Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Biologi Edukasi Edisi 14, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, hal 7-12

Ekstrak daun api-api (Avicennia marina) sebagai antibakteri dan pengawet alami ikan
tongkol (Euthynus affinis) segar

Leaf extract of Avicennia marina as an antibacterial and natural preservative of fresh


Euthynus affinis

Iswadi, Samingan, dan Ida Sartika


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee Darussalam, Banda Aceh 23111
e-mail: iswadi_yusuf@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun api-api sebagai antibakteri
dan pengawet alami untuk memperlama masa penyimpanan ikan. Metode yang digunakan
adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, terdiri dari
perlakuan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% ekstrak, kontrol positif, dan kontrol negatif. Jumlah
koloni bakteri dianalisis dengan Anava dan uji Jarak Nyata Terdekat Duncan (JNTD) pada taraf
0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah koloni bakteri pada
perlakuan 20% ekstrak (P4) selama masa penyimpanan 12 jam dan 24 jam sebanyak 34 dan 37
koloni. Pengujian fisik ikan paling baik pada pemberian ekstrak 20% selama masa penyimpanan
12 jam dengan penampakan mata bening, kulit tegang, insang merah, daging kenyal dan
konsistensi padat. Pengujian organoleptik menunjukkan perlakuan 20% ekstrak yang banyak
disukai oleh panelis karena aroma, rasa, warna dan tekstur ikan masih sangat segar. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak daun api-api efektif digunakan sebagai
antibakteri dan pengawet alami pada ikan tongkol pada konsentrasi 20%.
Kata-kata kunci : Avicennia marina, antibakteri, pengawet alami, Euthynus affinis

Abstract

The aim of this research was to determine the effectiveness of the leaf extract of the Avicennia
marina as an antibacterial and natural preservatives to prolong the shelf life of the fish. The
method used is the experimental method completely randomized design (CRD) non factorial,
consisting of treatment concentration of 5%, 10%, 15%, 20% extract, positive control, and
negative control. A number of bacterial colonies were analyzed by Anava and Duncan test
(JNTD) at the level of 0.05. The results showed that the decline in the number of bacterial
colonies on the treatment of 20% extract (P4) during the storage period of 12 hours and 24 hours
of 34 and 37 colonies. Physical testing best fish in the extract 20% during the storage period of
12 hours of the appearance of clear eyes, skin taut, red gills, meat chewy and dense consistency.
Organoleptic testing showed 20% extract treatment is much preferred by the panelists for aroma,
flavor, color and texture of the fish is still very fresh. Based on the results of the study concluded
that the use of Avicennia marina leaf extract is effective as an antibacterial and a natural
preservative on the Euthynus affinis at a concentration of 20%.

Keywords : Avicennia marina, antibacterial, natural preservative, Euthynus affinis

7
Iswadi dkk: Ekstrak daun Api-api (Avicennia marina) sebagai antibakteri dan ………

Pendahuluan pengawet alternatif dari bahan alami yang


tidak berbahaya jika dikonsumsi dan mudah
Ikan merupakan salah satu sumber
diperoleh. Rofik dan Riwayati (2013, p.61)
protein hewani yang banyak dikonsumsi
menyebutkan bahwa tumbuhan api-api
masyarakat, mudah didapat, dan harganya
(Avicennia marina) dimanfaatkan sebagai
lebih murah dibandingkan daging. Ikan cepat
bioformalin atau pengawet alami yang berasal
mengalami proses pembusukan bila tidak
dari alam oleh masyarakat nelayan, dari daun
segera dikonsumsi, dalam waktu 6-7 jam
tumbuhan api-api mengandung setidaknya
setelah penangkapan ikan akan mulai
empat senyawa yang memiliki sifat
membusuk akibat bakteri atau autolisis
mengawetkan. Keempat senyawa itu adalah
(Sediaoetomo, 2004, p.77). Pembusukan ikan
saponin, tanin, alkaloid dan formalin.
terjadi segera setelah ikan ditangkap atau
Senyawa-senyawa tersebut merupakan
mati. Pada kondisi suhu tropis, ikan akan
rangkaian senyawa yang mencegah
membusuk dalam waktu 12-20 jam tergantung
perkembangan bakteri pembusuk atau disebut
spesies, alat, dan cara penangkapan. Penyebab
juga dengan antibakteri.
utama dari pembusukan adalah aktivitas
Tumbuhan api-api merupakan jenis
mikroorganisme, reaksi-reaksi enzimatis dan
tumbuhan vegetasi mangrove yang banyak
reaksi-reaksi kimia. Kecepatan proses
terdapat di daerah tangkapan ikan pesisir
kerusakan pangan yang mudah rusak dapat
pantai kota Banda Aceh. Tumbuhan api-api
diatasi dengan jalan konsumsi secepat
memiliki aktivitas antiinflamasi, antioksidan,
mungkin atau dengan upaya pengawetan
antibakteri dan antivirus (Tytaley dkk., 2014,
(Effendi, 2009, p.10).
p.99). Ekstrak daun api-api mengandung
Pengawetan sangat diperlukan untuk
senyawa aktif glikosida triterpena yang
memperpanjang masa simpan ikan terutama
memiliki struktur siklik yang relatif kompleks
pada saat hasil tangkapan melimpah. Pada
dan sebagian besar merupakan senyawa
musim panen harga ikan sangat murah tetapi
alkohol, aldehid atau asam karbon.
permintaan konsumen cenderung stabil atau
Berdasarkan kandungan dan potensi
tidak meningkat, sehingga ikan tidak habis
tumbuhan api-api maka diharapkan dapat
dipasarkan dalam keadaan segar. Berdasarkan
dimanfaatkan sebagai pengawet alami dan
survey lapangan yang dilakukan pada bulan
membunuh mikroba yang terdapat pada ikan.
Juni 2014 hasil tangkapan ikan tongkol
Selain itu, keberadaan tumbuhan api-api
(Euthynnus affinis) lebih banyak
sangat mudah didapatkan di pesisir pantai
dibandingkan dengan ikan lainnya. Ikan
tempat ikan hasil tangkapan dikumpulkan.
tongkol juga banyak diminati oleh masyarakat
Tujuan dalam penelitian ini adalah
karena kandungan gizinya yang tinggi.
untuk mengetahui efektivitas pemberian
Nelayan dan para penjual ikan di Kota Banda
ekstrak daun api-api sebagai antibakteri dan
Aceh hanya melakukan penanganan masa
pengawet alami untuk memperlama masa
penyimpanan ikan dengan cara menambahkan
penyimpanan ikan.
es. Es umumnya digunakan untuk
mempertahan kesegaran ikan selama
Metode Penelitian
penanganan maupun distribusi hingga sampai
ke konsumen. Metode yang digunakan dalam
Ketersediaan dan daya tahan es yang penelitian ini adalah eksperimen dengan
terbatas sering menjadi kendala, terutama Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non
pada daerah-daerah terpencil yang jauh dari faktorial. Daun api-api diperoleh dari kawasan
tempat produksi es. Hal ini tentu akan pesisir pantai Gampong Asoe Nanggroe,
berpengaruh terhadap mutu ikan yang Kecamatan Meuraxa, Kabupaten Aceh Besar.
dihasilkan. Akibatnya, praktek penanganan Pembuatan ekstrak simplisia dengan
illegal pun sering dilakukan untuk menggunakan metode maserasi. Pembuatan
mempertahankan kesegaran ikan, misalnya ekstrak simplisia diawali dengan pemanenan
dengan menggunakan formalin dan boraks daun api-api yang dilaksanakan pada pagi hari
yang membahayakan kesehatan. Penggunaan sebanyak 1kg dengan kriteria berukuran
pengawet yang tepat dan aman bagi kesehatan sedang (panjang ± 6 cm dan lebar ± 4 cm),
sangat dibutuhkan, oleh karena itu diperlukan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua (urutan

8
Jurnal Biologi Edukasi Edisi 14, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, hal 7-12
ke-enam dari pucuk), daun terpilih adalah bakteri yang tumbuh, hal ini disebabkan
daun pada cabang bagian sisi tengah batang. karena penyimpanan dilakukan di ruang
Pembuatan bioformalin dilakukan terbuka sehingga proses pembusukan oleh
dengan perbandingan 1:3 daun api-api dan mikroorganisme sangat mudah terjadi.
aquades. Daun direndam selama 24 jam, di
blender dan disaring. Dibuang ampasnya dan 180
diambil hasil saringannya berupa cairan dan 160
12 jam

Rata-rata Koloni Bakteri (CFU)


selanjutnya diaplikasikan pada ikan tongkol 140 24 jam
segar. 120
Sampel ikan tongkol diperoleh dari
100
nelayan Lampulo Kecamatan Kuta Alam Kota
80
Banda Aceh. Sampel ikan dipilih yang masih
60
segar dalam keadaan utuh sebanyak 90 ekor,
kemudian ditimbang dengan berat sama 40
berkisar ±300 gram/ekor, selanjutnya dicatat 20
dan dimasukkan kedalam sterofoam. 0
Perlakuan pertama sebagai uji jumlah
bakteri tanpa diberikan pengawet alami. Ikan Perlakuan
dibiarkan diruangan terbuka selama batas
waktu yang ditentukan 12 jam dan 24 jam Gambar 1. Rata-rata Jumlah Bakteri Setelah
pada suhu 25-28ºC. Perlakuan kedua adalah Pemberian Ekstrak Terhadap lama Penyimpanan.
perlakuan dengan menggunakan ekstrak daun
api-api (A. marina). Ikan tongkol yang telah Efektivitas pemberian ekstrak daun
dicuci dengan air mengalir, selanjutnya api-api (A. Marina) pada ikan tongkol (E.
dicelupkan kedalam masing-masing perlakuan affinis) segar terhadap jumlah bakteri pada
konsentrasi ekstrak daun api-api (5%, 10%, lama penyimpanan 12 jam dapat diketahui
15%, dan 20%). Pencelupan dilakukan selama melalui analisis varian (ANAVA) yang
2 jam dengan tujuan agar ekstrak daun api-api disajikan pada Tabel 1.
dengan berbagai konsentrasi terserap oleh
daging ikan tongkol (E. affinis) segar. Tabel 1. Analisis Varian (ANAVA) jumlah bakteri
Perhitungan jumlah bakteri dilakukan pada Ikan Tongkol (E. affinis) terhadap pemberian
menggunakan metode Total Plate Count ekstrak daun Api-api (A. Marina) dengan lama
(TPC). penyimpanan 12 jam.

SK DB JK KT Fh F(0,05) F(0,01)

Hasil Penelitian dan Pembahasan Perlakuan 6 26570 4428 62* 2,85 4,46
Galat 14 1000 71
Efektivitas Ekstrak Api-api (A.
Marina) sebagai Antibakteri dan Pengawet Total 20 27570

Alami pada Ikan Tongkol (E. affinis) Segar Keterangan : *Berbeda nyata karena F hitung ≥ F tabel
pada taraf signifikan α= 0,05; SK = Sumber Keragaman;
Rata-rata jumlah koloni bakteri pada JK = Jumlah Kuadran; DB = Derajat Bebas; KT =
ikan tongkol setelah pemberian ekstrak daun Kuadran Tengah.
api-api dengan berbagai konsentrasi selama
12 dan 24 jam dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil analisis varian di atas
Terdapat perbedaan jumlah rata-rata memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak
koloni bakteri pada masing-masing perlakuan daun api-api dengan berbagai konsentrasi
terhadap lama penyimpanan. Konsentrasi diantaranya: konsentrasi 5%, 10%, 15% dan
ekstrak daun api-api sangat mempengaruhi 20% memberikan pengaruh yang nyata
pertumbuhan koloni bakteri, namun lama terhadap jumlah bakteri pada ikan tongkol
penyimpanan tidak mempengaruhi segar pada taraf signifikan (α= 0,05), dengan
pertumbuhan koloni bakteri. Semakin tinggi perolehan Fh=62* (Fhitung ≥ Ftabel).
konsentrasi maka semakin sedikit Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan
pertumbuhan koloni bakteri dan semakin lama antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut.
masa penyimpanan semakin banyak jumlah Berdasarkan nilai KK yang diperoleh yaitu

9
Iswadi dkk: Ekstrak daun Api-api (Avicennia marina) sebagai antibakteri dan ………

sebesar 11,42 % maka uji lanjut yang 163 koloni, sedangkan pertumbuhan bakteri
digunakan adalah Uji Jarak Nyata Duncan paling sedikit terdapat pada perlakuan dengan
(JNTD). pemberian ekstrak daun api-api 20% (P4) dan
Hasil uji lanjut Uji Jarak Nyata diikuti dengan perlakuan menggunakan es
Terdekat Duncan (JNTD) menunjukkan (P0+) dengan jumlah rata-rata bakteri masing-
jumlah bakteri terbanyak pada lama masing 37 dan 42 koloni.
penyimpanan 12 jam adalah pada perlakuan Ekstrak daun api-api (A. Marina)
tanpa menggunakan ekstrak (Pa) dengan rata- sangat baik digunakan sebagai pengawet
rata pertumbuhan bakteri 130 koloni, alami dan antibakteri pada ikan tongkol (E.
sedangkan jumlah bakteri paling sedikit pada affinis) segar pada masa penyimpanan 12 jam.
lama penyimpanan 12 jam adalah pada Hal ini dibuktikan berdasarkan jumlah rata-
perlakuan menggunakan es (P0+) dan rata koloni bakteri setelah perlakuan dan lama
perlakuan menggunakan ekstrak dengan penyimpanan yang dilakukan selama 12 jam
konsentrasi 20% (P4) dengan rata-rata dan 24 jam sebanyak 34 koloni dan 37 koloni.
pertumbuhan bakteri 29 koloni dan 34 koloni Penggunaan daun api-api sangat
dengan JNTD α 0,05 yaitu 7,89. efektif digunakan sebagai antibakteri
Untuk mengetahui efektivitas diperkirakan karena mengandung beberapa
pemberian ekstrak daun api-api (A. Marina) senyawa polar yang mampu mengendalikan
pada ikan tongkol (E. affinis) segar terhadap perkembangan bakteri. Senyawa polar
jumlah bakteri pada lama penyimpanan 24 tersebut yaitu saponin, flavonoid dan tanin
jam maka dilakukan analisis varian (ANAVA) yang dapat bekerja sebagai antimikroba
yang disajikan dalam Tabel 2. dengan cara merusak membran sitoplasma
dan membunuh sel epidermis (Afifah dkk.,
Tabel 2. Analisis Varian (ANAVA) jumlah bakteri 2014, p.58). Senyawa saponin mampu
pada Ikan Tongkol (E. affinis) terhadap pemberian meningkatkan permeabilitas biomembran dan
ekstrak daun Api-api (A. Marina) dengan lama dapat menyebabkan sitotoksik, dan hemolitik.
penyimpanan 24 jam.
Saponin menghemolisis sel dengan cara
SK DB JK KT Fh F(0,05) F(0,01)
interaksi nonspesifik dengan membran
Perlakuan 6 30507 5084 9,3* 2,85 4,46
protein, fosfolipid dan kolesterol. Cara kerja
Galat 14 7645 546
saponin mengakibatkan permeabilitas mukosa
Total 20 38152
sel dan mengganggu transpor aktif nutrien.
Keterangan : *Berbeda nyata karena F hitung ≥ F tabel
Selain itu, saponin juga menghambat berbagai
pada taraf signifikan 0,05; SK = Sumber Keragaman; JK kerja enzim.
= Jumlah Kuadran; DB = Derajat Bebas; KT = Kuadran
Tengah. Sifat Fisik Ikan
Ikan segar dapat mengalami
Tabel 2 memperlihatkan bahwa kerusakan secara cepat setelah penangkapan.
pemberian ekstrak daun api-api dengan Proses kerusakan atau pembusukan terjadi
konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% memberikan dalam 12-20 jam setelah proses penangkapan
pengaruh yang nyata terhadap jumlah bakteri pada suhu kamar. Pencegahan pembusukan
pada ikan tongkol segar dengan lama dilakukan dengan cara proses pengawetan.
penyimpanan 24 jam pada taraf signifikan (α= Pengawetan ikan diartikan sebagai setiap
0,05), dengan perolehan Fh=9,3* (taraf kritis usaha untuk mempertahankan mutu ikan
(α= 0,05). Selanjutnya, untuk mengetahui selama mungkin, sehingga masih dapat
perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji dimanfaatkan dalam keadaan yang baik dan
lanjut. Berdasarkan nilai KK yang diperoleh layak (Tirtaningrum, 2014, p.27).
yaitu sebesar 68,70 % maka uji lanjut yang Hasil penelitian memperlihatkan sifat
digunakan adalah Uji Jarak Nyata Duncan fisik ikan sangat dipengaruhi oleh lama
(JNTD). penyimpanan. Pada lama penyimpanan 12 jam
Hasil uji lanjut Jarak Nyata Terdekat sifat fisik ikan perlakuan tanpa ekstrak (Pa)
Duncan (JNTD) menunjukkan jumlah bakteri memiliki sifat mata merah, tampak tenggelam,
terbanyak pada lama penyimpanan 24 jam kulit mengendur, daging lembek, bagian perut
adalah pada perlakuan menggunakan aquades masih utuh, insang merah kecoklatan dan
(P0-) dengan rata-rata pertumbuhan bakteri lamella berlekatan, konsistensi lembek, bekas

10
Jurnal Biologi Edukasi Edisi 14, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, hal 7-12
jari tertinggal jika ditekan. Perlakuan kekuningan, kulit tegang, namun warna mulai
menggunakan aquades (P0-) memiliki sifat mengelupas, daging kenyal, padat, insang
fisik mata merah dan tenggelam, kulit licin merah dan lamella rapat, konsistensi padat.
dan mengendur, daging lembek, bagian perut Perlakuan 15% ekstrak daun Api-api (P3)
utuh, insang merah dan lamella berlekatan, memiliki sifat fisik mata bening kekuningan,
konsistensi lembek bila ditekan meninggalkan kulit tegang dan mengelupas, daging kenyal,
bekas jari. Perlakuan menggunakan es (P0+) insang merah dan lamella rapat, konsistensi
memiliki sifat fisik mata bening, kulit licin, padat dan lembut. Perlakuan 20% ekstrak
daging keras dan kaku, insang merah dan daun Api-api (P4) memiliki sifat fisik mata
lamella berlekatan, konsistensi padat. bening kekuningan, kulit licin, tegang dan
Perlakuan 5% ekstrak daun Api-api (P1) mengelupas, daging kenyal dan lembut,
memiliki sifat fisik mata bening dan tampak insang merah, lamella rapat konsistensi padat
tenggelam, kulit licin dan mengendur, daging dan tegang.
lunak, insang merah dan berlekatan, Kerusakan yang sangat menonjol
konsistensi padat. Perlakuan 10% ekstrak adalah kerusakan yang disebabkan oleh
daun Api-api (P2) memiliki mata bening dan bakteri, yaitu kerusakan yang mengakibatkan
cembung, bagian permukaan licin dan tegang, kebusukan. Bakteri yang mencemari ikan
daging kenyal, insang merah dan lamella tidak semuanya bersifat patogen, sebagian
rapat, konsistensi padat, jika ditekan dengan hanya bersifat sebagai perusak saja. Bakteri
jari tidak meninggalkan bekas. Perlakuan 15% inilah yang menghasilkan substansi-substansi
ekstrak daun Api-api (P3) memiliki sifat fisik yang mempengaruhi kenampakan mata, warna
mata bening dan cembung, kulit licin dan insang, bau dan tekstur yang pada akhirnya
tegang karena, daging kenyal, insang merah membuat bahan pangan tersebut tidak layak
dan lamella rapat, konsistensi padat dan dikonsumsi manusia (Soedarmadji dkk., 2006,
tegang. Perlakuan 20% ekstrak daun Api-api p.46).
(P4) memiliki mata bening dan cembung,
kulit tegang dan licin, insang merah dan Organoleptik
lamella rapat, daging kenyal dan padat, Pengujian organoleptik meliputi
konsistensi padat dan tegang. warna, aroma, rasa dan tekstur. Peranan warna
Penyimpanan 24 jam, ikan yang dalam makanan sangat penting, karena pada
diberikan perlakuan tanpa ekstrak (Pa) umumnya panelis sebelum memilih suatu
memiliki sifat fisik mata merah suram dan makanan yang pertama dilihat adalah warna.
tampak tenggelam, kulit mengendur dan Warna sangat diperhatikan karena panelis
mengelupas serta berlendir, daging sangat akan tertarik pada suatu makanan apabila
lembek, bagian perut pecah, insang berwarna warna makanan tersebut menarik atau tidak
coklat dan berlekatan, konsistensi sangat menyimpang dari warna normal (Andayani
lembek, bekas jari tidak mau hilang jika dkk, 2014, p.127). Berdasarkan hasil penilaian
ditekan. Perlakuan menggunakan aquades panelis pada perlakuan menggunakan es,
(P0-) memiliki sifat fisik mata kuning, kulit perlakuan tanpa ekstrak dan perlakuan setelah
licin dan berlendir, daging lembek, bagian pemberian ekstrak warna dari ikan tongkol
perut utuh, insang merah kecoklatan dan setelah digoreng adalah kuning kecoklatan.
lamella berlekatan, konsistensi lembek, bekas Aroma/bau merupakan indikator
jari tertinggal bila ditekan. Perlakuan untuk menentukan penerimaan suatu produk
menggunakan es (P0+) memiliki sifat fisik oleh panelis. Bau disebabkan karena adanya
mata bening kekuningan, kulit licin dan proses fermentasi, terjadinya proses
bagian permukaan mengelupas, daging keras penguraian protein dimana bakteri dan enzim
dan kaku, insang merah pucat dan lamella mengurai komponen-komponen makro pada
berlekatan, konsistensi padat dan kaku. ikan terutama protein menjadi senyawa
Perlakuan 5% ekstrak daun Api-api (P1) sederhana (Sari dkk., 2013, p.81). Hasil
memiliki sifat fisik mata bening, kulit penilaian panelis pada perlakuan
mengerut dan kesat, daging keras, insang menggunakan es, aroma pada ikan tongkol
merah dan lamella berlekatan, konsistensi setelah digoreng sama seperti ikan tongkol
padat. Perlakuan 10% ekstrak daun Api-api tanpa menggunakan ekstrak yaitu beraroma
(P2) memiliki sifat fisik mata bening amis khas ikan sedangkan pada perlakuan

11
Iswadi dkk: Ekstrak daun Api-api (Avicennia marina) sebagai antibakteri dan ………

dengan menggunakan ekstrak memiliki aroma penurunan jumlah Trichodina sp.


harum seperti buah pir dan amis ikan masih Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3:2,
tetap ada. 58-62.
Rasa merupakan faktor yang sangat Andayani, T., Hendrawan, Y. & Yulianingsih,
penting dalam menentukan penerimaan atau R. (2014). Minyak atsiri daun sirih
penolakan suatu produk oleh panelis. merah (Piper crocatum) sebagai
Walaupun nilai aroma dan tekstur bahan pengawet alami pada ikan teri
pangan tersebut baik naumun jika rasanya (Steplophorus indicus). Jurnal
tidak enak maka panelis akan menolak produk Indoproses Komoditas Tropis, 2:2,
tersebut (Hardianto dan Yunianta, 2014, 123-130.
p.1362). Hasil penilaian panelis pada Effendi, S. (2009). Teknologi pengolahan dan
perlakuan menggunakan es rasa pada ikan pengawetan pangan. Bandung:
tongkol setelah digoreng gurih hambar, Alfabeta.
perlakuan tanpa menggunakan ekstrak Hardianto, L. & Yunianta. (2014). Pengaruh
memiliki rasa gurih agak sedikit manis dan asap cair terhadap sifat kimia dan
perlakuan dengan menggunakan ekstrak organoleptik ikan tongkol (Euthynnus
memiliki rasa gurih keasaman. affinis). Jurnal Pangan dan
Pemilihan tekstur oleh panelis pada Agroindustri, 3:4, 1356-1366.
umumnya diperhatikan untuk mendapat bahan Rofik, S. & Riwayati, I. (2013). Pengaruh
makanan yang masih dalam keadaan baik waktu terhadap kandungan glukosa
sehingga layak untuk dikonsumsi. Tekstur pada reaksi hidrolisa enzimatis daun
makanan yang baik adalah yang masih segar, api-api (Avicennia alba) dengan
tidak lembek dan berlendir (Andayani dkk., menggunakan selulase. Prosiding
2014, p.128). Berdasarkan hasil penilaian Seminar Nasional Sains dan Teknik
panelis pada ikan tongkol setelah digoreng yang diselenggarakan oleh Fakultas
pada perlakuan menggunakan es memiliki Teknik Unwahas tahun 2013.
tekstur kenyal dan kaku, sedangkan pada Semarang: Universitas Wahid
perlakuan tanpa menggunakan ekstrak Hasyim.
memiliki tekstur lembek, dan pada perlakuan Sari, I.N., Dahlia & Octavian, D. (2013).
menggunakan ekstrak memiliki tekstur yang Quality characteristics fermented
kenyal. tilapia (Oreochormis niloticus)
different carbohydrate source. Jurnal
Perikanan dan Kelautan, 18:2, 76-85.
Simpulan Sediaoetomo, A.D. (2004). Ilmu gizi untuk
Ekstrak daun Api-api (A. marina) mahasiswa dan profesi. Jakarta:
efektif digunakan sebagai antibakteri dan Dian Rakyat.
pengawet alami Ikan Tongkol (E. affinis) Sudarmadji, Slamet, B., & Suhardi. (2006).
segar. Konsentrasi 20% ekstrak daun Api-api Prosedur analisis untuk bahan
(A. marina) dengan lama penyimpan 12 jam makanan dan pertanian.
dan 24 jam sangat efektif digunakan sebagai Yogyakarta: Liberty.
antibakteri pada ikan Tongkol (E. affinis) Titaley, S., Fatimawali & Lolo, W.A. (2014).
segar berdasarkan jumlah rata-rata koloni Formulasi dan uji efektivitas sediaan
bakteri masing-masing 34 dan 37 koloni. gel ekstraksi etanol daun mangrove
api-api (Avicennia Marina) sebagai
antiseptik tangan. Jurnal Ilmiah
Daftar Pustaka Farmasi, 3:2, 99-106.
Tirtaningrum, F.A., Bintari, S.T., & Martuti,
Afifah, B., Abdulgani, N., & Mahasri, M. N.K.T. (2014). Pengaruh infusa
(2014). Efektivitas perendaman bangle pada proses perendaman ikan
benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) bandeng terhadap jumlah bakteri
dalam larutan perasan daun api-api Escherichia coli. Journal of life
(Avicennia marina) terhadap science, 3:1, 24-30.

12

Anda mungkin juga menyukai