Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENCEMARAN LIMBAH PERTANIAN


Untuk Memenuhi Tugas
di Mata Kuliah Legal Aspek Kimia

Disusun Oleh Kelompok 12 :


Nama : 1. Althair Fajar Muhammad Buadiant (50422180)
2. Rajaa’ Ammar Syafiq (51422362)
3. Raffi delano

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI JURUSAN
INFORMATIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah dengan
tepat waktu. Makalah yang berjudul “Pencemaran limbah pertanian” ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Legal Aspek kimia.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati saya memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini dan saya berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
dapat menyempurnakan makalah. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Limbah 3
2.2 Pengertian PencemaranLimbah Pertanian 3
2.3 Solusi yang dapat dilakukan untuk 4
mengurangi pencemaran limbah pertanian

BAB III PENUTUP 11


3.1 Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 11

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah pertanian yang semakin banyak lambat tahun akan


menimbulkan masalah besar bagi lingkungan disekitarnya. Pemanfaatan
limbah jagung selama ini kurang maksimal hanya digunakan sebagai
campuran pakan ternak dan bahan bakar sehingga menjadi sumber
pencemaran lingkungan. Limbah batang dan tongkol jagung mengandung
lignoselulosa (Ilmi & Nengah, 2013). Enzim tersebut dapat digunakan
sabagai media campuran budidaya jamur tiram, karna mengandung selulosa
yang cukup banyak.

Selama ini media yang digunakan dalam budidaya jamur tiram yaitu serbuk
gergaji yang dapat kita cari dipabrik pengolahan kayu. Akan timbul masalah
apabila dimasa yang akan datang serbuk gergaji sukar di dapatkan.
Berkurangnya cadangan serbuk gergaji lambat tahun akan berdampak pada
petani budidaya jamur tiram. Untuk mengatasi terjadinya kelangkaan serbuk
gergaji di masa yang akan datang ada beberapa alternatif yang dapat
digunakan sebagai media tanam jamur tiram yaitu batang dan tongkol jagung
sebagai alternatif campuran serbuk gergaji.
Limbah tanaman jagung yang dapat dimanfaatkan sebagai media
tanam jamur merang yaitu batang dan tongkol jagung. Bagian tongkol
jagung lebih baik digunakan sebagai media tanam jamur merang, karena pada
bagian tongkol memiliki serat yang tidak terlalu keras dan mudah diurai.
Selain itu, sisa kulit biji jagung yang tertinggal di tongkol akan memberikan
tambahan nutrisi bagi pertumbuhan jamur. Biji jagung mengandung kalori
2
dan beta-karoten yang cukup tinggi yang mudah dicerna oleh jamur untuk
pertumbuhannya. Seperti halnya jerami padi, limbah jagung memiliki daya
simpan yang baik, harga murah, dan jumlahnya melimpah. Kondisi ini sangat
bermanfaat bagi petani, terutama waktu pemanfaatan yang bisa digunakan
kapan saja. Pola petani Indonesia yang hanya menanam jagung sebagai

tanaman selingan padi akan berpengaruh dalam persediaan media tanam


jamur. Karena itu sangat disarankan petani jamur hendaknya melakukan persiapan
dalam jumlah besar (Suharjo, 2010).
Tabel 1.1 Kandungan Nutrisi Tongkol Jagung dalam 100 gram
Kandungan Kadar (%)
Selulosa 33,8
Lignin 9,1
Hemiselulosa 16
Nitrogen 0,4
Sumber: Nurhayati dalam Ardiansyah, 2010.
Tabel 1.2 Kandungan Nutrisi Batang Jagung dalam 100 gram
Kandungan Kadar (%)
Selulosa 45
Pentosa 35
Lignin 15
Sumber:Nurcholis dan Kartika 2010.
Dari tabel di atas dapat kita lihat batang dan tongkol jagung
mengandung senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai media tanaman
jamur tiram. Nitrogen yang ada dalam tongkol jagung sangat di butuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram karena nitrogen sebagai
penyusun utama dari protein (Gunawan dalam Goio, 2012). Selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang terdapat pada batang jagung merupakan
sumber karbon yang berguna untuk pembentukan sel dan sebagai energi
untuk metabolisme (Chang dan Hayes dalam Widiastuti dan Panji, 2008).
Budiadaya jamur tiram telah banyak dilakukan baik secara
tradisional maupun secara moderen. Peningkatan produktivitas jamur tiram
cukup tinggi yakni sekitar 418,3% atau sebesar 875.600 (Sumarsih, 2010).
Jamur tiram menjadi bahan pangan alternatif yang di sukai masyarakat,
karena jamur tiram mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah di
banding dengan daging sehingga lebih sehat untuk di konsumsi
(Mustachfidoh, 2010).
Dari segi gizi, jamur tiram mempunyai kadar protein berkisar 20 –
40 % berat kering sehingga lebih baik 2dibanding dengan sumber protein lain
seperti kedelai atau kacang – kacangan. Selain itu, protein jamur tiram yang
mudah di cerna dan banyak mengandung asam amino esensial yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada jamur tiram juga mengandung lemak
yang rendah dengan komposisi lemak mayoritad (72 – 85% dari total lemak)
yang terdiri dari asam lemak tidak jenuh membuat jamur tiram cocok
dikonsumsi mereka yang sedang diet (Sumarsih, 2010).
Tabel 1.3 Kandungan Gizi Jamur Tiram dalam 100 gram
Komposisi Kadar (%)
Protein 10,5-30,4
Lemak 1,7-2,2
Vitamin B2 4,7-4,9
Sumber : (Maulana, 2012).
Produktivitas jamur tiram setiap baglognya menghasilkan 0,5 kg
setiap panennya. Tubuh buah jamur yang di panen ini yang akan di konsumsi
sebagai sup, kripik jamur, sosis jamur. Berat basah dari tubuh buah jamur ini
yang menentukan tinggi dan rendahnya produktivitas jamur tiram (Asegab,
2011).
Berdasarakan penulusuran kepustakaan, penulis menemukan beberapa
penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil
penelitian Hartini (2012) yang meneliti mengenai pemanfaatan batang jagung
sebagai media tanam pada budidaya jamur merang. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa perlakuan penambahan batang jagung pada media jamur
0,68 kilogram berpengaruh terhadap parameter pengamatan. Penambahan
batang jagung dengan 0,68 kilogram pada media tanam jamur merang
menghasilkan bobot segar badan buah paling tinggi yaitu 76,11 gram rata-rata
selama lima kali panen. Hasil penelitian Ardiansyah (2010) yang meneliti
mengenai pemanfaatan tongkol jagung sebagai media pertumbuhan jamur
tiram putih. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa perlakuan
penambahan tongkol jagung mempengaruhi terhadapparameter pengamatan.
Penambahan tongkol jagung dengan 90 % pada media tanam jamur tiram
menghasilkan bobot segar badan buah paling tinggi yaitu 177, 968 gram
selama 3 kali panen gram per baglog selama lima kali panen

2
1.2 TUJUAN PENULISAN
Memahami,dan menjelaskan konsep pencemaran limbah pertan

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pendahuluan

Hakikat Pembangunan adalah Pembangunan “Manusia Indonesia Seutuhnya dan


Pembangunan Seluruh Masyarakat Indonesia”. Ini berarti bahwa
pembangunan mencakup : kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang,
perumahan dan lain-lain; kemajuan batiniyah seperti pendidikan, rasa aman,
rasa keadilan dan rasa sehat; dan kemajuan yang meliputi seluruh
rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup berkeadilan sosial.
Proses pembangunan untuk mencapai tujuan tersebut membawa konsekuensi
adanya perubahan-perubahan dan tantangan-tantangan. Tantangan permasalahan
yang timbul dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor pokok, yaitu:
1. perkembangan penduduk dan masyarakat;
2. perkembangan sumber alam dan lingkungan;
3. perkembangan teknologi dan ruang lingkup kebudayaan;
4. perkembangan ruang lingkup internasional.

Perkembangan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi telah menimbulkan “lingkungan


buatan” (man-made environment), seperti kota, pulau buatan, danau buatan, dan lain-lain.
Di samping itu timbul pula pencemaran lingkungan sebagai hasil samping kemajuan
teknologi.Melihat perkembangan kerusakan lingkungan yang begitu cepat setelah revolusi
industri, dan lebih-lebih setelah Perang Dunia Kedua, manusia mulai bersikap kritis
menanggapi pola hidup dan pola pembangunan yang berlangsung saat ini. Maka
pembangunan yang kita ikhtiarkan di Indonesia ini ialah “pembangunan yang
berwawasan lingkungan”.
Industri, pertambangan, dan energi serta pengelolaan lingkungan hidup mempunyai
pengaruh besar kepada lingkungan, karena pertama, dapat
merubah sumber alam menjadi produk baru, dan kedua dapat menghasilkan produk
sampingan.

Produk sampingan yang muncul dapat berupa energi yang hilang, berupa panas,
suara atau kebisingan, berupa buangan (solid waste) dan berupa limbah serta
kotoran yang mencemarkan lingkungan. Dalam hal ini yang penting adalah
pemanfaatan limbah-limbah ini, sehingga yang semula bernilai negatif menjadi
positif. Misalnya pemanfaatan sampah bagi penimbunan tanah berawa-rawa, tanah

3
tidak datar, atau lingkungan tanah kritis. Hal ini akan memperoleh hasil yang lebih
besar bila ditingkatkan melalui pengurukan dan sanitary landfill. Sampah dapat
pula didaur ulang (recycling) untuk bahan baku produksi. Demikian pula limbah
industri seperti limbah tapioka (onggok), limbah padi, kedelai, dan lain-lain dapat
dimanfaatkan menjadi makanan ternak atau bahan makanan untuk manusia.

Untuk itu Anda sebagai penyuluh pertanian, hendaknya dapat mengajak petani dan
masyarakat lain untuk memanfaatkan limbah pertanian sedemikian rupa sehingga
menjadi bahan yang bernilai positif.
Kompetensi umum yang ingin dicapai setelah Anda mempelajari mata kuliah ini, adalah
Anda dapat menjelaskan pengertian dan ruang lingkup limbah pertanian serta potensinya

2.1 PENGERTIAN LIMBAH

Limbah hasil pertanian adalah bahan yang merupakan buangan dari proses perlakuan atau
pengolahan dalam memperoleh hasil utama dan hasil samping. Namun, dalam materi
pokok ini yang dimaksud dengan limbah meliputi juga hasil samping, karena masih sulit
memberi garis pemisah yang jelas antara limbah dan hasil samping.
Ada lagi pengertian lain yaitu limbah industri hasil pertanian adalah produk suatu proses
industri yang belum mempunyai nilai ekonomis, yang dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keduanya mempunyai pengertian yang sama sebab buangan berarti tidak/belum
mempunyai nilai ekonomis.
Masalah-masalah limbah yang dihadapi sekarang ini adalah sebagai berikut:

1. sikap masyarakat yang kurang menghargai limbah,


2. belum semua limbah hasil pertanian dimanfaatkan secara maksimal,
3. belum ada teknologi yang tepat dan mudah diterapkan di masyarakat,
4. pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah belum dapat diatasi,
5. adanya tanggapan bahwa pemanfaatan limbah mengakibatkan nilai tambah
yang relatif kecil,

2.2 PENGERTIAN PENCEMARAN LIMBAH PERTANIAN

Polusi pertanian merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh produk sampingan yang


berasal dari biotik ataupun abiotik dari praktik pertanian, sehingga lingkungan dan
ekosistem di sekitarnya terkena imbasnya. Penggunaan pestisida, pupuk dan bahan-bahan
kimia merupakan contoh dari penyebab terjadinya polusi pertanian,

4
Jenis-Jenis Limbah Pertanian
Secara garis besar limbah pertanian dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu limbah pra panen, limbah
saat panen, dan limbah pasca panen.

a. Limbah pertanian pra panen


Sesuai namanya, limbah jenis ini merupakan materi-materi biologi yang terkumpul sebelum
hasil utamanya diambil. Limbah pertanian pra panen biasanya dikumpulkan sebagai sampah
dan umumnya hanya dibakar. Adapun contoh dari limbah jenis ini antara lain adalah daun,
ranting, batang tanaman, media jamur, campuran makanan ternak, dan kotoran ternak. Untuk
kotoran ternak, selain lazim digunakan sebagai pupuk kandang, lebih lanjut dapat diolah
menjadi bahan bakar langsung atau difermentasi menjadi biogas.

b. Limbah pertanian saat panen


Limbah jenis ini tersedia pada musim panen. Adapun contoh dari limbah pertanian saat
panen ini sebagian besar berasal dari golongan tanaman serealia, seperti padi, jagung, dan
sorgum. Limbah dari tanaman tersebut berupa jerami Jerami sebagai limbah pertanian jenis
ini, kalau tidak dibuang atau dibakar, umumnya dimanfaatkan sebagai kompos, bibit, serta
makanan ternak ruminansia, yaitu hewan pemamah biak, seperti lembu, biri-biri, dan domba.

c. Limbah pasca panen


Limbah pasca panen dapat digolongkan ke dalam kelompok limbah sebelum diolah, dan
limbah setelah diolah atau limbah industri pertanian. Adapun yang termasuk limbah sebelum
diolah contohnya adalah tempurung, sabut, dan air buah pada kelapa. Sedangkan limbah
setelah diolah dapat ditemui di penggilingan padi, antara lain adalah sekam kasar, dedak, dan
menir. Sekam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi untuk pembuatan bata merah,
dipakai sebagai media tanaman hias, diarangkan untuk media hidroponik, diekstrak untuk
diambil silikanya sebagai bahan ampelas dan lain-lain. Dedak halus digunakan sebagai
pakan ternak ayam, bebek, atau kuda. Sementara menir dapat dimanfaatkan sebagai
campuran makanan burung, dan diekstrak minyaknya menjadi minyak bekatul atau bran oil.

Dampak Limbah Pertanian untuk Lingkungan

5
Limbah pertanian yang mengalami proses pelapukan atau fermentasi, baik secara alami
maupun melalui bantuan aktivator–zat yang menstimulasi proses dekomposisi akan
menghasilkan pupuk organik. Lebih lanjut, Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Tengah Bukit Tegalepek Sri Karyaningsih, Isnani Herianti, dan Tota Suhendrata
(2008) menjelaskan bahwa pupuk organik ini merupakan pupuk yang lengkap dengan
kandungan unsur makro dan mikro sebagaimana dibutuhkan tanaman, meskipun dalam
jumlah yang kecil. Dengan kandungan tersebut, pupuk organik dapat memperbaiki struktur
tanah dan dapat meningkatkan produktivitas lahan. Maka, ketersediaan pupuk organik
sebagai hasil olahan limbah pertanian dalam jumlah dan kualitas yang memadai dapat
menjadi dasar bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Adapun penggunaan pupuk
hasil proses limbah pertanian ini memerlukan pengetahuan yang mumpuni agar
pemanfaatannya tepat guna. Apabila penggunaannya menyalahi ketentuan, limbah pertanian
dapat mencemari tanah, sebagaimana dijelaskan oleh Wahono Widodo, dkk. dalam buku
Ilmu Pengetahuan Alam (2017). Misalnya, pada pemanfaatan pupuk urea dan pestisida
untuk memberantas hama tanaman, jika digunakan secara terus-menerus akan merusak
struktur tanah. Tingkat kesuburan tanah akan menurun hingga tidak dapat ditanami jenis
tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Hal tersebut terjadi sebab
penggunaan pestisida bukan hanya mematikan hama tanaman, melainkan juga
mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Padahal, kesuburan tanah tergantung pada
jumlah organisme di dalamnya. Dalam jangka panjang, penggunaan pestisida pun akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut. Selain itu, pencemaran air
juga dapat terjadi karena penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu yang
berlebihan, seperti insektisida dan herbisida. Pemberian pupuk yang berlebih tidak akan
terserap oleh tumbuhan, sehingga terbuang menuju perairan. Akibatnya, terjadi blooming
algae atau tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan air. Tanaman ganggang ini dapat
menutupi seluruh permukaan air, sehingga mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke
dalam perairan tersebut. Akibatnya, proses fotosintesis fitoplankton terganggu karena kadar
oksigen yang terlarut dalam air menurun. Hal ini merugikan makhluk hidup lain yang berada
di dalamnya, baik yang ada di perairan kolam, sungai, waduk, maupun danau.

6
2.3 Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran
limbah pertanian

1. Menggunakan pestisida yang bijaksana: Pertanian modern tidak dapat


dipisahkan dari penggunaan pestisida, namun penggunaan pestisida yang
berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan masalah
kesehatan. Oleh karena itu, petani harus mengikuti petunjuk penggunaan
pestisida dan menggunakan pestisida yang sesuai dengan jenis tanaman dan
hama yang ingin dikendalikan.
2. Menggunakan pupuk yang tepat dosis: Pupuk dapat meningkatkan
produktivitas tanaman, namun penggunaan pupuk yang berlebihan dapat
mencemari lingkungan. Petani harus menggunakan pupuk yang tepat dosis
dan mengikuti petunjuk penggunaan pupuk yang disarankan.
3. Mengelola limbah ternak dengan baik: Limbah ternak mengandung nitrogen
dan fosfor yang tinggi, serta bakteri dan virus yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan pada manusia dan hewan. Oleh karena itu, limbah ternak
harus dikelola dengan baik, seperti dengan membuat kompos atau biogas dari
limbah ternak.
4. Menggunakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan: Teknologi
pertanian yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi pencemaran
limbah pertanian. Contohnya adalah penggunaan sistem pertanian organik
atau sistem pertanian terpadu (integrated farming) yang mengintegrasikan
pertanian, peternakan, dan perikanan.
5.Menerapkan sistem pertanian berkelanjutan: Sistem pertanian berkelanjutan
mengutamakan keseimbangan antara produksi, lingkungan, dan sosial. Sistem
pertanian berkelanjutan dapat mengurangi pencemaran limbah pertanian
dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dan meminimalkan
dampak negatif pada lingkungan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
pencemaran limbah pertanian dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan manusia,
hewan, dan lingkungan. Sumber pencemaran limbah pertanian berasal dari penggunaan
pestisida, penggunaan pupuk, dan limbah ternak. Untuk mengurangi pencemaran limbah
pertanian, diperlukan upaya yang berkelanjutan, seperti penggunaan pestisida yang
bijaksana, penggunaan pupuk yang tepat dosis, serta pengelolaan limbah ternak yang baik.
Dengan demikian, kegiatan pertanian dapat dilakukan secara berkelanjutan dan tidak
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, S., & Gupta, R. K. (2019). Agricultural waste pollution: A


comprehensive review. Journal of Environmental Management, 233, 717-
732.

Bolan, N. S., Adriano, D. C., & Curtin, D. (2003). Soil acidification and liming
interactions with nutrient and heavy metal transformation and
bioavailability. Advances in Agronomy, 78, 215-272.

Brandt, R. C., & Woodbury, P. B. (2019). Pesticide residues in crops: A review


of their occurrence and persistence in the environment. Journal of
Environmental Science and Health, Part B, 54(5), 355-363.

Hosen, M. B., & Hanafi, M. M. (2015). Environmental impact of pesticides


on soil and water quality: A review. Journal of Chemistry, 2015, 1-14.

Anda mungkin juga menyukai