Anda di halaman 1dari 4

TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI FUNGISIDA NABATI

Penyakit jamur pada tanaman masih merupakan ancaman utama pertanian di Indonesia.
Akibat serangan jamur pada tanaman menimbulkan dampak kerugian yang nilainya bisa
mencapai triliunan rupiah bagi para petani dan bisa dapat menurunkan tingkat
produktivitas pertanian nasional sebesar 70%. Penyakit jamur yang menyerang tanaman
sayuran dan pangan salah satunya dapat dipicu cuaca ekstrem. Akibat penyakit tersebut
tidak hanya menurunkan hasil panen tetapi membuat gagal panen. Salahsatu cara
pengendalian yang bisa dilakukan adalah menggunakan fungisida nabati.

Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan diketahui bahwa tumbuhan dapat bermanfaat untuk
melindungi tanaman budidaya dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
atau dikenal dengan pestisida nabati. Pelindung dari serangan OPT ini berasal dari
produksi metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman obat.

Metabolit sekunder merupakan produk tumbuhan yang diperoleh dari proses


metabolisme sekunder. Metabolit sekunder diketahui sangat penting untuk kehidupan
tanaman, karena merupakan suatu mekanisme pertahanan untuk melawan dari serangan
bakteri, virus, dan jamur yang sama dengan sistem imun pada hewan. Produk metabolit
sekunder banyak dimanfaatkan manusia sebagai vitamin, bahan dasar obat, insektisida
alami, pewarna, dan penyedap makanan. Menurut Margaret & Brian (1981) sejumlah
metabolit sekunder juga digunakan sebagai fungisida atau antibiotik untuk melindungi
tanaman dari serangan jamur atau bakteri.

Mengapa perlu menggunakan pestisida nabati untuk melindungi tanaman budidaya dari
OPT? Selama ini, kita mengetahui bahwa penggunaan pestisida kimia memiliki dampak
negatif yaitu pencemaran lingkungan, menyebabkan resistensi dan resurgensi hama,
serta dapat mengakibatkan residu pada produk pertanian tertentu. Oleh karena itu,
untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan maka perlu memanfaatkan pestisida
nabati. Pestisida nabati ini memiliki kelebihan diantaranya: 1) Mempunyai cara kerja
(mode of action) yang tidak meracuni bagi manusia, 2) Mudah terurai di alam sehingga
tidak mencemari lingkungan, 3) Mudah diperoleh di alam, 4) Cara pembuatannnya relatif
mudah. Dengan memanfaatkan pestisida nabati, para petani diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan bahan pengendali OPT dengan memanfaatkan sumber daya alam
yang ada ddi sekitarnya sehingga diharapkan petani mampu berswasembada pestisida.

Berikut tumbuhan yang berpotensi sebagai fungisida nabati dan cara pembuatannya :

Bawang putih (Allium sativum L)


Senyawa kimia lain yang dapat merusak membran jamur adalah saponin. Saponin
mempunyai kerja merusak membran plasma dari jamur. Senyawa saponin dapat merusak
sel membran sitoplasma jamur dengan cara meningkatkan permeabilitas membran sel
jamur. Saponin dapat terkondensasi pada permukaan suatu benda atau cairan
dikarenakan memiliki gugus hidrokarbon yang larut lemak (berada pada membran sel),
sehingga dapat menyebabkan sel-sel pada membran sitoplasma lisis (Kulsum, 2014, hlm.
15). Senyawa kimia flavoniod pada bawang putih juga memiliki aktivitas antijamur.
Flavonoid yang berada di dalam sel jamur akan mengendapkan protein yang tersusunatas
asam amino sebagai hasil translasi dari RNA. Gangguan pada pembentukan partikel
protein dapat mencegah proses sintesis protein di dalam inti sel sehingga menyebabkan
kematian pada sel jamur.

Hancurkan 2 siung bawang putih, rendam dalam 4 cangkir air selama 24 jam.
Sumber foto : https://www.pikiran-rakyat.com/

Kunyit (Curcuma domestica)


Kandungan utama kunyit adalah minyak atsiri dan kurkuminoid (Rukmana, 1994).
Menurut Egon (1985) kunyit mengandung minyak atsiri keton sesquiterpena yaitu
turmeron dan artumeron. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam kunyit memiliki
aktifitas biologis sebagai anti bakteri, antioksidan dan anti hepatotoksik (Rukmana,
1994). Penggunaan kunyit sebagai anti fungi telah dilakukan terhadap beberapa jenis
jamur diantaranya Fusarium udum (Singh & Rai, 2000), Coletotrichum falcatum Went,
Fusarium moniliforme J. Sheld (Singh et al, 2002), Xanthomonas axonopodis pv.
Manihotis (Kuhn et al, 2006) dan Alternaria solani (Stangarlin, 2006). Hasil dari beberapa
penelitian menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kunyit
dapat menghambat pertumbuhan miselium jamur, sehingga kunyit dapat dijadikan
sebagai pengendali penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur.

Rhizome kunyit sebanyak 200 gram dihaluskan lalu ditambah dengan 1 liter air dan
direndam (maserasi) selama 24 jam.
Sumber foto : https://radarindo.co.id/

Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild)


Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–
sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, δ – pinen, galangin,
galanganol dan beberapa senyawa flavonoid.

Rhizome lengkuas sebanyak 200 gram dihaluskan lalu ditambah dengan 1 liter air dan
direndam (maserasi) selama 24 jam.
Sumber foto : https://agrowindo.com/

Cengkeh (Syzygium aromaticum)


Cengkeh mengandung eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol dan
naftalen. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Tumbuk halus 50-100 gram daun cengkeh kering, tambahkan air 500 ml. Rendam selama
24 jam
Sumber foto : https://rimbakita.com/
Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer)
Kandungan bahan kimia : Bahan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini antara lain saponin,
flavonoida, polifenol dan tanin. Bagian tanaman yang digunakan adalah daging daun.

Haluskan lidah buaya lengkap dengan kulitnya, tambahkan air dan rendam selama 24 jam. Lidah buaya
juga bisa dijadikan perekat alami pestisida nabati pengganti sabun.
Sumber foto : https://www.kompasiana.com/

Mindi (Melia azedarach)


Daun, buah dan biji M. azedarach mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Selain itu daun dan
buahnya mengandung alkaloida.

Sebanyak 1 kg daun dan biji mindi ditumbuk dan dicampur dengan 10 liter air dan direndam selama
24 jam.
Sumber Foto: Dewi Kurniawati (DPKP DIY)

Pepaya (Carica papaya)


Pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid,
saponin, beta karotene, pectin, d- galaktosa, l- arabinosa, papain, papayotimin papain,
vitokinose, glucoside cacirin, karpain, papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan
siklotransferase. Bagian tanaman yang digunakan : daun

Sebanyak 1 kg daun pepaya ditumbuk dan dicampur dengan 10 liter air dan direndam
selama 2 hari. Kemudian, larutan tersebut disaring dan siap digunakan.
Sumber Foto: Dewi Kurniawati (DPKP DIY)

Putri malu (Mimosa pudica)


Putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan
saponin. Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid.
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun, akar, seluruh bagian tanaman.

Tanaman sebanyak 1 kg dicuci hingga bersih kemudian dicacah, dicampur dan digiling
sampai halus. Rendam dalam 5 liter air selama 24 jam
Sumber Foto: Dewi Kurniawati (DPKP DIY)

Cara Aplikasi fungisida nabati :


Berbeda dengan pestisida kimia , pestisida nabati dalam pembuatan dan aplikasi bisa
menggunakan lebih dari 1 bahan (bisa dicampur) karena sifatnya yang saling menguatkan
dan melengkapi khasiat kandungan senyawa yang terkandung didalamnya.

Aplikasi dilakukan dengan cara : : Saring dan tambahkan larutan pestisida nabati dengan
air dengan perbandingan 1 : 9 . Tambahkan sedikit sabun atau lidah buaya sebagai
perekat. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari.
Cara yang lain yaitu dengan penyiraman di sekitar perakaran agar fungisida nabati dapat
bekerja secara sistemik. Aplikasi bisa diulang 3 kali dengan interval setiap 5 hari sekali.
Ditulis oleh : Dewi Kurniawati, S.Si (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Pertama, UPTD BPTP, DPKP DIY)

Daftar Pustaka
Melani, D. 2020. Bahan Ajar Tanaman Obat Sebagai Pestisida. BBPP Ketindan. Malang
https://mediaindonesia.com/read/detail/251914-penyakit-jamur-pada-tanaman-masih-
jadi-masalah-serius
Nurhayati, I. 2020. Aktivitas Antifungi Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap
Pertumbuhan Jamur Alternaria porri Ellis SECARA IN VITRO. FMIPA UPI. Bandung
http://repository.unpas.ac.id/29893/4/BAB%20II.pdf. Kajian Teori Pestisida, Fungisida
Alami, Bawang Putih (Allium Sativum L.), Jamur Fusarium Oxysporum Dan Ekstraksi.
Diakses pada 5 November 2020
SosialMedia
Temukan dan ikuti akun DPKP DIY di sosial media Facebook, Twitter dan Instagram pada
alamat di bawah ini untuk mendapatkan informasi secara cepat dan mudah selain melalui
halaman website ini.

ALAMAT KONTAK
logoKantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY
Jl. Gondosuli No. 6, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55165.
Tel.: (0274) 563937, 588938
Fax.: (0274) 563937, 588938
E-mail: dpkp@jogjaprov.go.id
Jam Kerja: 07.30 - 16.00 WIB
INSTAGRAM
© Copyright DPKP DIY. All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai