Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman hama merupakan salah satu faktor
penting yang dapat menyebabkan kerugian terhadap produksi tanaman. Sudah
banyak cara yang dilakukan petani untuk mengendalikan hama gunamelindungi
tanaman dan menjaga produktivitasnya. Salah satu cara pengendalian yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan pesisida. Pestisida merupakan zat yang
mampu membasmi OPT (organisme pengganggu tanaman).Pestisida yang umum
digunakan adalah berbentuk cair dan padat. Dalam penggunaan pestisida harus
hati-hati, bijaksana dan dibatasi serta aplikasinya mengikuti prinsip 5 tepat yaitu
tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat sasaran dan tepat waktu (Pracaya, 2008).

Insektisida adalah salah satu jenis pestisida yang dignakan untuk membunuh
atau mengendalikan hama seerangga. Insektisida mencakup bahan-bahan
beracun sehingga perlu berhati-hati dalam penggunaannya. Oleh karena itu,
insektisida perlu diformulasikan terlebih dahulu sebelum diapikasikan pada
lahan pertanian. Insektisida dapat dikelompokkan kembali berdasarkan bahan
aktif, sumber bahan, formulasi, pengaruh dan cara kerjanya. Oleh karena itu
dilakukan praktikum pengenalan insektisida agar dapat mengetahui berbagai
jenis insektisida.
1.2 Tujuan Percobaan

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :


1. Mengetahui berbagai macam insektisida yang sering digunakan
dalam pengendalian.
2. Mengetahui bahan aktif insektisida yang terdapat pada merek dagang.
3. Mengetahui hama sasaran dari Insektisida yang diamati.
4. Mengetahui dan memahami 5 tepat penggunaan pestisida.
II. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1. Alat dan Bahan

Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah alat tulis. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam praktikum adalah insektisida pestisida nabati, mipcin 50 WP,
marshal 200 EC, confidor 5 WP, bactospeine WP, decis 25 EC, furadan 3 GR,
Cascade 50 ECdan trigard 75 WP.

2.2. Cara Kerja

Praktikum ini dapat dilakukan dengan cara kerja sebagai berikut :


1. Disiapkan insektisida yang akan diamati.
2. Dijelaskan mengenai praktikum pengenalan insektisida dan macam-macam
insektisida oleh asisten.
3. Disediakan insektisida di atas meja praktikum.
4. Ditulis nama dagang, bahan aktif, konsentrasi bahan aktif, formulasi, cara
penggunaan, hama sasaran, jenis pestisida, dan dosis yang tertera pada
masing- masing pestisida yang ada.
5. Diamati dan difoto insektisida yang telah diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
No Gambar Keterangan
1 Pestisida Nabati

2 Decis 25 EC

3. Trigard 75 WP
4. Marshal 200 EC

5. Furadan 3 GR

6. Confidor 5 WP

7. Mipcin 50 WP
8. Cascade 50 EC

9. Bactospeine WP

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pestisida Nabati
Pestisida ini memiliki bahan aktif dari ekstrak tumbuhan sirsak, jeringau dan
gadung racun. Kode formulasinya yaitu EC (Emulsion concentrate), insektisida
ini digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman pangan dan
hortikultura. Hama sasaran insektisida ini ialah wereng coklat pada tanaman
padi, ulat grayak, ulat jengkal, ulat daun, belalang, aphis, thrips dan lain - lain.
Dosis yang biasa digunakan adalah 1L/15L air dengan cara mencampurkan 1
liter pestisida nabati ini dengan 15 liter air. Kemudian semprotkan ke hama
tanaman pada pagi atau sore hari.

3.2.2 Decis 25 EC
Insektisida ini merupakan racun kontak untuk mengendalikan hama pada
tanaman kakao, kedelai, kentang. Dosis yang digunakan ialah 0,25-0,30 L/ha
dengan volume semprot yang sama. Bahan aktifnya yaitu Deltamerin 25 g/L
dengan kode formulasi yaitu EC (Emulsion concentrate).
3.2.3 Trigard 75 WP
Insektisida ini digunakan untuk menghambat pertumbuhan serangga seperti
penggorok daun kentang Liriomyza spp. Dengan dosis 0,15-0,30 g/L dan volume
semprot 500 L/ha. Bahan aktif insektisida ini yaitu Siromazin 75%. Kode
formulasi yaitu WP (Wettable Powder).

3.2.4Marshal 200 EC
Marshal 200 EC adalah Insektisida berbahan aktif Karbosulfan 200,11 gr/lt
berbentuk pekatan kuning muda jernih yang dapat diemulsikan dalam air,yang
artinya setiap 1 liter Marshal 200 EC mengandung 200,11 gram
Karbosulfan.Sedangkan kepanjangan dari EC adalah Emulsifiable Concentrate
atau berbentuk cairan pekat,yang memiliki arti yaitu jika pestisida ini dicampur
air akan membentuk emulsi atau cairan keruh. Insektisida ini sangat efektif
untuk mengendalikan kumbang Apogonia, Ulat kantong, Kutu daun (Aphis sp.),
Lalat bibit, hama rayap dan ulat grayak. Untuk tanamannya antara lain kelapa
sawit, cengkeh, cabe, kedelai, tanaman karet, bawang merah dll.

Marshal 200 EC termasuk insektisida racun lambung dan kontak,yang artinya


disebut lambung apabila serangga tersebut memakan tanaman tersebut dan
masuk kelambung sehingga sistem kerja dari insektisida tersebut menyerang
lambung serangga itu sendiri, sedangkan disebut kontak apabila serangga
memakan tanaman yang sudah disemprot insektisida tersebut tetapi belum
sampai dikunyah serangga sudah mati.Aplikasinya sangat mudah dengan cara
spraying atau fogging segera setelah diketemukan larva dengan dosis 0,5 -2 cc/lt
dengan interval 2 minggu sekali hingga serangan OPT terkendali dengan baik
(Djojosumarto, 2004).

3.2.5 Furadan 3 GR
Furadan 3 gr adalah salah satu insektisida berbentuk butiran (granul). Furadan 3
gr dapat digunakan untuk mengendalikan hama penggerek batang, cacing, ulat,
dan lain sebagainya. Furadan 3 gr berbahan aktif karbofuran dengan konsentrasi
BA 3 %. Cara Penggunaannya yaitu dengan cara ditabur atau disebar. Dosis
untuk hama padi sawah (penggerek), ulat daun 5-19gr/m2 (4kg/25kg benih).

3.2.6 Confidor 5 WP
Insektisida confidor adalah insektisida sistematik yang bekerja secara racun
kontak dan lambung. Insektisida ini berbentuk tepung yang dapat disuspensikan,
insektisida confidor berwarna krem yang berfungsi untuk mengendalikan hama
pada tanaman cabai, kacang panjang, kacang tanah, kapas, kedelai, mangga,
padi, melon semangka, teh dan tembakau. Bahan alami yang terkandung di
dalam insektisida confidor 5 WP adalah imadokloporid 5%. Hama tanaman yang
bisa dibasmi antara lain kutu daun, thrips, wereng kapas, dan lain lain.

3.2.7 Mipcin 50 WP
Mipcin 50 WP merupakan Insektisida racun kontak, lambung dan sistemik
berbentuk tepung dapat disuspensikan untuk mengendalikan hama-hama penting
pada tanaman kakao, kedelai dan padi. Dosis yang digunakan untuk
pengendalian yaitu pada tanaman kakao untuk hama pengisap buah Helopeltis
antonii (penyemprotan volume tinggi : 1 - 1,5 g/l). Tanaman kedelai yaitu hama
penggulung daun Lamprosema indicata, ulat grayak spodoptera litura
(penyemprotan volume tinggi : 4 g/l) dan pada padi untuk hama wereng coklat
Nilaparvata lugens (penyemprotan volume tinggi : 1,5 - 2 kg/ha).

3.2.8Cascade 50 EC
Insektisida ini digunakan untuk mengendalikan hama tanaman hortikultura
seperti hama ulat grayak pada kedelai. Dosis yang digunakan ialah 0,75-1,5
ml/L. Bahan aktif insektisida ini yaitu Flufenoksuran 50g/L dengan kode
formulasi EC (Emulsion concentrate).

3.2.9 Bactospeine WP
Insektisida ini merupakan racun lambung berbentuk tepung yang dapat
disuspensikan dalam air untuk mengendalikan hama. Bahan aktifnya yaitu
Bacillus thuringiensis. Insektisida ini digunakan untuk mengendalikan ulat
perusak daun kubis P. Xylostella dan ulat api pada kelapa sawit. Cara aplikasi
insektisida ini yaitu dengan penyemprotan volume tinggi dengan konsentrasi 1
g/l.

Dalam aplikasi pestisidaada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk


memperoleh efektifitas yang maksimal. Untuk memperoleh hasil yang optimal
ada lima aspek yang perlu dipertimbangkan saat pemakaian pestisida atau biasa
dikenal dengan 5 tepat, yaitu :
1. Tepat hama sasaran
Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.
Sebelum menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah
melakukan pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang. Langkah
selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT tersebut.
Sebagai contoh apabila OPT yang menyerang tanaman adalah serangga maka
dipilih insektisida, jika hama tungau yang menyerang maka digunakan akarisida.
2. Tepat Jenis Pestisida
Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis
OPT pada semua jenis tanaman. Oleh karena itu perlu dipilih jenis pestisida
yang tepat untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman.
Informasi tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
3. Tepat Waktu Penggunaan
Kapan waktu yang tepat untuk aplikasi pestisida, yaitu pada saat serangan hama
dan penyakit tanaman sudah mencapai ambang ekonomi atau ambang
pengendalian, dalam hal ini yang harus diperhatikan antara lain tingkat
perkembangan opt, pertimbangan cuaca dan strategi untuk menghindari/
menunda kekebalan hama.Waktu aplikasi pestisida sesuai dengan keperluan
antara lain preventif yaitu aplikasi pestisida sebelum ada serangan opt, Kuratif
yaitu aplikasi pestisida sesudah ada serangan opt. Eradikatif yaitu aplikasi untuk
pembersihan bila ada ledakan opt. Aplikasi sistim kalender yaitu aplikasi
pestisida secara berkala misalnya seminggu sekali, tanpa memperhatikan
keberadaan opt.Aplikasi berdasarkan ambang pengendalian/ambang ekonomi
yaitu aplikasi pestisida yang dilakukan bila populasi hama atau intensitas
serangan penyakit telah melampaui ambang tertentu. Adapun waktu aplikasi
pestisida berdasarkan keadaan cuaca yaitu tidak menyemprot saat panas terik,
angin kencang dan hari sedang hujan atau akan hujan, penyemprotan dilakukan
bila embun pagi sudah hilang. Keadaan cuaca yang ideal untuk penyemprotan
umumnya adalah pagi hari antara jam 06.00 10.30 dan sore hari antara jam
15.00 17.00.
4. Tepat takaran/ dosis
Berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida, beberapa
acuan untuk diperhatikan adalah hubungan dan imbangan antara dosis,
konsentrasi dan volume semprot. Pengertian takaran aplikasi pestisida antara
lain dosisyaitu jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per
satuan luas lahan (kg/ha, liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi
herbisida, aplikasi insektisida dan fungisida butiran, dsb. Konsentrasi yaitu
aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali dosis kita masih harus
mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang harus dicampurkan
dalam setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.). Konsentrasi banyak digunakan
pada aplikasi penyemprotan insektisida dan fungisida. Dalam penyemprotan
harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi. Imbangan
tersebut dipengaruhi oleh volume semprot. Penggunaan dosis atau konsentrasi
formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan
meninggalkan residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen.
Informasi dosis atau konsentrasi anjuran untuk setiap jenis OPT pada tanaman
tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.
5. Tepat cara aplikasi
Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan.
Namun demikian, tidak semua jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara
disemprot. Pada jenis OPT tertentu dan tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat
dilakukan dengan cara penyiraman, perendaman, penaburan, pengembusan,
pengolesan,dan lain - lain. Informasi tersebut dapat diperoleh dari brosur atau
label kemasan pestisida (Harahap, 1997)
IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama
tanaman berupa serangga.
2. Berdasarkan bahan aktif dan cara masuknya, pestisida dikelompokkan
menjadi racun kontak, racun perut, racun sistemik dan fumigan.
3. Berdasarkan sumber bahannya, insektisida dikelompokkan menjadi
insektisida sintetis, nabati dan hayati.
4.Beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai ialah cairan emulsi
(emulsifiable concentrates/emulsible concentrates), butiran (granulars), debu
(dust), tepung (wettable powder), minyak (oil) dan fumigansia (fumigant).
5. 5 tepat penggunaan pestisida yaitu dengan tepat hama sasaran , temat jenis
pestisida, tepat waktu penggunaan, tepat dosis, dan tepat cara aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap. 1997. Pengendalian Hama Penyakit Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hidayat, A. 2001. Metode Pengendalian Hama. Departemen Dinas Kesehatan.


Depnaskes. Jakarta.

Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. USU Press. Medan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai