PENDAHULUAN
1
2
Ikan lele dumbo juga merupakan jenis ikan yang memiliki bagian edible
(dapat dikonsumsi) sebanyak 40% dari total beratnya, dengan contoh ikan lele
dumbo seberat 1000 gram hanya memiliki 400 gram bagian daging yang dapat
dikonsumsi. Angka 60% dari bagian yang tidak dapat dikonsumsi merupakan sisa
atau limbah pangan berupa tulang, sirip, kepala ataupun kulit (Handayani, 2015).
Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah membuat
produk olahan abon ikan yang dapat memanfaatkan ikan lele dumbo yang tidak
terjual ke pasaran dan dapat memanfaatkan bagian tubuh ikan lele yang tidak
dikonsumsi pada umumnya. Abon dapat menjadi preferensi produk olahan karena
abon merupakan produk yang cukup digemari dan sudah dikenal masyarakat sejak
lama (Tombo, 2017).
Berpegang pada prinsip penekanan limbah produksi pangan juga berkaitan
dengan proses pengolahan abon ikan. Abon merupakan produk kering yang pada
umumnya diolah dengan menggunakan metode penggorengan atau deep frying
dan menggunakan minyak sebagai media pemanasannya. Rasio penggunaan
minyak pada pengolahan abon adalah 2 kali dari jumlah bahan yang akan
digoreng (Tombo,2017). Rasio limbah minyak setelah penggorengan berbanding
lurus dengan jumlah bahan yang digoreng, semakin banyak bahan maka semakin
banyak pula minyak yang diperlukan.
Metode pengolahan selain penggorengan yang dapat digunakan untuk
mengolah produk dengan bahan dasar ikan adalah sangrai (Aldrinasari, 2022).
Aldrinasari (2022) pada penelitiannya menggunakan ikan layang sebagai bahan
baku dan menerapkan variasi pengolahan berbeda, menghasilkan perlakuan
terbaik pan frying yang dimasak selama 40 menit dengan nilai kadar air 2,109%,
kadar lemak 29,835%, serta kadar serat 0,703%. Perlakuan terbaik dari penelitian
tersebut membuktikan abon dapat diolah dengan metode penggorengan berbeda.
Penerapan metode pan frying menggunakan minyak yang jauh lebih sedikit.
Meskipun pada hasil penelitiannya pembahasan mengenai limbah tidak
disinggung, namun perbedaan metode yang digunakan menunjukkan perbedaan
yang sangat signifikan jika dilihat dari segi penggunaan minyak sebagai media
pemanas selama proses pengolahan.
3