OLEH :
DESI NURYANA
1804111428
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Ir. Mirna Ilza,M. S
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
Terkini Perubahan Selama Penurunan Mutu Ikan Basah, Optimasi Waktu Ekstraksi
Laporan ini dibuat berdasarkan berbagai sumber serta informasi dari berbagai media
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para asisten yang telah membantu
bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan kritik dan saran bersifat mendukung dari semua pihak demi
Desi Nuryana
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... iv
1. PENDAHULUAN........................................................................ 1
V. KESIMPULAN ........................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan pangan atau makanan disebut busuk atau rusak jika sifat- sifatnya telah
berubah sehingga tidak dapat diterima lagi sebgai makanan. Nilai TVB dan TMA
merupakan parameter untu melihat kesegaran ikan dan mempunyai arti penting dalam
proses kemunduran mutu ikan. Nilai TVB dipengaruhi oleh spesies, umur dan jenis
kelamin ikan, musim penangkapan dan daerah penangkapan (Ndaw et al. 2008)
hasil dari pemecahan serat kolagen tipis. Oleh karena itu selama post mortem unsur-
unsur pokok jaringan ikat lebih cepat berubah daripada degradasi protein seperti
Lemak dan minyak adalah adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipida yaitu senyawa organic yang mempunyai satu sifat yang khas yaitu tidak larut
dalam air, tetapi larut Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang paling
Tujuan dari praktikum mengenai TVB- TMA adalah agar praktikan dapat
melakukan analisa TVB-TMA pada daging ikan, serta agar praktikan mampu
mengetahui dengan benar proses biokimia yang terjadi pada ikan. Baik saat ikan
Manfaat dari penelitian ini yaitu praktikan mampu menduga langkah yang harus
dilakukan pada hasil perikanan, sehingga dapat mempertahankan mutu dan kualitas
Menurut Cathra Adhi (2010), total volatile base (TVB) atau disebut juga basa
yang mudah menguap terbentuk dalam otot jaringan ikan yang sebagian besar terdiri
dari ammonia, trimethyl amine (TMA) dan dimethyl yang kadarnya berbeda- beda
antara jenis ikan bahkan dalam satu jenis ikan yang sama. Keadaan dan jumlah kadar
TVB tergantung kepada mutu kesegaran ikan, maka kemunduran mutu ikan kadar
TVB akan meningkat jumlahnya. Trimethyl amine adalah senyawa organic dengan
rumus N(CH3)3, senyawa ini tidak berwarna. Higroskopik dan mudah terbakar
dimana amina tersier memiliki bau kuat amis, rendah konsentrasi dan ammonia
TVB adalah hasil dari dekomposisi protein oleh aktivitas bakteri dan enzim.
Pemecahan protein dapat menghasilkan 95% ammonia dan CO2, hasil pemecahan
protein bersifat volatile dan menimbulkan bau busuk seperti ammonia, H2S,
kandungan TVB. Kandungan basa mudah menguap (TVB) merupakan hasil akhir
penguraian protein. Sehingga kadar TVB tersebut dapat dipakai sebagai indicator
kerusakan ikan, berbagai komponen seperti basa volatile, terakumulasi pada daging
ikan sesaat setelah mati. Akumulasi ini terjadi akibat reaksi biokimia post mortem
endogenous berperan penting dalam proses ini. Sistem degradasi proteolitik ini
hasil dari pemecahan serat kolagen tipis. Oleh karena itu selama post mortem unsur-
unsur pokok jaringan ikat lebih cepat berubah daripada degradasi protein seperti
Lemak dan minyak adalah adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan
lipida yaitu senyawa organic yang mempunyai satu sifat yang khas yaitu tidak larut
dalam air, tetapi larut Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang paling
dalam pelarut organik misalnya seperti ether, benzene, chloroform, dan lain-lain.
komponen lain seperti fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen
lain akan ikut terlarut maka kadar lemak disebur lemak kasar (“crude fat”). Cara
5
analisis kadar lemak kasar secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu cara kering dan
cara basah. Salah satu cara analisis lemak dengan cara kering yaitu menggunakan
Mikro soxhlet adalah seperangkat alat ekstraksi soxhlet berukuran kecil dimana
bertujuan untuk menentukan lama waktu ekstrkasi sehingga analisis lemak dapat
Waktu pelaksanaan pratikum dibagi atas tiga waktu yaitu “Total Volatile Bases
(TVB) dan Trimethylamine (TMA)” dilaksanakan pada tanggal 06 April 2020 dan
2020 dan dilaksanakan secara online ditempat masing-masing praktikkan berada dan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet” dilaksanakan pada tanggal 20 April 2020 dan
Alat yang digunakan adalah : blender, cawan conway, inner chamber, out
chamber. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : TCA(7,5 %), larutan asam
3.2.2 Pengujian Proses Biokimia Pada Ikan Yang mengalami Penurunan Mutu
Untuk menguji optimasi waktu ekstrasi lemak dengan metode soxhlet, alat
yang digunakan adalah mikro sohlet dan oven. Sedangkan bahan yang digunakan
7
adalah sebagai pelarut adalah Petroleum Benzena, sedangkan sampel yang di uji
Uji ini menggunakan metode pengamatan secara tidak langsung, yaitu dengan
melihat TVB diproduksi oleh reaksi oksidasi aktivitas enzim dan mikroba di dalam
otot jaringan ikan yang sebagian besar terdiri dari senyawa amin, diantaranya amonia,
trimetilamin. Senyawa tersebut kemudian diikat oleh asam borak dan kemudian
dititrasidengan larutan HCl. Indeks kemunduran mutu ikan hasil perikanan dapat
merupakan hasilakhir penguraian protein. Sehingga kadar TVB tersebut dapat dipakai
3.3.2 Pengujian Proses Biokimia Pada Ikan Yang mengalami Penurunan Mutu
Uji ini menggunakan metode pengamatan secara tidak langsung, yaitu dengan
melihat kerusakan atau perubahan-perubahan biokimia seperti otot dan jaringan ikan
pada saat telah mengalami kemunduran mutu menggunakan mikroskop dan alat
lainnya.
Metode yang digunakan adalah metode Soxhlet dan alat yang alat yang
digunakan adalah mikro soxhlet. Soxhlet adalah suatu metode suatu metode analisis
8
lemak dengan prinsip kerja sebagai berikut. Pada soxhletasi pelarut pengekstrak yang
ada dalam labu soxhlet dipanaskan sesuai dengan titik didihnya sehingga menguap.
Uap pelarut ini naik melalui pipa pendingin balik sehingga mengembun dan menetes
pada bahan yang diekstraksi. Pelarut ini merendam bahan dan jika tingginya sudah
melampaui tinggi pipa pengalir pelarut maka ekstrak akan mengalir ke labu soxhlet.
Ekstrak yang terkumpul dipanaskan lagi sehingga pelarutnya akan menguap kembali
dan lemak akan tertinggal pada labu. Dengan demikian maka terjadi daur ulang
Fatmawati, & Oktaviani, 2014) Untuk mengetahui kadar lemak berbasis bahan kering
maka dilakukan analisis kadar air menggunakan metode Oven (Gravimetri) Analisis
kadar lemak dan kadar air dilakukan 3 kali ulangan untuk masing-masing sampel.
dimasukkan ke dalam thimble yang terbuat dari kertas saring ( A gram). Kemudian
ditutup bagian atas menggunakan kapas bebas lemak dan ujung thimble dilipat rapat-
rapat kemudian dimasukkan ke dalam tabun Mikro Soxhlet. Hubungkan ujung bawah
tabung Mikro Soxhlet dengan labu lemak yang sudah dikeringkan dan diketahui
dengan pendingin balik yang sudah dirangkai di atas waterbath. Setelah itu
dituangkan petroleum benzena kurang lebih 2 kali volume tabung (± 15 ml) dan di-
alirkan lewat ujung pendingin balik. Ekstraksi dilakukan dengan variasi waktu selama
0,5; 1; 1,5 dan 2 jam. Sebagai pembanding dilakukan juga ekstraksi selama 4 jam.
9
Diambil labu yang sudah berisi ekstrak lemak kemudian dikeringkan ke dalam oven
4.1. Hasil
pada tiap tahap, yaitu 18,67 – 20 mgN/100 g (pre rigor) dan 20 – 24 mgN/100 g
(rigor mortis).
Tingkat kebusukan ikan ini juga bisa dideteksi dengan penilaian secara
sensori. Pada ikan yang dibekukan, hasil uji TVB nya tidak selalu konsisten karena
hilangnya amina volatile dari ikan yang disimpan dalam es. Keragaman TVB berasal
dari variasi biologis dalam kandungan prekursornya. Uji TVB ini diterapkan pada
produk ikan basah, ikan kering dan ikan asap, tetapi sedikit diterapkan pada ikan beku
metode soxhlet menggunakan perangkat ekstraksi mikro soxhlet pada sampel jagung,
kedelai dan wijen dengan variasi lama waktu ekstraksi selama 0,5; 1; 1,5 dan 2 jam
4.2. Pembahasan
TVB atau total volatile bases adalah banyaknya basa menguap. TVB
diproduksi olehreaksi oksidasi aktivitas enzim dan mikroba di dalam otot jaringan
untuk mengukur tingkat kesegaran ikan, semakin menurunmutu ikan, akan semakin
tinggi kadar TVB-nya. (Soekarto, 1990). Menurut Pandit dkk (2010), TVB
dikonsumsi, termasuk tri metil amin;dimetil amin, ammonia dan basa- basa nitrogen
lain yang merupakan hasil kerjabakteri dan enzim autolitik selama proses
pembusukan.
Selama masa post mortem bagi semua jenis ikan, protein otot merupakan
target utama dari enzim-enzim protease. Selama periode pre rigor (24 jam pada suhu
perombakan ini mengganggu hubungan antara myofibril dan matix ekstraseluler yang
menyebakan segmentasi dari myofibril dan merubah sifat reologi dari jaringan.
Sepotong daging jika disimpan dan dibandingkan dengan myofibril yang juga
disimpan keduanya akan menunjukkan pola degradasi MHC yang berbeda satu sama
lain. Enzim protease yang ada dalam daging mungkin dapat bergabung dengan
protein myofibril selama proses isolasi dan kemudian mendegradasi myofibril lebih
12
mudah dibandingkan selama masa inkubasi. Degradasi ini mungkin dipengaruhi oleh
garam yang dipakai dalam penyimpanan. Dalam hal ini garam yang digunakan untuk
menstabilkan MHC akan lebih membuatnya lebih resisten terhadap serangan enzim
proteolitik. Di satu sisi protein yang larut akan lebih mudah mengalami degradasi
dibandingkan protein ikan dalam keadaan rigor, yaitu actomiosin. Dalam banyak hal
gabungan enzim protease dan myofibril tidak mungkin terjadi selama penyimpanan
Hasil analisis lemak sampel jagung dengan lama waktu ekstraksi 4 jam yang
tersaji dalam Tabel 1. adalah 3,68 ±0,03%, pada pada lama waktu ekstraksi 0,5 jam
adalah 3,36 ±0,04%. Berdasarkan hasil tersebut, ekstraksi lemak untuk sampel jagung
belum bisa selesai dalam waktu 0,5 jam. Pada waktu ekstraksi 1; 1,5 dan 2 jam
hasilnya berturut-turut adalah 3,62 ±0,05%, 3,59 ±0,03%, 3,62 ±0,07%. Hasil
ekstraksi sampel jagung selama 2 jam adalah 3,62 ±0,07% hampir sama dengan hasil
ekstraksi 4 jam yaitu 3,68 ±0,03%, hal ini menunjukkan bahwa ekstraksi soxhlet
untuk sampel jagung dapat kita hentikan pada jam ke 2. Berdasarkan data hasil
pengamatan kadar lemak dengan metode soxhlet menggunakan perangkat alat mikro
soxhlet dengan lama waktu ekstraksi maksimal (4 jam) diperoleh hasil pada sampel
5.1 Kesimpulan
ikan.
2. Pada pengujian proses biokimia pada saat penurunan mutu pada ikan basah,
bahwa ikan akan mengalami proses biokimia saat hidup ataupun mati. Pada
saat ikan mati proses biokimia terjadi sangat cepat yang mempengaruhi otot,
3. Kemudian pada uji optimasi waktu ekstraksi dapat kita ketahui bahwa hasil
ekstrasi dengan soxhlet untuk jagung dapat dilakukan selama 2 jam, untuk
sampel kedelai dapat dilakukan selama 1,5 jam dan untuk sampel wijen dapat
Aurand, L.W., Woods, A.E., dan Wella, M.R. 1987. Food Composition and Analysis.
An Avi Book, Van Nostrand Rein Hold Co. New York.
Melwita, E., Fatmawati, & Oktaviani, S. (2014). Ekstraksi Minyak Biji Kapuk dengan
Metode Ekstraksi Soxhlet. Jurnal Teknik Kimia, 20( 192), 20–27
Soekarto, S.T. 1990. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian.Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Wang, P. A., Stenvik, J., Larsen, R., Mæhre, H., & Olsen, R. L. 2007. Cathepsin D
from408 atlantic cod (Gadus morhua L.) liver. Isolation and Comparative
studies.Comparative 409 Biochemistry and Physiology B-Biochemistry &
MolecularBiology, 147(3), 504-511.