Anda di halaman 1dari 27

PENGENDALIAN OPT TANAMAN HIDROPONIK

Oleh
Tri Agustin Lestari Rismanto, S.P
UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
DIY

21 Februari 2022 (13.00 – 14.30 WIB)


Kapanewon Kalasan, Sleman
2
PENDAHULUAN
Pada sistem tanaman hidroponik perlu dilakukan pengendalian
OPT agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) meliputi golongan :


• Hama
• Penyakit
• Gulma

Dasar kebijakan pemerintah :


UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman dan
PP No. 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman
Bahwa sistem pengendalian OPT adalah dengan menerapkan
sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
3
PHT adalah suatu pendekatan atau cara berfikir tentang
pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi
dan ekonomi melalui pengelolaan agro-ekosistem yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

Prinsip- prinsip PHT meliputi :


• Budidaya tanaman sehat
• Pelestarian musuh alami
• Pengamatan rutin
• Petani sebagai ahli PHT
4

1. Budidaya tanaman sehat


Tanaman yang sehat akan membuat tanaman menjadi lebih tahan
hama dan penyakit.
Caranya yaitu dengan mengunakan benih yang baik dan bermutu,
sanitasi, jarak tanam, menghindari kelembaban yang berlebihan
atau kekeringan, dll.

2. Pelestarian musuh alami


Menanam tanaman refugia sebagai tempat berlindung dan
sumber pakan alternatif musuh alami.
5

3. Pengamatan rutin
Keadaan tanaman berbeda-beda setiap waktu, sehingga
diperlukan pengamatan rutin. Semakin dini serangan opt
diketahui maka akan semakin mudah pengendaliannya.

4. Petani sebagai ahli PHT


Petani merupakan manajer pada pertanamannya, sehingga
diharapkan petani dapat mengetahui cara-cara pengendalian opt
yang tepat.
Cara-cara Pengendalian OPT
6 Pada Tanaman Hidroponik

1. Untuk hama yang bisa terbang seperti lalat penggerek daun dan tungau
terbang, dapat menggunakan perangkap sederhana yang terbuat dari botol air
mineral yang di cat bagian dalam dengan warna kuning cerah, lalu di beri lem
tikus disekelilingnya agar serangga tertarik dengan warnanya, dan
terperangkap di lem.
Cara-cara Pengendalian OPT
7 Pada Tanaman Hidroponik

2. Untuk lalat buah bisa menggunakan atraktan (methyl eugenol). Caranya dengan
menggunakan botol bekas air mineral yang diberi lubang kecil disekeliling
samping botol mulai dari tengah ke atas dan bagian tutupnya, lalu dimasukkan
kapas yang diberi atraktan yang di gantung dengan kawat, bagian bawah botol
diberi air sabun sehingga lalat buah jantan akan tertarik dengan aromanya
kemudian masuk kedalam botol dan tidak bisa keluar lagi.
Cara-cara Pengendalian OPT
8 Pada Tanaman Hidroponik

3. Untuk hama yang tidak terbang seperti ulat bisa dengan cara fisik yaitu cap
lima jari atau dengan disemprot pestisida nabati.
4. Untuk hama yang tersembunyi di bagian bawah daun seperti kutu daun bisa
dengan penyemprotan pestisida nabati.
5. Untuk penyakit seperti busuk daun atau batang yang disebabkan jamur atau
bakteri bisa dengan cara sanitasi/eradikasi selektif bagian tanaman yang
terkena penyakit atau dengan penyemprotan fungisida nabati yang berasal dari
bawang putih dan empon-empon.
Pengertian Pestisida Nabati
 Pestisida nabati adalah pestisida yang
bahan aktifnya bersumber dari
tumbuh-tumbuhan, seperti akar,
daun, batang atau buahnya. Bahan
kimia yang terkandung di dalam
tumbuhan memiliki bioaktivitas
terhadap serangga, seperti bahan
penolak atau repellent, penghambat
makan atau antifeedant, penghambat
perkembangan serangga atau insect
growth regulator, dan penghambat
peneluran atau oviposition deterrent.
Cara Kerja Pestisida Nabati
 merusak perkembangan telur, larva dan
pupa.
 menghambat pergantian kulit.
 mengganggu komunikasi serangga.
 menyebabkan serangga menolak makan.
 menghambat reproduksi serangga betina.
 mengurangi nafsu makan.
 memblokir kemampuan makan serangga.
 mengusir serangga.
 menghambat perkembangan patogen
penyakit.
SIFAT-SIFAT PESTISIDA ALAMI

 PESTISIDA ALAMI/NABATI MUDAH TERURAI DI ALAM,


SEHINGGA TIDAK DIKHAWATIRKAN AKAN TERJADI
RESIDU BAHAN AKTIF YANG BESAR DAN KEMUNGKINAN
JASAD LAIN TERKENA RESIDU

 ADANYA PERBEDAAN SIFAT INSEKTISIDA PADA JENIS


TUMBUHAN YANG SAMA, MENURUT SEBARAN
GEOGRAFIS TANAMAN

 DAYA PERSISTENSI YANG PENDEK KADANG-KADANG


KURANG MENGUNTUNGKAN, SEHINGGA APABILA DALAM
KEADAAN POPULASI OPT YANG TINGGI PERLU APLIKASI
YANG BERULANG-ULANG, NAMUN

 MEMUNGKINKAN DAPAT DIGUNAKAN BEBERAPA SAAT


MENJELANG PANEN
Keunggulan Pestisida Nabati
 murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
 relatif aman terhadap lingkungan.
 tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
 sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
 kompatibel digabung dengan cara
pengendalian yang lain.
 menghasilkan produk pertanian yang sehat
karena bebas residu pestisida kimia.
Kelemahan Pestisida Nabati
 daya kerjanya relatif lambat.
 tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
 tidak tahan terhadap sinar matahari.
 kurang praktis.
 tidak tahan disimpan.
 kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.
A. CARA PEMBUATAN DENGAN
PENAMBAHAN ALKOHOL 70 %
 Bahan tumbuhan ditumbuk/digiling/blender.
 Bahan tumbuhan yang sudah ditumbuk/digiling, dicampur air
dengan perbandingan 75 - 100 gram bahan tumbuhan bentuk daun
atau 25 – 50 gr bentuk Umbi, Buah dan biji, dalam 1(satu) liter air.
 Tambahkan 10 ml Metanol / etanol / Alkohol 70 % (sebagai pelarut)
dan 2(dua) gr ditergent (pengganti LATRON sebagai pengemulsi ),
kedalam larutan tersebut pada alat pembuat ekstrak (Blender).
 Biarkan ekstrak tersebut selama 30 menit, kemudian lakukan
penyaringan.
B. CARA PEMBUATAN DENGAN PEMANASAN/PEREBUSAN

 Bahan tumbuhan dicincang/ditumbuk/digiling/diblender.


 Bahan tumbuhan yang sudah ditumbuk/digiling, dicampur air
dengan perbandingan 75 - 100 gram bahan tumbuhan bentuk
daun atau 25 – 50 gr bentuk Umbi, Buah dan biji, dalam 1(satu)
liter air.
 Tambahkan 2(dua)gr Ditergent (Pengganti LATRON sebagai zat
pengemulsi), kedalam larutan tersebut pada alat perebusan
( Panci ).
 Rebuslah ekstrak bahan campuran tadi sampai mendidih, dalam
keadaan tertutup.
 Biarkan rebusan ekstrak bahan campuran tadi sampai menjadi
dingin, kemudian lakukan penyaringan
C. CARA PEMBUATAN DENGAN PERENDAMAN 24 JAM

 Bahan tumbuhan dicincang/ditumbuk/digiling/diblender.


 Bahan tumbuhan yang sudah ditumbuk/digiling, dicampur air
dengan perbandingan 75 - 100 gram bahan tumbuhan bentuk
daun atau 25 – 50 gr bentuk Umbi, Buah dan biji, dalam 1(satu)
liter air.
 Selanjutnya ditutup dan direndam selama 24 jam.
 Setelah 24 jam disaring dan larutan siap diaplikasikan.
 Tambahkan 2(dua)gr Ditergent (Pengganti LATRON sebagai zat
pengemulsi saat aplikasi.
APLIKASI PESTISIDA
NABATI
 1 liter larutan pestisida nabati
ditambahkan air hingga 14-16 liter
(1 tangki)
DAFTAR TANAMAN SEBAGAI
SUMBER BAHAN PESTISIDA NABATI

Babadotan/Bandotan/Wedusan/
AmisKambing(Ageratum conyzoides
L.)
Bagian yang digunakan :- Daun
-Bunga
-Batang
-Akar
Kandungan zat :-Saponin
-Flavonoid
-Polifenol
-M. Asiri
Status : Racun perut
Bengkuang
(Pachyrrhyzus erosus Urban)
Bagian yang digunakan : -Biji Polong
Kandungan zat : Pachyrrizid (Rotenoid)
Status : Ins.Racun penghambat
metabolisme dan system
Saraf yang bekerja perla-
han

Tuba
(Derrs eliptica (Roxb)Benth)

Bahan yang digunakan : Akar

Kandungan zat : -Rotenon


Status : - Racun Kontak
- Racun Perut
Selasih ungu
(Ocimum sanctum)
Bahan yang digunakan : -Daun
Kandungan zat :-Tariin,
-Saponin
-Flavonoid
-Metil eugenol
Status : Ins.Pemikat (antractant)
Serangga lalat buah
Bactrocera dorsalis

Selasih hijau
(Ocimum sanctum)
Bahan yang digunakan : -Daun
Kandungan zat : -Tariin
-Saponin
-Flavonoid
-Metil eugenol
Status : Ins.Pemikat (antractant)
serangga
lalat buah Bactrocera dorsalis
Daun wangi
(Melaleuca bracteata L)

Bahan yang digunakan : -Daun


Kandungan zat : -Metil eugenol
Status : Ins.Pemikat
(antractant) serangga
lalat buah Bactrocera
dorsalis

Sirsak
(Annona muricata L)
Bahan yang digunakan : -Daun dan
Biji
Kandungan zat : -Annonain
Status : - Ins. Penolak
-Ins.Penghambat makan
- Ins. Kontak
- Ins.Racun perut
Srikaya
(Annona squamosa L)

Bahan yang digunakan : -Biji


Kandungan zat : -Annonain
-Resin
Status : - Racun Kontak
Racun perut, Penolak, Penghambat makan

Mimba
(Azadirachta indica A.Juss)

Bahan yang digunakan : -Daun dan Biji


Kandungan zat : -Azadirachtin, Meliantriol,
Salanin, Nimbin
Status : - Insetisida, Bakterisida, Fungisida,
Nematisida, Moluskisida, Sbg penghambat makan/
Pertumbuhan
Bilak / Maja/ Mojo legi / Maos / Kabila
(Aegle marmelos (L.) Correa)

Bahan yang digunakan : -Daun dan Biji


Kandungan zat : -Saponin
-Polifenol
-Plavonoida

Status : - Insetisida Racun


Perut

Mindi
(Melia azederach L.)
Bahan yang digunakan : -Daun dan Biji
Kandungan zat : -Azadirachtin
-Meliantriol
-Salanin
-Nimbin
Status Insetisida, Bakterisida, Fungisida,
Nematisida, Moluskisida, Sbg penghambat pertumbuhan
Serai
(Andropogon nardus L.)
Bahan yang digunakan :-Daun dan Batang
Kandungan zat : -Senyawa sitral, Sitronela,
Geraniol, Mirsena, Nerol, Farnesol, Metil heptenon,
Dipentena
Status : Penyebab desikasi pada tubuh
Serangga (apabila serangga terluka,
maka serangga akan terus-menerus
kehilangan cairan tubuhnya)

Saga
(Abrus precatorius L)

Bahan yang digunakan : -Biji


Kandungan zat : -Tanin,
-Toksalbumin
Status : -Insektisida kontak
-racun perut
Sembung
(Blumea balsamifera (L)DC
Bahan yang digunakan : - Biji/daun
Kandungan zat : -Borneol, Sineol, Limonen,
D.M. Eter Floro- Asetofenon
Status : -Moluskisida

Mahagoni
(Swietenia mahagoni)
Bahan yang digunakan : - Daun, Biji
Kandungan zat : -Tritaterpenoid, Limonoid,
Flavonoid, Surenon, Saponin, Surenin, Limonoid,
Surenolakton
Status : -Ins.Penghambat makan
-Ins.Kontak
-Ins. Racun Perut
-Ins. Penolak
Johar
( Cassia siamea Lamk )

Kandungan zat : -Saponin, Alkaloid, Flavonoid,


Tanin
Status : Ins.Racun Perut

Idarang /Galenggang Kecil /Ketepeng /


Ketepeng leutik /Pipo ( Cassia tora L )

Kandungan zat : -Tanin, Asam krsifanat, Rein


aloe-emodina, Saponin, Flavonoid
Status : -Ins.Racun Perut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai