Anda di halaman 1dari 6

PENYULUH PERTANIAN BERKELANJUTAN

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH


(LPM)

A. Judul : Vertikultur sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan lahan


pekarangan
B. Tujuan : Setelah adanya penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu menjadi
terinspirasi untuk menata lahan pekarangan kelompok agar lebih
tertata dan terberdayakan secara optimal lahan terbatas yang ada di
kampung.
C. Metode : Ceramah dan diskusi
D. Media : Poster dan video
E. Alat Bantu : Laptop dan LCD
F. Waktu/Tgl : 60 Menit/ 3 Januari 2022
G. Tempat : Rumah ibu Nyaik selaku ketua kelompok ibu-ibu dawis.

Pokok Waktu
No. Uraian Kegiatan Keterangan
Kegiatan (menit)
1. − Pendahuluan − Salam − 10’ − PP memberikan salam
− Perkenalan pembuka dan diteruskan
− Climate setting dengan obrolan yang
− Menyampaikan difokuskan pada materi yang
tujuan dipelajari.

− Motivasi − Menjelaskan kepada sasaran


suluh tentang tujuan
diadakannya penyuluhan dan
hasil yang akan dicapai.
2. − Isi / Materi − Menjelaskan − 40’ − PP mengenalkan tentang
terkait vertikultur budidaya tanaman
Dengan bantuan menggunakan metode
poster vertikultur
- Penampilan − PP memberikan percontohan
video penerapan vertikultur
- Demonstrasi sederhana dengan
cara memanfaatkan barang bekas
- Permainan dan sisa dapur.
− PP memberikan permainan
sebagai ajang penilaian
terhadap pemahaman ibu-ibu
terkait materi vertikultur
3. − Pengakhiran − Evaluasi − 15- − Melemparkan kesempatan
− Kesimpulan 20’ kepada ibu-ibu untuk
− RTL menyampaikan pertanyaan
− Penutup maupun pernyataan.
− Menyimpulkan hasil
pertemuan pada kegiatan
penyuluhan tersebut.
− Sebelum ditutup perlu
dibahas terkait rencana
kelanjutan untuk
menindaklanjuti materi
penyuluhan sesuai
kesepakatan bersama.
− Mengakhiri dengan
memberikan salam penutup
kepada seluruh ibu-ibu yang
hadir.
SINOPSIS

Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama dengan bercocok tanam
di kebun atau di sawah. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris
(vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter
mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20
batang tanaman. Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan
menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertical, atau dapat
dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan
demikian penanaman dengan system vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat
yang tinggal di kota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk
budidaya tanaman. Banyak sedikitnya tanaman yang akan dibudidayakan bergantung pada
model wadah yang kita gunakan.

Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (seperti seledri,
pack-choy, selada, dll) dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas. Keunggulan
Teknik Vertikultur : (1). Hemat lahan dan air, (2). Mendukung pertanian organic, (3). Wadah
media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat, (4). Umur tanaman relative pendek, (5).
Pemeliharaan tanaman relative sederhana, (6). Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
Vertikultur dapat dikerjakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan peralatan yang ada di
sekitar kita. Pemilihan wadah media sebaiknya dipilih dari bahan yang cukup kokoh dan
mampu berdiri tegak.

Beberapa rancangan wadah media yang umum digunakan adalah :


(a). Kolom wadah media disusun secara vertical. Setiap wadah disusun dalam posisi
tegak/berdiri dan diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang
tanam. (b). Kolom wadah media disusun secara horizontal. Setiap wadah dibuat dalam bentuk
kolom secara mendatar (pot, polybag, kresek) yang kemudian disusun dalam rak-rak kea rah
vertical. (c). Wadah media gantung. Wadah media disusun saling berhubungan lalu digantung,
sehingga menyerupai pot-pot gantung.
Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur tetap harus
memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan),
disamping itu penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa
bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek,
dll). Harus diperhatikan pula pembuatan bangunan vertikultur, penyiapan media tumbuh
tanaman (pupuk organic + tanah), pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan,
tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih
sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan
vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.

Alat dan Bahan : Paralon ukuran minimal 5 inci, sebaiknya ukuran tinggi maksimalnya
1 meter saja supaya tidak ketinggian. Kalau ketinggian, panen sayurnya bisa kesulitan, Gergaji,
Meteran, Spidol atau pensil untuk menandai, Pemanas, bisa obor, tungku bakaran sampah,
atau las pemanas (ga tau apa namanya, yang penting bisa menghasilkan api yang cukup
besar), Pot atau baskom bekas (atau apa saja yang bisa dijadikan wadah untuk pot), Semen
dan pasir, Cat. Dari bahan ini, yang perlu dibeli mungkin hanya semen, pasir dan cat, itupun
secukupnya saja. Jika semua bahan sudah tersedia di rumah karena hasil sisa-sisa
pembangunan, maka biaya dapat dihemat.

Cara Membuat : Buat empat titik sentral di bagian atas atau bawah lubang paralon,
gunanya untuk membagi paralon menjadi empat sisi yang sama, untuk membuat lubang-lubang
pada ke empat sisi tersebut, titik sentral ini akan menjadi acuan dalam menarik garis lurus untuk
digergaji. Membuat Titik Sentral, dengan membuat garis atau tanda untuk lubang di dinding
paralon dengan acuan titik sentral tadi. Jarak antar garis atas bawah masing-masing 20cm.
Lebar garis 10cm, buat garis-garis tersebut selang-seling. Sisi yang berhadapan depan
belakang posisi garis-garisnya sama. Setelah semua garis jadi, gergaji sesuai
ukuran. Panaskan sisi bagian atas dari garis yang digergaji sampai agak lunak, lalu tekuk ke
dalam menggunakan kain lap agar tangan tidak kepanasan. Tahan sebentar, kemudian
lepaskan, dengan sendirinya paralon akan mengeras bila sudah dingin. Menyiapkan semen dan
pot, vertikultur paralon sudah pasti memiliki bentuk memanjang dan penampangnya kecil. Jika
tidak diberi pemberat, maka paralon akan mudah jatuh bila diterpa angin atau disentuh, apalagi
kalau kita masukkan media tanam dan tanaman kita membesar nantinya. Maka untuk
menghindari hal itu, di bagian bawah paralon harus kita cor alias semen di dalam pot yang
ukurannya disesuaikan. aTegakkan paralon dan pastikan posisinya lurus di dalam pot atau
baskom (tidak perlu sampai menyentuh dasar pot), lalu masukkan adukan semen tadi ke dalam
pot sampai tinggi secukupnya. Siram pot dengan air sampai penuh agar dihasilkan cor yang
keras. Semen yang keras ini akan menjadi pemberat bagi paralon.
Selain tanaman semusim seperti seledri, phak-choy , selada, kangkung darat, dll, pohon obat
juga sangat baik untuk ditanam dalam metode ini. Tidak hanya itu, kombinasi tanaman buah
dalam pot akan membuat isi dari “kebun” menjadi lebih solid. Selanjutnya mungkin
tergantung pada bagaimana memperlakukan dan merawat tanaman vertikultture. Tidak
mustahil bila hasilnya memuaskan sehingga bisa dijual sebagai penghasilan tambahan. Dalam
pertanian keluarga, hasil panen biasanya lebih sehat dan lebih ramah lingkungan karena bebas
pestisida (karena sebaiknya tidak menggunakannya).

Untuk perawatan, beberapa hal utama yang perlu Anda lakukan adalah :
(1). Menyiram tanaman setiap pagi, namun jangan terlalu berlebihan. (2). Pastikan tanaman
menerima sinar matahari penuh setiap hari. (3). Buang daun-daun dan cabang yang rusak
secara rutin, termasuk juga rumput liar. (4). Pupuk secara berkala (sekitar 2 minggu sekali),
dianjurkan menggunakan pupuk organik/kompos.

Setiap sistem bertanam memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Hal tersebut
juga berlaku pada vertikultur. Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk bertanam
secara vertikultur, Anda perlu mengetahui kelebihan dan kekurangannya sebagai wawasan
dasar.

Kelebihan

Karena disusun secara vertikal, sistem bertanam ini sudah jelas dapat mengefisiensikan
penggunaan lahan. Penanaman yang dilakukan secara vertikal dapat mencegah pertumbuhan
gulma sehingga Anda tidak perlu menyiangi gulma terlalu sering. Jika wadah yang digunakan
adalah pot atau polibag, tanaman mudah dipindahkan ke tempat yang lain.

Sistem ini dapat membuat penggunaan pupuk menjadi lebih hemat karena pupuk
langsung diberikan di dalam wadah sehingga pupuk tidak mudah tercuci. Penghematan tersebut
juga berlaku pada pestisida karena media tanam yang digunakan lebih steril.Vertikultur yang
menggunakan atap dapat memudahkan Anda untuk mencegah tanaman dari kerusakan karena
hujan. Sementara itu, tanaman yang diletakkan di dalam ruangan dapat membantu Anda untuk
menghemat penyiraman air karena penguapan berkurang.Penampilan instalasi vertikultur juga
dapat menambahkan nilai estetika pekarangan rumah. Perawatannya juga terbilang mudah
karena tanaman berada pada satu lokasi yang sama.

Kekurangan

Tanaman harus dirawat secara kontinu dan intensif. Oleh karena itu, Anda perlu rutin
memberikan pupuk dan penyiraman, terutama pada vertikultur yang beratap atau dengan rumah
kaca. Perawatan yang intensif terbilang lebih sulit dibanding perawatan konvensional karena
membutuhkan kesabaran yang cukup tinggi.

Karena mudah dipindahkan, tanaman mudah patah atau rusak jika tidak diperlakukan
dengan benar. Oleh karena itu, sebaiknya tanaman jangan terlalu sering dipindah-pindah. Anda
sudah harus merancang dengan matang instalasi sebelum digunakan untuk bertanam.

Investasi yang dibutuhkan cukup besar karena instalasi vertikultur membutuhkan


peralatan yang lebih banyak dibanding bertanam secara konvensional. Apalagi, jika Anda
bertanam di dalam bangunan rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai