Anda di halaman 1dari 7

ISSN:2442-7845 SELODANG MAYANG

PENGARUH PEMBERIAN DAUN UBI JALAR DENGAN


DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP KELULUS HIDUPAN
BENIH IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO L.) DALAM
PENGANGKUTAN
Dian Anggraini1, Kasmaruddin2,4dan Maskur HZ3,4
1
Mahasiswa Prodi Budidaya Perairan Universitas Islam Indragiri
2
Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Indragiri Hilir
3
Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Kab. Indragiri Hilir
4
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Riau

Email : Qampay 2006 @ gmail. Com(korespondensi)

Abstract
This research has been conducted for on 1 week (5thFebruary – 12ndFebruary 2015), which
placed in UPTBAT Rumbai from Pekanbaru to Tembilahan. The goal of this research is to
know about how the influence of given the potato sweet’s leaf with different dose toward
survival rate of goldfish seed (Cyprinus carpio L) in transportation. The experiment methode
is applied with 4 treatments and 3 times. According to the result of each treatment can be
seen that A (100 gram) is 99%, treatment B (120 gram) 97%, treatment C (140 gram)
92,5%, and control 90%. From this research, can be conclued that the best survival rate the
goldfish in transportation is in treatment A (100 gram).

Keyword:Goldfish, Cyprinus carpio, Survivial rate, Potato sweet, Transportation.

1. PENDAHULUAN Alternatif yang digunakan ialah dengan


menggunakan bahan herbal alami seperti
Pengangkutan ikan hidup merupakan
penggunaan daun ubi jalar. Penggunaan
kegiatan penting dalam budidaya perikanan
perasan daun pepaya dapat mempengaruhi
pada umumnya. Pengangkutan benih ikan
angka kelulushidupan dan tingkah laku ikan
dari unit pembenihan ke petani ikan
dalam pengangkutan. Hal ini dikarenakan
seringkali menimbulkan permasalahan,
adanya kandungan bahan kimia berupa
terutama bagi petani ikan yang lokasinya
saponin, alkaloid dan flavonoid [2].
cukup jauh. Bahkan, petani ikan seringkali
Pada daun ubi jalar juga terkandung zat
mendatangkan benih ikan dari luar daerah
kimia berupa saponin, flavonoid, dan
karena di daerah sekitar usahanya tidak
polifenol. Kandungan kimia ini sangat bagus
terdapat unit pebenihan atau karena benih
untuk pakan ikan karena menambah nafsu
ikan di daerah tertentu kualitasnya lebih
makan dan kekebalan terhadap penyakit,
baik dibandingkan dengan daerahnya.
selain itu juga bermanfaat sebagai pencegah
Pengangkutan ikan hidup biasanya untuk
setres ikan selama proses pengangkutan
tujuan peternakan lebih lanjut. Dengan
[3]. Mengenai penggunaan daun ubi jalar
demikian, keharusan hidup merupakan
sebagai bahan herbal yang dapat mencegah
syarat utama dalam pengangkutan ikan
setres ikan selama proses pengangkutan
hidup. Oleh karena itu kondisi ikan dalam
belum diketahui dosis optimalnya. Terkait
media pengangkutan harus baik sehingga
dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan
ikan yang diangkut tidak mengalami setres,
penelitian lebih lanjut mengenai dosis daun
agar dapat mengurangi tingkat kematian
ubi jalar yang tepat agar dapat mengurangi
ikan [1].
setres ikan selama pengangkutan sehingga
Agar terciptanya kondisi yang baik pada
mendapatkan angka kelulushidupan yang
media pengangkutan ikan maka diperlukan
tinggi. Hal inilah yang membuat penulis
perlakuan khusus yang tidak berbahaya dan
tertarik mengambil judul “Pengaruh
tidak mengandung efek samping bagi ikan.
Pemberian Daun Ubi Jalar Dengan Dosis
Perlakuan khusus ini berupa penambahan
Yang Berbeda Terhadap Kelulushidupan
zat-zat tertentu yang mudah didapat dan
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Dalam
tentunya dapat meningkatkan angka
Pengangkutan.
kelulushidupan ikan selama pengangkutan.

Pengaruh Pemberian Daun....( Dian Et Al.) 193


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

2. TINJAUAN PUSTAKA inilah oksigen masih diserap [1].


2.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)
2.2.2. Pengangkutan Sistem Basah
Ikan mas merupakan salah satu jenis
Transportasi sistem basah (menggunakan
ikan air tawar dan banyak dibudidayakan di
air sebagai media pengangkutan) terbagi
Indonesia. Ikan mas merupakan ikan air
menjadi dua, yaitu :
tawar yang dikonsumsi, bernilai ekonomis
a. Sistem terbuka
tinggi dan sangat potensial untuk
Pada proses pengangkutan ikan hidup
dikembangkan. Ikan mas disukai
dengan sistem terbuka, air dalam wadah
masyarakat karena mudah didapatkan,
pengangkutan berhubungan langsung
dagingnya empuk, rasanya gurih dan enak.
dengan udara bebas. Wadah yang
Ikan mas cepat besar dengan masa
digunakan adalah keranjang bambu yang
pemeliharaan yang relatif singkat karena
telah dilapisi dengan bahan yang kedap
tergolong responsif terhadap pemberian
air, bak plastik, atau bak terbuka lainnya.
pakan [4].
Cara pengangkutan seperti ini dilakukan
untuk pengangkutan jarak dekat dan
2.2. Pengangkutan
dengan lama pengangkutan tidak kurang
Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup
dari tiga jam. Sistem pengangkutan
merupakan salah satu mata rantai dalam
terbuka ini relatif praktis dan tidak
usaha perikanan. Harga jual, selain
memerlukan banyak peralatan.
ditentukan oleh ukuran juga ditentukan oleh
b. Sistem tertutup
kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan
Pada pengangkutan ikan hidup sistem
dalam pengangkutan ikan merupakan suatu
tertutup, air sebagai media pengangkutan
kerugian. Pada dasarnya pengangkutan ikan
tidak berhubungan langsung dengan
ialah usaha menempatkan ikan pada
udara terbuka. Air yang digunakan harus
lingkungan baru yang berbeda dengan
bersih, jernih dan bebas dari zat beracun.
lingkungan asalnya disertai perubahan sifat
Dianjurkan menggunakan air sumur atau
lingkungan yang relatif mendadak sehingga
air dari mata air. Ikan yang diangkut
dapat mengancam kehidupan ikan.
dipilih yang seragam menurut jenis dan
Keberhasilan mengurangi pengaruh
ukurannya. Jenis alat yang dikenal untuk
perubahan lingkungan yang mendadak ini
pengangkutan sistem tertutup adalah
akan memberikan kemungkinan untuk
sebagai berikut :- Pengangkutan dengan
mengurangi tingkat kematian yang berarti
kantong plastik, - Pengangkutan dengan
tercapainya tujuan pengangkutan [5].
jeriken plastik dan - Pengangkutan sistem
Pada dasarnya ada dua metode
sirkulasi air
transportasi ikan hidup, yaitu dengan
menggunakan air sebagai media atau sistem
2.3. Ubi Jalar (Iponema batatas)
basah, dan media tanpa air atau sistem
Kandungan kimia ubi jalar cukup baik
kering [1].
untuk dijadikan bahan pangan. Komposisi
kimia ubi jalar sebagian besar terdiri atas air
2.2.1. Pengangkutan Sistem Kering
72,8% dan karbohidrat 24,3%, sedangkan
Pada transportasi sistem kering, media
komponen lainnya seperti protein, lemak,
angkut yang digunakan adalah bukan air.
vitamin, dan mineral sangat tergantung
Oleh karena itu, ikan harus dikondisikan
pada faktor genetik dan kondisi
dalam keadaan aktivitas biologis rendah
penanamannya [6].
sehingga konsumsi energi dan oksigen juga
Ubi jalar mengangdung betakaroten yang
rendah. Makin rendah metabolisme ikan,
tinggi. Kandungan betakaroten pada ubi
maka makin rendah pula aktivitas dan
jalar berfungsi sebagai antioksidan [6].
konsumsi oksigennya sehingga ketahanan
Antioksidan yang tersimpan dalam ubi jalar
hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya
mampu menghalangi laju perusakan sel oleh
makin besar.
radikal bebas. Ubi jalar juga mempunyai
Pada kemasan tanpa air, suhu diatur
sifat fungsional lainnya bagi tubuh karena
sedemikian rupa sehingga kecepatan
mengandung pigmen antosianin. Antosianin
metabolisme ikan berada dalam taraf
bermanfaat bagi kesehatan karena berfungsi
metabolisme basal, karena pada taraf
sebagai antioksidan, anti hipertensi dan
tersebut oksigen yang dikonsumsi ikan
pencegah gangguan fungsi hati [7].
sangat sedikit sekedar untuk
Selanjutnya Pada daun ubi jalar juga
mempertahankan hidup saja. Secara
terkandung zat kimia berupa saponin,
anatomi pada saat ikan dalam keadaan
flavonoid dan polifenol. Kandungan kimia ini
tanpa air tutup insangnya masih
sangat bagus untuk pakan ikan karena
mengandung air sehingga melalui lapisan
menambah nafsu makan dan kekebalan

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 194


ISSN:2442-7845 SELODANG MAYANG

terhadap penyakit, selain itu juga 3.4. Prosedur Penelitian


bermanfaat sebagai pencegah stres ikan Sebelum penelitian dilaksanakan ikan
selama proses pengangkutan [3]. dipuasakan terlebih dahulu di dalam bak
fiber ukuran 1x2x1 m3 dengan kedalaman +
3. METODE PENELITIAN 50 cm. Ikan dipuasakan selama 3 hari 4
malam.
3.1. Metode Penelitian
Pengangkutan dilakukan pada siang hari,
penelitian ini adalah metode eksperimen
sebelum dilakukan penyortiran pada ikan
dengan 4 (empat) perlakuan dengan 3 (tiga)
terlebih dahulu dipersiapkan alat dan bahan
kali ulangan, sehingga terdapat 10 unit
nya berupa plastik dan daun ubi jalar. Daun
percobaan (1 perlakuan kontrol tanpa
ubi jalar ditimbang dan dibagi menjadi 3,
ulangan). Perlakuan dalam penelitian ini
dengan masing-masing berat 100 gram
terdiri dari :
(Perlakuan A), 120 gram (Perlakuan B), dan
A. Pemberian perasan daun ubi jalar
140 gram (Perlakuan C) dan masing-masing
dengan berat 100 gram/kantong
dilakukan 3 kali pengulangan. Setelah daun
B. Pemberian perasan daun ubi jalar
ubi jalar ditimbang lalu diremas airnya
dengan berat 120 gram/kantong
hingga berubah warna dan berbuih.Setelah
C. Pemberian perasan daun ubi jalar
itu, masukkan ikan sebanyak 200
dengan berat 140 gram/kantong
ekor/kantong yang berisi air + 8 liter, lalu
D. Tanpa perasan daun ubi jalar (kontrol)
kualitas airnya dicek. Padat angkut benih
Untuk memberikan kesempatan yang
dipengaruhi oleh ukuran benih.
sama pada masing-masing taraf perlakuan
Selanjutnya, udara dalam kantong plastik
maka setiap perlakuan diletakkan secara
dihilangkan dengan menekan kantong
acak seperti pada Gambar 3 berikut ini.
plastik ke permukaan air. Lalu oksigen dari
tabung dialirkan ke kantong plastik
sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga
(air : oksigen = 1 : 2) (Susanto, 2002).
Kantong plastik lalu diikat dengan karet
gelang.
Selanjutnya, kantong plastik dimasukkan
ke dalam kardus dengan posisi membujur.
Hal ini dimaksudkan untuk memperluas
permukaan air atau oksigen (Susanto, 2002)
dan ikan siap untuk diangkut. Pada saat
Gambar 3. Pengacakan wadah penelitian
pertengahan perjalanan atau + 4 jam
perjalanan tingkah laku ikan diperiksa dan
3.2. Tempat Penelitian
dicatat dalam tabel. Pengangkutan dilakukan
Penelitian dilakukan di UPTBAT Rumbai
dari Pekanbaru ke Tembilahan dengan waktu
Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Riau
perjalanan + 8 jam menggunakan mobil.
Jl. Lingkar Danau Buatan Kelurahan Lembah
Sari, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru
3.5. Pengamatan
dan Tembilahan.
Dalam penelitian ini yang diamati adalah
tingkat kelulushidupan, tingkat
3.3. Bahan dan Alat
kelulushidupan dihitung dengan
Bahan-bahan uji dalam penelitian ini
menggunakan rumus :
antara lain ialah ikan uji, ikan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah benih 𝑁𝑡
ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang diperoleh SR = X 100 % (2)
𝑁0
dari BBAT Pekanbaru, dengan ukuran benih Dimana :
5-8 cm, sebanyak 2000 ekor. Bahan lainnya SR = Kelulushidupan (%)
ialah daun ubi jalar, air, dan oksigen. Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir
Alat-alat uji dalam penelitian ini antara penelitian (ekor).
lain Bak fiber, bak dengan ukuran 1x2x1 m3 N0 = Jumlah ikan yang hidup pada awal
ini digunakan untuk menampung benih- penelitian (ekor).
benih ikan yang akan diberokkan.
Termometer, Amonia meter, DO meter, pH 3.6. Analisis Data
meter, untuk mengukur tingkat keasaman Data yang diperoleh dari hasil
air.Timbangan, Plastik dan karet, ukuran perhitungan kelulushidupan selama
plastik 45 x 100 cm, Baskom, untuk wadah penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan
penghitungan padat tebar ikan dan wadah selanjutnya dilakukan Analisis Varian
remasan daun ubi jalar. (ANOVA) dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) pada tingkat

Pengaruh Pemberian Daun....( Dian Et Al.) 195


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

kepercayaan 95 %. Apabila hasil uji statistik Sesuai dengan penelitian yang telah
menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) dilakukan, tingkat kelulushidupan ikan mas
maka dilakukan uji lanjut Student Newman- mengalami perubahan setelah pengangkutan
Keuls untuk menentukan perbedaan antara selesai dilakukan. Untuk rincian
perlakuan [9]. Model matematis yang kelulushidupannya dapat dilihat pada tabel 1
digunakan dalam penelitian sebagai berikut : berikut :
Yij = µ + σi +Ʃij (2) Tabel 1. Hasil Tingkat Kelulushidupan Ikan
Keterangan : Mas Pada Perlakuan A (100 gr)
Yij = Variabel yang dianalisis Jumlah Ikan Yang
µ = Efek rata-rata sebenarnya Hidup
No Perlakuan/Ulangan
σi = Efek dari perlakuan ke-i yang 4 Jam 8 Jam
sebenarnya Perjalanan Perjalanan
1 A1 200 198
Ʃij = Efek kesalahan dari perlakuan
2 A2 200 198
ke-i dari ulangan ke-j
3 A3 200 197
i = A,B,C,D (perlakuan) Rata-rata 200 198
j = 1,2,3 (ulangan)
Pada perlakuan A (100 gram) dapat
4. HASIL PENELITIAN
dilihat bahwa rata-rata jumlah ikan yang
Tingkat kelulushidupan ikan mas hidup pada akhir perjalanan ialah 198 ekor
menunjukkan nilai yang berbeda disetiap atau nilai kelulushidupannya ialah 99%. Ini
perlakuannya. Sebelum dan sesudah merupakan angka yang baik, karena hampir
pengangkutan tingkat kelulushidupan tidak ada yang mengalami kematian pada
mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan perlakuan ini. Hal ini dikarenakan baiknya
oleh lamanya waktu pengangkutan, proses kondisi media air pengangkutan sehingga
metabolisme ikan, kualitas air, serta membuat ikan tidak stres. Baiknya kondisi
dipengaruhi oleh perasan daun ubi jalar. perairan ini dikarenakan diduga campuran
Berdasarkan hasil penelitian perasan daun ubi jalar dengan dosis yang
menunjukkan bahwa perlakuan A (100 tepat pada media air pengangkutan, yang
gram) yang mempunyai angka mana pada daun ubi jalar sendiri
kelulushidupan tertinggi dikuti perlakuan B mengandung zat-zat yang baik untuk ikan,
(120 gram) , selanjut C (140 gram) dan seperti saponin, polifenol dan flavonoid. Zat
yang terendah pada perlakukan D (Kontrol) tersebut dapat mencegah ikan terhadap
. Hal ini dikarenakan berbedanya perlakuan stres selama pengangkutan, dan juga
pada setiap kantongnya, dengan demikian mampu memperkuat sistem kekebalan
maka kualitas air pada media tubuh ikan.
pengangkutanpun akan berbeda, sehingga Dengan baiknya pergerakan ikan dan
menghasilkan tingkat kelulushidupan yang ikan tidak stres membuat parameter kualitas
berbeda pula. Untuk lebih jelasnya tingkat air dalam keadaan baik. Seperti kandungan
kelulushidupan ikan mas dapat dilihat pada oksigen terlarut, pH, dan amonia. Perubahan
gambar 1 di bawah ini : yang terjadi tidak terlalu jauh dari nilai awal
sebelum pengangkutan. Kualitas air yang
masih dalam keadaan baik ini membuat
Kelulushidupan Ikan Mas pergerakan ikan menjadi stabil dan
metabolismenya baik. Hal ini membuat
kadar amonia yang dihasilkan tidak begitu
Kelulushidupan (%)

100
besar dan oksigen terlarut yang digunakan
95
tercukupi.
90
85 4.2. Pengaruh Perlakuan B (120 gram)
A B C D Terhadap Tingkat Kelulushidupan
(1 (1 (1 (k Ikan Mas
00 20 40 on
Sesuai dengan penelitian yang telah
g… g… g… t…
dilakukan, tingkat kelulushidupan ikan mas
Perlakuan 99 97 92.5 90 mengalami perubahan setelah pengangkutan
selesai dilakukan. Untuk rincian
Gambar 1. Histogram Kelulushidupan Pada kelulushidupannya dapat dilihat pada tabel 2
Pengangkutan Ikan Mas berikut :
4.1. Pengaruh Perlakuan A (100 gram)
Terhadap Tingkat Kelulushidupan
Ikan Mas

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 196


ISSN:2442-7845 SELODANG MAYANG

Tabel 2. Hasil Tingkat Kelulushidupan Ikan selesai dilakukan. Untuk rincian


Mas Pada Perlakuan B (120 gr) kelulushidupannya dapat dilihat pada tabel 3
Jumlah Ikan Yang Hidup berikut :
Perlakuan/
No 4 Jam 8 Jam Tabel 3. Hasil Tingkat Kelulushidupan Ikan
Ulangan
Perjalanan Perjalanan Mas Pada Perlakuan C (140 gr)
1 B1 200 194 Jumlah Ikan Yang
2 B2 200 193 Hidup
3 B3 200 194 No Perlakuan/Ulangan
4 Jam 8 Jam
Rata-rata 200 194 Perjalanan Perjalanan
1 C1 190 182
Pada perlakuan B (20 gr) dapat dilihat 2 C2 191 185
bahwa rata-rata jumlah ikan yang hidup 3 C3 194 188
pada akhir perjalanan ialah 194 ekor atau Rata-rata 192 185
nilai kelulushidupannya ialah 97%. Ini
merupakan angka yang baik, namun jumlah Pada perlakuan C (140 gr) dapat dilihat
kematian yang dihasilkan lebih banyak bahwa rata-rata jumlah ikan yang hidup
dibandingkan perlakuan A, artinya pada akhir perjalanan ialah 185 ekor atau
kelulushidupan perlakuan A lebih tinggi. nilai kelulushidupannya ialah 92,5%. Ini
Dilihat dari jumlah ikan dan tingkah laku merupakan angka kelulushidupan terendah
ikan saat setengah perjalanan atau 4 jam, dari semua perlakuan yang menggunakan
ikan tidak mengalami kematian dan tidak perasan daun ubi jalar. Pada saat setengah
sakit. Hal ini dikarenakan waktu perjalanan perjalanan atau 4 jam, sudah banyak ikan
yang belum terlalu lama, selain itu juga yang menunjukkan tingkah laku yang tidak
karena ada pengaruh zat-zat dari daun ubi sehat dan beberapa ekor ikan sudah ada
jalar yang ada pada media air yang mati. Jumlah ikan yang mati
pengangkutan. Namun pada akhir bertambah setelah pengangkutan selesai
pengangkutan beberapa ekor ikan dilakukan atau 8 jam perjalanan. Kematian
mengalami kematian, rata-rata 6 ekor ikan ikan ini terjadi diduga karena ikan
mati pada perlakuan B ini. Kematian ikan mengalami keracunan saponin yang ada
tersebut diduga karena ikan mengalami pada media air pengangkutan. Saponin ini
keracunan saponin yang ada pada media air berasal dari perasan daun ubi jalar yang
pengangkutan. Saponin ini diperoleh dari dicampurkan pada media air pengangkutan.
perasan daun ubi jalar, dimana saponin ini Pada kasus ini diduga saponin yang ada
merupakan racun bagi ikan. Dalam kasus ini pada media air pengangkutan dosisnya
diduga saponin yang ada pada media air berlebih sehingga ikan mengalami
pengangkutan dosisnya berlebih, sehingga keracunan.
ikan mengalami keracunan. Hal tersebut Dengan stresnya ikan dan beberapa ekor
disebabkan oleh saponin merupakan racun ikan mengalami kematian membuat
bagi ikan [10]. parameter kualitas airpun mengalami
Dengan stresnya ikan dan beberapa ikan perubahan. Seperti kandungan oksigen
mengalami kematian, membuat parameter terlarut, pH, dan amonia. Ikan yang
kualitas air mengalami perubahan, seperti mengalami keracunan dan stres akan lebih
kandungan oksigen terlarut, pH, dan aktif bergerak dan menggunakan oksigen
amonia. Ikan yang dalam keadaan stres lebih banyak. Sebagai akibatnya sistem
akan lebih banyak membutuhkan atau metabolisme tubuh meningkat dan
menggunakan oksigen, selain itu ikan stres mengeluarkan banyak feses dan urine. Ikan
akan mengalami pergerakkan yang lebih yang stres akan banyak mengonsumsi
aktif, sehingga metabolisme tubuhnya lebih oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
cepat dan menghasilkan feses dan urine sehingga oksigen dalam air menjadi
lebih banyak. Hal tersebut selaras dengan berkurang [1] dan juga menurut pendapat
Tim Lentera yang mengatakan banyaknya Tancung yang mengatakan banyaknya
aktivitas yang dilakukan oleh ikan akan aktifitas yang dilakukan oleh ikan akan
menyebabkan proses pengeluaran kotoran menyebabkan proses pengeluaran kotoran
ikan lebih banyak [11]. ikan lebih banyak [11]. Selain karena stres
karacunan saponin, buruknya kualitas air
4.3. Pengaruh Perlakuan C (140 gram) dengan naiknya kadar amonia juga
Terhadap Tingkat Kelulushidupan membuat ikan mengalami stres. Naiknya
Ikan Mas kadar amonia bukan hanya berasal dari
Sesuai dengan penelitian yang telah feses dan urine ikan, namun juga berasal
dilakukan, tingkat kelulushidupan ikan mas dari bangkai ikan yang telah mati sebelum
mengalami perubahan setelah pengangkutan sampai pada akhir perjalanan. Ikan yang

Pengaruh Pemberian Daun....( Dian Et Al.) 197


ISSN : 2442-7845 SELODANG MAYANG

telah mati akan mengalami proses Analisis sidik ragam Anova dengan
perubahan enzim, hasil akhir dari proses menggunakan rumus matematis
perubahan enzim ini ialah amonia. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh perbedaan
sesuai dengan pendapat Junianto yang dosis daun ubi jalar terhadap kelulushidupan
mengatakan bahwa ikan mati akan benih ikan Mas (P<0,05). Hasil analisis sidik
mengalami proses perubahan enzim, hasil ragam ANOVA secara rinci disajikan pada
akhir dari proses ini ialah amonia [1]. tabel 5 di bawah ini.
Dengan naiknya kadar amonia membuat Tabel 5. Analisis Sidik Ragam ANOVA
ikan menjadi stres dan keracunan yang Pengaruh Perbedaan Dosis Daun
berakibat kematian. Hal ini sesuai dengan Ubi Jalar Terhadap Kelulushidupan
pendapat Tancung yang mengatakan bahwa Ikan Mas Dalam Pengangkutan
kadar amonia yang tinggi di dalam air akan
menyebabkan biota air keracunan [11]. SK db JK KT F-hit F-tab
Perlakuan 2 62,97 31,485 39,75 5,14
4.4. Pengaruh Perlakuan D (kontrol) Galat 6 4,75 0,792
Terhadap Tingkat Kelulushidupan
Ikan Mas Total 8
Sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan, tingkat kelulushidupan ikan mas Hasil analisis sidik ragam ANOVA pada
mengalami perubahan setelah pengangkutan Tabel 4.3.4 memperlihatkan bahwa nilai
selesai dilakukan. Untuk rincian Fhitung> Ftabel dalam taraf uji 0,05. Hal ini
kelulushidupannya dapat dilihat pada tabel 4 berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
berikut : yaitu perbedaan dosis daun ubi jalar
Tabel 4. Hasil Tingkat Kelulushidupan Ikan bepengaruh nyata terhadap kelulushidupan
Mas Pada Perlakuan D (kontrol) benih ikan mas. Selanjutnya untuk
Jumlah Ikan Yang mengetahui perbedaan antar perlakuan
Hidup terhadap kelulushidupan ikan mas,
N Perlakuan/Ulang
4 Jam 8 Jam dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata
o an
Perjalana Perjalana Terkecil). Hasil uji lanjut BNT disajikan pada
n n tabel di bawah ini.
1 D 191 180 Tabel 6. Hasil Uji Lanjut BNT Pengaruh
Rata-rata 191 180 Dosis Daun Ubi Jalar Yang
Berbeda Terhadap
Pada perlakuan D (kontrol) dapat dilihat Kelulushidupan Benih Ikan Mas
bahwa rata-rata jumlah ikan yang hidup Dalam Pengangkutan
pada akhir perjalanan ialah 180 ekor atau Nilai Notasi atas
nilai kelulushidupannya ialah 90%. Ini Perlakuan
Rata-rata BNT0,05
merupakan angka kelulushidupan terendah
dari semua perlakuan pada penelitian ini. C 92,5 a
Pada saat setengah perjalanan atau 4 jam, B 97 b
sudah banyak ikan yang menunjukkan A 99 c
tingkah laku yang tidak sehat dan beberapa
ekor mengalami kematian. Jumlah ikan yang
mati bertambah setelah pengangkutan Dengan BNT 5% maka disimpulkan
selesai dilakukan atau 8 jam perjalanan. bahwa perlakuan A mempunyai
Kematian ikan diduga karena tidak adanya kelulushidupan yang baik dan berbeda nyata
perlakuan khusus yang diberikan sehingga dengan perlakuan B dan C, dengan beda
ikan mudah stres dan mengalami kematian. antara perlakuan A dan perlakuan C yaitu
Selain itu juga, naiknya suhu membuat ikan 6,5%. Jadi, dosis 100 gram daun ubi jalar
pada perlakuan ini menjadi stres dan mati. kelulushidupannya lebih baik dibandingkan
Hal ini sesuai dengan pendapat Daelami dengan dosis 120 gram dan 140 gram daun
yang menyatakan bahwa terjadinya ubi jalar.
kenaikan dan penurunan yang mendadak
pada suhu media pengangkutan akan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan ikan stres serta mengalami 5.1. Kesimpulan
kematian [12]. Pemberian dosis daun ubi jalar yang
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbeda pada pengangkutan ikan Mas
hasil penelitian kelulushidupan dilakukan (Cyprinus carpio L.) dalam waktu 8 jam
Analisis Varian (ANOVA) dengan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
menggunakan Rancangan Acak Lengkap kelulushidupan dan tingkah laku ikan mas.
(RAL) pada tingkat kepercayaan 95%. Tingkat kelulushidupan cenderung menurun

Jurnal BAPPEDA, Vol. 2 No. 3, Desember 2016 198


ISSN:2442-7845 SELODANG MAYANG

seiring dengan meningkatnya dosis daun ubi [11] Tancung, Pembesaran Ikan Mas di
jalar. Kelulushidupan terbaik terdapat pada Kolam Air Deras. Jakarta:Agromedia
perlakuan pemberian dosis 100 Pustaka, 2002
gram/kantong dengan nilai kelulushidupan [12] D. Daelami, Agar Ikan Sehat,.
(SR) 99%. Jakarta:Penebar Swadaya, 2002

5.2. Saran
Disarankan untuk menggunakan100
gram/kantong daun ubi jalar dalam
melakukan kegiatan pengangkutan benih
ikan Mas agar dapat memperoleh hasil yang
optimal. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai tingkat batas minimum dosis
saponin dalam pengangkutan ikan mas.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Junianto, Teknik Penanganan Ikan.
Jakarta: Penebar Swadaya, 2003
[2] Zulkifli. Pengaruh Pemberian Dosis Daun
Pepaya Yang Berbeda Terhadap
Kelulushidupan Benih Ikan Mas (Cyprinus
carpio L.) Dalam Pengangkutan. [Skripsi],
Prodi Budidaya Perairan UNISI.
Tembilahan, 2015
[3] Mukhtar. Tanaman Untuk Mengendalikan
Hama dan Penyakit Ikan,2011.
[http://mukhtar-api-
blogspot.com/2011/04/tanaman-untuk-
mengendalikan-hama-dan.html]Tanggal
13 Februari 2016.
[4] A.S.Djarijah, Pembenihan Ikan Mas.
Yogyakarta:Kanisius,2005
[5] A. Syauqi, Kelangsungan Hidup Benih
Bawal Air Tawar (Colossoma
macropomum C.) Pada Sistem Pada
Sistem Pengangkutan Tertutup Dengan
Padat Penebaran 45, 86, dan 129
ekor/liter. [skripsi] IPB. Bogor 2009
[6] N. Richana, Menggali Potensi Ubi Kayu
dan Ubi Jalar. Bandung: Nuansa Cendikia,
2013
[7] S. Karleen, Optimasi Proses Pembuatan
Tepung Ubi Jalar dan Aplikasinya Dalam
Pembuatan Kerupuk Simulasi. [Skripsi]
IPB. Bogor, 2010
[8] Heldayati,Pengaruh Padat Tebar Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Benih Ikan Patin Siam
(Pangasius hypotalamus) di Keramba.
[Skripsi] Prodi Budidaya Perairan UNISI.
Tembilahan, 2012
[9] Sudjana, Disain dan Analisis Eksperimen.
Tarsito. Bandung: 1991
[10] I. Harimukti, Kandungan Saponin
dan Flavonoid pada Daun Pepaya (carica
papaya linn), [Skripsi] FKIP Biologi IKIP
PGRI Semarang, 2013

Pengaruh Pemberian Daun....( Dian Et Al.) 199

Anda mungkin juga menyukai