Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PELAKSANAAN
A. Waktu dan Lokasi
1. Waktu
Waktu pelaksanaan Magang di P4S Desa Bojongkondang
dimulai dari tanggal 1 Juli sampai dengan 30 September 2021.
2. Lokasi
Lokasi yang ditetapkan sekolah sebagai tempat pelaksanaan
PKL pada tahun ajaran 2021/2022 berlokasi di tempat pusat
pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) Desa
Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten
Pangandaran, Provinsi Jawa Barat.

B. Potensi Wilayah
Berdasarkan hasil data monografi di Desa Bojongkondang,
Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa
Barat mempunyai potensi dan prospek yang baik untuk dikembangkan
sebagai daerah yang cocok dibudidayakan tanaman hortikultura.

1. Teknik Produksi
a. Alat dan Bahan
1. Alat
- Cangkul - Traktor
- Garpu - Ajir
- Parang - Sprayer
- Golok - Rapia
- Mesin kored - Neraca
- Ember - Kresek
2. Bahan
- Pupuk kandang - Multitonik
- Pupuk NPK - Fastac
- Dolomit

C. Budidaya Timun/ Mentimun


1. Persiapan Lahan 
Tanah diolah dengan dibajak atau dicangkul buat guludan dengan tinggi 50
cm, lebar 120 cm, jarak antar guludan 40 cm. Pemakaian mulsa plastik
disarankan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Pupuk dasar diberikan 4 -
7 hari sebelum tanam, yaitu SP - 36 20 g/tan. dan ZK plus 10 g/ tanaman.
2. Penanaman 
a. Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 40 cm,
lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
b.  Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam.
c. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim
hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.
d. Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.
3. Pemeliharaan 
a. Pengairan. Usahakan tanah dalam kondisi lembab, lahan yang
kekeringan menyebabkan tanaman stres dan buah pahit, pengairan
dilakukan 1 x seminggu.
b. Perambatan. Pemasangan lanjaran atau lurus diupayakan saat tanaman
berumur 2 minggu, selanjutnya disiapkan tali rapia 2 tingkat dengan
jarak 30 cm.
c. Penyiangan. Dilakukan untuk menghilangkan gulma.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman mentimun antara lain : oteng -
oteng (Epilachna sp.), Ulat, trips dan aphids. Apabila terdapat serangan
semprot tanaman dengan insektisida. Pada musim hujan sering terjadi serangan
kresek (Downy Mildew), antraknosa dan batang berlendir (Gummy Stem
Blight). Pada musim kemarau sering terdapat serangan virus ZYMV.
Pengendalian aphids bisa mengurangi penyebaran virus.
Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak.
Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda
serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis
(eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan
pestisida). Perlakuan terbaik adalah dengan jalan pencegahan (preventif).
HAMA THRIPS Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama
merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal
adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik
berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri. Selanjutnya bintik ini meluas
dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama ini
dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat
pada batang tanaman.
Cara lainnya adalah dengan jalan memasukkan larutan insektisida ke
sarangnya atau dilakukan penyemprotan insektisida pada tanaman.
JANGKRIK Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin
muda di lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian
potongannya ditinggalkan di tempat atau dibawa ke sarangnya.
Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips. PENYAKIT
DOWNY MILDEW serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas
cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan
daun yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas
menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya
jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun.
Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian bawah
daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan
penyemprotan fungisida seperti Benlate atau Dithane-45. POWDERY
MILDEW Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk
halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora
jamur ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun
menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan
pemberantasannya sama seperti pada penyakit Downy mildew.
 
5.Hama
a.   Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver). Kumbang daun
berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan
memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun
tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b.   Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) Ulat ini berwarna hitam dan menyerang
tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong
disekitar leher akar.
c.   Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.) Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat
menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah
sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural
METILAT.
d.    Kutu daun (Aphis gossypii Clover) Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna
kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala:
menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan
menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR
atau PESTONA.
 
6.Penyakit
a.    Busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi,
temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun
berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan
busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b.   Penyakit tepung (Powdery mildew ) Penyebab : Erysiphe cichoracearum.
Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban
tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih,
kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c.   Antraknose Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala:
bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-
sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang,
tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa
spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO
sebelum tanam.
d.   Bercak daun bersudut Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans.
Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning
dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah
menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e.    Virus Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic,
PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV);
Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii
Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun
berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan
mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA,
mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi
dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f.    Kudis (Scab) Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et
Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang
mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila
menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g.   Busuk buah Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson)
Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia
carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat
penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah
dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang
akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus:
bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah;
(4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen
yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7
derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

 
7. Panen dan Pasca Panen Mentimun
a. Panen
Merupakan saat yang dinanti-nantikan petani karena saat itulah
mereka akan menikmati hasil jerih payahnya Mentimun sudah mulai dapat
dipanen jika (a) buah mentimun berumur 32-35 HST. Buah mentimun
lokal untuk sayuran, asinan atau acar dipanen 42 hari setelah tanam
sedangkan mentimum suri dipanen setelah matang. Khusus untuk
mentimun Jepang, kriterianya pemanenan adalah
 (a) panjang 20-30 cm dan garis tengah 3-4 cm,
 (b) bentuk buah lurus dan kulit mulus dan
 (c) masih muda dan segar.
Buah dipanen pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dengan cara
memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Mentimun sayur dipanen 5-
10 hari sekali tergantung dari varietas dan ukuran/umur buah yang
dikehendaki. Dalam melakukan pemanenan juga memperhatikan ukuran
mentimun yang sesuai dengan permintaan pasar. Pasar swalayan
memerlukan mentimun sayur dengan dua kemasan yaitu:
1. mentimum acar yang panjang buahnya sekitar 10-15 cm, berbentuk
lurus, kulit mulus dan segar.
2. mentimum besar yang panjang buahnya 15-20 cm, berbentuk lurus,
kulis mulus dan segar. Perkembangan buah mentimum termasuk cepat.
Pada umumnya, kegiatan panen dilakukan setiap hari sampai akhir
masa panen. Setiap pemanenan, kumpulkan hasil panen di tempat
teduh atau gudang berventilasi, sebaiknya ditampung dalam keranjang
plastik.
 
      b.  Penanganan pasca panen.
Tujuan kegiatan ini adalah agar mentimun yang telah dipanen
terlindungi dari kerusakan fisik dan kebusukan sehingga mentimun
sampai ke konsumen tetap baik. Agar kualitas hasil panen dari
budidaya mentimun ini tetap terjaga, perlu dilakukan penanganan
pascapanen dengan baik. Diantaranya penyortiran buah mentimun
berdasarkan kualitas serta ukuran serta pengepakan/pengemasan yang
baik. Selanjutnya buah mentimun siap diangkat untuk dipasarkan.

1. Sortasi.
Kegiatan ini dilakukan memisahkan buah yang kurang baik
bentuknya atau bengkok, busuk atau rusak dari buah yang baik.
Untuk mentimun jepang dilakukan sortasi kualitas untuk sasaran
pasaran swalayan, buah mentimum diklasifikasikan sesuai dengan
kriteria kualitas yang diminta konsumen.
Kelas A: panjang 16-20cm, diameter 1,5 cm, bentuk buah bagus,
lurus bulat dan mulus.
Kelas B: panjang 20-23cm, diameter 2,0 cm bentuk buah bagus,
lurus, bulas dan Mulus.
Kelas C: buah afkiran yang panjangnya lebih dari 23 cm.

2. Kemasan
Pengemasan bertujuan untuk memudahkan dalam pengangkutan.
Untuk memenuhi permintaan pasar swalayan, mentimun biasanya
dikemas menggunakan plastik wrap-ing. Posisi buah diatur
sedemikian rupa, baik secara berdiri maupun ditidurkan bersusun
agar buah tidak patah pada saat pengangkutan ke pasar. Kritera di
luar grade mentimun acar dan mentimun besar termasuk ke grade C
dengan spesifikasi bentuk bengkok, kulit kurang mulus, tetapi
performa buah segar. Buah yang termasuk grade C bisa langsung
dikemas ke dalam karung jaring untuk dijual ke pasar tradisional.

3. Analisis Biaya Pelaksanaan Budidaya Tanaman Timun Di Pusat


Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Desa Bojongkondang.

a. Tabel Biaya Produksi


No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Harga Jumlah (Rp)
Satuan
1 Benih 4 Kaleng 25.000 100.000
2 Pupuk Kandang 100 Karung 7.000 600.000
3 NPK 20 Kg 3.000 60.000
4 Rapia 6 Gulung 25.000 150.000
5 Dance 1 PCS 37.000 37.000
6 Round Up 1 Botol 35.000 35.000
7 Bensin 15 Liter 10.000 100.000
8 Kresek 10 Bungkus 4.000 40.000
9 Pelastik Balong 1 Buah 23.000 23.000
10 Ajir 38 Lente 5.000 195.000
11 Jumlah 1.490.000
b. Tabel Upah Kerja
No Nama Kegiatan Harga Kegiatan Jumlah
1 Biaya Perawatan 10.000 60.000
2 Biaya Buka Lahan 20.000 140.000
Jumlah 200.000

Nama Kegiatan Hasil Panen Harga / Kg Jumlah Total


Pemanenan 537 Kg 3.500 1.879.000

c. Hasil
1. Penerimaan dan penjualan
Misalkan rata-rata Produk Tanaman 2 Ons, maka Produksi ditaksir
mencapai 537 Kg dari Populasi 2.500 Tanaman .

Hasil dari Panen selama 1 Periode sebanyak 537 Kg, dengan harga
Rp 3.500/Kg sehingga Penerimaan = 3.500 x 537 Kg

= 1.878.500
2. Laba ( Keuntungan Bersih )
Laba Kotor – Beban Usaha = Rp1.879.500 -1.690.000
= 189.500

3. Titik Impas

BTT (Biaya Tetap)


BEP=
1−BVR ¿ ¿ ¿

1.490.000
¿
1.690 .000
1−
1.879 .500

1.490.000
¿
1−0,89

1.490.000
¿
0,11

¿ 13.500

Anda mungkin juga menyukai