Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL ANALISA PENGUJIAN KADAR LEMAK, KADAR ABU, DAN

KADAR AIR DALAM TEPUNG KELAPA

DISUSUN OLEH:

1) IMROATUN NABILA (01)


2) NISA’ PURWANTI (12)
3) NURUL FITRIANA (17)
4) OKTA TAFRIJIYAH WATI (18)
5) SANDRA WIDYA SARI (25)

KOMPETENSI KEAHLIAN

ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM

SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI 1 DRIYOREJO

TAHUN AJARAN 2019/2020

Jl. Mirah Dellima, Kota Baru Driyorejo (KBD), Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik

Telp : (031) 7580088, E-mail : smkn1driyorejogresik@yahoo.co.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan
karunia-Nya sehingga tugas proposal ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar tanpa ada
halangan suatu apapun dengan judul “ Analisa pengujian kadar lemak, kadar abu, dan kadar air pada
tepung kelapa “ . Tujuan penyusunan proposal saya adalah dalam rangka memenuhi tugas yang
diberikan guru pada mata pelajaran Analisis Kimia Terapan.

Proposal ini sebagai bentuk analisis untuk mengetahui kadar yang ada dalam tepung kelapa.
Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak
luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke
arah perbaikan. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan
rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dari proses
sampai terselesainya proposal ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelapa merupakan tanaman perkebunan atau industri dengan batang lurus, Ada dua
pendapat mengenai asal usul kelapa, yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F.Cook, Van
Martius Beccar, dan Thor Herjerdahl serta dari Asia atau Indopasifik menurut Berry, Werth,
Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove. Kata “Coco” pertama kali digunakan oleh
Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, Al Djanz Al Kindi, Ganz, Nargil, Narlie,
Tenga, Temuai,dan Coconut. Kelapa memiliki berbagai nama daerah. Secara umum, buah
kelapa dikenal sebagai Coconut. Di Indonesia, kelapa biasa disebut krambil atau kelapa.
(Sarmidi Amin, 2009)

Kelapa merupakan tanaman perkebunan dari family Palmae yang tinggi dan besar
dengan batang yang tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Pada umumnya, tinggi batang
kelapa dapat mencapai 30 m dengan garis tengah batang 20-30 cm, tergantung kepada
keadaan iklim, tanah, dan lingkungan lahan. Daun kelapa bersirip genap dan bertulang
sejajar. Adapun pelapah daun yang terdapat anak-anak daun pada sisi kiri dan kanannya.
Bunga kelapa merupakan bunga berkarang yang dikenal dengan istilah mayang atau
manggar. Buahnya buah batu dengan biji yang mempunyai lembaga yang kecil dan
endosperm yang besar. (Warisno, 2003)
Usaha budidaya tanaman kelapa melalui perkebunan terutama dilakukan untuk
memproduksi minyak kelapa yang berasal dari daging buahnya dengan hasil samping berupa
ampas kelapa. Tepung ampas kelapa merupakan zat organik sisa atau hasil perasan kelapa
yang diambil santannya. Hasil perasan yang berupa ampas masih memiliki minyak yang
dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Ampas kelapa masih mempunyai nilai lemak
dan protein yang tinggi. (Syah, 2004)
Ampas kelapa merupakan hasil samping pembuatan santan. Daging kelapa yang
diolah menjadi minyak kelapa dari pengolahan cara basah akan diperoleh hasil samping
ampas kelapa. Pemanfaatan hasil samping ampas kelapa sebagai bahan sibtitusi makanan
kesehatan selama ini belum banyak terungkap. Meskipun ampas kelapa merupakan hasil
samping pembuatan santan, namun ampas kelapa merupakan bahan pangan sumber serat.
(Hutasoit, 1988)
Ampas kelapa berasal dari komoditi hasil samping yang memiliki keunggulan sebagai
pendukung kelestarian ketahanan pangan. Hal tersebut ditunjang oleh potensi produksi yang

4
tinggi. Proses dan peralatan yang digunakan dalam produksinya sederhana dan murah,
memiliki kemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih berkualitas, serta
dapat ditambahkan pada produk-produk roti, resep-resep makanan, dan produk-produk
pangan. Kandungan gizi tepung ampas kelapa mengandung karbohidrat dalam jumlah yang
lebih rendah, yaitu sekitar 33,64% daripada tepung terigu (73,52%). Kandungan protein
tepung ampas kelapa cukup rendah, yaitu 5,78% daripada tepung terigu (13,51%).
Kandungan lemak tepung ampas kelapa cukup tinggi daripada tepung terigu (38,24%).
Kandungan serat kasar tepung ampas kelapa cukup tinggi daripada tepung terigu, yaitu
15,09%. Kandungan serat pangan tak larut sangat tinggi, yaitu 63,66% dan serat pangan larut
sangat rendah 4,53%. (Raghavendra, 2004)
Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan O. Lemak atau
lipid merupakan salah satu nutrisi yang diperlukan tubuh karena berfungsi menyediakan
energi sebesar 9 kkal/gram, melarutkan vitamin A, D, E, dan K, serta dapat menyediakan
asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Selama proses pencernaan, lemak dipecah menjadi
molekul yang lebih kecil, yaitu asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan unit
penyimpanan yang baik untuk energi. Berdasarkan struktur kimianya, lemak dibedakan
menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh biasanya cair pada suhu kamar,
contohnya adalah minyak nabati dan lemak yang ditemukan dalam biji sedangkan lemak
jenuh biasanya padat pada suhu kamar dan ditemukan dalam daging, susu,keju, miyak kelapa,
dan minyak kelapa sawit. (Poedjiadi, 1994)
Lipid atau lemak berasal dari kata Yunani yang berarti “Lipos” yang merupakan
penyusun tumbuhan atau hewan yang diberikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak bisa larut
dalam air tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter. (Hart, 2003)

Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun bukan
sumber nutrient namun keberadaannya sangat esensial dalam kelangsungan proses
biokimiawi organisme hidup. Air dalam bahan pangan terdapat dalam berbagai bentuk. Air
bebas dapat membantu terjadinya proses kerusakan bahan pangan, seperti proses
mikrobiologis, kimiawi, enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Sedangkan air
dalam bentuk lain tidak membantu terjadinya proses kerusakan pada bahan pangan. Sehingga
kadar air bukan parameter absolut untu dipakai meramalkan kecepatan terjadinya kerusakan
bahan makanan. Dalam hal ini, digunakan pengertian aktivitas air (Aw) untuk menentukan
kemampuan air dalam proses-proses kerusakan bahan makanan.

5
Hubungan kadar air dan air bebas atau Aw ditunjukan dengan kecenderungan bahwa
semakin tinggi kadar air semakin tinggi pula nilai Aw. Akan tetapi, hubungan tersebut tidak
linier melainkan berbentuk kurva sigmoid. Kadar air dinyatakan dalam prosen (%) dalam
skala 0-100, sedangkan nilai Aw dinyatakan dalam angka decimal pada kisaran skala 0-1,0.
Kurva hubungan antara kadar air dan Aw bahan disebut juga sebagai kurva Isoterm Sorbsi
Lembab (ISL).

Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik
bahan pangan. Kadar abu total adalah bagian dari analisis proksimat yang bertujuan untuk
mengevalusi nilai gizi suatu produk/bahan pangan terutama total mineral. Kadar abu dari
suatu bahan menunjukkan total mineral yang terkandung dalam bahan tersebut (Aprilianto,
1988). Mineral itu sendiri terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Garam organik: garam-garam asam malat, oksalat, asetat, pektat
2. Garam anorganik: garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat
3. Senyawa komplek: klorofil-Mg, pektin-Ca, mioglobin-Fe, dll
4. Kandungan abu dan komposisinya tergantung macam bahan dan cara pengabuannya.
Penentuan kandungan mineral dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan penentuan abu total dan penentuan individu komponen mineral (makro &trace
mineral) menggunakan titrimetrik, spektrofotometer, AAS (atomic absorption
spectrofotometer). ( Aprilianto, 1988)
Pengabuan merupakan tahapan persiapan contoh yang harus dilakukan dalam anailisis
elemen-elemen mineral (individu). Metode pengabuan terdiri dari dua cara yaitu pengabuan
basah dan pengabuan kering.

6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan dan Alat

Pembuatan ampas kelapa

Bahan: 1. Ampas kelapa

Alat : 1.Wadah mangkuk

2. Sendok

3. Saringan

7
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TAHAPAN PENELITIAN

Pembuatan Tepung Kelapa Dari Ampas Kelapa Dengan Metode Pengeringan dilakukan di
Laboratorium SMK Negeri 1 Driyorejo. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan.Yaitu
tahapan persiapan bahan (pengeringan dan penepungan)dan tahapananalisa.Beberapa analisaseperti
kadar lemak, kadar air dan kadar abu dilakukan di Laboratorium Kimia SMK Negeri 1 Driyorejo.

1. Analisis kadar lemak

Analisa Kadar Lemak Siapkan labu lemak, keringkan dalam oven bersuhu105⁰C selama
sekitar 15menit. Dinginkan dalam desikator dan timbang.Timbang 1-2gr contoh, masukan kedalam
selongsong kertas saring yang dialasi dengan kapas. Sampel diberi kode dengan menggunakan
pensil. Sumbat selongsong kertas yang berisi contoh dengan kapas, lalu keringkan dalam oven pada
suhu tidak lebih dari 80⁰C selama + 1jam. Masukan kedalam alat soxhlet yang telah dihubungkan ke
labu lemak.Ekstrak lemak dalam ampas kelapa dengan heksana selama ± 6jam. Suling heksana dan
keringkan ekstrak lemak dalam oven pengering pada suhu 105⁰C . Dinginkan pada desikator dan
timbang.

2. Analisis kadar air

Sebanyak 3-5gram sampel ditimbangdandimasukandalamcawanyangtelah dipijarkan dan


ditimbang sampai beratnya tetap. Masukan sampel ke dalamoven,panaskan dengan
suhu80⁰Cselama30menit.Masukan kedalamdesikator, diamkansampaidingin. Kemudiantimbang
sampel yangtelahkering

3. Analisis kadar abu

Mengeringkan cawan porselen pada oven selama 1 jam dengan suhu 105. Mendinginkan
cawan porselen dalam desikator selama 15 menit agar uapnya menghilang kemudian
menimbang berat cawan. Menimbang sampel sebanyak 5 g pada cawan yang telah
didinginkan. Mengeringkan sampel selama 5 jam dengan suhu 105. Sampel yang dhasilkan

8
merupakan hasil dari analisis kadar air. Mengarangkan sampel dalam kompor listrik hingga
tidak mengeluarkan asap

1. Memasukan sampel kedalam tanur dengan suhu 600o


2. Memasukan cawan yang berisi abu kedalam oven selama 1 jam dengan suhu 105oC
3. Memasukan sampel ke dalam desikator selama 1 jam hingga berat konstan

9
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jip/article/viewFile/246/157

10

Anda mungkin juga menyukai