PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kerupuk adalah salah satu makanan ringan yang banyak digemari oleh
penduduk di negara-negara Asia Tenggara. Kerupuk merupakan produk yang
dibuat dari bahan utama tapioka, udang/ikan dan lainnya. Data statistik tahun
2008 (BPS, 2008) dalam (Mubarok, 2009), menjelaskan bahwa kapasitas produksi
kerupuk pada tahun 2006 sebesar 17.694 ton, tahun 2007 sebanyak 17.871 ton dan
tahun 2008 sebanyak 18.959 ton sedangkan tingkat produksi kerupuk yang baru
dapat dipenuhi pada tahun 2006 sebesar 9.466 ton, pada tahun 2007 sebanyak
9.740 ton dan tahun 2008 triwulan kedua 7.317 ton. Berdasarkan data tersebut di
atas masih ada kapasitas produksi kerupuk yang belum terpenuhi sebesar 8.228
ton pada tahun 2006, sebesar 8.131 ton pada tahun 2007 dan untuk tahun 2008
triwulan kedua sebesar 11.642 ton. Mengingat semakin bertambahnya kapasitas
produksi per tahunnya sekitar 600 ton, maka dapat diperkirakan bahwa pada tahun
2015 kapasitas produksinya sebesar 23.647 ton namun dikarenakan permintaan
konsumen yang semakin meningkat akibat jumlah penduduk Indonesia yang
semakin bertambah, angka tersebut tidak bisa tercapai, sehingga kapasitas
produksi yang akan terpenuhi sekitar 14.447 ton dan yang belum terpenuhi
sebesar 9.200 ton. Dengan demikian masih ada peluang untuk meningkatkan
produksi kerupuk dalam rangka pemenuhan permintaan konsumen tersebut.
Kerupuk dikonsumsi sebagai makanan selingan atau pelengkap lauk. Sifatsifat kerupuk yang disukai konsumen utamanya kerenyahannya, selain itu juga
cita rasanya. Jenis kerupuk sangat banyak, umumnya dibuat dari bahan dasar pati
tapioka atau pati sagu (Mohamed et al, 1989).
Amplang adalah makanan khas Kalimantan Timur, dikenal juga dengan
nama kerupuk kuku macan. Kerupuk ini mempunyai cita rasa yang gurih dan
enak. Bahan utama amplang ini adalah ikan tenggiri yang dicampur dengan
tapioka, telur dan bumbu-bumbu lainnya (Hadiwiyoto, 1993). Amplang biasanya
menggunakan ikan yang tinggi protein dikarenakan agar rasa gurih/umaminya
lebih kuat. Ikan tenggiri yang memiliki kandungan protein (21,5%) (Mahmud,
2008) dapat memberikan rasa yang gurih pada produk amplang. Untuk
mengangkat produk lokal tersebut maka perlu adanya inovasi dalam pembuatan
amplang dengan menggunakan ikan yang belum pernah digunakan sebagai bahan
dasar yaitu ikan lele dumbo. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan
bahan pangan yang mudah didapat dan murah harganya berkisar Rp 15.000-Rp
25.000,-/ Kg. Ikan ini juga kaya zat gizi dan sangat baik bagi jantung karena
rendah lemak (Astawan, 2009). Ikan lele dumbo mengandung protein yang cukup
tinggi (17,7%), kandungan lemak yang rendah (4,8%) dan kadar air (76%)
(Heruwati dan Indarti 1987). Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
(2014) proyeksi produksi ikan lele nasional selama 2010-2014 sebesar 450 % atau
rata-rata meningkat sebesar 35% per tahun yakni pada tahun 2010 sebesar
270.600 ton meningkat menjadi 900.000 ton pada tahun 2014. Selain itu ikan lele
dumbo memiliki daging yang lebih banyak dari ikan air tawar lainnya, dimana
rendemen ikan lele dumbo (fillet) cukup tinggi yaitu 40% (Mahyuddin, 2008),
sehingga sangat berpotensi dijadikan bahan baku pembuatan amplang.
Penambahan telur dalam pembuatan amplang berfungsi sebagai bahan
penguat adonan agar tidak mudah hancur saat digoreng. Menurut Anonim (2010)
penggunaan telur ayam untuk pembuatan amplang adalah 30% dari berat ikan
lele. Komposisi telur yang utuh adalah putih telur dan kuning telur. Putih telur
berguna sebagai pengeras sedangkan kuning telur berguna sebagai pengempuk.
Dalam satu butir telur utuh kandungan putih telur sebanyak 64%, sedangkan
kandungan kuning telur sebanyak 36% (Desrosier, 1998).
Koswara (2009) mengatakan fungsi telur dalam pembuatan kerupuk
adalah untuk meningkatkan nilai gizi, rasa dan sebagai emulsifier, serta mengikat
komponen-komponen adonan. Bagian telur yang memiliki fungsi sebagai
emulsifier
adalah
kuning
telur
karena
terdapat
lesithin
yang
dapat
fungsi yang berbeda pada adonan, maka sehubungan hal tersebut perlu
dilakukan kajian mengenai pengaruh penambahan bagian telur dan
prosentasenya terhadap sifat-sifat amplang yang dihasilkan.
dan prosentasenya yang digunakan terhadap sifat-sifat amplang ikan lele dumbo
serta berapakah penambahan bagian telur dan prosentasenya yang tepat dalam
pembuatan amplang ikan lele dumbo.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh penambahan bagian telur dan prosentasenya yang
digunakan terhadap sifat-sifat amplang ikan lele dumbo
2. Memperoleh bagian telur dan prosentasenya yang tepat dalam pembuatan
amplang ikan lele dumbo
3. Mengetahui perlakuan amplang ikan lele dumbo yang paling disukai
panelis pada uji sensoris.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Melestarikan produk lokal yang memiliki ciri khusus dari segi bahan baku
yang berbeda
2. Memberikan
alternatif
peluang
usaha
kepada
masyarakat
untuk
memproduksi amplang dari bahan dasar ikan lainnya yang belum pernah
dimanfaatkan
3. Meningkatkan nilai ekonomis ikan lele dumbo
Jenis
tapioka yang diberi campuran udang, kerupuk ikan diberi campuran ikan, kerupuk
mie dibuat dari tapioka dan dibentuk seperti mie (ada juga kerupuk mie yang
dibuat dari terigu), kerupuk sayuran kelihatannya hanya dibuat dari tapioka
(seperti kerupuk mie) dan tidak diberi bumbu apa-apa (rasanya tawar, dan
biasanya digunakan untuk gado-gado dan lainnya).
Berdasarkan
bahan-bahan
pemberi
rasa
yang
digunakan
dalam
Satuan
Persyaratan
Min 7 (Skor 1 9)
%
%
%
%
Maks 4,0
Maks 5,0
Maks 35,0
Min 7,0
koloni/g
APM/g
-
koloni/g
Negatif/25 g
mg/kg
Maks 0,1
- Merkuri (Hg)
- Timbal (Pb)
- Arsen (As)
- Timah (Sn)
CATATAN*
diperlukan
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 0,5
Maks 0,3
Maks 1,0
Maks 40,0
Bila
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Metazoa
Vertebrata
Pisces
Teleostei
Ostariophysoidei
Siluroidea
Claridae
Clarias
Clarias gariepinus Burch
Pada 100 gram ikan lele dumbo terdapat beberapa kandungan gizi yaitu
protein (17,7%), lemak (4,8%), karbohidrat (0,3%), mineral (1,2%) dan air (76%).
Kandungan gizi ikan lele dumbo dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kandungan gizi pada ikan lele dumbo
N
Kandungan Gizi
o
1. Protein (g)
2. Lemak (g)
3. Karbohidrat (g)
4. Mineral (g)
5. Air (g)
Sumber : Astawan (2009)
Protein yang terdapat dalam ikan merupakan protein yang amat penting dan
10
11
pengolahan pati adalah bagaimana cara memisahkan granula pati dengan fraksi
lain yang bukan pati (Suprapti, 2005).
Tapioka umumnya berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
larut dalam air dingin, tapi larut dalam air panas. Tapioka mengandung senyawa
amilopektin yang mempunyai sifat sangat jernih yang mampu meningkatkan
penampilan, memiliki daya pemekatan yang tinggi, dan suhu gelatinisasi yang
rendah (Nirawan, 1992).
Tapioka merupakan salah satu sumber protein homopolimer glukosa
dengan ikatan -glikosidik. Pati terdiri dari 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan
air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut
amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan -(1,4)-D- glukosa,
sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan -(1,6)-D-glukosa. Berbagai
jenis pati tidak sama sifatnya tergantung dari panjang rantai karbonnya, serta lurus
atau bercabang rantai molekulnya (Winarno, 2002).
Tapioka jika dicampur dengan air, maka memiliki sifat sebagai pengikat.
Tapioka juga merupakan salah satu jenis pengikat yang termasuk dalam golongan
dextrin. Dextrin merupakan salah satu jenis golongan karbohidrat yang memiliki
formulasi yang mirip dengan tepung kanji (tapioka) namun memiliki susunan
molekul yang lebih kecil dan lebih komplek. Tapioka juga termasuk jenis selulosa
(karbohidrat rantai panjang), dimana unsur yang dominan dalam karbohidrat
adalah unsur karbon, hidrogen dan oksigen (Asnawi, 2003).
Tapioka yang digunakan sebagai bahan baku kerupuk ikan disesuaikan
dengan tingkat kualitas kerupuk yang akan dibuat. Untuk mengetahui apakah
tapioka memenuhi syarat sebagai bahan baku kerupuk dapat dilakukan
pengujian/tes dengan cara meletakkan sedikit tapioka di dalam mangkuk dan
menuanginya dengan air mendidih. Apabila tapioka tersebut langsung membentuk
jendalan yang tembus pandang dan jernih (transparan), berarti tapioka tersebut
dapat digunakan sebagai bahan baku kerupuk. Apabila tidak terjadi perubahan,
artinya tapioka tetap berwarna putih, berarti tapioka tersebut tidak memenuhi
syarat bahan baku kerupuk (Suprapti, 2005).
12
Tapioka
362
0,5
0,3
86,9
20
7
1,58
12
13
Telur Ayam
90%
162
12,8
11,5
0,7
54
180
2,7
900
0,10
0
74
Kuning Telur
100%
361
16,3
31,9
0,7
147
586
7,2
2000
0,27
0
49,4
Putih Telur
100%
50
10,8
0
0,8
6
17
1,2
(0)
0
0
87,8
14
15
kemurnian garam minimum 99% NaCl. Mutu garam dibawah 99% NaCl akan
mengurangi kecepatan garam masuk ke dalam jaringan bahan dan dapat
menurunkan kualitas warna, rupa serta tekstur produk (Fachruddin, 1997).
Menurut Wiriano (1984), banyaknya garam yang digunakan biasanya 0,5% - 3%.
Pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan tekstur kerupuk yang dihasilkan
agak kasar.
2.6.3
Bawang Putih
Bawang putih (Alium salivum Linn) yang digunakan sebagai bumbu.
Bawang putih merupakan salah satu rempah yang biasa digunakan sebagai
pemberi rasa dan aroma makanan. Bawang putih terutama digunakan untuk
menambah flavor, sehingga produk akhir mempunyai rasa yang menarik. Bahan
aktif dalam bawang putih adalah minyak atsiri dan bahan yang mengandung
belerang. Selain sebagai bumbu bawang putih dilaporkan juga dapat sebagai anti
mikrobia dan dapat digunakan sebagai bahan pengawet produk (Wills, 1956).
2.6.4
Bahan Pengembang
Bahan pengembang kimia yang digunakan dapat berupa soda kue, biang
atau baking powder, krem roti atau baking cream (Anonim, 1981). Penggunaanya
dapat digunakan secara bersama-sama atau digunakan secara sendiri-sendiri dan
tergantung jenis produknya. Prinsipnya, bahan pengembang kimiawi ini akan
menghasilkan gas karbondioksida yang diperoleh dari garam karbonat dan garam
bikarbonat yang terkandung di dalamnya (Winarno, 2002).
2.7 Pengembangan Volume Kerupuk
Pengembangan volume kerupuk merupakan hasil sejumlah besar letusan
air yang menguap dengan cepat dan mendadak selama proses penggorengan dan
sekaligus terbentuk rongga-rongga udara yang tersebar merata pada seluruh
matrik kerupuk goreng (Muliawan, 1991).
16
17
Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk pembuatan amplang yaitu penumbuk,
18
A2B1
A2B2
A3B1
A3B2
A1B3
A2B3
A3B3
Model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut (Gaspersz, 1991) :
: pengaruh kelompok ke k
Eijk
19
Puti
h
Telu
r (g)
Kuni
ng
Telur
(g)
Air
Es
(g)
Tapio
ka
(g)
Gul
a
(g)
Gara
m
(g)
Bawa
ng
Putih
(g)
A1B1
A1B2
A1B3
A2B1
Fillet
Ikan
Lele
Dum
bo (g)
75
75
75
75
Penyed
ap
Rasa
(g)
6
6
6
6
Sod
a
Ku
e
(g)
1,5
1,5
1,5
1,5
15
22,5
30
0
0
0
0
15
100
100
100
100
7
7
7
7
3
3
3
3
A2B2
75
22,5
100
A2B3
75
30
12,6
6,58
0
18,9
3
15,2
2
11,5
1,5
100
1,5
3
3
3
3
20
A3B1
75
7,5
7,5
A3B2
75
11,25
A3B3
75
11,2
5
15
15
2
16,0
5
10,9
1
5,76
100
1,5
100
1,5
100
1,5
21
% kuning telur) ;(20% ; 30% ; 40% putih telur) ; (20% ; 30% ; 40%kuning dan putih telur)
Fillet ikan lele dumbo (35%)
Penghancuran
Pencampuran 1
5%), garam (1,4%), soda kue (0,7%), bawang putih (2,8%), penyedap rasa (1,4%)
Pencampuran 2
Pencetakan
Penggorengan
Amplang matang
22
BC
Kadar Air (%) = BA
100%
23
3.5.2
digoreng
dengan
soxhlet
menggunakan
pelarut
petroleum
benzene
CD
x 100
B A
Keterangan :
A : Berat kertas saring (g)
B : Berat kertas saring + sampel (g)
C : Berat kertas saring + sampel setelah dioven (g)
D : Berat kertas saring + sampel di soxhlet (g)
3.5.3
24
Perhitungan : %N =
Kemudian jarak diatur dengan kedalaman 2,00 mm, dengan menekan tombol
distance dan tombol hold secara bersamaan. Kemudian letakkan amplang pada
tempat uji tepat dibawah jarum rheotex, selanjutnya tekan tombol start selama
beberapa detik sampai terdengar tanda bunyi selesai kemudian dilanjutkan dengan
membaca angka yang ditunjukkan jarum rheotex yaitu dengan satuan g/mm.
Pengukuran ini dilakukan sebanyak lima kali untuk 1 sampel amplang dan hasil
akhir diperoleh dari nilai rata-rata angka rheotex.
25
3.5.6
Daya Kembang
Mengukur daya kembang amplang dilakukan dengan menghitung volume
3.5.7
amplang yang telah digoreng sebagai berat awal (A gram) kemudian kerupuk
dibiarkan dalam ruangan dan setelah 4 jam ditimbang beratnya sebagai berat akhir
(B gram). Berat akhir dikurangi berat awal dan dibagi berat awal kemudian
dikalikan 100%, maka dapat diketahui higroskopisitasnya.
Perhitungan :
BA
Higroskopisitas =
100%
A
3.5.8
26
menentukan kadar lemak amplang yang sudah digoreng metode Soxhlet (AOAC,
2005) dan kadar air berdasarkan (AOAC, 2005).
Penentuan kadar air amplang basah :
Sebelum dilakukan pengukuran di laboratorium, sampel basah dilakukan
pengeringan dengan sinar matahari dan dihitung kadar air yang menguap. Metode
pengeringannya adalah:
1. adonan amplang basah ditimbang sebanyak 10 gram (A gram).
2. sampel dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari selama 9 jam untuk
mengurangi
kadar
air
sampel
sebelum
diukur
dengan
metode
thermogravimetri.
3. sampel kering ditimbang sebagai berat B gram.
Perhitungan : Kadar air yang menguap =
AB
A
100%
27
dengan
soxhlet
menggunakan
pelarut
petroleum
benzene
CD
x 100
B A
Keterangan :
A : Berat kertas saring (g)
B : Berat kertas saring + sampel (g)
C : Berat kertas saring + sampel setelah dioven (g)
D : Berat kertas saring + sampel di soxhlet (g)
Kadar
lemak/
minyak
amplang
basah
(b/k)
amplang
goreng
(b/k)
lemak/
minyak
28
3.5.9
Pengujian Sensoris
Meliputi warna (uji kesukaan skoring), rasa (uji kesukaan), kerenyahan (uji
n.
o.
p.
q.
r.
5 = sangat renyah
4 = renyah
3 = agak renyah
2 = tidak renyah
1 = sangat tidak
renyah
s. Keseluruhan
t.
5 = sangat suka
u. 4 = suka
v. 3 = agak suka
w. 2 = tidak suka
x. 1 = sangat tidak suka
y.
z.
3.6 Analisis Data
aa.
Amplang ikan lele dumbo yang digunakan untuk uji sifat kimia
Kadar Air
ag.
Kadar air merupakan komponen penting dalam bahan pangan.
Kadar air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur dan cita rasa dari bahan
29
pangan. Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen.
0.3
00
00
0.2
00
00
00
00
00
32
3.06
3.02
3.00
2.91
0.4
3.10
3.05
3.00
2.95
2.90
2.85
2.80
ah.
3.30
3.20
3.10
3.00
Kadar air (% ) (bb) 2.90
2.80
2.70
2.60
3.18
2.98
2.83
A1
A2
A3
Bagian Telur
(a)
ai.
aj.
ak.
al.
am.
an.
ao.
ap.
A1 = putih aq.
; A2 = kuning ; A3 = campuran
ar.
A (bagian
as.
Gambar 4.1 Kadar air amplang ikan lele dumbo berdasarkan faktor
telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
30
at.
au.
penambahan bagian telur (faktor A) berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air
amplang demikian juga prosentase bagian telur (faktor B) yang ditambahkan
berpengaruh nyata terhadap kadar air amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan,
serta berpengaruh nyata terhadap interaksi antara kedua faktor. Pengaruh faktor A
(bagian telur) dan faktor B (prosentase bagian telur) terhadap kadar air amplang
ikan lele dumbo dapat dilihat pada Gambar 4.1. Dilihat dari masing-masing
faktor perlakuan nilai kadar air terendah terdapat pada amplang dengan
penambahan bagian putih telur yaitu sebesar 2,83% dan prosentase bagian telur
40% yaitu 2,91%. Rendahnya kadar air amplang yang menggunakan putih telur
disebabkan oleh putih telur yang dapat meningkatkan daya kembang amplang
akibat terbentuknya struktur yang lebih berongga daripada penggunaan bagian
telur yang lain.
av.
Kondisi yang semakin berongga (semakin porous) memudahkan
perpindahan massa air dari massa bahan ke permukaan yang mengakibatkan kadar
air amplang goreng (putih telur) lebih rendah. Sementara penambahan bagian telur
semakin meningkat akan menurunkan kadar air amplang goreng. Hal ini
berhubungan dengan daya kembang yang meningkat akan mengakibatkan lebih
berongga (semakin porous) sehingga pergerakan massa air dari massa bahan ke
permukaan lebih mudah akibatnya kadar air menurun. Kadar air amplang ikan lele
dumbo yang dihasilkan berkisar antara 2,59-3,35% (bb).
31
aw.
3.40
3.35
3.30
3.29
3.20
3.19
3.10
3.09
3.00
Kadar air (% )(bb) 2.90
3.04
3.00
2.90
2.80
2.79
2.72
2.70
2.60
2.59
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
2.50
0.2
0.30000000000000021
0.4
ax.
az.
unsur putih telur baik sepenuhnya maupun sebagian cenderung menurunkan kadar
air. Kadar air amplang ikan lele dumbo terdapat hubungan yang negatif dengan
daya kembang. Pengembangan volume kerupuk terjadi pada proses penggorengan
suhu tinggi yang menyebabkan air yang terikat dalam gel menjadi uap sehingga
membentuk rongga-rongga udara pada kerupuk (Lavlinesia, 1995). Amplang
A1B3 yang berdaya kembang tinggi memiliki kadar air lebih rendah (2,59%)
akibat proses penguapan air yang lebih cepat selama penggorengan. Begitu juga
sebaliknya amplang A2B3 yang memiliki nilai daya kembang lebih rendah, kadar
airnya lebih tinggi (3,35%).
ba.
32
4.1.2
Kadar Lemak
bb.
Lemak merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang
0.3
00
00
0.2
00
00
00
00
00
32
26.19
0.4
27.00
26.00
25.00
24.00
23.00
22.00
21.00
bc.
35.00
29.28
30.00
26.53
25.00
Kadar Lemak (% ) (bb) 20.00 18.39
15.00
10.00
A1
A2
Bagian Telur
(a)
A3
33
bd.
be.
bf.
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
bm.
bn.
bo.
bp.
telur) terhadap kadar lemak amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada Gambar
4.3. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan nilai kadar lemak tertinggi
terdapat pada amplang dengan penambahan bagian kuning telur yaitu sebesar
29,28% dan prosentase bagian telur 40% yaitu 26,19%. Tingginya kadar lemak
amplang yang menggunakan kuning telur disebabkan oleh kuning telur yang
mengandung kadar lemak lebih tinggi yaitu 31,9% dibandingkan dengan putih
telur yang kadar lemaknya 0% (Direktorat Gizi Depkes RI, 1996), sehingga dapat
meningkatkan nilai kadar lemak amplang daripada penggunaan bagian telur yang
lain. Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan meningkatkan
kadar lemak amplang goreng. Hal ini berhubungan dengan kadar lemak bahan
yang ditambahkan. Kadar lemak amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan
berkisar antara 16,08-30,50% (bb).
34
bq.
35.00
30.00
28.22
25.00
Kadar Lemak (% ) (bb)
25.66
26.27
30.50
27.67
20.39
20.00
15.00
29.11
18.72
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
16.08
10.00
0.2
0.30000000000000021
0.4
br.
bs.
bt.
35
7.63
0.3
00
00
0.2
00
00
00
00
00
32
8.54
7.91
0.4
8.80
8.40
8.00
7.60
7.20
6.80
bv.
9.00
8.61
8.50
7.96
8.00
7.51
A2
A3
Bagian Telur
(a)
Protein
merupakan
komponen
penting dalam bahan pangan yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur
dalam tubuh. Berdasarkan analisis ragam (Lampiran A.3) diketahui bahwa
penambahan bagian telur (faktor A) dan prosentase bagian telur (faktor B) yang
ditambahkan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein amplang ikan lele
dumbo yang dihasilkan, serta berpengaruh nyata terhadap interaksi antara kedua
faktor.
36
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
A1 = putih
= kuningprotein
; A3 = campuran
Gambar
4.5; A2Kadar
amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor A
(bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
telur) terhadap kadar protein amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada Gambar
4.5. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan nilai kadar protein tertinggi
terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur yaitu sebesar 8,61%
dan prosentase bagian telur 40% yaitu 8,54%. Tingginya kadar protein amplang
yang menggunakan putih telur disebabkan parameter yang lainnya seperti pada
kadar lemak nilainya rendah. Sementara penambahan bagian telur semakin
meningkat akan meningkatkan kadar protein amplang goreng. Hal ini
berhubungan dengan kontribusi kadar lemak seperti pada amplang goreng (kuning
telur) yang tinggi mengakibatkan parameter yang lainnya menjadi rendah. Kadar
protein amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan berkisar antara 7,03-9,48% (bk).
37
cj.
10.00
9.50
9.48
9.15
9.00
9.11
8.50
Kadar Protein (% ) (bk)
8.00
7.50
7.00
8.16
7.57
7.14
7.33
7.25
7.03
6.50
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
6.00
0.2
0.30000000000000021
0.4
ck.
cl.
cm.
62.55
61.89
61.55
cq.
67.50
65.00
62.50
60.00
Kecerahan (L)
57.50
55.00
52.50
64.61
64.31
57.07
A1
A2
Bagian Telur
(a)
cr.
cs.
ct.
cu.
A3
cv.
cw.
cx.
cy.
cz.
Gambar 4.7
faktor A (bagian
da.
db.
dc.
bahwa penambahan bagian telur (faktor A) dan prosentase bagian telur (faktor B)
yang ditambahkan berpengaruh sangat nyata terhadap kecerahan amplang ikan
lele dumbo yang dihasilkan, serta berpengaruh nyata terhadap interaksi antara
kedua faktor. Pengaruh faktor A (bagian telur) dan faktor B (prosentase bagian
telur) terhadap kecerahan amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada Gambar
4.7. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan nilai kecerahan tertinggi terdapat
pada amplang dengan penambahan bagian campuran putih dan kuning telur yaitu
sebesar 64,61% dan diikuti oleh bagian putih telur yang selisihnya sangat sedikit
yaitu sebesar 64,31% dan prosentase bagian telur 40% yaitu 61,55%. Tingginya
nilai kecerahan amplang yang menggunakan unsur bagian putih telur disebabkan
kandungan protein pada putih telur lebih sedikit dibanding dengan bagian yang
lainnya sehingga mengurangi terjadinya reaksi pencoklatan Maillard dengan
gugus karbohidrat.
dd.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
menurunkan nilai kecerahan amplang goreng. Hal ini berhubungan dengan reaksi
pencoklatan Maillard yang meningkat akan menurunkan nilai kecerahan. Nilai
kecerahan amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan berkisar antara 54,84-64,95.
de.
68.00
65.50
63.00
Nilai Kecerahan (L)
60.50
64.36
63.33
64.64
64.62
64.95
64.85
59.96
58.00
56.42
55.50
54.84
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
53.00
0.2
0.30000000000000021
0.4
df.
dh.
karakteristik fisik amplang ikan lele dumbo. Semakin rendah nilai tekstur
menandakan tekstur tersebut renyah. Berdasarkan analisis ragam (Lampiran B.2)
diketahui bahwa penambahan bagian telur (faktor A) dan prosentase bagian telur
(faktor B) yang ditambahkan berpengaruh sangat nyata terhadap tekstur amplang
ikan lele dumbo yang dihasilkan, serta berpengaruh nyata terhadap interaksi
antara kedua faktor.
820.00
806.27
780.00
Tekstur (gf/2mm)
764.93
740.00
706.32
700.00
660.00
B1
B2
B3
dl.
1000.00
868.48
800.00 661.89
600.00
Tekstur (gf/2 mm)
747.15
400.00
200.00
0.00
A1
A2
Bagian Telur
(a)
A3
dm.
dn.
do.
dp.
dq.
dr.
ds.
dt.
du.
A (bagian
dv.
dw.
dx.
telur) terhadap tekstur amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan nilai tekstur terendah terdapat pada
amplang dengan penambahan bagian putih telur yaitu sebesar 661,89 gf/2 mm dan
prosentase bagian telur 40% yaitu 706,32 gf/2 mm. Rendahnya nilai tekstur
amplang yang menggunakan putih telur disebabkan putih telur dapat
meningkatkan daya kembang amplang dan menurunkan kadar air amplang karena
air yang terikat dalam gel menguap akibatnya terbentuk struktur yang lebih
berongga daripada penggunaan bagian telur yang lain.
dy.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
menurunkan nilai tekstur amplang goreng. Hal ini berhubungan dengan daya
kembang yang meningkat akan mengakibatkan lebih berongga sehingga nilai
teksturnya menurun karena semakin renggang strukturnya menyebabkan amplang
mudah dipatahkan. Nilai tekstur amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan
berkisar antara 526-948 gf/2 mm. Semakin rendah nilai tekstur maka tekstur
amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan semakin renyah.
dz.
ea.
1025.00
950.00
947.74
886.93
875.00
800.00
Tekstur (gf/2mm)
834.33
813.70
770.78
782.74
725.00
650.00
625.11
645.00
575.00
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
526.22
500.00
0.2
0.30000000000000021
0.4
eb.
ed.
ee.
ef.
perlakuan A1B3 memiliki nilai tertinggi sehingga nilai teksturnya rendah artinya
amplang tersebut lebih renyah dibanding dengan perlakuan A2B3 yang memiliki
daya kembang terendah.
eg.
eh. 4.2.3 Daya Kembang
294.15
292.98
0.4
Daya Kembang (% )
330.41
0.3
00
0.2
00
00
00
00
00
00
32
340.00
330.00
320.00
310.00
300.00
290.00
280.00
ei.
400.00
346.78
350.00
310.53
300.00
260.23
250.00
Daya Kembang (% )
200.00
150.00
100.00
A1
A2
A3
Bagian Telur
(a)
Daya
kembang
juga
ep.
eq.
er.
es.
Gambar 4.11 Daya kembang amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor A
et.
(bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
eu.
ev.
Pengaruh faktor A (bagian telur) dan faktor B (prosentase bagian
telur) terhadap daya kembang amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada
Gambar 4.11. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan daya kembang
tertinggi terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur yaitu
sebesar 346,78% dan prosentase bagian telur 40% yaitu 330,41%. Tingginya daya
kembang amplang yang menggunakan putih telur disebabkan oleh putih telur
yang memiliki kandungan albumin sehingga dapat meningkatkan daya kembang
amplang akibat terbentuknya struktur yang lebih berongga daripada penggunaan
bagian telur yang lain.
ew.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
menaikkan nilai daya kembang. Hal ini berhubungan dengan kadar air yang
menurun akibat pergerakan massa air dari massa bahan ke permukaan lebih
mudah sehingga amplang strukturnya lebih berongga akibatnya daya kembangnya
meningkat. Nilai daya kembang amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan
berkisar antara 212-440%.
ex.
500.00
450.00
440.35
400.00
350.00
Daya Kembang (% )
300.00
250.00
335.09
289.47
257.89
342.11
338.60
303.51
233.33
200.00
212.28
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
150.00
0.2
0.30000000000000021
0.4
ey.
ez.
fa.
0.4
Higroskopisitas (% )
0.3
00
0.2
00
00
00
00
00
00
32
1.08
1.06
1.04
1.02
1.00
0.98
0.96
0.94
fd.
1.15
1.10
1.11
1.05
Higroskopisitas (% )
1.01
1.00
0.94
0.95
0.90
0.85
A1
A2
A3
Bagian Telur
(a)
fm.
fn.
Gambar 4.13 Higroskopisitas amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor A
fo.
(bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
fp.
fq.
telur) terhadap higroskopisitas amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada
Gambar 4.13. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan higroskopisitas
terendah terdapat pada amplang dengan penambahan bagian kuning telur yaitu
sebesar 0,94% dan prosentase 40% yaitu 1,06%. Rendahnya higroskopisitas
amplang yang menggunakan kuning telur disebabkan oleh kandungan protein
pada kuning telur yang dapat berinteraksi dengan pati sehingga membentuk massa
yang lebih massive atau padat sehingga akan menghambat proses pengembangan
kerupuk akibatnya kerupuk lebih sulit untuk menyerap udara karena ronggarongga yang terbentuk kecil dan permukaan yang berhubungan langsung dengan
udara makin sedikit. Sementara penambahan bagian telur`semakin meningkat
akan menaikkan nilai higroskopisitas. Hal ini berhubungan dengan daya kembang
kerupuk yang semakin meningkat akan mempermudah penyerapan udara karena
rongga-rongga yang terbentuk besar dan permukaan yang berhubungan langsung
dengan udara makin banyak. Nilai higroskopisitas amplang ikan lele dumbo yang
dihasilkan berkisar antara 0,83-1,22%. Higroskopisitas pangan kering umumnya
dipengaruhi oleh tingkat pengembangannya.
fr.
1.30
1.20
1.20
1.10
1.09
1.00
1.00
0.90
0.93
0.90
1.22
1.11
Higroskopisitas (% )
0.98
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
0.88
0.83
0.80
0.2
0.30000000000000021
0.4
fs.
ft.
fu.
22.08 22.53
20.00 17.32
15.00
Daya Serap Minyak (% ) 10.00
5.00
0.00
A1
A2
A3
Bagian Telur
(a)
fx.
20.73
21.14
0.4
20.07
0.3
00
00
00
0.2
00
00
00
00
32
21.50
21.00
20.50
20.00
19.50
fy.
fz.
ga.
gb.
gc.
gd.
ge.
gf.
gg.
gh.
gi.
Gambar 4.15 Daya serap minyak amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor A
gj.
(bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
gk.
gl.
Pengaruh faktor A (bagian telur) dan faktor B (prosentase bagian
telur) terhadap daya serap minyak amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada
Gambar 4.15. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan daya serap minyak
terendah terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur yaitu
sebesar 17,32% dan prosentase 40% yaitu 21,14%. Rendahnya daya serap minyak
amplang yang menggunakan putih telur disebabkan oleh daya koagulasi putih
telur atau kemampuan mengggumpalnya lebih cepat dibanding dengan bagian
telur yang lainnya.
gm.
Kemampuan koagulasi ini memungkinkan putih telur untuk
mengikat air lebih cepat, dengan demikian saat penggorengan minyak yang
terserap lebih sedikit. Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat
akan memperbesar daya serap minyak. Hal ini berhubungan dengan daya
kembang amplang yang semakin meningkat akan lebih banyak menyerap minyak
karena air yang terikat dalam gel menguap dan digantikan oleh minyak. Nilai daya
serap minyak amplang ikan lele dumbo yang dihasilkan berkisar antara 15,3023,01%. Adapun nilai daya serap minyak amplang ikan lele dumbo berdasarkan
disajikan pada Gambar 4.16. Perlakuan A3B3 memiliki nilai daya serap minyak
tertinggi yaitu 23,01% sedangkan perlakuan A1B1 memiliki nilai daya serap
minyak terendah yaitu sebesar 15,30%.
gn.
24.00
22.00
22.72
22.20
22.40
21.97
23.01
21.56
20.00
Daya Serap Minyak (% )
18.85
18.00
17.81
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
16.00
15.30
14.00
0.2
0.30000000000000021
0.4
go.
gp.
gq.
tinggi akan memiliki banyak ruang-ruang kosong yang akan ditinggalkan oleh air
yang menguap akibat panas. Ruang-ruang kosong ini selanjutnya ditempati oleh
minyak panas pada saat penggorengan akibatnya nilai kadar air yang dimiliki
rendah dan minyak yang terserap akan banyak.
gr.
Tidak hanya kadar air tetapi bahan dasar yang digunakan juga
berpengaruh terhadap daya serap minyak. Nilai fungsional tiap bagian telur
berbeda dimana putih telur memiliki daya koagulasi lebih cepat dibanding dengan
kuning telur. Koagulasi atau penggumpalan adalah perubahan struktur protein
telur yang mengakibatkan peningkatan kekentalan dan hilangnya kelarutan, atau
dapat juga berarti perubahan bentuk dari cairan (sol) menjadi bentuk padat atau
semi padat (gel). Putih telur ayam akan terkoagulasi pada suhu 62 oC, sedangkan
kuning telur terkoagulasi pada suhu 65oC (Koswara, 2009). Kemampuan
koagulasi ini memungkinkan putih telur untuk mengikat air lebih cepat, dengan
demikian saat penggorengan minyak yang terserap lebih sedikit. Hal tersebut
terlihat pada perlakuan penambahan prosentase putih telur 20% (A1B1) yang
kadar airnya juga rendah memiliki daya serap minyak terendah yaitu sebesar
15,30%. Sedangkan perlakuan A3B3 dengan penambahan prosentase campuran
(putih+kuning) telur sebesar 40% memiliki daya serap minyak tertinggi yaitu
23,01% .
gs.
gt. 4.3 Sifat Sensoris Amplang Ikan Lele Dumbo
gu.
gv.
gw.4.3.1 Warna
gx.
konsumen, sehingga parameter ini dijadikan acuan oleh konsumen dalam menilai
mutu suatu produk pangan.
4.00
3.67
3.50
Skor Warna
3.01
3.00
2.93
2.50
0.2
0.30000000000000032
0.4
gy.
5.00
4.00
4.00
3.24
3.00
2.37
A2
A3
Bagian Telur
(a)
gz.
ha.
hb.
hc.
hd.
he.
hf.
hg.
hh.
Gambar 4.17 Kesukaan warna amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor A
hi.
(bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
hj.
hk.
telur) terhadap kesukaan warna amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada
Gambar 4.17. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan kesukaan warna
tertinggi terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur dengan
skor 4 dan prosentase bagian telur 40% yaitu 3,67. Tingginya nilai kesukaan
panelis terhadap kesukaan warna amplang yang menggunakan putih telur
disebabkan putih telur rendah protein sehingga reaksi pencoklatan yang terjadi
lebih sedikit akibatnya warna permukaan amplang tidak gelap (coklat).
hl.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
memperbesar nilai kecerahan. Hal ini berhubungan dengan protein yang
terkandung pada bahan dasar pembuatan amplang yang semakin banyak akan
memicu terjadinya reaksi pencoklatan Maillard akibatnya warna permukaan
amplang lebih gelap. Kesukaan panelis terhadap warna amplang ikan lele dumbo
dengan penambahan prosentase bagian telur disajikan pada Gambar 4.18 dengan
skor nilai rata-rata panelis berkisar antara 2,12-4,60 dengan kriteria sangat tidak
cerah hingga sangat cerah.
hm.
5.00
4.60
4.50
4.00
3.50
Skor Warna
3.96
3.64
3.44
3.36
3.00
2.72
2.50
2.24
2.00
3.00
2.76
2.12
2.00
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
1.50
0.2
0.30000000000000021
0.4
hn.
ho.
hp.
unsur putih telur baik sepenuhnya maupun sebagian cenderung skornya lebih
tinggi artinya lebih disukai panelis. Warna yang paling disukai panelis dengan
nilai tertinggi yaitu pada perlakuan A1B3 dengan nilai 4,60. Tingkat intensitas
warna amplang ikan lele dumbo yang ditimbulkan tergantung dari bahan dasar
yang digunakan, karena bahan dasar berpengaruh pada saat penggorengan.
Adanya proses penggorengan amplang ikan lele dumbo kemungkinan
menyebabkan warna permukaan amplang ikan lele dumbo menjadi agak coklat
karena terjadi browning (Bintoro, 2008). Browning yang terjadi merupakan reaksi
Maillard karena adanya karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan amina
primer asam amino (Winarno, 2002). Dimana dalam hal ini kuning telur memiliki
kandungan protein yang lebih tinggi yaitu 16,3% dibandingkan dengan putih telur
10,8% (Direktorat Gizi Depkes RI, 1996). Kandungan protein yang tinggi pada
bahan dapat menimbulkan terjadinya browning pada amplang ikan lele dumbo.
Hal ini karena akan semakin banyak gugus amina primer yang bereaksi dengan
karbohidrat.
hq.
hr.
hs.
ht. 4.3.2 Rasa
3.50
3.40
3.30
3.20
Skor Rasa 3.10
3.00
2.90
2.80
3.41
3.07
0.2
3.04
0.30000000000000032
0.4
hu.
4.00
3.53
2.87
3.00
Skor Rasa
3.12
2.00
1.00
0.00
A1
A2
A3
Bagian Telur
(a)
Rasa
suatu
bahan
serta jenis dan lama pemasakan (Winarno, 1993). Rasa amplang ikan
lele dumbo banyak dipengaruhi oleh pembebasan senyawa volatil yang
ada dalam amplang dan juga dipengaruhi oleh penambahan bumbubumbu.
hv.
hw.
hx.
hy.
hz.
ia.
ib.
ic.
id.
ie.
faktor A
if.
ig.
ih.
bagian telur) terhadap kesukaan rasa amplang ikan lele dumbo dapat dilihat pada
Gambar 4.19. Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan kesukaan rasa
tertinggi terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur dengan
skor 3,53 dan prosentase bagian telur 40% yaitu 3,41. Tingginya nilai kesukaan
panelis terhadap rasa amplang yang menggunakan putih telur disebabkan selain
penambahan ikan lele yang memiliki kandungan asam glutamat 7,7%, putih telur
juga memiliki asam glutamat yang lebih tinggi yaitu 11,9% dibanding dengan
bagian telur yang lain.
ii.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
memperbesar nilai kesukaan rasa. Hal ini berhubungan dengan asam glutamat
yang terkandung pada protein putih telur dapat meningkatkan rasa amplang ikan
lele dumbo menjadi lebih gurih atau umami. Kesukaan panelis terhadap rasa
amplang ikan lele dumbo dengan penambahan prosentase bagian telur disajikan
pada Gambar 4.20 dengan skor nilai rata-rata panelis berkisar antara 2,64-3,88
dengan kriteria sangat tidak suka hingga sangat suka.
ij.
4.00
3.88
3.60
3.20
Skor Rasa
3.44
3.28
3.16
3.12
3.04
3.20
3.00
2.80
2.80
2.64
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
2.40
2.00
0.2
2.00
0.30000000000000021
0.4
ik.
il.
im.
in.
bagian telur) terhadap kesukaan kerenyahan amplang ikan lele dumbo dapat
dilihat pada Gambar 4.21.
iq.
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
Skor Kerenyahan
1.50
1.00
0.50
0.00
3.72
3.61
2.99
A1
A2
Bagian Telur
(a)
ir.
4.00
3.50
Skor Kerenyahan
3.68
3.31
3.33
3.00
3.00
2.50
2.00
2.00
0.2 0.30000000000000032 0.4
is.
it.
iu.
iv.
iw.
ix.
iy.
A3
iz.
A1 = putih ; A2 = kuning ; A3 = campuran
ja.
jb.
Gambar 4.21
Kesukaan kerenyahan amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor
jc.
A (bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
jd.
je.
Dilihat dari masing-masing faktor perlakuan kesukaan kerenyahan
tertinggi terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur dengan
skor 3,72 dan prosentase bagian telur 40% yaitu skornya 3,68. Tingginya nilai
kesukaan panelis terhadap kesukaan kerenyahan amplang yang menggunakan
putih telur disebabkan putih telur dapat mengakibatkan amplang lebih
mengembang.
jf.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
memperbesar nilai kesukaan kerenyahan. Hal ini berhubungan dengan daya
kembang yang meningkat akan mengakibatkan lebih berongga sehingga semakin
renggang strukturnya dan menyebabkan amplang menjadi empuk/lunak dan
mudah dipatahkan. Kesukaan panelis terhadap kerenyahan amplang ikan lele
dumbo dengan penambahan prosentase bagian telur disajikan pada Gambar 4.22
dengan skor nilai rata-rata panelis berkisar antara 2,60-4,24 dengan kriteria sangat
tidak renyah hingga sangat renyah.
jg.
4.50
4.24
4.00
3.72
3.68
3.50
Skor Kerenyahan
3.48
3.24
3.20
3.64
3.16
3.00
3.00
A1: putih
A2: kuning
A3: campuran
2.60
2.50
2.00
0.2
2.00
0.30000000000000021
0.4
jh.
ji.
jj.
bagian telur) terhadap kesukaan keseluruhan amplang ikan lele dumbo dapat
dilihat pada Gambar 4.23.
jn.
3.17
0.3
00
0.2
00
00
00
00
00
00
32
Skor Keseluruhan
3.57
3.16
0.4
3.80
3.60
3.40
3.20
3.00
jo.
5.00
4.00
3.84
3.36
2.71
3.00
Skor Keseluruhan 2.00
1.00
0.00
A1
A2
Bagian Telur
(a)
jp.
jq.
jr.
js.
jt.
A3
ju.
jv.
jw.
jx.
jy.
Gambar 4.23
Kesukaan keseluruhan amplang ikan lele dumbo
berdasarkan faktor
jz.
A (bagian telur) (a) dan faktor B (prosentase bagian telur) (b)
ka.
kb.
tertinggi terdapat pada amplang dengan penambahan bagian putih telur dengan
skor 3,84 dan prosentase bagian telur 40% yaitu 3,57. Tingginya nilai kesukaan
keselu-ruhan amplang dengan putih telur disebabkan dari beberapa parameter
untuk uji sensoris seperti warna, rasa dan kerenyahan nilainya tinggi sehingga
menyebabkan amplang lebih disukai panelis dibanding dengan penggunaan
bagian telur yang lain.
kc.
Sementara penambahan bagian telur semakin meningkat akan
memperbesar nilai kesukaan keseluruhan. Hal ini berhubungan dengan penilaian
panelis terhadap warna, rasa dan kerenyahan makin meningkat akan
mengakibatkan panelis lebih suka. Kesukaan panelis terhadap keseluruhan
amplang ikan lele dumbo dengan penambahan prosentase bagian telur disajikan
pada Gambar 4.24 dengan skor nilai rata-rata panelis berkisar antara 2,36-4,32
dengan kriteria sangat tidak suka hingga sangat suka.
Skor Keseluruhan
A2: kuning
A1: putih
A3:
campuran
ke.
kf.
kg.
kd.
Gambar 4.24 Kesukaan keseluruhan amplang ikan lele dumbo
Gambar 4.24 menunjukkan bahwa amplang yang menggunakan
unsur putih telur baik sepenuhnya maupun sebagian cenderung skornya lebih
tinggi artinya lebih disukai panelis. Keseluruhan yang paling disukai panelis
dengan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan A1B3 dengan nilai 4,32. Hal ini dapat
disebabkan karena pada perlakuan A1B3 memiliki warna, rasa dan kerenyahan
yang paling disukai oleh panelis dibanding perlakuan lain. Adapun tabulasi skor
penilaian panelis berdasarkan uji sensoris disajikan pada Tabel 4.1.
kh.
ki.
kk.
kl.
km.
kn.
ko.
kp.
kq.
kr.
ks.
ku.
kv.
kw.
kx.
ky.
kz.
la.
lb.
lc.
le.
lf.
lg.
lh.
li.
lj.
lk.
ll.
lm.
re
lo.
lp.
lq.
lr.
ls.
lt.
lu.
lv.
lw.
ny
sel
ly.
lz.
ma.
mb.
mc.
md.
me.
mf.
mg.
ur
mi.
mj.
mk.
ml.
mm.
mn.
mo.
mp.
mq.
ete
r
kt. W
ar
na
ld. Ra
sa
ln. Ke
ah
an
lx. Ke
uh
an
mh.
Total
mr.BAB 5. PENUTUP
ms.5.1 Kesimpulan
mt.
1. Bagian telur yang dapat memberikan sifat baik pada amplang ikan lele dumbo
yaitu putih telur, dapat menurunkan nilai kadar air dan kadar lemak, menaikkan
kadar protein, membuat warna amplang lebih cerah, tesktur lebih renyah, daya
kembang meningkat dan daya serap minyak menurun.
2. Semakin tinggi prosentase bagian telur yang di tambahkan akan menurunkan
nilai kadar air, menaikkan kadar lemak dan kadar protein, membuat warna
amplang lebih gelap, tekstur lebih keras, daya kembang lebih meningkat,
higroskopisitas meningkat dan daya serap minyak meningkat. Sedangkan untuk
masing-masing parameter sensoris yaitu warna, rasa, kerenyahan dan
keseluruhan, prosentase bagian telur yang di tambahkan semakin banyak dapat
memberikan skor yang tinggi.
3. Bagian putih telur dengan prosentase 40% (A1B3) menghasilkan amplang
yang bersifat baik dengan nilai kadar air sebesar 2,59% (bb); kadar lemak
sebesar 20,39% (bb); kadar protein sebesar 9,11% (bk); nilai kecerahan sebesar
64,95; nilai tekstur sebesar 526 gf/2 mm; daya kembang sebesar 440%;
higroskopisitas sebesar 1,22%; daya serap minyak sebesar 18,85%; nilai
sensoris warna sebesar 4,6 (cerah hingga sangat cerah); nilai sensoris rasa 3,88
(agak suka hingga suka); nilai sensoris kerenyahan 4,24 (renyah hingga sangat
renyah); nilai sensoris keseluruhan 4,32 (suka hingga sangat suka).
mu.
mv.
mw.
5.2 Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
my.
mz. Anief, M.. 1999. Sistem Dispersi Formulasi Suspensi dan Emulsi.
Yogyakarta: Gadjah Mada, University Press.
na.
nb.
Anonim.
2010.
Resep
Amplang
Lele.
Tabloidnova.com.
http://forumnova. tabloidnova.com/showthread.php?t=18418 (Diakses
nc.
nd.
ne.
nf.
ng.
nh.
ni.
Asnawi, R., 2003. Analisis Fungsi Produksi Usaha Tani Ubi Kayu dan
Industri Tepung Tapioka Rakyat di Propinsi Lampung. Bandar Lampung:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol 6 (3): 34-36.
nj.
nk.
nl.
nm.
nn.
no.
Astawan, M., 2009. Membuat Mie dan Bihun. Edisi Pertama. Jakarta:
Penebar Swadaya.
np.
nq.
ns.
nt.
nu.
nv.
nw.
nx.
ny.
nz.
oa.
ob.
oc.
oh.
od. Djanah, D. 1990. Beternak ayam. Cetakan II. Surabaya: CV. Yasaguna.
oe.
of. Fachruddin. 1997. Membuat Aneka Dendeng. Yogyakarta: Kanisius.
og.
Fardiaz, D. 1984. Teknik Analisa Sifat Fungsional Komponen Bahan
Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.
oi.
ol.
on.
oo.
op.
oq.
or.
os.
ot.
ou.
ov.
ow.
ox.
oy.
oz.
pa.
pb.
pd.
pe.
pf.
pg.
ph.
pi.
pj.
pk.
pl.
pm.
pn.
po.
pp.
pq.
pr.
pt.
pu.
pv.
pw.
px.
py.
pc.
Lavlinesia. 1995. Kajian beberapa Faktor Pengembangan Volumetrik
dan Kerenyahan Kerupuk Ikan. Tidak Diterbitkan. Tesis. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institus Pertanian Bogor.
Lestari, P, I. 2009. Kajian Supply Chain Management: Analisis
Relationship Marketing Antara Peternakan Pamulihan Farm Dengan
Pemasok Dan Pelanggannya. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mahmud. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo
Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Mohamed, E., Abdullah, N., dan Muthu, M, K.,1989, Physical Propertis
or Keropok (Fried Crips) in Relation to The Amylopectin Content of the
Starch Flour. Journal of The Science of Food and Agriculture. Vol 6 (3):
114-116.
Muliawan, D. 1991. Pengaruh Kadar Air Terhadap Mutu Kerupuk Sagu.
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Mubarok, N. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kerupuk Ikan di Sentra Produksi Kerupuk Desa Kenanga Kecamatan
Sindang Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Tidak Diterbitkan.
Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah
Jakarta.
Nirawan, I.G.N. Agar Kerupuk Lebih Berkualitas. Jawa Pos. 22
November 1992. Halaman 16.
ps.
Purnomo, A. H. 1987. Study Tentang Daya Kembang Kerupuk Ikan.
(Catatan Penelitian), Jurnal Penelitian Perikanan Laut.
Pontoh. J. 1986. Mempelajari Pembuatan dan Sifat Fisikokimia
Makanan Ekstrasi dari Campuran Beras, Sagu, dan Kedelai. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Ratnawati,R. 2003. Substitusi Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L)
pada Pembuatan Kerupuk. Tidak Diterbitkan. Sripsi. Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Rustidja. 2004. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis. Malang: Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya.
pz.
qa.
qb.
qc.
qd.
qe.
qf.
qg.
qi.
qj.
qk.
ql.
qm.
qn.
qo.
qq.
qr.
qs.
qw.P
e
r
l
a
k
u
a
n
ri. A
1
B
1
rp. A
1
B
2
rw. A
1
B
3
sd. A
2
B
1
sk. A
2
B
2
sr. A
2
B
3
sy. A
3
B
qy.
Ju
qx. Ulangan
qz. R
a
t
a
r
a
t
a
ra.
S
(
%
b
b
)
rc.
U
rd.
U
re.
U
rf.
rj.
3,
rk.
3,
rl.
3,
rm.
9,5
rq.
2,
rr.
2,
rs.
2,
rt.
8,1
rx.
3,
ry.
2,
rz.
2,
sa.
7,7
se.
3,
sf.
2,
sg.
2,
sh.
8,7
sl.
3,
sm.
3,
sn.
3,
so.
9,8
ss.
3,
st.
3,
su.
3,
sv.
10,
sz.
3,
ta.
2,
tb.
3,
tc.
9,2
rg.
rn. 3
,
1
9
ru. 2
,
7
2
sb. 2
,
5
9
si. 2
,
9
0
sp. 3
,
2
9
sw. 3
,
3
5
td. 3
,
0
rh.
ro.
0,
rv.
0,
sc.
0,
sj.
0,
sq.
0,
sx.
0,
te.
0,
1
tf. A
3
B
2
tm. A
3
B
3
tg.
3,
th.
2,
ti.
2,
tj.
9,1
tn.
3,
to.
2,
tp.
2,
tq.
8,3
9
tk. 3
,
0
4
tr. 2
,
7
9
tl.
0,
ts.
0,
tt.
tu. S
u
m
b
e
r
K
e
r
a
g
a
m
a
n
uj. K
el
o
m
p
o
k
ur. P
e
rl
a
k
u
a
n
uz. A
vh. B
tz. F Tabel
tv.
d
uk.
2
us.
8
va.
2
vi.
2
tw.
J
tx.
K
ty.
F
ul.
0
um.
0
ut.
1
ug.
5
uh.
1
un.
26,
uo.
3,
up.
6,
uu.
0
uv.
14,
uw.
2,
ux.
3,
vb.
0
vc.
0
vd.
19,
ve.
3,
vf.
6,
vj.
0
vk.
0
vl.
3,7
vm.
3,
vn.
6,
ua. K
et
e
r
a
n
g
a
n
uq. *
*
uy. *
*
vg. *
*
vo. *
vp. A
B
vq.
4
vx. G
vy.
al
1
at
wf. T
wg.
o
2
ta
l
wn.Keterangan :
vr.
1
vs.
0
vt.
17,
vu.
2,
vv.
4,
vz.
0
wa.
0
wb.
wc.
wd.
wh.
2
wi.
0
wj.
wk.
wl.
vw.*
*
we.
wm.
wp.
wq
ws.
wt.
wv.
ww
75
xa.
J
wz.Ulangan
xe. U
1
xl. 1
5
,
3
9
xs. 1
8
,
7
8
xz. 2
0
,
9
8
yg. 2
8
,
2
8
yn. 2
9
,
2
9
yu. 3
0
,
4
9
zb. 2
5
,
xf.
U2
xm.
16,
xt.
18,
ya.
20,
yh.
28,
yo.
28,
yv.
30,
zc.
25,
xg. U
3
xn. 1
6
,
3
9
xu. 1
8
,
8
1
yb. 1
9
,
6
4
yi. 2
8
,
2
9
yp. 2
9
,
1
2
yw.3
0
,
1
8
zd. 2
6
,
xh.
xo.
4
xv.
5
yc.
6
yj.
8
yq.
8
yx.
9
ze.
7
xb. R
at
ara
ta
(
%
b
b)
xi.
xp. 1
6,
0
8
xw.1
8,
7
2
yd. 2
0,
3
9
yk. 2
8,
2
2
yr. 2
9,
1
1
yy. 3
0,
5
0
zf. 2
5,
6
xc.
S
xj.
xq.
0,
xx.
0,
ye.
0,
yl.
0,
ys.
0,
yz.
0,
zg.
0,
76
1
zh. A
3
B
2
zo. A
3
B
3
2
3
zi. 2
6
,
4
9
zp. 2
7
,
4
9
0
5
zk. 2
6
,
2
2
zr. 2
7
,
5
4
zj.
26,
zq.
27,
6
zm.2
6,
2
7
zl.
7
zt. 2
7,
6
7
zs.
8
zn.
0,
zu.
0,
zv.
zw. Su
m
be
r
K
er
ag
a
m
an
aal.K
el
o
m
po
k
aat.Pe
rla
ku
an
zx.
D
aam.
2
aau.
8
abb.
A
abc.
2
abj.B
abk.
2
abr.A
B
abs.
4
zy.
J
zz.
K
aan.
0
aao.
0,
aav.
6
aaw.
7
abd.
5
abe.
2
abl.
3
abm.
1
abt.
5
abu.
1,
aaa.
F
h
i
t
u
n
g
aap.
0,18
aax.
554,
6
3
abf.
206
5
,
8
1
abn.
132,
4
8
abv.
10,1
aab.
F
T
a
b
el
aai.
5
aaj.
1
aaq.
3
aar.
6,
aay.
2
aaz.
3,
abg. abh.
3
6,
abo. abp.
3
6,
abw. abx.
2
4,
aac.
Keter
a
n
g
a
n
aas.
Ns
aba.
**
abi.*
*
abq.
**
aby.
**
77
1
abz.
Galat
ach.
Total
acp.
aca.
1
acb.
2
acc.
0,
aci.
2
acj.
6
ack.
2
acd.
acl.
ace.
acf.
acm. acn.
acg.
aco.
Keterangan :
acq.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan 1% maka ns(tidak
berbeda nyata)
act.Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka *(berbeda
nyata)
acw.
Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat
nyata)
acr.
acs
acu.
acv
acx.
acy
78
acz.
ada.
Perl
a
k
u
a
n
adm.
A1
B
1
adt.A
1
B
2
aea.
A1
B
3
aeh.
A2
B
1
aeo.
A2
B
2
aev.
A2
B
3
afc.A
3
B
1
afj. A
3
B
2
afq.
A3
B
3
afx.
Ulangan
adc.
Ju
adg.
U
adh.
U
adi.
U
adn.
7,
ado.
7,
adp.
7,
adq.
22
adu.
9,
adv.
9,
adw.
8,
adx.
27
aeb.
8,
aec.
9,
aed.
8,
aee.
27
aei.
7,
aej.
8,
aek.
7,
ael.
24
aep.
6,
aeq.
7,
aer.
7,
aes.
21
aew.
6,
aex.
7,
aey.
7,
aez.
21
afd.
7,
afe.
6,
aff.
6,
afg.
21
afk.
7,
afl.
7,
afm.
6,
afn.
21
afr.
8,
afs.
10
aft.
9,
afu.
28
add.
Ratarat
a
adr.7,5
73
3
ady.
9,1485
aef.9,1
09
3
aem.
8,1641
ade.
S
ads.
0,
adz.
0,
aeg.
0,
aen.
0,
aet.7,3
29
6
aeu.
0,
afa.7,0
28
0
afb.
0,
afh.
7,1392
afo.
7,2515
afv.9,4
83
0
afi.
0,
afp.
0,
afw.
1,
79
afy.S
u
m
b
e
r
K
e
r
a
g
a
m
a
n
agn.
Kelo
m
p
o
k
agv.
Perla
k
u
a
n
ahd.
A
ahl.B
agd.
afz.
d
ago.
2
agw.
8
ahe.
2
ahm.
2
aht.A
ahu.
B
4
aib.G
aic.
al
1
at
aij. T
o
aik.
ta
2
l
air. Keterangan :
aga.
J
agb.
K
F
Tabel
age.
Ketera
ng
an
agc.
F
agk.
5
agl.
1
agp.
2
agq.
1
agr.
6
ags.
3
agt.
6
agx.
2
agy.
2
agz.
1
aha.
2
ahb.
3
ahf.
5
ahg.
2
ahh.
1
ahi.
3
ahj.
6
ahn.
3
aho.
1
ahp.
8
ahq.
3
ahr.
6
ahv.
1
ahw.
3
ahx.
1
ahy.
2
ahz.
4
aid.
3
aie.
0
agu.
*
ahc.
**
ahk.
**
ahs.
**
aia.**
aif.
aig.
aih.
aii.
ail.
2
aim.
1
ain.
aio.
aip.
aiq.
ait.
aiu
80
nyata)
aiv.Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka *(berbeda
nyata)
aiy.Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat nyata)
ajb.
Lampiran B. Data Hasil Analisis Ragam Sifat Fisik Amplang
ajc.
Ikan Lele Dumbo
ajd.
B.1 Warna
aje.P
er
la
k
u
a
n
ajj.
ajq.A
1
B
1
ajx.A
1
B
2
ake.
A1B
3
akl.A
2
B
1
aks.
A2B
2
ajf. Ulangan
ajk.
U
ajr.
6
ajy.
6
ajl. U
2
ajs. 6
3
,
7
3
ajz.6
4
,
7
8
ajg.
J
ajm.
U
ajt.
6
aju.
1
aka.
6
akb.
1
akf.
6
akg.
65,1
5
akh.
6
aki.
1
akm.
6
akn.
59,3
8
ako.
5
akp.
1
akt.
5
aku.
57,2
3
alb.5
4
,
7
5
ali. 6
akv.
5
akw.
1
alc.
5
ald.
1
alj.
alk.
akz.
A2B
3
ala.
5
alg.A
alh.
ajh.R
at
a
r
at
a
ajv.6
3,
3
3
akc.
64,64
akj.6
4,
9
5
akq.
59,96
akx.
56,42
ale.5
4,
8
4
all. 6
aji.
S
ajw.
0,
akd.
0,
akk.
0,
akr.
0,
aky.
0,
alf.
0,
alm.
aiw.
aix
aiz.
aja
81
3
B
1
aln.A
3
B
2
alu.A
3
B
3
amb.
amc.
Sumb
er
K
er
ag
a
m
an
amr.
Kelo
m
po
k
amz.
Perlak
ua
n
alo.
6
alv.
6
amd.
d
ame.
J
amf.
K
alq.
6
alr.
1
alx.
6
aly.
1
amg.
F
4,
3
6
als. 6
4,
6
2
alz.6
4,
8
5
amh.
F
Ta
be
l
amt.
1,
amu.
0,
amv.
4,3
amw. amx.
3
6
anb.
3
anc.
4
and.
21
ane.
2
anj.
3
ank.
1
anl.
76
anm. ann.
3
6
anr.
4,
ans.
2,
ant.
10,
anu.
3
anv.
6
anz.
4
aoa.
1
aob.
48,
aoc.
2
aod.
4
aog.
1
aoh.
3,
aoi.
0,
aoj.
aoo.
aop.
aoq.
aor.
ams.
2
ana.
8
ani.
2
anp.
B
anq.
2
anx.
AB
any.
4
aon.
alw.
65,0
0
amo. amp.
5
1
anh.
A
aof.
Galat
4
,
9
1
alp.6
4
,
7
8
aok.
aos.
anf.
3
0,
alt.
0,
ama.
0,
ami.
Keter
a
n
g
a
n
amy.
*
ang.
**
ano.
**
anw.
**
aoe.
**
aol.
aom.
aot.
aou.
82
Total
aov.
Keterangan :
aow.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan 1% maka ns(tidak
berbeda nyata)
aoz.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka
*(berbeda nyata)
apc.
Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat
nyata)
aox.
aoy
apa.
apb
apd.
ape
83
apf.
apg.
Perl
a
k
u
a
n
aps.
A1
B
1
apz.
A1
B
2
aqg.
A1
B
3
aqn.
A2
B
1
aqu.
A2
B
2
arb.
A2
B
3
B.2 Tekstur
aph.
apm.
U1
Ulangan
apn.
U
apo.
U
apt.
83
apu.
8
apv.
82
aqa.
70
aqb.
5
aqc.
64
aqh.
61
aqi.
4
aqj.
52
aqo.
76
aqp.
7
aqq.
80
aqv.
90
aqw.
8
aqx.
91
arc.
98
ard.
8
are.
98
api.J
u
m
l
a
h
apw.
250
3
,
0
0
aqd.
187
5
,
3
3
aqk.
157
8
,
6
7
aqr.2
3
1
2
,
3
3
aqy.
266
0
,
7
8
arf. 2
8
4
3
apj.R
a
t
a
r
a
t
a
apx.
834,
3
3
aqe.
625,
1
1
aql.5
2
6
,
2
2
aqs.
770,
7
8
aqz.
886,
9
3
arg.
947,
7
4
apk.
S
apy.
4,
aqf.
9
aqm.
8
aqt.
3
ara.
4
arh.
6
84
ari. A
3
B
1
arp.
A3
B
2
arw.
A3
B
3
arj.
79
ark.
8
arl.
83
arq.
75
arr.
7
ars.
80
arx.
72
ary.
5
arz.
62
,
2
2
arm.
244
1
,
1
1
art. 2
3
4
8
,
2
2
asa.
193
5
,
0
0
arn.
813,
7
0
aru.
782,
7
4
asb.
645,
0
0
aro.
2
arv.
2
asc.
6
asd.
ase.
Sum
b
e
r
K
e
r
a
g
a
m
a
n
ast. K
el
o
m
p
o
k
atb.P
asj. F
asf.
db
asu.
2
atc.
asg.
JK
asv.
259
7
4
,
8
4
atd.4
ash.
KT
T
a
b
e
l
asi.
F
asq.
5
asr.
1
asw.
12
asx.
6,
asy.
3,
asz.
6,
ate.
atf.
atg.
ath.
ask.
Keter
a
n
g
a
n
ata.*
*
ati. *
85
e
rl
a
k
u
a
n
atj. A
atk.
2
atr. B
ats.
2
atz.A
B
aua.
4
auh.
Galat
aui.
18
aup.
Total
auq.
26
3
9
3
9
6
,
5
4
atl. 1
9
4
0
1
4
,
2
6
att. 4
5
4
0
2
,
3
9
aub.
199
9
7
9
,
9
0
auj.3
4
1
1
3
,
2
7
aur.4
9
9
4
8
54
28
2,
3,
atm.
97
atn.
51
ato.
3,
atp.
6,
atu.
22
atv.
11
atw. atx.
3,
6,
auc.
49
aud.
26
aue.
2,
auk.
18
aul.
aus.
19
aut.
auf.
4,
aum. aun.
auu. auv.
atq.*
*
aty.*
*
aug.
**
auo.
auw.
86
4
,
6
5
aux.
Keterangan :
auy.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan 1% maka ns(tidak
berbeda nyata)
avb.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka
*(berbeda nyata)
ave.
Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat
nyata)
auz.
ava
avc.
avd
avf.
avg
87
avh.
avi.P
e
r
l
a
k
u
a
n
avu.
A1B
1
awb.
A1B
2
awi.
A1B
3
awp.
A2B
1
aww.
A2B
2
axd.
A2B
3
axk.
A3B
1
axr.A
3
B
2
axy.
A3B
3
ayf.
ayg.
Sum
b
e
avo.
U
avp.
U
avq.
U
avv.
1
avw.
3
avx.
3
avy.
77
awc.
3
awd.
3
awe.
3
awf.
1.0
awj.
3
awk.
5
awl.
4
awm.
1.3
awq.
3
awr.
3
aws.
3
awt.
1.0
awx.
1
awy.
2
awz.
2
axa.
70
axe.
2
axf.
2
axg.
2
axh.
63
axl.
2
axm.
3
axn.
2
axo.
86
axs.
2
axt.
3
axu.
3
axv.
91
axz.
2
aya.
4
ayb.
3
ayc.
1.0
ayh.
db
ayi.J
K
ayj.
KT
ayk.
F
avl.Ra
tarat
a
avz.
257,89
awg.
342,11
awn.
440,35
awu.
335,09
axb.
233,33
axi.21
2,2
8
axp.
289,47
axw.
303,51
ayd.
338,60
ayl.F
T
a
b
avm.
ST
awa.
72,
awh.
21,
awo.
85,
awv.
12,
axc.
51,
axj.
6,0
axq.
10,
axx.
59,
aye.
10
aym.
Keter
a
n
88
r
K
e
r
a
g
a
m
a
n
e
l
ayv.
Kelo
m
p
o
k
ayw.
2
azd.
Perla
k
u
a
n
aze.
8
azl.A
azm.
2
azt.B
azu.
2
bab.
AB
bac.
4
ayx.
351
8
6
,
2
1
azf.1
1
3
7
5
8
,
0
8
azn.
340
0
4
,
3
1
azv.
815
0
,
2
0
bad.
716
0
3
,
5
7
ays.
5
ayt.
1
ayy.
17
ayz.
11
aza.
3,
azb.
6,
azg.
14
azh.
9,
azi.
2,
azj.
3,
azo.
17
azp.
11
azq.
3,
azr.
6,
azw.
40
azx.
2,
azy.
3,
azz.
6,
bae.
17
baf.
11
bag. bah.
2,
4,
g
a
n
azc.
**
azk.
**
azs.
**
baa.
Ns
bai.*
*
89
baj.G
al
at
bar.T
o
ta
l
baz.
bal.2
6
8
bak.
6
18
3
,
6
5
bat.1
7
5
8
bas.
0
26
7
,
9
4
Keterangan :
bam.
14
ban.
bao. bap.
bau.
67
bav.
baw. bax.
bba.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan 1% maka ns(tidak
berbeda nyata)
bbd.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka
*(berbeda nyata)
bbg.
Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat
nyata)
baq.
bay.
bbb.
bbc
bbe.
bbf
bbh.
bbi
90
bbj.
B.4 Higroskopisitas
bbl.
bbk.
Perla
ku
an
bbw.
A1B1
bcd.
A1B2
bck.
A1B3
bcr.A
2
B
1
bcy.
A2B2
bdf.
A2B3
bdm.
A3B1
bdt.
A3B2
bea.
A3B3
bbm.
Juml
a
h
bbn.
Rat
a
r
a
t
a
bca.
2,70
bcb.
0,90
bch.
3,60
bci.1
,
2
0
bco.
3,66
bcp.
1,22
bcv.
3,28
bcw.
1,09
bdc.
2,65
bdd.
0,88
bdj.
2,50
bdk.
0,83
bdq.
2,79
bdr.
0,93
bdx.
2,95
bdy.
0,98
bee.
3,34
bef.
1,11
Ulangan
bbq.
U
bbr.
U
bbs.
U
bbx.
0,
bby.
0,
bbz.
1,
bce.
1,
bcf.
0,
bcg.
1,
bcl.
1,
bcm.
1,
bcn.
1,
bcs.
1,
bct.
0,
bcu.
1,
bcz.
1,
bda.
0,
bdb.
0,
bdg.
1,
bdh.
0,
bdi.
0,
bdn.
1,
bdo.
0,
bdp.
0,
bdu.
1,
bdv.
0,
bdw.
1,
beb.
0,
bec.
1,
bed.
1,
bbo.
S
bcc.
0,
bcj.
0,
bcq.
0,
bcx.
0,
bde.
0,
bdl.
0,
bds.
0,
bdz.
0,
beg.
0,
beh.
bei.S
u
m
b
e
bej.
d
bek.
J
bel.
K
bem.
F
h
i
t
ben.
F
Ta
be
l
beo.
Keter
a
n
g
91
r
K
e
r
a
g
a
m
a
n
bex.
Kelo
m
p
o
k
bff.P
e
rl
a
k
u
a
n
u
n
g
bez.
0
bfa.
0,
bfh.
0
bfi.
0,
bfp.
0
bfq.
0,
bfx.
0
bfy.
0,
bgf.
0
bgg.
0,
bgm.
1
bgn.
0
bgo.
0,
bgp.
bgu.
2
bgv.
1
bgw.
0,
bgx.
bey.
2
bfg.
8
bfn.
A
bfo.
2
bfv.
B
bfw.
2
bgd.
AB
bge.
4
bgl.
Galat
bgt.
Total
bhb.
bfb.
8,98
bfj. 1
,
8
0
bfr. 1
,
9
1
bfz.
0,44
bgh.
2,43
beu. bev.
5
1
bfc.
3
bfd.
6,
bfk.
2
bfl.
3,
bfs.
3
bft.
6,
bga. bgb.
3
6,
bgi.
2
bgj.
4,
bgq. bgr.
bgy. bgz.
a
n
bfe.
**
bfm.
Ns
bfu.
Ns
bgc.
Ns
bgk.
Ns
bgs.
bha.
Keterangan :
bhc.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan 1% maka ns(tidak
berbeda nyata)
bhf.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka
*(berbeda nyata)
bhd.
bhe
bhg.
bhh
92
bhi.
Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat
nyata)
bhj.
bhk
93
bhl.
bhm.
Perla
k
u
a
n
bhy.
A1B
1
bif. A
1
B
2
bim.
A1B
3
bit. A
2
B
1
bja.A
2
B
2
bjh.
A2B
3
bjo.
A3B
1
bjv.A
3
B
2
bkc.
A3B
3
bkj.
bkk.
Sum
b
e
r
Daya Serap
Minyak
bho.
J
bhp.
Rat
bhq.
ST
bib.
1
bic.
4
bid.
15,
bie.
0,2
bih.
1
bii.
1
bij.
5
bik.
17,
bil.
0,5
bin.
19,
bio.
1
bip.
1
biq.
5
bir.
18,
bis.
0,4
biu.
22,
biv.
2
biw.
2
bix.
6
biy.
22,
biz.
0,2
bjb.
22,
bjc.
2
bjd.
2
bje.
6
bjf.
21,
bjg.
1,4
bji.
21,
bjj.
2
bjk.
2
bjl.
6
bjm.
21,
bjn.
0,3
bjp.
23,
bjq.
2
bjr.
2
bjs.
6
bjt.
22,
bju.
0,8
bjw.
22,
bjx.
2
bjy.
2
bjz.
6
bka.
22,
bkb.
0,0
bkd.
22,
bke.
2
bkf.
2
bkg.
6
bkh.
23,
bki.
0,3
bht.
U
bhu.
U
bhz.
15,
bia.
1
big.
17,
bhs.
U1
bkl.
d
bkm.
J
bkn.
K
bko.
F
bkp.
F
T
a
b
bkq.
Kete
r
a
n
94
K
e
r
a
g
a
m
a
n
bkz.
Kelo
m
p
o
k
blh.
Perla
k
u
a
n
el
blb.
0,
blc.
0
bld.
1,
ble.
3
blj.
1
blk.
2
bll.
5
blm. bln.
2
3,
blr.
1
bls.
7
blt.
2
blu.
3
blz.
5,
bma.
2
bmb.
7,
bmc. bmd.
3
6,
bmh.
1
bmi.
4
bmj.
1
bmk. bml.
2
4,
bmo.
1
bmp.
6,
bmq.
0
bmr.
bms. bmt.
bmw.
2
bmx.
1
bmy.
6
bmz.
bna. bnb.
bla.
2
bli.
8
blp.
A
blq.
2
blx.
B
bly.
2
bmf.
AB
bmg.
4
bmn.
Galat
bmv.
Total
bnd.
g
a
n
bkw. bkx.
5
1
blf.
6,
blv.
6,
blg.
Ns
blo.
**
blw.
**
bme.
**
bmm.
**
bmu.
bnc.
Keterangan :
bne.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan 1% maka ns(tidak
berbeda nyata)
bnh.
Jika nilai F hitung F tabel 5% dan < F tabel 1% maka
*(berbeda nyata)
bnk.
Jika nilai F hitung F tabel 1% maka **(berbeda sangat
nyata)
bnf.
bng
bni.
bnj
bnl.
bnm
95
bnn.
bnp.
bnq.
Pa
boo.
1
boy.
2
bpi.
3
bps.
4
bqc.
5
bqm.
6
bqw.
7
brg.
8
brq.
9
bsa.
10
bsk.
11
bsu.
12
bte.
13
bto.
14
bty.
15
bui.
16
bus.
Amplang
Ikan Lele Dumbo
C.1 Warna
bnv.
A
bnr.
Kode Sampel
bnw. bnx.
bny.
bnz.
A
A
A
A
bob.
A
bns.
boc.
A
bnt.
bod.
A
boa.
A
bof.
3
bog.
8
boh.
2
boi.
1
boj.
4
bok.
6
bol.
7
bom.
5
bon.
9
bop.
4
boz.
3
bpj.
3
bpt.
4
bqd.
4
bqn.
4
bqx.
4
brh.
3
brr.
3
bsb.
3
bsl.
3
bsv.
3
btf.
4
btp.
3
btz.
4
buj.
4
but.
boq.
5
bpa.
4
bpk.
4
bpu.
4
bqe.
4
bqo.
5
bqy.
4
bri.
3
brs.
3
bsc.
4
bsm.
5
bsw.
4
btg.
3
btq.
3
bua.
4
buk.
4
buu.
bor.
5
bpb.
5
bpl.
4
bpv.
4
bqf.
5
bqp.
5
bqz.
5
brj.
5
brt.
4
bsd.
4
bsn.
5
bsx.
5
bth.
5
btr.
5
bub.
5
bul.
5
buv.
bos.
2
bpc.
3
bpm.
4
bpw.
2
bqg.
2
bqq.
2
bra.
2
brk.
1
bru.
2
bse.
1
bso.
2
bsy.
2
bti.
1
bts.
2
buc.
3
bum.
2
buw.
bot.
3
bpd.
2
bpn.
3
bpx.
2
bqh.
3
bqr.
3
brb.
3
brl.
1
brv.
2
bsf.
1
bsp.
1
bsz.
5
btj.
2
btt.
1
bud.
2
bun.
3
bux.
bou.
3
bpe.
3
bpo.
4
bpy.
2
bqi.
2
bqs.
4
brc.
2
brm.
2
brw.
2
bsg.
3
bsq.
3
bta.
3
btk.
3
btu.
4
bue.
3
buo.
3
buy.
bov.
4
bpf.
3
bpp.
3
bpz.
3
bqj.
4
bqt.
4
brd.
5
brn.
3
brx.
3
bsh.
3
bsr.
3
btb.
3
btl.
3
btv.
3
buf.
3
bup.
4
buz.
bow.
3
bpg.
3
bpq.
3
bqa.
3
bqk.
3
bqu.
3
bre.
2
bro.
3
bry.
2
bsi.
2
bss.
3
btc.
1
btm.
4
btw.
3
bug.
2
buq.
4
bva.
box.
3
bph.
3
bpr.
4
bqb.
3
bql.
5
bqv.
3
brf.
5
brp.
5
brz.
5
bsj.
2
bst.
4
btd.
3
btn.
5
btx.
4
buh.
3
bur.
4
bvb.
96
17
bvc.
18
bvm.
19
bvw.
20
bwg.
21
bwq.
22
bxa.
23
bxk.
24
bxu.
25
bye.
Tot
3
bvd.
3
bvn.
3
bvx.
4
bwh.
4
bwr.
4
bxb.
4
bxl.
2
bxv.
3
byf.
8
4
bve.
4
bvo.
3
bvy.
4
bwi.
5
bws.
4
bxc.
3
bxm.
5
bxw.
4
byg.
9
4
bvf.
4
bvp.
4
bvz.
5
bwj.
5
bwt.
5
bxd.
3
bxn.
4
bxx.
5
byh.
1
2
bvg.
2
bvq.
2
bwa.
2
bwk.
2
bwu.
4
bxe.
3
bxo.
3
bxy.
3
byi.
5
2
bvh.
1
bvr.
2
bwb.
2
bwl.
1
bwv.
2
bxf.
2
bxp.
2
bxz.
2
byj.
5
3
bvi.
3
bvs.
2
bwc.
2
bwm.
3
bww.
1
bxg.
3
bxq.
3
bya.
3
byk.
6
4
bvj.
3
bvt.
3
bwd.
3
bwn.
4
bwx.
3
bxh.
4
bxr.
3
byb.
3
byl.
8
2
bvk.
2
bvu.
3
bwe.
3
bwo.
3
bwy.
2
bxi.
3
bxs.
3
byc.
3
bym.
6
2
bvl.
4
bvv.
3
bwf.
3
bwp.
4
bwz.
3
bxj.
4
bxt.
3
byd.
4
byn.
9
byo.
Rat
byp.
3
byq.
3
byr.
4
bys.
2
byt.
2
byu.
2
byv.
3
byw.
2
byx.
3
bzg.
bzq.
A
byy.
byz.
bza.
bzb.
bzc.
bzd.
Pa
cab.
1
cal.
2
cav.
3
C.2 Rasa
bzi.
A
bze.
Kode Sampel
bzj.
bzk.
bzl.
bzm.
A
A
A
A
bzn.
A
bzo.
A
bzf.
bzp.
A
bzs.
3
bzt.
8
bzu.
2
bzv.
1
bzw.
4
bzx.
6
bzy.
7
bzz.
5
caa.
9
cac.
3
cam.
2
caw.
3
cad.
4
can.
2
cax.
4
cae.
4
cao.
3
cay.
4
caf.
3
cap.
3
caz.
3
cag.
4
caq.
3
cba.
3
cah.
3
car.
3
cbb.
3
cai.
4
cas.
3
cbc.
3
caj.
3
cat.
3
cbd.
4
cak.
3
cau.
3
cbe.
3
97
cbf.
4
cbp.
5
cbz.
6
ccj.
7
cct.
8
cdd.
9
cdn.
10
cdx.
11
ceh.
12
cer.
13
cfb.
14
cfl.
15
cfv.
16
cgf.
17
cgp.
18
cgz.
19
chj.
20
cht.
21
cid.
22
cin.
23
cix.
24
cjh.
25
cjr.
Tot
cbg.
3
cbq.
4
cca.
4
cck.
4
ccu.
3
cde.
3
cdo.
4
cdy.
2
cei.
3
ces.
4
cfc.
2
cfm.
4
cfw.
4
cgg.
4
cgq.
2
cha.
3
chk.
3
chu.
4
cie.
4
cio.
3
ciy.
3
cji.
4
cjs.
8
cbh.
5
cbr.
3
ccb.
4
ccl.
3
ccv.
3
cdf.
3
cdp.
4
cdz.
4
cej.
4
cet.
5
cfd.
2
cfn.
4
cfx.
3
cgh.
4
cgr.
3
chb.
2
chl.
2
chv.
5
cif.
3
cip.
4
ciz.
2
cjj.
4
cjt.
8
cbi.
5
cbs.
4
ccc.
5
ccm.
4
ccw.
5
cdg.
4
cdq.
4
cea.
5
cek.
4
ceu.
4
cfe.
4
cfo.
3
cfy.
3
cgi.
4
cgs.
2
chc.
3
chm.
3
chw.
4
cig.
5
ciq.
4
cja.
3
cjk.
4
cju.
9
cbj.
4
cbt.
2
ccd.
3
ccn.
2
ccx.
5
cdh.
2
cdr.
4
ceb.
3
cel.
2
cev.
3
cff.
2
cfp.
2
cfz.
2
cgj.
3
cgt.
4
chd.
2
chn.
2
chx.
2
cih.
3
cir.
2
cjb.
4
cjl.
3
cjv.
7
cbk.
3
cbu.
3
cce.
2
cco.
4
ccy.
3
cdi.
1
cds.
2
cec.
2
cem.
3
cew.
1
cfg.
3
cfq.
1
cga.
2
cgk.
3
cgu.
3
che.
3
cho.
3
chy.
2
cii.
3
cis.
2
cjc.
4
cjm.
3
cjw.
6
cbl.
2
cbv.
5
ccf.
3
ccp.
4
ccz.
4
cdj.
4
cdt.
2
ced.
3
cen.
3
cex.
3
cfh.
3
cfr.
3
cgb.
2
cgl.
3
cgv.
4
chf.
2
chp.
4
chz.
2
cij.
3
cit.
3
cjd.
3
cjn.
5
cjx.
7
cbm.
3
cbw.
1
ccg.
4
ccq.
4
cda.
4
cdk.
3
cdu.
3
cee.
2
ceo.
4
cey.
4
cfi.
2
cfs.
2
cgc.
3
cgm.
4
cgw.
3
chg.
3
chq.
2
cia.
4
cik.
3
ciu.
3
cje.
3
cjo.
4
cjy.
7
cbn.
3
cbx.
2
cch.
3
ccr.
3
cdb.
4
cdl.
3
cdv.
1
cef.
3
cep.
2
cez.
3
cfj.
4
cft.
2
cgd.
3
cgn.
4
cgx.
3
chh.
3
chr.
3
cib.
3
cil.
4
civ.
4
cjf.
3
cjp.
3
cjz.
7
cbo.
4
cby.
4
cci.
4
ccs.
5
cdc.
3
cdm.
3
cdw.
1
ceg.
4
ceq.
4
cfa.
3
cfk.
2
cfu.
2
cge.
3
cgo.
4
cgy.
4
chi.
4
chs.
2
cic.
3
cim.
3
ciw.
3
cjg.
3
cjq.
3
cka.
8
98
ckb.
Rat
ckl.
ckm.
ckn.
cko.
ckp.
ckq.
ckc.
3
ckd.
3
cke.
3
ckf.
2
ckg.
2
ckh.
3
cki.
3
ckj.
3
ckk.
3
99
ckr.
cks.
Pa
clq.
1
cma.
2
cmk.
3
cmu.
4
cne.
5
cno.
6
cny.
7
coi.
8
cos.
9
cpc.
10
cpm.
11
cpw.
12
cqg.
13
cqq.
14
cra.
15
crk.
16
cru.
17
cse.
18
cso.
C.3 Kerenyahan
ckx.
A
cky.
A
ckt.Kode Sampel
ckz.
cla.
clb.
A
A
A
clh.
3
cli.
8
clj.
2
clk.
1
cll.
4
clm.
6
cln.
7
clo.
5
clp.
9
clr.
3
cmb.
3
cml.
3
cmv.
2
cnf.
3
cnp.
4
cnz.
4
coj.
4
cot.
2
cpd.
3
cpn.
2
cpx.
5
cqh.
3
cqr.
5
crb.
3
crl.
4
crv.
5
csf.
2
csp.
cls.
4
cmc.
3
cmm.
4
cmw.
5
cng.
4
cnq.
3
coa.
3
cok.
4
cou.
1
cpe.
5
cpo.
4
cpy.
4
cqi.
5
cqs.
4
crc.
3
crm.
3
crw.
5
csg.
3
csq.
clt.
5
cmd.
3
cmn.
4
cmx.
5
cnh.
5
cnr.
5
cob.
5
col.
5
cov.
4
cpf.
4
cpp.
5
cpz.
4
cqj.
4
cqt.
4
crd.
5
crn.
4
crx.
5
csh.
2
csr.
clu.
3
cme.
4
cmo.
3
cmy.
4
cni.
3
cns.
3
coc.
3
com.
4
cow.
2
cpg.
4
cpq.
3
cqa.
3
cqk.
3
cqu.
2
cre.
3
cro.
2
cry.
5
csi.
3
css.
clv.
3
cmf.
2
cmp.
3
cmz.
4
cnj.
2
cnt.
2
cod.
2
con.
5
cox.
2
cph.
2
cpr.
2
cqb.
1
cql.
1
cqv.
5
crf.
2
crp.
2
crz.
3
csj.
2
cst.
clw.
3
cmg.
3
cmq.
4
cna.
4
cnk.
4
cnu.
3
coe.
3
coo.
4
coy.
3
cpi.
2
cps.
3
cqc.
3
cqm.
2
cqw.
3
crg.
3
crq.
2
csa.
3
csk.
4
csu.
clx.
4
cmh.
4
cmr.
3
cnb.
5
cnl.
2
cnv.
5
cof.
2
cop.
4
coz.
4
cpj.
3
cpt.
2
cqd.
4
cqn.
3
cqx.
4
crh.
2
crr.
4
csb.
5
csl.
3
csv.
cly.
4
cmi.
3
cms.
4
cnc.
5
cnm.
3
cnw.
5
cog.
3
coq.
4
cpa.
2
cpk.
2
cpu.
3
cqe.
5
cqo.
5
cqy.
5
cri.
4
crs.
4
csc.
5
csm.
3
csw.
clz.
4
cmj.
4
cmt.
4
cnd.
5
cnn.
4
cnx.
3
coh.
5
cor.
3
cpb.
4
cpl.
2
cpv.
4
cqf.
5
cqp.
3
cqz.
3
crj.
2
crt.
3
csd.
5
csn.
4
csx.
clc.
A
cld.
A
cku.
cle.
A
ckv.
clf.
A
100
19
csy.
20
cti.
21
cts.
22
cuc.
23
cum.
24
cuw.
25
cvg.
Tot
3
csz.
3
ctj.
5
ctt.
3
cud.
3
cun.
2
cux.
2
cvh.
8
3
cta.
3
ctk.
5
ctu.
2
cue.
4
cuo.
3
cuy.
5
cvi.
9
3
ctb.
4
ctl.
4
ctv.
5
cuf.
4
cup.
4
cuz.
4
cvj.
1
2
ctc.
2
ctm.
5
ctw.
2
cug.
3
cuq.
5
cva.
4
cvk.
8
2
ctd.
3
ctn.
5
ctx.
2
cuh.
2
cur.
3
cvb.
3
cvl.
6
3
cte.
2
cto.
3
cty.
4
cui.
3
cus.
4
cvc.
4
cvm.
7
3
ctf.
4
ctp.
4
ctz.
3
cuj.
3
cut.
4
cvd.
3
cvn.
8
4
ctg.
4
ctq.
3
cua.
3
cuk.
4
cuu.
4
cve.
2
cvo.
9
3
cth.
3
ctr.
4
cub.
4
cul.
3
cuv.
3
cvf.
4
cvp.
9
cvq.
Rat
cvr.
3
cvs.
3
cvt.
4
cvu.
3
cvv.
2
cvw.
3
cvx.
3
cvy.
3
cvz.
3
cwa.
cwb.
cwc.
cwd.
cwe.
cwf.
101
cwg.
cwh.
Pa
cxf.
1
cxp.
2
cxz.
3
cyj.
4
cyt.
5
czd.
6
czn.
7
czx.
8
dah.
9
dar.
10
dbb.
11
dbl.
12
dbv.
13
dcf.
14
dcp.
15
dcz.
16
ddj.
17
ddt.
18
ded.
C.4 Keseluruhan
cwm.
A
cwi.
Kode Sampel
cwn. cwo. cwp. cwq.
A
A
A
A
cws.
A
cwj.
cwt.
A
cwk.
cwu.
A
cwr.
A
cww.
3
cwx.
8
cwy.
2
cwz.
1
cxa.
4
cxb.
6
cxc.
7
cxd.
5
cxe.
9
cxg.
3
cxq.
3
cya.
3
cyk.
3
cyu.
4
cze.
4
czo.
4
czy.
3
dai.
3
das.
3
dbc.
2
dbm.
3
dbw.
4
dcg.
4
dcq.
4
dda.
4
ddk.
4
ddu.
2
dee.
cxh.
5
cxr.
3
cyb.
4
cyl.
5
cyv.
4
czf.
3
czp.
4
czz.
3
daj.
2
dat.
4
dbd.
4
dbn.
4
dbx.
5
dch.
4
dcr.
4
ddb.
3
ddl.
5
ddv.
3
def.
cxi.
5
cxs.
4
cyc.
4
cym.
5
cyw.
5
czg.
5
czq.
5
daa.
5
dak.
4
dau.
4
dbe.
5
dbo.
4
dby.
4
dci.
5
dcs.
4
ddc.
4
ddm.
5
ddw.
3
deg.
cxj.
3
cxt.
4
cyd.
3
cyn.
4
cyx.
2
czh.
3
czr.
2
dab.
4
dal.
2
dav.
3
dbf.
3
dbp.
2
dbz.
2
dcj.
2
dct.
2
ddd.
2
ddn.
4
ddx.
4
deh.
cxk.
3
cxu.
2
cye.
3
cyo.
3
cyy.
3
czi.
3
czs.
3
dac.
3
dam.
2
daw.
2
dbg.
1
dbq.
1
dca.
2
dck.
3
dcu.
1
dde.
2
ddo.
3
ddy.
2
dei.
cxl.
3
cxv.
3
cyf.
3
cyp.
2
cyz.
3
czj.
3
czt.
3
dad.
4
dan.
3
dax.
2
dbh.
3
dbr.
3
dcb.
3
dcl.
3
dcv.
3
ddf.
2
ddp.
3
ddz.
4
dej.
cxm.
4
cxw.
3
cyg.
3
cyq.
3
cza.
2
czk.
4
czu.
4
dae.
5
dao.
3
day.
3
dbi.
2
dbs.
4
dcc.
3
dcm.
3
dcw.
2
ddg.
3
ddq.
5
dea.
3
dek.
cxn.
4
cxx.
3
cyh.
3
cyr.
3
czb.
3
czl.
4
czv.
2
daf.
4
dap.
2
daz.
2
dbj.
3
dbt.
3
dcd.
4
dcn.
5
dcx.
2
ddh.
3
ddr.
4
deb.
3
del.
cxo.
4
cxy.
3
cyi.
4
cys.
3
czc.
5
czm.
3
czw.
5
dag.
3
daq.
4
dba.
2
dbk.
4
dbu.
5
dce.
4
dco.
3
dcy.
2
ddi.
3
dds.
4
dec.
5
dem.
102
19
den.
20
dex.
21
dfh.
22
dfr.
23
dgb.
24
dgl.
25
dgv.
Tot
4
deo.
4
dey.
4
dfi.
4
dfs.
3
dgc.
2
dgm.
4
dgw.
8
4
dep.
3
dez.
5
dfj.
3
dft.
4
dgd.
3
dgn.
4
dgx.
9
3
deq.
5
dfa.
4
dfk.
5
dfu.
4
dge.
3
dgo.
4
dgy.
1
2
der.
2
dfb.
3
dfl.
3
dfv.
3
dgf.
4
dgp.
3
dgz.
7
3
des.
2
dfc.
2
dfm.
2
dfw.
2
dgg.
3
dgq.
3
dha.
5
3
det.
2
dfd.
2
dfn.
3
dfx.
3
dgh.
3
dgr.
4
dhb.
7
4
deu.
3
dfe.
4
dfo.
3
dfy.
3
dgi.
3
dgs.
3
dhc.
8
5
dev.
4
dff.
3
dfp.
3
dfz.
5
dgj.
3
dgt.
3
dhd.
8
3
dew.
2
dfg.
3
dfq.
3
dga.
3
dgk.
3
dgu.
4
dhe.
8
dhf.
Rat
dhg.
3
dhh.
3
dhi.
4
dhj.
2
dhk.
2
dhl.
2
dhm.
3
dhn.
3
dho.
3
dhp.
dhq.
dhr.
dhs.
dht.
dhu.
dhv.
dhw.
Kadar
Air
dhx.
I
dhy.
II
dhz.
III
dib.
Tanpa
Air
dic.
3,9
did.
3,9
die.
4,
dia.R
a
t
a
r
a
t
a
dif. 3
,
9
103
6
9
2
dig.
+ Air
dih.
22,
dii.
22,
dij.
22
dim.
(0,
din.
(0,
dio.
(0
dik.
22,8
5
7
1
dip.
diq.
Berat sampel 3 = 2,0217 3, 9692% 2,0217 = 0,0802
dir.
Kadar air
=
0,0802 0,5093
dis.
=
0,5895
dit.
0,5895
100 %
2,0217+ 0,5093
diu.
=
23,2912 %
div.
Berat sampel 2 = 2,0779 3, 9692% 2,0779 = 0,0825
diw.
Kadar air
=
0,0825 0,4996
dix.
=
0,5821
diy.
0,5821
100 %
2,0779+ 0,4996
diz.
=
22,5839 %
dja.
Berat sampel 1 = 2,0312 3, 9692% 2,0312 = 0,0806
djb.
Kadar air
=
0,0806 0,5044
djc.
=
0,5850
djd.
dje.
0,5850
100 %
2,0312+0,5044
23,0715 %
23,2912+22,5839+23,0715
Rata rata kadar air teoritis =
3
= 22,9822% 22, 8571% = 0,1251 %
0,1251
100
Kesalahan = 22,8571
= 0,5473%
Accuracy = 100% 0,5437% = 99,4527%
djf. Lampiran E. Dokumentasi
= 22,9822%
104
djg.
djh.
dji.
djj.
djk.
djl.
djm.
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3
j
A3B1
A3B2
A3B3
djn. A1B1
djo.
djp.
djq.
djr.
djs.
djt.
dju.
djv.
djw.
djx.
djy.
djz.
dka.
dkb.
dkc.
dkd.
105
dkf.
Nama
Tanggal :
Usia :
Jenis Kelamin
dkg.
dkh.
dki.
dkj.
dkk.
UJI KESUKAAN DAN UJI SKORING
Dihadapan saudara tersaji 9 sampel amplang. Saudara diminta
dkl.
Ke
renyahan
dkq.
(Uj
dkr.
dks.
5
dlc.
san
renyah
Re
4
dlh.
nyah
dli. agak
3
dlm.
renyah
dln.
tid
ak renyah
dlr.
1
dlw.
dlx.
dly.
dkv.
dkt.
dku.
arna
(Uj
kesuka
an)
dkz.
gat
dld.
(
Uji
skoring)
dky.
R
asa
dkx.
Keterangan Nilai
Ke
seluruha
n
dkw.
(Uj
skoring)
kesukaan
)
sa
dla.sangat
ngat
cerah
suka
dle.suka
dlf. Cerah
dlj. agak
dlk.
suka
dlo.
ti
aga
k cerah
dlp.
tid
dak
ak cerah
dls.sangat
suka
dlt. sangat
tidak
tidak
gat tidak
renyah
suka
cerah
dlu.
san
Kode Sampel
dlb.
san
gat suka
dlg.
Su
ka
dll. agak suka
dlq.
tid
ak suka
dlv.sangat
tidak suka
106
Param
dmb.
dmc.
dmd.
dme.
dmf.
dmg.
dmh.
dmi.
dmj.
dml.
dmm.
dmn.
dmo.
dmp.
dmq.
dmr.
dms.
dmt.
an
dmu.
dmv.
dmw.
dmx.
dmy.
dmz.
dna.
dnb.
dnc.
dnd.
Rasa
dne.
dnf.
dng.
dnh.
dni.
dnj.
dnk.
dnl.
dnm.
dnn.
Warna
dno.
dnp.
dnq.
dnr.
dns.
dnt.
dnu.
dnv.
dnw.
dnx.
ete
r
Pen
ga
ma
tan
dmk.
Keren
yah
Keselu
ruh
an
dny.
dnz.