Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kese`mpurnaan makalah ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara analisis kadar lemak atau minyak pada bahan
pangan dan hasil pertanian dengan metode ekstraksi Soxhlet.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Komposisi kimia kacang tanah (per 100 gram bahan kering)
5
Komposisi Jumlah
Kadar air (g) 4,0
Protein (g) 25,3
Lemak (g) 42,8
Karbohidrat (g) 21,1
Fosfor (mg) 334,0
Kabri (kal) 425,0
BDD (%) 100,0
Sumber : Departemen Kesehatan, RI, (1996)
6
Komposisi %
Kadar air 64,55 - 69,86
Kadar protein 20,36 - 23,01
Kadar lemak 4,48 - 11,86
Kadar abu 2,07 - 3,03
Kadar garam 0,11 - 0,17
Sumber : Hanafiah dan Murdinah, 1982
7
Kalori (kkal) 302,00
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1972)
2.1.4 Sosis
Sosis (dalam bahasa Inggris sausage) berasal dari bahasa Latin salsus yang
artinya asin adalah suatu makananyang terbuat dari daging cincang, lemak hewan
dan rempah, serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam suatu
pembungkus yang secara tradisional menggunakan usus hewan, tapi
sekarang sering kali menggunakan bahan sintetis, serta diawetkan dengan suatu
cara, misalnya dengan pengasapan. Komponen utama sosis terdiri dari daging,
lemak, dan air. Selain itu, pada sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti
garam, fosfat, pengawet (biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat
protein, dan karbohidrat. Sosis daging sapi dapat mengandung air sampai 60%
(Soeparno, 1994). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis
yang baik harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan
karbohidrat maksimal 8%.
8
Sampel tersebut diekstrak dengan pelarut heksan selama kurang lebih 6 jam.
Setelah selesai di suling selama 6 jam, heksan disulingkan dan ekstrak lemak
dikeringkan di dalam oven pengering pada suhu 105°C. Selesai di oven, ekstrak
tersebut didinginkan di dalam desikator dan ditimbang bobotnya. Pengeringan ini
diulangi terus hingga tercapai bobot yang relatif tetap. Pengukuran kadar lemak
dilakukan dengan tiga ulangan.
Kadar lemak dapat dihitung dengan persamaan berikut Kadar lemak (%
bb) = (W1-W2)/W0 x 100 Kadar lemak (% bk) = (kadar lemak (bb))/((100-kadar
air (bb))) x 100 dimana: W0 = Bobot contoh dalam gram (g) W1 = Bobot labu +
lemak hasil ekstraksi (g) W2 = Bobot labu lemak kosong (g) Metode Soxhlet
termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan
pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit
dan secara menyeluruh memenuhi sampel. Kemudian kembali ke tabung
pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau
berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh
dan tidak menyebablan penyaluran (Nielsen, 1998).
9
botol ditambahkan akuades panas sampai lemak atau minyak tepat pada tanda
skala bagian atas (Sudarmadji, 1996).
10
antibumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,
extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter,
condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
2.4.2 Hidrolisis
Lipid dapat terhidrolisis menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.
Reaksi hidrolisis ini berlangsung karena adanya air dan dipercepat oleh adanya
kondisi basa, kondisi asam, maupun enzim lipase. Jumlah asam lemak bebas yang
meningkat pada bahan dapat memudahkan terjadinya oksidasi sehingga akan
menghasilkan citarasa dan bau tengik yang tidak dikehendaki (Winarno, 2004)
.
2.4.3 Penyerapan bau Lipid mudah sekali menyerap bau.
Jika bahan pembungkus bahan dapat menyerap lipid, maka lipid yang
terserap dapat teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari lipid
yang rusak ini akan mudah terserap oleh lipid lain yang ada dalam bungkusan
sehingga seluruh lipid akan menjadi rusak (Winarno, 2004).
11
BAB 3
METODOLOGI
12
Tempat material padat
Sifon atas
Saluran sifon keluar
Penyambung
Kondenser, untuk mengembunkan uap
Saluran air pendingin masuk
Saluran air pendingin keluar.
Setelah pelarut mencapa titik didihnya, pelarut tersebut akan menguap dan
naik ke atas. Ketika uap mencapai condenser, uap akan mengembun dan
kemudian membentuk tetesan-tetesan air. Tetesan air ini akan jatuh menuju
ruangan tempat bahan padat, sedikit demi sedikit.
13
Ruang bahan padat secara perlahan terus terisi dengan tetesan pelarut, hal ini
memungkinkan senyawa-senyawa tertentu yang diinginkan larut pada pelarut.
Ketika pelarut telah memenuhi ruangan bahan, sifon akan bekerja dan
mengeluarkan seluruh pelarut menuju tabung distilasi kembali. Metode
pengeluaran ini mirip dengan kerja selang yang digunakan untuk menyedot air di
bak mandi. Untuk lebih jelas perhatikanlah animasi dalam link berikut ini.
Bahan padat dibungkus kertas saring agar material padat tidak ikut larut
bersama pelarut. Satu siklus soxhlet berakhir ketika sifon mengeluarkan seluruh
isinya menuju tabung distilasi. Siklus tersebut dilakukan berulang-ulang hingga
seluruh senyawa yang diinginkan terekstraksi.
14
BAB 4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh
bersifat padat
Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip
pemanasan dan perendaman sampel.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut
konstan dengan adanya pendingin balik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Susanto, T. dan B. Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu,
Surabaya
Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Kelapa Sawit. Bandung: Yrama
Widya.
Weber, Mand L.F De Beaufort. 1965. The Fishes of Indo-Australian Archipelago. E.J
Brill Ltd. Leiden
Whitehead, P.J.P. 1985. FAO Species Catalogue. Vol. 7. Clupeid fishes of the world. An
annotated and illustrated catalogue of the Herrings, Sardines, Pilchards, Sprats,
Anchovies, and Wolf Herrings. Part 1. Chirocentridae, Clupeidae and
Pristigasteridae. FAO Fish. Synop., 7(25).
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
17