Anda di halaman 1dari 5

Info Teknologi » Mimba Pestisida Nabati Ramah

Lingkungan
balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/mimba-pestisida-nabati-ramah-lingkungan

Sampai saat inipestisida kimia masih


merupakan satu-satunya senjata
pamungkas petani untuk pengendalian OPT
di lahan pertanian, karena mudah didapat,
tidak repot, dan hasilnya segera dapat
dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani
cenderung sangat berlebihan, sehingga
berdampak negatif terhadap konsumen
maupun ekosistem pertanian. Salah satu
cara alternatif untuk mengurangi
pencemaran lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida nabati.

Pendahuluan
Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani
untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot, dan
hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat
berlebihan, sehingga berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem
pertanian.

Salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk
mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena
efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia.

Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-
tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk
pengendalian hama. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan di dunia telah dila
porkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili
tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber
potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan
Rutaceae.

Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber
bahan pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama.
Tanaman ini tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di
sekitar provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTB. Dataran rendah dan lahan
kering dengan ketinggian 0-800 dpl. merupakan habitat yang terbaik untuk

1/5
pertumbuhan tanaman mimba. Penanaman
dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan
biji. Pembibitan lewat biji dilakukan segera
mungkin setelah panen. Biji yang dijadikan
benih, dimasukkan dalam karung basah
selama 3-7 hari, atau direndam semalam
agar cepat berkecambah. Benih yang telah
berkecambah kemudian dipindah dalam
polybag ukuran 30 cm yang berisi
campuran tanah dan humus sampai
tanaman berumur 3 bulan. Pemindahan
bibit ke lahan penanaman sebaiknya
dilakukan pada musim penghujan, agar
tanaman tidak kekeringan. Tanaman
mimba umumnya berbuah pada umur 3-5
tahun, dan pada umur 10 tahun tanaman mulai produktif berbuah. Buah yang dihasilkan
dapat mencapai 50 kg per pohon. Tanaman mimba hanya berbuah setahun sekali (sekitar
bulan Desember-Januari).

Bagian tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan
bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama azadiraktin.
Selain bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida,
nematisida, bakterisida, maupun akarisida.

2/5
Cara Kerja Mimba
Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung
azadirachtinmeliantriol, salanin, dan nimbin, yang merupakan hasil metabolit sekunder
dari tanaman mimba. Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara
cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses
ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas
telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul.
Selain bersifat sebagai insektisida, tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai
fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida dan rodentisida. Senyawa aktif
tersebut telah dilaporkan berpengaruh terhadap lebih kurang 400 serangga. sebagai
senyawa aktif utama,

Keunggulan Mimba
Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai
beberapa keunggulan antara lain :

Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang
untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa
saat menjelang panen.
Cara kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak)
Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.

Dengan keunggulan di atas, maka akan dihasilkan produk pertanian dengan kualitas yang
prima, dan kelestarian ekosistem tetap terpelihara.

Kelemahan mimba
Persitensi insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi
ekonomis, karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-
ulang agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal.

Biaya produksi lebih mahal, sehingga harga jualnya belum tentu lebih murah dari
insektisida sintetik.

Kendala pengembangan mimba sebagai insektisida alami

3/5
Aplikasi kurang praktis dan hasilnya tidak dapat segera dilihat, di samping itu
petani harus membuat sedia sendiri. Dengan alasan tersebut petani akan lebih
memilih pestisida kimia dari pada nabati.
Kurangnya dorongan penentu kebijakan
Bahan, seperti halnya biji mimba tidak tersedia secara berkesinambungan, hal
tersebut disebabkan karena biji mimba hanya dapat dipanen setahun sekali.
Frekuensi pemakaian lebih tinggi, yang disebabkan karena sifat racunnya mudah
terdegradasi
Memerlukan persiapan yang agak lama, untuk mendapatkan konsentrasi bahan
pestisida yang baik harus dilakukan perendaman selama 12 jam (semalam).

Berdasarkan hasil penelitian telah diperoleh bahwa ekstrak air biji mimba 50 g/l yang
diaplikasikan pada umur 8 hari efektif menekan serangan hama lalat kacang, Ophiomyia
phaseoli pada tanaman kedelai setara Karbofuran (Curater 3 G-6 kg/ha), Fipronil (Regent
50 EC-2 ml/l), dan Klorfirifos (Petroban200 EC-2 ml/l) (Gambar 1) dengan memberikan
nilai tambah sebesar Rp 80 400,- per hektar, dibanding dengan tanpa pengendalian. Biji
mimba yang diekstrak dengan pelarut air (50 g/l) ditambah 0,5 ml perata/ha juga efektif
menekan serangan tungau merah pada ubikayu dengan mortalitas 70 %. Pada tanaman
kacang hijau ekstrak air biji mimba 50 g/l dapat menekan kehilangan hasil 13-45%
terhadap hama penggerek polong Maruca testulalis, dan sebesar 21,5 % terhadap hama
Thrips bila dibanding tanpa pengendalian. Hasil pengamatan di KP Kendalpayak pada
MT 2007 menunjukkan bahwa populasi ulat grayak, Spodoptera lituraBemisia tabaci
cukup tinggi. Rata-rata populasi ulat grayak adalah 6 ekor ulat/6 ayunan (Gambar 2),
sedang populasi kutu kebul mencapai 1300-1500 ekor /6 ayunan (Gambar 3) pada
varietas Burangrang, Kaba, Ijen, yang disemprot insektisida kimia, dibanding 1 ekor
ulat/6 ayunan dan 100-700 ekor kutu kebul/6 ayunan pada varietas yang sama yang
disemprot dengan serbuk biji mimba 50 g/l air. Pada perlakuan penyemprotan serbuk biji
mimba 50 g/l air, predator laba-laba masih dijumpai, sedangkan pada perlakuan
insektisida kimia, tidak ditemukan adanya predator laba-laba (Gambar 2). Penampilan
tanaman yang diaplikasi dengan serbuk biji mimba juga baik (Gambar 4). Hasil uji
laboratorium terhadap ulat grayak Spodoptera litura. diperoleh bahwa ekstrak air daun
mimba (EDM) dan ekstrak air biji mimba (EBM) efektif menekan populasi larva S.
lituraS. Litura (Gambar 5). dan kutu kebul, masing-masing sampai 83 % dan 93 %.
Mortalitas larva pada perlakuan biji lebih tinggi bila dibanding dengan perlakuan daun.
Penggunaan EDM dengan konsentrasi 10 % (100 g/l) secara statistik tidak berbeda nyata
dengan penggunaan EBM sebanyak 50 g/l. Semakin tinggi konsentrasi biji maupun daun
yang digunakan semakin efektif / manjur dalam mematikan larva

Pembuatan Ekstrak Air Biji Mimba


1. Kering anginkan biji mimba beserta kulit biji sampai kering agar tidak berjamur.
2. Giling biji dan kulit biji mimba sampai halus, kemudian saring dengan ayakan (850
µm).
3. Timbang 25-50 g serbuk biji mimba + 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian
rendam semalam (12 jam).
4. Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing

4/5
5. Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml
perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan.
6. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dengan volume semprot yang
memadai 400-600 l air, tergantung umur tanaman yang akan disemprot

Pembuatan Ekstrak Air Daun Mimba


1. Blender 50 g daun mimba segar dengan 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian
rendam semalam (12 jam).
2. Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing
3. Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml
perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan.

5/5

Anda mungkin juga menyukai