Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TANAMAN BUNCIS

DISUDUN OLEH :
KELOMPOK 5
ASWIN
RIFALDO
WINARTI
SARTIKA RAHMA
ALINI
PUTRI
NUR AGUNG NUARI

SMAN 14 SINJAI TP. 2017/2018


KATA PENGANTAR

          Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kenikmatan, nikmat sehat, nikmat makan,
dll. Tidak lupa sholawat beriringan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SWA. yang nantikan syafaatnya di yaumil kiayamah nanti.
            Alhamdulilah telah selesai penulisan Makalah buncis. Penulis tidak mampu
menyelesaikan ini sendiri tanpa bantuan berbagi pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Rasa terimakasih
ini penulis tunjukan kepada teman sekelompok
Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca. ini
masih banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami
harapkan guna menyempurnakan makalah  ini.

Sinjai, 20 November 2017

Kelompok 5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTARISI.................................................................................................................... iii.
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................ 1
C. Manfaat...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 3
A. Klasifikasi Tanaman Buncis Tegak............................................................................ 3
B. Botani Tanaman Buncis Tegak.................................................................................. 3
C. Syarat Tumbuh Tanaman Buncis Tegak.................................................................... 4
D.  Media Tanam............................................................................................................. 5
E.  Pupuk N Mutiara....................................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................... 8
B.  Bahan dan Alat.......................................................................................................... 8
C. Pelaksanaan Praktikum.............................................................................................. 8
D. Tata Letak Percobaan............................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 11
A.Hasil........................................................................................................................... 11
B.Pembahasan...............................................................................................................11
BABVPENUTUPAN........................................................................................................13
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 12
B.     Saran.......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 13
LAMPIRAN......................................................................................................................... 14

 BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
            Terdapat dua jenis tanaman buncis yang dibudidayakan, yaitu buncis tipe merambat dan
buncis tipe tegak. Buncis merambat membutuhkan rambatan untuk mendukung pertumbuhanya
sedangkan buncis tegak tidak membutuhkan rambatan.
            Buncis tegak cocok dibudidayakan sebagai tanaman sayuran dalam pot. Buncis tipe tegak
berbentuk perdu dengan ketinggian 30-50 cm sangat memungkinkan untuk ditanam disekitar
perkarangan, terutama didaerah perkotaan yang memiliki luas yang sempit.
            Penanaman buncis tegak dalam polybag memerlukan media yang sesuai agar
pertumbuhan dan hasil maksimal. Media tanam merupakan salah satu faktor penting dalam
budidaya tanaman dalam budidaya tanaman. Media tanam sebagai tempat tumbuh tanaman harus
dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya dapat menyediakan air, unsur
hara, dan memiliki porositas yang baik.
            Wadah media yang umum digunakan pada sayuran dalam polibag. Penggunaan polibag
pada tanaman sayuran dalam pot adalah efesien dalam penyiraman dan pemupukan, tanaman
dapat dipindah-pindah, mudah dalam pengendalian gulma, tidak memerlukan lahan luas, dan
nutrisi yang diberikan dapat diserap akar secara optimal.
            Terdapat dua jenis polibag, yaitu polibag bewarna hitam dan polibag bewarna putih.
Polibag bewarna hitam lebih banyak digunakan. Tedapat bebrapa ukuran polibag, dari yang
sangat kecil hingga besar. Penggunaan masing-masing ukuran polibag dengan umur dan jenis
tanaman. Penentuan disesuaikan dengan jenis tanaman dan perkembangan akar.
B. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
tabulampot.
2.      Untuk mengetahui pengaruh berbagi ukuran polibag terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman buncis tegak tabulampot.
3.      Untuk mengetahui interaksi berbagi pupuk kandang dan ukuran polibag terhadap
pertumbuhan dan hasil buncis tegak tabulampot.

C. Manfaat
1.      Dapat mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
2.      Dapat mengetahui pengaruh berbagai ukuran polibag terhadap pertumbuahan dan hasil
tanaman kacang buncis
3.      Dapat mengetahui interaksi berbagai pupuk kandang dan ukuran polibag terhaddap
pertumbuhan dan hasil bunsis tegak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Buncis Tegak


Nama ilmiah kacang buncis atau nama latin kacang buncis adalah Phaseolus vulgaris L.
Klasifikasi tumbuhan kacang buncis adalah sebagai berikut :
Kindom           : Plantea
Sub Kindom    : Viridiplantae
Infra Kindom  : Streptophyta
Super Devisi    : Embryophyta
Devisi              : Tracheophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Super Ordo      : Rosanae
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Genus              : Phaseolus
Spesies             : Phaseolus vulgaris L

B. Botani Tanaman Buncis Tegak


Tanaman Buncis termasuk tanaman semusim yang di bedakan atas dua tipe pertumbuhan, yaitu
tipe merambat dan tipe tegak. Kacang Buncis tipe merambat umumnya berbatang memanjang
setinggi 2-3 meter, sedangkan tipe Buncis tegak mempuyai batang pendek setinggi 50-60 cm.
Batang tanaman Buncis umumnya berbuku-buku, yang merupakan tempat melekat tangkai daun.
Daun Buncis bersifat majemuk, dan helai daunnya berbentuk  jorong segi tiga (Rukmana, 1994).
Tanaman buncis memiliki akar tunggang yang dapat menembus tanah sampai pada kedalaman
±1 meter. Akar-akar yang tumbuh mendatar dari pangkal batang umumnya menyebar pada
kedalaman sekitar 60 – 90 cm. Sebagian akar –akarnya mebentuk bintil-bintil yang merupakan
sumber utama unsur Nitrogen dan sebagian lagi tanpa nodula yang fungsinya antara lain
menyerap air dan unsur hara (Setianingsih dan Khaerodin, 1991).
Kacang buncis termasuk tanaman menyerbuk sendiri,  tetapi persilangan alami sering terjadi
meskipun dalam jumlah atau persentase sangat sedikit. Bunga buncis mekar pada pagi hari
sekitar jam 07.00-0800 WIB. Dari proses-proses penyerbukan bunga akan dihasilkan  buah yang
disebut polong. Polong buncis berbentuk panjang bulat atau panjang pipih dengan panjang
berkisar antara 12-13cm (Rukmana, 1994).

C. Syarat Tumbuh Tanaman Buncis Tegak


Tanaman buncis memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh dengan baik,
yaitu:
1)      Iklim  
Tanaman Buncis dapat tumbuh baik apabila ditanaman di dataran tinggi yaitu pada ketinggian
1000-1500 meter dpl. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk di tanam pada daerah dengan
ketinggian 500-600 meter dpl.

Temperatur udara yang paling baik untuk tanaman Buncis berkisar antara  20-500C. Di luar
kisaran temperatur tersebut produksinya tidak maksimal. Umumnya tanaman Buncis
menghendaki kelembaban  50-60%,  kondisi terlalu lembab dapat mengundang hama dan
penyakit  sehingga dapat mengancam pertumbuhan tanaman (Setiawan, 1994).
2)      Curah Hujan
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1.500 - 2.500 mm
per tahun.  Tanaman ini paling baik ditanam pada akhir musim kemarau (menjelang musim
hujan) atau akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak
begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal tanaman buncis, fase
pengisian, dan pemasakan polong. Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit
bercak bila curah hujan terlalu tinggi.
3)      Suhu
Suhu udara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis adalah 20 - 25°C. Pada suhu kurang dari
20 °C tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat dan jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, pada
suhu udara yang lebih tinggi dari 25°C banyak polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses
pernapasan (respirasi) lebih besar dari pada proses fotosintesis pada suhu tinggi.

4)      Cahaya
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Umumnya tanaman buncis
membutuhkan cahaya matahari yang besar atau sekitar 400 - 800 footcandles. Oleh karena itu,
tanaman buncis termasuk tanaman yang tidak membutuhkan naungan.
5)      Kelembapan udara
Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis sekitar 50 - 60 % (sedang). Kelembapan ini
agak sulit diukur, tetapi dapat diperkirakan dari lebat dan rimbunnya tanaman. Kelembapan yang
terlalu tinggi dapat mempengaruhi terhadap tingginya serangan hama dan penyakit. Beberapa
jenis aphids (kutu) dapat berkembang biak dengan cepat pada kelembapan 70-80%.
6)      Tanah
Tanah yang cocok bagi tanaman Buncis adalah Regosol, Latosol dan Andosol yang merupakan
tanah lempung ringan dan memiliki draenase yang baik. Sifat tanah untuk Buncis gembur, remah
dan keasaman (pH) adalah berkisar 5,5-6.   

D. Media Tanam
            Media tanam yang digunakan disini yaitu menggunakan polibag. Adapun komposisi
media tanam yaitu menggunakan tanah dan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan
yaitu menggunakan pupuk kandang sapi, ayam dan kambing. Komposisi unsur hara yang
terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan
yang diberikan pada hewan tersebut.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Namun
secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk
kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena
itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
1)      Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat atau selulosa
merupakan senyawa rantai karbon yang akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses
dekomposisi senyawa tersebut memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran. Sehingga
kotoran sapi tidak dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar, perlu pematangan atau
pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk diaplikasikan tanpa pengomposan, akan terjadi
perebutan unsur N antara tanaman dengan proses dekomposisi kotoran.
Selain serat, kotoran sapi memiliki kadar air yang tinggi. Atas dasar itu, para petani sering
menyebut kotoran sapi sebagai pupuk dingin. Tingginya kadar air juga membuat ongkos
pemupukan menjadi mahal karena bobot pupuk cukup berat. Kotoran sapi telah dikomposkan
dengan sempurna atau telah matang apabila berwarna hitam gelap, teksturnya gembur, tidak
lengket, suhunya dingin dan tidak berbau.
2)      Pupuk Kandang Ayam
Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena reaksinya yang cepat, cocok dengan
karakter sayuran daun yang rata-rata mempunyai siklus tanam pendek. Pupuk ini mempunyai
kandungan unsur hara N yang relatif tinggi dibanding pupuk kandang jenis lain. Terlebih lagi,
unsur N dalam kotoran ayam bisa diserap tumbuhan secara langsung, sehingga relatif tidak perlu
proses dekomposisi terlebih dahulu.
Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan sekam padi, terutama
untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi digunakan para peternak ayam sebagai alas
kandang. Ketika kandang dibersihkan kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam
padi ikut memperkaya zat hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung
unsur P yang lebih tinggi.
Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa bibit penyakit terutama bakteri
jenis Salmonella. Oleh karena itu pemanfaatannya harus hati-hati dan digunakan sesuai
kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah penggunaan obat-obatan dan hormon pada peternakan
ayam akan terbawa kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para
petani sayur organik.
3)      Pupuk Kandang Kambing
Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar dipecah secara fisik. Kotoran
kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum digunakan hingga pupuk menjadi matang.
Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau.
Kotoran kambing memiliki kandungkan K yang lebih tinggi dibandingkan jenis pupuk kandang
lainya. Pupuk ini sangata cocok diterpkan pada paruh pemupukan kedua untuk merangsang
tumbuhnya bunga dan buah.
D. Pupuk N Mutiara
Pupuk NPK Mutiara adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung sedikitnya 5
unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Pupuk ini berbentuk butiran
granul berwarna biru pudar yang biasanya dikemas dalam kemasan plastik. Pupuk NPK Mutiara
dibuat menggunakan proses Odda melalui pelarutan batuan fosfat menggunakan asam nitrat.
Pupuk NPK Mutiara hingga saat ini masih diimpor dari Norwegia oleh karenanya harganya
masih tergolong cukup mahal, yakni Rp. 25.000,- per 900 gram-nya. Kendati sangat mahal,
pupuk ini tetap laris dipasaran karena khasiatnya yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman
dengan reaksi yang cukup cepat. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:
Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan MgO yang sangat dibutuhkan
tanaman.
Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile dan cepat bereaksi pada tanaman.
Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah.
Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya pemupukan relatif lebih kecil.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat


            Waktu praktikum dimulai pada 28 Oktober 2016. Tempat Praktikum di Kebun Percobaan
STIPER Dharma Wacana Metro.
B. Alat dan bahan
Alat:
1)      Cangkul
2)      Sprayer
3)      Timbangan
4)      Gunting
5)      Gembur
6)      Alat tulis
Bahan :
1)      Tanah
2)      Kompos kotoran kambing
3)      Kompos kotoran sapi
4)      Kompos kotoran ayam
5)      Sekam padi
6)      Pupuk NPK mutiara
7)      Insektisida
8)      Fungisida
9)      Polibag
C. Pelaksanaan Praktikum
            Persiapan praktikum meliuti penyiapan lokasi dan bahan praktikum. Lokasi praktikum
diratakan dan dibersihkan dari gulma. Selanjutnya persiapan bahan yang digunakan dalam
praktikum meliputi penyediaan tanah, pupuk kandang pupuk kandang kotoran sapi, pupuk
kandang kotoran kambing, pupuk kandang kotoran ayam dan sekam padi. Masing-masing media
tanam diaduk sesuai dengan perlakuan diterapkan. Pencampuran media tanam dengan
perbandingan 1:1:1. Media tanam yang telah diaduk dengan perlakuan kemudian dimasukan
kedalam polibag sesuai dengan perlakuan. Polibag yang digunakan adalah polibag warna hitam
dengan diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm.
            Setelah seluruh polibag diisi media tanam sesuai dengan perlakuan selanjutnya polibag
disusun dilokasi praktikum sesuai dengan letak yang telah dibuat. Sebelum dilakukan penananam
media dalam polibag disiram dengan menggunakan air hingga kapasitas lapang. Untuk
menghindari serangan hama dan penyakit, sebelum tanaman media disiram dengan insektisida
dan fungisida.
            Penanaman dilakukan secara langsung (tanpa semai) dengan jumlah benih 1 benih per
polibag. Benih ditanam dengan kedalaman 0,5 cm – 1 cm. Untuk menghindari benih yang telah
ditanam dimakan hama, setelah penanamn media tanam ditaburkan insektisida furadan.
            Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyulaman, pembubunan, pemupukan,
penyiraman, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan
satu minggu setelah tanam yaitu pada benih yang tidak tumbuh atau yang pertumbuhanya tidak
sempurna. Pembubunan dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, selanjutnya pemupukan
dilakukan setiap minggu. Pupuk yang diberikan yaitu pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dengan
dosis 2 gr/l. Diaplikasikan dengan pengocoran dengan dosis 250 ml setiap aplikasi.
            Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan gembor
hingga kapasitas lapang. Jika kondsi media telah basah karena aor hujan maka penyiraman
dihentikan. Penyiangan gulma dilakukan pada gulma yang tumbuh dimedia tanam dan disekitar
polibag. Pada gulma yang tumbuh dimeddia tanam penyiangan dilakukan dengan cara dijabut,
sedangkan gulma yang tumbuh disekitar polibag penyiangan dilakukan dengan menggunakan
cangkul. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida atau
fungisida tergantung dari tingkat serangan hama dan penyakit.

D. Tata Letak Percobaan

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3


A1B3
A1B1 A1B2 A3B3
A3B1 A3B2 A1B1
A1B2 A1B1 A2B1
A2B2 A2B1 A1B2
A1B3 A1B3 A2B3
A2B1 A2B2 A3B1
A3B2 A3B1 A3B2
A3B3 A3B3 A2B2
A2B3 A2B3

Keterangan
A1B1              = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 20 cm
A2B1              = Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 20 cm
A3B1              = Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 20 cm
A1B2              = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 30 cm
A2B2              = Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 30 cm
A3B2              = Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 30 cm
A1B3              = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 40 cm
A2B3              = Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 40 cm
A3B3              = Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 40 cm

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
B. Pembahasan
            Dari hasil praktikum tanaman kacang buncis ini dapat diketahui bahwa pada lima minggu
setelah tanam tanaman buncis sudah mulai mengeluarkan bungga. Dari hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa tanaman pada minggu pertama banyak yang tumbuh, sekitar 80% benih tumbuh
semua. Pada mingu kedua dilakukan penyulaman pada benih yang tidak tumbuh sehingga
tanaman 85% tumbuh. Pada ulangan 1 dan 2 tanaman dapat tumbuh normal, namun pada
ulangan ke 3 banayak terjadi kejangalan yang menyebabkan tanaman banyak tidak tumbuh.
            Pada praktikum ini banyak tanaman yang tidak tumbuh dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Atara lain dapat terjadi karena perawatan yang kurang. Perawatan tanaman yang kurang
dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh. Dapat pula disebabkan oleh kurangnya penyiraman
yang dilakukan. Tanaman yang sanggat membutuhkan air untuk berbagai proses metabolisme
dalam tumbuhan. Pada proses fotosintesis air sebagai bahan baku proses fotosintesis, apabila air
kurang maka fotosintesis berkurang sehingga metabolisme tidak terjadi sempurna. Selain itu
dapat pula disebabkan oleh penanam benih yang terlalu dalam. Penanaman benih yang terlalu
dapat menyebabkan benih tidak tumbuh. Tidak tumbuhnya benih juga dapat terjadi karena
adanya hama atau penyakit.
            Untuk pemupukan dilakukan setiap seminggu sekali. Pemupukan dengan menggunakan
gelas aqua mineral yang berkapasitas 250 ml. Pemupukan dilakukan dengan sistem kocor, dalam
pengocoran air yang telah dicampur dengan pupuk NPK mutiara tidak boleh terkena daun karena
dapat menyebabkan daun menjadi terbakar/mati.
            Dalam budidaya buncis dilakukan pemberian ajir, yag dilakukan ketika tanaman sudah
mulai tumbuh sekitar 10 cm dapat diberi ajir dengan menggunakan bambu belah yang tingginya
sekitar 40 cm dan diletakan 10 cm dari tanaman. Pemberianajir ini bertujuan untuk menopang
batang tanaman agar tidak jatuh. Sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
            Penyiangan dapat menghilangan gulma bagi tanaman, sehingga tanaman dapat menyerap
mineral yang telah tersedia tadi. Penyiangan disekitar polibag juga dapat mengurangi hama
tanaman, dan memberikan kesan yang indah.
            Proses pembubunan dilakukan sesudah 2 minggu seelah tanam. Pada polibag yang benih
tidak tumbuh tanahnya diambil untuk menambah tanah pada tanaman buncis yang tumbuh,
sehingga tanah pada polibag dapat terisi penuh.

BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan diatas dengan menggunakan polibag diameter 30 cm dan
campuran tanah + pupuk kandang kotoran sapi dapat menjadikan tanaman dapat tumbuh normal.
Tidak tumbuhnya benih dikarenakan beberapa faktor, antara lain karena penanam benih yang
terlalu dalam, tidak tercukupinya air, perawatan yang tidak bagus, dan karena hama atau
penyakit.
B. Saran
            Dalam penanam buncis tegak ini hendaknya dalam budidaya memerhatikan syarat
tumbuh tanaman. Selain dalam memerhatikan syarat tumbuh dalam penanaman juga
memerhatikan kedalaman tanam, agar tidak terlalu dalam. Selanjutnya dalam pemeliharaan
meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan disarankan selalu rutin. Dalam pengendalian
gulma wajib diperhatikan, agar tanaman dapat tumbuh bagus.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-kacang-buncis/
http://alamtani.com/pupuk-kandang.html
http://pupuklopedia.blogspot.com/2014/07/pupuk-npk-mutiara.html

Anda mungkin juga menyukai