dan Dinas Pertanian Seluma.
Acara dimulai dengan laporan pelaksanaan kegiatan oleh ketua panitia
yaitu Andarias Sembiring,SP. Acara inti dipandu oleh Kepala Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Bengkulu Bapak Mochamad Ischaq, SP., M.Si selaku moderator.
Narasumber terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu Ibu Erna Maryana, SP., M.Si dari Pusat
KT dan KHN; Bapak Dedi Darmadi, SP dari Balai Besar Peramalan OPT Jatisari;
dan Ibu Dr.Ir.Tunjung Pamekas, M.Sc dari Universitas Bengkulu. Presentasi hasil
pemantauan disampaiakan oleh Hesti Marniati, SP dilanjutkan diskusi sekaligus
tukar saran dan pendapat terkait hasil pemantauan yang telah disampaiakan
dalam seminar hasil pemantauan.
Narasumber memberikan pengantar seputar tugas pokok dan fungsi serta
keterkaitan Karantina Pertanian dengan instansi terkait di Daerah. Karantina
Pertanian sebagai instansi pemerintah yang berperan penting dalam perlindungan
tanaman dan perdagangan memiliki kebijakan operasional yang melindungi
keamanan produk dan bahan tanaman yang masuk ke wilayah Negara Republik
Indonesia. Pada kesempatan ini juga disampaikan bahwa kepala Badan turut
fokus terhadap kemunculan fall army worm di Provinsi Bengkulu. Diharapkan
kegiatan seminar pemantauan ini dapat memberikan masukan dan saran yang
mendukung terlaksananya tupoksi karantina pertanian di Bengkulu.

Penyampaian hasil Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK oleh


penanggung jawab pemantauan, Ibu Hesti Marniati, SP. Hasil pemantauan
dilaporkan mulai dari waktu pelaksanaan pemantauan, penentuan titik lokasi
pemantauan, mekanisme perizinan pelaksanaan di lapangan, penyiapan alat dan
bahan pemantauan yang semuanya terangkum dalam metode pelaksanaan
pemantauan berdasarkan arahan kepala dan Pedoman pemantauan OPTK
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian nomor: 1593/
Kpts/KR.020/K/7/2019.
OPTK yang menjadi target dalam pelaksanaan pemantauan daerah sebar
tahun 2019 berdasar surat arahan Kepala Badan nomor 1270/ KR.020/K/1/2019
tentang pemantaan OPTK 2019. Arahan terkait target OPTK sudah dibuat
panduan pelaksanaan di lapangan berupa gambar tanaman disertai deskripsi
OPTK.
Penjelasan hasil pemantauan langsung pada temuan OPTK. Temuan
OPTK A2: Paraecosmetus pallicornis, Uromycladium tepperianum, Spodoptera
frugiperda, Aleurodicus dugesii, Dysmicoccus neobrevipes, Phylocoptruta
oleivora, Planococus lilacinus.
Gejala mirip OPTK: mentimun bergejala CMM; gambas gejala mirip
cucumber green motle mosaic virus; kentang gejal CMS; jagung bergejala
Pantoea ananantis; kopi bergejala Coletotrichum kahawae; terong bergejala
pomopsis vexan, tetapi uji konfirmasi nya negatif.
Diskusi
a. Ir. Liza Susanti, M.Si (UPTD Perlindungan tanaman pangan dan hortikultura
Provinsi Bengkulu)
1. Spodoptera frugiperda ditemukan di Rejang Lebong pada jagung pangan
atau manis? (jawaban pak Nurmansyek dari Dinas Pertanian Rejang
Lebong: S. frugiperda ditemukan pada komoditas jagung manis di kec.
Belitang)
2. Terkait Peta daerah sebar pemantauan, apakah dibuat berdasarkan tabel
halaman 5? (jawaban penyaji: yang masuk dalam peta daerah sebar
hanya OPTK saja)
Tanggapan penanya: di peta hanya muncul 4 kabupaten saja, kenapa
Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah blm masuk? (tanggapan
penyaji:peta akan direvisi)
3. Inventarisasi hasil pemantauan dari 2014-2019, kenapa S. frugiperda tidak
masuk? (jawaban penyaji: yang masuk dalam tabel inventarisasi hanya
OPTK saja, sedangkan S. frugiperda tidak/belum masuk dalam daftar
OPTK berdasar permentan terkait)
b. Walasri (Dinas Pertanian Kabupaten MukoMuko)
Menyampaikan informasi terkait pemantauan karantina di mukomuko:
- lokasi jagung masih bisa dipanen
- Padi masih bisa panen meskipun tidak maksimal
- Bawang merah tidak ada permasalahn
Informasi tambahan bahwa pengeringan telah berjalan selama maret-juli,
beberapa bulan yg akan datang kemungkinan akan masuk masa tanam,
dikhawatirkan benih yang digunakan petani bermacam asal dan varietas,
terutama benih berasal dari online, harapannya dinas Pertanian provinsi
dan karantina dapat membantu memonitoring tanam serentak (turut
membantu pencegahan dan pengawasannya).
(Jawaban penyaji: proses pengeringan cukup bagus karena dapat
mematikan OPT/OPTK yang ada di tanah)
c. Isman (koordinator POPT Kabupaten Kaur)
1. Menginformasikan bahwa Fall army warm tidak ditemukan pada saat
pelaksanaan pemantauan tetapi setelah kegiatan pemantauan berakhir
ditemukan di lokasi yang berbeda dan waktu yang berbeda dari
pematauan
2. Serangan Paraeucosmetus pallicornis cukup merusak tanaman padi
petani tetapi pada saat pemantauan tidak ditemukan. Stadia kapan
efektif dilakukan pengendalian?(jawaban penyaji: kemungkinan
pengedalian efektif pada instar awal)

d. Adi Mularno (Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara)


1. Adanya Padi varietas baru (black madras) yang ditanaman petani di
Bengkulu Utara. Bagaimana hasil uji lab nya. apakah ada gejala2 optk
atau tidak ada? karena peminatnya cukup tinggi. (jawaban POPT:belum
ditemukan gejala penyakit/OPTK, sebagai informasi dan saran terkait
padi varietas baru ini harapannya dinas tetap memonitoring
perkembangan tanaman dan opt yang muncul sebab tergolong varietas
baru yang baru 2 kali panen di daerah setempat yang tidak menutup
kemungkinan dalam waktu 5 atau 6 kali masa panen berikutnya dapat
memunculkan adanya penurunan ketahanan atau kerentanan terhadap
opt)
2. Benih skala besar sudah ada syarat dlm pedoman salah satunya adalah
sertifikasi karantina. Bagaiman pengawasan online shoping, apakah
ada kerjasama dengan expedisi?(jawaban penyaji: karantina sudah
berkoordinasi dengan expedisi terutama pelaku-pelaku yang terkait
dengan online shop agar dapat melaporkan pengiriman barang berupa
produk pertanian). (tanggapan Kepala SKP: terkait lalu lintas benih
untuk benih yang masuk mealui jalur darat sudah dapat dipastikan
bahwa mereka sudah melapor di karantina daerah pengeluaran,
pengawasan Karantina Bengkulu sudah cukup ketat untuk jalur udara,
oleh karenanya mohon bantuan dinas terkait untuk menyampaikan
kepada petani bahwa terkait peyediaan benih harap jangan coba-coba
melalui online karen dikhawatirkan dapat menyebabkan munculnya
penyakit yang belum ada di bengkulu dan menyebar serta dapat
merugikan bengkulu ke depannya)

e. Dedi kurdianto, SP (Dinas Pertanian Kabupaten Seluma)


1. Terkait S. frugiperda pada jagung temuan pemantauan dan sudah
pengambilan sampel benih, bagaiman perkembangannya? (jawaban
POPT: sampel Benih yang diambil merupakan varietas BISI-18
merupakan jagung pakan yang terkena serangan di berbagai fase)
2. Terkait semangka yang terduga bergejala bakteri, bagaimana hasilnya?
(jawaban POPT: Semangka hasil negatif)
3. Seluma sedang proses pengeringan kemungkinan nanti akan ditanam
jagung setelahnya. Mohon masukan untuk bahan aktif pestisida
pengendali untuk mencegah S. frugiperda

f. Trisman (Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan)


1. S. frugiperda sudah menggemparkan di Bengkulu Selatan sejak bulan
Juli. Sentra jagung pipilan ada di Bengkulu Selatan sehingga
sebenarnya sudah termasuk bencana provinsi. S. frugiperda tidak
hanya menyerang jagung manis saja tetapi juga jagung pipilan.
Masukan untuk kabupaten tetangga (seluma, kaur) agar waspada.
Faktor apa saja yang menyebabkan serangan S. frugiperda (Benih,
iklim atau faktor lain)?.
2. Mohon rekomendasi dari karantina terkait S. frugiperda apabila tidak
menyalahi tupoksi karantina, karena meskipun sudah lapor provinsi
tetapi tidak ada action dari provinsi.
3. Jeruk bergejala bercak hitam meminta rekomendasi penanggulangan
juga
4. Infrormasi juga bahwa Wereng coklat sudah hampir merusak 1/3 lahan
di Bengkulu Selatan.

(Jawaban penyaji: bercak hitam jeruk seperti embun jelaga yang brasosiasi
dengan semut hanya mengganggu penampilan saja)
Ulasan Narasumber:
a. Dedi Darmadi, SP dari Balai Besar Peramalan OPT Jatisari
 Perkembangan serangan S. frugiperda di Indonesia, pertama kali
dijumpai di Sumatera Barat (BPP telah melakukan monitoring ke daerah
sentra tanaman jagung bersama dirjen tanaman pangan)
 Pada saat ini belum ada laporan dari Bengkulu sehingga belum
monitoring ke Bengkulu.
 Faktor penyebab peledakan:
o Kemampuan reproduksi tinggi,
o daya jelajah tinggi,
o kondisi iklim sesuai
 Pre-emtif bersifat pencegahan karena kerusakan di bawah ambang
pengendalian. Untuk S. frugiperda sudah ada di atas ambang ekonomi
karena kecepatan tumbuh dan berkembangannya sangat tinggi sehingga
direkomendasikan beberapa jenis pestisida. Telah diakukan sosialisasi
pemahaman perbedaan spesies spodoptera ke petani dan popt, sudah
dilakukan pengendalian kimia di daerah Sumatera yaitu Palembang dan
Jambi.
 Strategi pengelolaan ulat:
o identifikasi cepat yang bekerjasama dengan UPT karantia
terdekat;
o pengendalian tepat dan cepat;
o pelaksanaan bimtek karena terkait pembagian benih dari
pemerintah ke petani.
 Antisipasi:
o monitoring dari umur 1 minggu;
o leaflet ke petugas lapang; bimtek untuk petugas daerah / BPTPH
trkait pengendalian sebelum dan setelah ledakan;
o bimtek untuk pembuatan agen pengendali hayati.
 Evaluasi pengendalian: masih menggunakan insektisida kimia;
pengendalian mekanis dengan pengumpulan dan mematikan kelompok
telur
 Upaya penangan ulat jangka pendek:
 Kriteria yg disepakati:
o pengamatan dilakukan pada 3 daun termuda;
o gejala serangan diitung berdasar scoring davis(1-9);
o pengamatan dilakukn 1 mnggu sekali;
o jumlah sampel dan krteria ringan, sedang, berat
 Pilihan teknologi pengendalain:
o mekanis (pengumpulan kelompok telur dan penggunaan light trap);
o hayati (konservasi musush alami);
o kultur teknis (penanaman secara tumpangsari sebagai barier);
penggunaan pestisida dengan prinsip aplikasi 6 tepat (apabila
serangan di atas ambang ekonomi);
o pemanfaatan feromon sex (belum ada, tetapi perusahaan pestisida
sedang membuatnya)
 Penyebaran S. frugiperda tidak melalui benih tetapi lebih pada iklim
seperti angin. Ketika sudah tidak ada tanaman jagung, potensi pupa di
tanah itu akan mati karena ada proses pengolahan tanah

b. Dr.Ir.Tunjung Pamekas, M.Sc dari Universitas Bengkulu


 Terlepas dari statusnya, S. frugiperda bersifat polifag dan sudah ada di
Bengkulu, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat menyerang
tanaman lain di masa yang akan datang, perlu sistem monitoring
sebagai preventif. Sanitasi lingkungan menjadi kunci keberhasilan
memutus siklus hidup S. frugiperda.
 Evaluasi pelaksanaan seminar:
1. Metode Pelaksanaan pematauan sudah memenuhi persyaratan
monitoring, sudah sesuai kaidah baku pemantauan. Saran/
masukan: terkait waktu pelaksanaan apakah pemantauan sudah
dapat dilakukan awal tahun dan setelah bulan Agustus (dengan
kondisi iklim yang berbeda diharapkan hasilnya bisa berbeda
sehingga laporan pemantauannya bisa lebih lengkap)
2. Hendaknya kesimpulan yang diambil harus sudah dipastikan bahwa
OPTK temuan adalah OPTK A2. Tabel inventarisasi selama 5 tahun
sebaiknya tidak hanya beberapa OPTK yang dtargetkan oleh pusat
saja tetapi akan leih baik apabila dilengkapi OPT/OPTK yang akan
sangat berguna bagi dinas-dinas terkait di daerah.
3. Bab Saran pada laporan sudah sesuai dan cukup baik: “komunikasi
yang lancar antar daerah akan memberi hasil yang baik bagi
kebijakan monitoring dan peningkatan produksi daerah”, oleh karena
itu perguruan tinggi senantiasa membuka pintu bagi siapa saja baik
dinas maupun masyarakat untuk berkomunikasi dan siap
menginformasikan terkait perkembangan pengendalian apabila
dibutuhkan.
4. Secara keseluruhan pelaksanaan seminar lokal hasil pemantauan
daerah sebar OPTK tahun 2019 sudah cukup bagus.

c. Erna Maryana, SP., M.Si dari Pusat Karantina Tumbuhan dan Hayati Nabati
 Terkait Spodoptera frugiperda: awal pelaporan di pasaman bulan
februari, bulan april IPB melakukan audiensi ke Badan karantina untuk
meaporkan adanya introduksi hama baru karena tidak masuk list OPTK
dalam permentan. Badan Karantina melakukan pemantauan di berbagai
daerah di seluruh indonesia.
 Output pemantauan OPTK adalah sebagai bahan revisi permentan Jenis
OPTK dan juga sebagai bahan penyusunan AROPT (khusus Importasi).
 Spodoptera frugiperda kemampuan terbang nya tinggi 100 km per
malam, potensi masuknya bisa terbawa angin maupun alat angkut,
inangnya luas.
 Terkait Spodoptera frugiperda sudah dilakukan forum group discussion di
tingkat pusat yang menghasilkan kesepakatan (sementara) bahwa
spesies ini diberi nama atau digolongkan sebagai invasiv spesies (tidak
termasuk OPTK).
 Masukan untuk penulisan di laporan pemanauan terkait Spodoptera
frugiperda (bukan OPTK).
 Hasil pemantauan: hasil temuan masih sama seperti tahun 2018.
Aleurodicus dugesii dan Uromycladium tepperianum sudah masuk ke
permentan 31 tahun 2018 sebagai daerah sebar di Bengkulu.
 Perlu ditayangkan di seminar nasional terkait inventarisasi 5 tahun
terakhir sebagai bahan pertimbangan perubahan permentan.
 Tanggapan tentang benih online: sudah ada petunjuk teknis tindakan
karantina di kantor pos. Saat ini pusat KT KHN sedang menyusun revisi
pedoman untuk penanganan barang online. Sudah dilakukan uji dan
mou dengan bea cukai, asperindo, kantor pos, sehingga nantinya UPT
lebih dapat imlementatif di lapangan.
 Catatan tambahan untuk penanggungjawab pemantauan: seminar
nasional akan dilaksanakan 22-25 Oktober 2019 di Bandung. Untuk
rekapitulsi data seharusnya selesai di bulan Agustus terkecuali data-data
yang masih menunggu hasil konfirmasi BBUSKP yang belum selesai.
Draft laporan pemantauan masih ditunggu sampai 1 minggu sebelum
pelaksanan seminar nasional dan diharapkan dapat dikirim dalam bentuk
file.

Bengkulu, 11 September 2019


Mengetahui,
Kepala Notulen

Mochamad Ischaq, SP.,M.Si Isma Rahmawati, SP


NIP. 196307081983031002 NIP. 198609232014032002

Anda mungkin juga menyukai