Anda di halaman 1dari 28

ACARA I

PENGENALAN JENIS-JENIS PESTISIDA

I. TUJUAN

1. Mengenal kemasan dan dapat mengerti isi label pestisida

2. Mengenal bentuk fisik pestisida : warna dan formulasi

3. Mengenal cara penggunaan pestisida dan OPT sasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu masalah yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia adalah
penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida identik dengan bidang pertanian, namun
tanpa disadari masyarakat umum juga menggunakan pestisida seperti obat nyamuk.
Pada umumnya sayuran rentan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT),
sehingga penggunaan pestisida kimia tidak dapat terlepas dari para petani
(Wismaningsih et al., 2016).

Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh hama,


termasuk serangga, tikus, jamur dan tumbuhan yang tidak diinginkan (gulma).Secara
alami, pestisida berpotensi beracun bagi organisme lain termasuk manusia dan perlu
diaplikasikan dengan aman dan dibuang dengan benar (WHO,2019). Penggunaan
pestisida semakin meningkat dalam pengelolaan dari hama. Pestisida penting dibidang
pertanian karena mampu mencegah gagal panen yang disebabkan oleh gulma, hama,
patogen . Data saat ini menyebutkan bahwa serangan hama sudah menghancurkan
35% potensi bahan pangan sebelum panen. Kerugian ini terutama disebabkan oleh
serangga hama, gulma dan patogen (Ghorab and Khalil, 2016).

Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No. 434.1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang


Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah
semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk
beberapa tujuan yaitu memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak
tanaman, bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian; memberantas rerumputan;
mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; mengatur atau
merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman (tetapi tidak termasuk
golongan pupuk).

Bahan terpenting dalam pestisida yang bekerja aktif terhadap hama sasaran
disebut bahan aktif. Produk jadi yang merupakan campuran fisik antara bahan aktif
dan bahan tambahan yang tidak aktif dinamakan formulasi. Formulasi sangat
menentukan bagaimana pestisida dengan bentuk dan komposisi tertentu harus
digunakan, berapa dosis atau takaran yang harus digunakan, berapa frekuensi dan
interval penggunaan, serta terhadap jasad sasaran apa pestisida dengan formulasi
tersebut dapat digunakan secara efektif. Formulasi pestisida mengandung adjuvan
yang hanya diketahui oleh pihak pabrik perusahaan (Mesnage et al., 2014).Selain itu,
formulasi pestisida juga menentukan aspek keamanan penggunaan pestisida dibuat
dan diedarkan dalam banyak macam formulasi, sebagai berikut (Djojosumarto, 2008):

1. Formulasi Padat

a. Wettable Powder (WP), merupakan sediaan bentuk tepung (ukuran partikel


beberapa mikron) dengan aktivitas bahan aktif relatif tinggi (50 – 80%), yang jika
dicampur dengan air akan membentuk suspensi. Pengaplikasian WP dengan cara
disemprotkan.

b. Soluble Powder (SP), merupakan formulasi berbentuk tepung yang jika


dicampur air akan membentuk larutan homogen. Digunakan dengan cara
disemprotkan.

c. Butiran, umumnya merupakan sediaan siap pakai dengan konsentrasi bahan


aktif rendah (sekitar 2%). Ukuran butiran bervariasi antara 0,7 – 1 mm. Pestisida
butiran umumnya digunakan dengan cara ditaburkan di lapangan (baik secara
manual maupun dengan mesin penabur).

d. Water Dispersible Granule (WG atau WDG), berbentuk butiran tetapi


penggunaannya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan terlebih
dahulu dengan air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

e. Soluble Granule (SG), mirip dengan WDG yang juga harus diencerkan dalam
air dan digunakan dengan cara disemprotkan bedanya, jika dicampur dengan air,
SG akan membentuk larutan sempurna.
f. Tepung hembus, merupakan sediaan siap pakai (tidak perlu dicampur dengan
air) berbentuk tepung (ukuran partikel 10 – 30 mikron) dengan konsentrasi bahan
aktif rendah (2%) digunakan dengan cara dihembuskan (dusting).

2. Formulasi Cair

a. Emulsifiable Concentrate atau Emulsible Concentrate (EC), merupakan


sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengan kandungan bahan aktif yang
cukup tinggi. Oleh karena menggunakan solvent berbasis minyak, konsentrat ini
jika dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran benda cair yang
melayang dalam media cair lainnya). Bersama formulasi WP, formulasi EC
merupakan formulasi klasik yang paling banyak digunakan saat ini.

b. Water Soluble Concentrate (WCS), merupakan formulasi yang mirip dengan


EC, tetapi karena menggunakan sistem solvent berbasis air maka konsentrat ini
jika dicampur air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk larutan
homogen. Umumnya formulasi ini digunakan dengan cara disemprotkan.

c. Aquaeous Solution (AS), merupakan pekatan yang bisa dilarutkan dalam air.
Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS umumnya berupa pestisida yang
memiliki kelarutan tinggi dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk ini
digunakan dengan cara disemprotkan.

d. Soluble Liquid (SL), merupakan pekatan cair. Jika dicampur air, pekatan cair
ini akan membentuk larutan. Pestisida ini juga digunakan dengan cara
disemprotkan.

e. Ultra Low Volume (ULV), merupakan sediaan khusus untuk penyemprotan


dengan volume ultra rendah, yaitu volume semprot antara 1 – 5 liter/hektar.
Formulasi ULV umumnya berbasis minyak karena untuk penyemprotan dengan
volume ultra rendah digunakan butiran semprot yang sangat halus.

Pestisida adalah bahan yang beracun dan berbahaya, yang bila tidak dikelola
dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Dampak
negatif tersebut akan menimbulkan berbagai masalah baik secara langsung ataupun
tidak, akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia seperti
keracunan. Dampak negatif yang terjadi dari penggunaan pestisida pada pengendalian
hama adalah keracunan, khususnya para petani yang sering/ intensif menggunakan
pestisida.Oleh sebab itu pengaplikasian pestisida harus sesuai dengan dosis dan saran
penggunaan yang dianjurkan pada label kemasan. Label pestisida memuat kata-kata
simbol yang tertulis dengan huruf tebal dan besar yang berfungsi sebagi informasi
(Sastroutomo, 2002):

A. Kategori I

Kata–kata kuncinya ialah “Berbahaya Racun” dengan simbol tengkorak


dengan gambar tulang bersilang dimuat pada label bagi semua jenis pestisida
yang sangat beracun. Semua jenis pestisida yang tergolong dalam jenis ini
mempunyai LD 50 yang aktif dengan kisaran antara 0-50 mg perkg berat badan.

B. Kategori II

Kata-kata kuncinya adalah “Awas Beracun” digunakan untuk senyawa


pestisida yang mempunyai kelas toksisitas pertengahan, dengan daya racun LD 50
oral yang akut mempunyai kisaran antara 50-500 mg perkg berat badan.

C. Kategori III

Kata-kata kuncinya adalah “Hati-Hati” yang termasuk dalam kategori ini


ialah semua pestisida yang daya racunnya rendah dengan LD50 akut melalui
mulut berkisar antara 500-5000 mg perkilogram berat badan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.
Nama Dagang :Confidor ® 5 WP

Jenis Pestisida :Insektisida

Bahan Aktif :Imidakloprid

Nama Formulator :PT. Bayer Indonesia

Formulasi :WP (Wettable Powder)

Bentuk :Tepung

Warna :Putih

Peringatan tanda bahaya :Biru (Perhatian)

Cara kerja :Sistemik racun kontak dan lambung.

OPT sasaran :Cabai : kutu daun Myzus persicae, hama trips Thrips
parvispinus (penyemprotan volume tinggi : 2 - 4 g/l). Kacang tanah : pengisap daun
Empoasca sp., perusak bunga dan polong Stomopteryx subsecivalla (penyemprotan
volume tinggi : 0,5 - 2 g/ha).

Cara aplikasi :Disemprotkan dengan volume tinggi.


2.

Nama Dagang :Baycarb® 500 EC

Jenis Pestisida :Insektisida

Bahan Aktif :BPMC 485g/l

Nama Formulator :Bayer Cropscience

Formulasi :EC (Emulfisiable concentrate)

Bentuk :Cair

Warna :Putih kecokelat-cokelatan

Peringatan tanda bahaya :Kuning (Berbahaya)

Cara kerja :Racun kontak dan lambung.

OPT sasaran :Jagung : belalang Locusta migratoria (Penyemprotan


volume tinggi : 2 l/ha).Kakao : pengisap buah Helopeltis sp. (Penyemprotan volume
tinggi : 0,8 ml/pohon).Padi : walang sangit Leptocorisa oratorius, wereng hijau
Nephotetix impicticeps, wereng punggung putih Sogetella furcifera (Penyemprotan
volume tinggi : 0,5 - 1 l/ha).

Cara aplikasi :Disemprotkan dengan volume tinggi.


3.

Nama Dagang :Toxiput 5 GR®

Jenis Pestisida :Moluskisida

Bahan Aktif :Metaldehyde

Nama Formulator :CV. Uni Agro Chemica

Formulasi :GR (Granula)

Bentuk :Butiran
Warna :Cokelat

Peringatan tanda bahaya :Biru (Perhatian)

Cara kerja :Racun kontak dan perut.

OPT sasaran :Kubis di pesemaian : siput babi Achatina fulica (Penaburan


pada tanah : 2 kg/ha)

Cara aplikasi :Ditaburkan 1-2 gr setiap jarak 3m pada waktu setelah


siang.

4.
Nama Dagang :Gramoxone® SL

Jenis Pestisida :Herbisida

Bahan Aktif :Parakuat diklorida 276g/l

Nama Formulator :Syngenta

Formulasi :SL (Soluble liquid)

Bentuk :Cair

Warna :Hijau

Peringatan tanda bahaya :Kuning (Berbahaya)

Cara kerja :Kontak purna tumbuh.

OPT sasaran :Gulma berdaun lebar Alternanthera sesilis; gulma berdaun


sempit Cynodon dactylon. Gulma berdaun lebar: Panicum repens (Penyemprotan
volume tinggi: 1,5 - 3 l/ha), Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Marsilea
crenata, Ludwigia perenis (Penyemprotan volume tinggi: 1,5 - 3 l/ha)

Cara aplikasi :Disemprotkan


5.

Nama Dagang :Daconil ® 75 WP

Jenis Pestisida :Fungisida

Bahan Aktif :Klorotalonil 75%

Nama Formulator :PT. Exindo Raharja Pratama

Formulasi :WP (Wetable powder)

Bentuk :Tepung

Warna :Abu-abu

Peringatan tanda bahaya :Biru (Cukup berbahaya, Perhatian)

Cara kerja :Racun kontak yang dapat disuspensikan.

OPT sasaran :Bawang merah : penyakit jamur Perenospora destructor


(Penyemprotan volume tinggi : 1,125 g/l).Bawang merah : penyakit bercak ungu
Alternaria porri penyakit jamur Perenospora destructor (Penyemprotan volume
tinggi : 1,125 g/l).Cabai : penyakit bercak daun Cercospora sp. (Penyemprotan
volume tinggi : 0,5 - 1,0 g/l)

Cara aplikasi :Disemprotkan

6.

Nama Dagang :Acrobat 50 WP

Jenis Pestisida :Fungisida

Bahan Aktif :Dimetomorf 50%


Nama Formulator :PT. BASF Indonesia

Formulasi :WP (Wetable powder)

Bentuk :Tepung

Warna :Putih

Peringatan tanda bahaya :Biru (Cukup berbahaya, Perhatian)

Cara kerja :Sistemik yang dapat disuspensikan.

OPT sasaran :Cabai : penyakit bercak daun Cercospora capsici


(Penyemprotan volume tinggi : 2 - 4 g/l).Jagung : penyakit bulai Peronosclerospora
maydis (Perlakuan benih : 1,25 - 2,50 g/kg benih).Kentang : penyakit busuk daun
Phytopthora infestans (Penyemprotan volume tinggi : 0,5 - 0,625 g/l)

Cara aplikasi :Disemprotkan

7.
Nama Dagang :Ridomil® MZ 4/64 WG

Jenis Pestisida :Fungisida

Bahan Aktif :Mefenoksam 4%, mankozeb 64%

Nama Formulator :Syngenta group company

Formulasi :WG (Water dispersible granule)

Bentuk :Butiran

Warna :Cokelat tua

Peringatan tanda bahaya :Biru (Cukup berbahaya, Perhatian)

Cara kerja :Sistemik dan kontak

OPT sasaran :Jeruk : penyakit blendok Phytophthora citrophthora


(Penyemprotan volume tinggi : 1,25 - 2,50 g/l).Kakao : penyakit busuk buah
Phytophthora palmivora (Penyemprotan volume tinggi : 2,5 - 5
g/l).Kentang : penyakit busuk daun Phytophthora infestans (Penyemprotan volume
tinggi : 2,5 - 5 g/l)

Cara aplikasi :Disemprotkan dengan volume tinggi.


8.

Nama Dagang :Ally Plus® 77 WP

Jenis Pestisida :Herbisida

Bahan Aktif :Metil metsulfuron 0,7% dan Etil klorimuron 0,7%

Nama Formulator :PT. Dupont Agricultural

Formulasi :WP (Wetable powder)

Bentuk :Tepung

Warna :Putih

Peringatan tanda bahaya :Biru (Cukup berbahaya, Perhatian)

Cara kerja :Sistemik pra tumbuh dan purna tumbuh.


OPT sasaran :Monochoria viginalis (Penyemprotan volume:
320-640g/ha), Marsilea crenata (Penyemprotan volume: 320-640g/ha) dan Eleusine
indica (Penyemprotan volume: 375-370g/ha)

Cara aplikasi :Ditaburkan dan dicampur dengan pupuk.

9.
Nama Dagang :Decis® 25 EC

Jenis Pestisida :Insektisida

Bahan Aktif :Deltametrin 25g/l

Nama Formulator :PT. Bayer Indonesia

Formulasi :EC (Emulsifiable concentrate)

Bentuk :Cair

Warna :Kuning jernih

Peringatan tanda bahaya :Kuning (Berbahaya)

Cara kerja :Racun kontak dan lambung yang dapat diemulsikan.

OPT sasaran :Cabai: kutu daun Myzus persicae lalat buah Bactrocera sp.
(Penyemprotan volume tinggi: 0,5 ml/l), hama trips Thrips sp. (Penyemprotan volume
tinggi: 1 ml/l ), ulat grayak Spodotera litura (Penyemprotan volume tinggi: 0,25 ml/l )

Cara aplikasi :Disemprotkan dengan volume tinggi.


10.

Nama Dagang :Termikon 15 EC

Jenis Pestisida :Bahan pengawet kayu

Bahan Aktif :Alfametrin 15 g/l

Nama Formulator :PT. Petrokimia kayaku

Formulasi :EC (Emulsifiable concentrate)

Bentuk :Cair

Warna :Kuning kecokelatan

Peringatan tanda bahaya :Biru (Cukup berbahaya, perhatian)

Cara kerja :Racun kontak dan lambung yang dapat diemulsikan.

OPT sasaran :Kayu gergajian: rayap tanah Coptotermes curvignathus


(Pelaburan: 1,25 ml/l, retensi: 0,05 kg/m3,Vakum tekan: 2,5 ml/l, retensi: 1,17 kg/m3)

Cara aplikasi :Disemprotkan dengan volume tinggi.


11.

Nama Dagang :Furadan® 3GR

Jenis Pestisida :Insektisida/ Nematisida

Bahan Aktif :Karbofuran 3%

Nama Formulator :PT. Bina Guna Kimia

Formulasi :GR (Granule)


Bentuk :Butiran

Warna :Ungu

Peringatan tanda bahaya :Kuning (Berbahaya)

Cara kerja :Sistemik racun kontak dan lambung.

OPT sasaran :Jagung: penggerek tongkol Heliothis armigera (Penaburan:


5 g/tanaman).Padi sawah: hama putih Nymphula depunctalis (Penaburan: f: (+) 12,75
- 17 kg/ha), hama pelipat daun Cnaphalocrosis medinalis (Penaburan: f: (+) 8,5 - 17
kg/ha), penggerek batang Scirpophaga incertulas (Penaburan: f: (+) 25,5 kg/ha).

Cara aplikasi :Ditaburkan

12.
Nama Dagang :Spontan® 400 WSC

Jenis Pestisida :Insektisida

Bahan Aktif :Dimehipo 400g/l

Nama Formulator :PT. Agricon

Formulasi :WSC (Water Soluable Concentrate)

Bentuk :Cair

Warna :Cokelat kemerah-merahan

Peringatan tanda bahaya :Kuning (Berbahaya)

Cara kerja :Racun kontak dan lambung.

OPT sasaran :Jagung : belalang Locusta migratoria (Penyemprotan


volume tinggi : 2 - 4 ml/l).Kacang hijau : penggerek polong Maruca testulalis
(Penyemprotan volume tinggi : 1,5 l/ha).Kedelai : lalat bibit Ophiomya phaseoli
(Penyemprotan volume tinggi : 0,75 - 1 ml/l).

Cara aplikasi :Disemprotkan dengan volume tinggi.


13.

Nama Dagang :Stickpol®

Jenis Pestisida :Perekat,pembasah,perata dan penembus

Bahan Aktif :Natrasol 1%, ABS 2%

Nama Formulator :Indmira

Formulasi :-

Bentuk :Cair

Warna :Krem

Peringatan tanda bahaya :Hijau (Tidak berbahaya pada pemakaian normal)

Cara kerja :Menembus ke dalam jaringan tumbuhan dan kulit hama.

OPT sasaran :Meningkatkan efektifitas penggunaan pestisida pada


tanaman dan hama.

Cara aplikasi :Dicampur dengan pestisida.


14.

Nama Dagang :Agrept®20 WP

Jenis Pestisida :Bakterisida

Bahan Aktif :Streptomisan sulfat 20%


Nama Formulator :Meiji Soika Kaisha

Formulasi :WP (Wettable Powder)

Bentuk :Bubuk

Warna :Putih Keabu-abuan

Peringatan tanda bahaya :Kuning (Berbahaya)

Cara kerja :Sistemik

OPT sasaran :Layu Pseudomonas solanacearum (Penyemprotan 10-20


g/10l)

Cara aplikasi :Disemprotkan dan disuspensikan.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan maka dapat disimpulkan :


1. Terdapat 14 jenis pestisida yang diamati di laboratorium yaitu Confidor 5 WP,
Baycarb 500EC, Toxiput 5 GR, Gramoxone SL, Daconil 75 WP, Acrobat 50 WP,
RidomilGold MZ 4/64 WG, Ally Plus 77 WP, Decis 25 EC, Termikon 15 EC,
Furadan 3 GR, Spontan 400 WSC, Stickpol dan Agrept 20 WP.

2. Terdapat beberapa formulasi pestisida yaitu WP (Wettable powder), EC


(Emulsifibiable concentrate), GR (Granule), SL (Soluble liquid), WG (Water
dispersible granule) dan WSC (Water Soluable Concentrate)

3. Penggunaan pestisida bermacam-macam tergantuk dengan jenisnya ada yang


ditabur, disemprot, diemulsikan dan disuspensikan.
DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P., 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Penerbit Kanisius.


Yogyakarta

Ghorab,M.A and Khalil M.S.2016. The effect of pesticides pollution on our life and
environtment. Jpurnal of Pollution Effect and Control. 4(2):1-2

Mesnage,R. N.Defarge, J.S.Vendomois dan G. Seralini.2014. Major pesticides are


more toxic to human cells than their declared active principles. Journal
Biomed Reaseacrh International :1-8

Sastroutomo. 2002.Pestisida, dasar dasar dan dampak penggunaannya. Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta

WHO (World Health Organization). 2019. https://www.who.int/topics/pesticides/en/


Diakses tanggal 14 Maret 2019. Pukul 21.00

Wismaningsih,E.R dan D.I.Oktaviasari. 106. Identifikasi jenis pestisida dan


penggunaan APD pada petani penyemprot di Kecamatan Ngantru Kabupaten
Tulungagung. Jurnal Wiyata. 3(1):100-105
LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA PERTANIAN

ACARA I

PENGENALAN JENIS-JENIS PESTISIDA


Disusun Oleh

Nama : Ervina Lorenza Tumangger

NIM :16/398752/PN/14723

Golongan :C5

Asisten :1. Gracia Melsiana A.

2. Renik B.

BAGIAN TOKSIKOLOGI PESTISIDA


DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019

Anda mungkin juga menyukai