TANAMAN BUNCIS
DISUDUN OLEH :
KELOMPOK 5
ASWIN
RIFALDO
WINARTI
SARTIKA RAHMA
ALINI
PUTRI
NUR AGUNG NUARI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kenikmatan, nikmat sehat, nikmat makan,
dll. Tidak lupa sholawat beriringan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SWA. yang nantikan syafaatnya di yaumil kiayamah nanti.
Alhamdulilah telah selesai penulisan Makalah buncis. Penulis tidak mampu
menyelesaikan ini sendiri tanpa bantuan berbagi pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Rasa terimakasih
ini penulis tunjukan kepada teman sekelompok
Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca. ini
masih banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami
harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTARISI.................................................................................................................... iii.
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................ 1
C. Manfaat...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 3
A. Klasifikasi Tanaman Buncis Tegak............................................................................ 3
B. Botani Tanaman Buncis Tegak.................................................................................. 3
C. Syarat Tumbuh Tanaman Buncis Tegak.................................................................... 4
D. Media Tanam............................................................................................................. 5
E. Pupuk N Mutiara....................................................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................... 8
B. Bahan dan Alat.......................................................................................................... 8
C. Pelaksanaan Praktikum.............................................................................................. 8
D. Tata Letak Percobaan............................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 11
A.Hasil........................................................................................................................... 11
B.Pembahasan...............................................................................................................11
BABVPENUTUPAN........................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 13
LAMPIRAN......................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Terdapat dua jenis tanaman buncis yang dibudidayakan, yaitu buncis tipe merambat dan
buncis tipe tegak. Buncis merambat membutuhkan rambatan untuk mendukung pertumbuhanya
sedangkan buncis tegak tidak membutuhkan rambatan.
Buncis tegak cocok dibudidayakan sebagai tanaman sayuran dalam pot. Buncis tipe tegak
berbentuk perdu dengan ketinggian 30-50 cm sangat memungkinkan untuk ditanam disekitar
perkarangan, terutama didaerah perkotaan yang memiliki luas yang sempit.
Penanaman buncis tegak dalam polybag memerlukan media yang sesuai agar
pertumbuhan dan hasil maksimal. Media tanam merupakan salah satu faktor penting dalam
budidaya tanaman dalam budidaya tanaman. Media tanam sebagai tempat tumbuh tanaman harus
dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman, diantaranya dapat menyediakan air, unsur
hara, dan memiliki porositas yang baik.
Wadah media yang umum digunakan pada sayuran dalam polibag. Penggunaan polibag
pada tanaman sayuran dalam pot adalah efesien dalam penyiraman dan pemupukan, tanaman
dapat dipindah-pindah, mudah dalam pengendalian gulma, tidak memerlukan lahan luas, dan
nutrisi yang diberikan dapat diserap akar secara optimal.
Terdapat dua jenis polibag, yaitu polibag bewarna hitam dan polibag bewarna putih.
Polibag bewarna hitam lebih banyak digunakan. Tedapat bebrapa ukuran polibag, dari yang
sangat kecil hingga besar. Penggunaan masing-masing ukuran polibag dengan umur dan jenis
tanaman. Penentuan disesuaikan dengan jenis tanaman dan perkembangan akar.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
tabulampot.
2. Untuk mengetahui pengaruh berbagi ukuran polibag terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman buncis tegak tabulampot.
3. Untuk mengetahui interaksi berbagi pupuk kandang dan ukuran polibag terhadap
pertumbuhan dan hasil buncis tegak tabulampot.
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak
2. Dapat mengetahui pengaruh berbagai ukuran polibag terhadap pertumbuahan dan hasil
tanaman kacang buncis
3. Dapat mengetahui interaksi berbagai pupuk kandang dan ukuran polibag terhaddap
pertumbuhan dan hasil bunsis tegak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Temperatur udara yang paling baik untuk tanaman Buncis berkisar antara 20-500C. Di luar
kisaran temperatur tersebut produksinya tidak maksimal. Umumnya tanaman Buncis
menghendaki kelembaban 50-60%, kondisi terlalu lembab dapat mengundang hama dan
penyakit sehingga dapat mengancam pertumbuhan tanaman (Setiawan, 1994).
2) Curah Hujan
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1.500 - 2.500 mm
per tahun. Tanaman ini paling baik ditanam pada akhir musim kemarau (menjelang musim
hujan) atau akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak
begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal tanaman buncis, fase
pengisian, dan pemasakan polong. Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit
bercak bila curah hujan terlalu tinggi.
3) Suhu
Suhu udara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis adalah 20 - 25°C. Pada suhu kurang dari
20 °C tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat dan jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, pada
suhu udara yang lebih tinggi dari 25°C banyak polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses
pernapasan (respirasi) lebih besar dari pada proses fotosintesis pada suhu tinggi.
4) Cahaya
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Umumnya tanaman buncis
membutuhkan cahaya matahari yang besar atau sekitar 400 - 800 footcandles. Oleh karena itu,
tanaman buncis termasuk tanaman yang tidak membutuhkan naungan.
5) Kelembapan udara
Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis sekitar 50 - 60 % (sedang). Kelembapan ini
agak sulit diukur, tetapi dapat diperkirakan dari lebat dan rimbunnya tanaman. Kelembapan yang
terlalu tinggi dapat mempengaruhi terhadap tingginya serangan hama dan penyakit. Beberapa
jenis aphids (kutu) dapat berkembang biak dengan cepat pada kelembapan 70-80%.
6) Tanah
Tanah yang cocok bagi tanaman Buncis adalah Regosol, Latosol dan Andosol yang merupakan
tanah lempung ringan dan memiliki draenase yang baik. Sifat tanah untuk Buncis gembur, remah
dan keasaman (pH) adalah berkisar 5,5-6.
D. Media Tanam
Media tanam yang digunakan disini yaitu menggunakan polibag. Adapun komposisi
media tanam yaitu menggunakan tanah dan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan
yaitu menggunakan pupuk kandang sapi, ayam dan kambing. Komposisi unsur hara yang
terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan
yang diberikan pada hewan tersebut.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Namun
secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk
kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena
itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
1) Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat atau selulosa
merupakan senyawa rantai karbon yang akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses
dekomposisi senyawa tersebut memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran. Sehingga
kotoran sapi tidak dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar, perlu pematangan atau
pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk diaplikasikan tanpa pengomposan, akan terjadi
perebutan unsur N antara tanaman dengan proses dekomposisi kotoran.
Selain serat, kotoran sapi memiliki kadar air yang tinggi. Atas dasar itu, para petani sering
menyebut kotoran sapi sebagai pupuk dingin. Tingginya kadar air juga membuat ongkos
pemupukan menjadi mahal karena bobot pupuk cukup berat. Kotoran sapi telah dikomposkan
dengan sempurna atau telah matang apabila berwarna hitam gelap, teksturnya gembur, tidak
lengket, suhunya dingin dan tidak berbau.
2) Pupuk Kandang Ayam
Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena reaksinya yang cepat, cocok dengan
karakter sayuran daun yang rata-rata mempunyai siklus tanam pendek. Pupuk ini mempunyai
kandungan unsur hara N yang relatif tinggi dibanding pupuk kandang jenis lain. Terlebih lagi,
unsur N dalam kotoran ayam bisa diserap tumbuhan secara langsung, sehingga relatif tidak perlu
proses dekomposisi terlebih dahulu.
Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan sekam padi, terutama
untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi digunakan para peternak ayam sebagai alas
kandang. Ketika kandang dibersihkan kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam
padi ikut memperkaya zat hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung
unsur P yang lebih tinggi.
Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa bibit penyakit terutama bakteri
jenis Salmonella. Oleh karena itu pemanfaatannya harus hati-hati dan digunakan sesuai
kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah penggunaan obat-obatan dan hormon pada peternakan
ayam akan terbawa kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para
petani sayur organik.
3) Pupuk Kandang Kambing
Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar dipecah secara fisik. Kotoran
kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum digunakan hingga pupuk menjadi matang.
Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau.
Kotoran kambing memiliki kandungkan K yang lebih tinggi dibandingkan jenis pupuk kandang
lainya. Pupuk ini sangata cocok diterpkan pada paruh pemupukan kedua untuk merangsang
tumbuhnya bunga dan buah.
D. Pupuk N Mutiara
Pupuk NPK Mutiara adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang mengandung sedikitnya 5
unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Pupuk ini berbentuk butiran
granul berwarna biru pudar yang biasanya dikemas dalam kemasan plastik. Pupuk NPK Mutiara
dibuat menggunakan proses Odda melalui pelarutan batuan fosfat menggunakan asam nitrat.
Pupuk NPK Mutiara hingga saat ini masih diimpor dari Norwegia oleh karenanya harganya
masih tergolong cukup mahal, yakni Rp. 25.000,- per 900 gram-nya. Kendati sangat mahal,
pupuk ini tetap laris dipasaran karena khasiatnya yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman
dengan reaksi yang cukup cepat. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:
Mengandung unsur hara NPK sekaligus hara mikro CaO dan MgO yang sangat dibutuhkan
tanaman.
Dibuat menggunakan proses Odda sehingga bersifat mobile dan cepat bereaksi pada tanaman.
Menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah.
Pengapliaksiannya yang cukup mudah sehingga biaya pemupukan relatif lebih kecil.
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan
A1B1 = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 20 cm
A2B1 = Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 20 cm
A3B1 = Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 20 cm
A1B2 = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 30 cm
A2B2 = Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 30 cm
A3B2 = Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 30 cm
A1B3 = Tanah + pupuk kandang sapi polibag diameter 40 cm
A2B3 = Tanah + pupuk kandang ayam polibag diameter 40 cm
A3B3 = Tanah + pupuk kandang kambing polibag diameter 40 cm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum tanaman kacang buncis ini dapat diketahui bahwa pada lima minggu
setelah tanam tanaman buncis sudah mulai mengeluarkan bungga. Dari hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa tanaman pada minggu pertama banyak yang tumbuh, sekitar 80% benih tumbuh
semua. Pada mingu kedua dilakukan penyulaman pada benih yang tidak tumbuh sehingga
tanaman 85% tumbuh. Pada ulangan 1 dan 2 tanaman dapat tumbuh normal, namun pada
ulangan ke 3 banayak terjadi kejangalan yang menyebabkan tanaman banyak tidak tumbuh.
Pada praktikum ini banyak tanaman yang tidak tumbuh dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Atara lain dapat terjadi karena perawatan yang kurang. Perawatan tanaman yang kurang
dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh. Dapat pula disebabkan oleh kurangnya penyiraman
yang dilakukan. Tanaman yang sanggat membutuhkan air untuk berbagai proses metabolisme
dalam tumbuhan. Pada proses fotosintesis air sebagai bahan baku proses fotosintesis, apabila air
kurang maka fotosintesis berkurang sehingga metabolisme tidak terjadi sempurna. Selain itu
dapat pula disebabkan oleh penanam benih yang terlalu dalam. Penanaman benih yang terlalu
dapat menyebabkan benih tidak tumbuh. Tidak tumbuhnya benih juga dapat terjadi karena
adanya hama atau penyakit.
Untuk pemupukan dilakukan setiap seminggu sekali. Pemupukan dengan menggunakan
gelas aqua mineral yang berkapasitas 250 ml. Pemupukan dilakukan dengan sistem kocor, dalam
pengocoran air yang telah dicampur dengan pupuk NPK mutiara tidak boleh terkena daun karena
dapat menyebabkan daun menjadi terbakar/mati.
Dalam budidaya buncis dilakukan pemberian ajir, yag dilakukan ketika tanaman sudah
mulai tumbuh sekitar 10 cm dapat diberi ajir dengan menggunakan bambu belah yang tingginya
sekitar 40 cm dan diletakan 10 cm dari tanaman. Pemberianajir ini bertujuan untuk menopang
batang tanaman agar tidak jatuh. Sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Penyiangan dapat menghilangan gulma bagi tanaman, sehingga tanaman dapat menyerap
mineral yang telah tersedia tadi. Penyiangan disekitar polibag juga dapat mengurangi hama
tanaman, dan memberikan kesan yang indah.
Proses pembubunan dilakukan sesudah 2 minggu seelah tanam. Pada polibag yang benih
tidak tumbuh tanahnya diambil untuk menambah tanah pada tanaman buncis yang tumbuh,
sehingga tanah pada polibag dapat terisi penuh.
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan diatas dengan menggunakan polibag diameter 30 cm dan
campuran tanah + pupuk kandang kotoran sapi dapat menjadikan tanaman dapat tumbuh normal.
Tidak tumbuhnya benih dikarenakan beberapa faktor, antara lain karena penanam benih yang
terlalu dalam, tidak tercukupinya air, perawatan yang tidak bagus, dan karena hama atau
penyakit.
B. Saran
Dalam penanam buncis tegak ini hendaknya dalam budidaya memerhatikan syarat
tumbuh tanaman. Selain dalam memerhatikan syarat tumbuh dalam penanaman juga
memerhatikan kedalaman tanam, agar tidak terlalu dalam. Selanjutnya dalam pemeliharaan
meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan disarankan selalu rutin. Dalam pengendalian
gulma wajib diperhatikan, agar tanaman dapat tumbuh bagus.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-kacang-buncis/
http://alamtani.com/pupuk-kandang.html
http://pupuklopedia.blogspot.com/2014/07/pupuk-npk-mutiara.html