Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kadar senyawa tanin pada daun mangrove
Rhizophora mucronata dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Bahan Alam Jurusan
Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo, pada
bulan Maret 2019 yang di awali dengan pengambilan sampel di perairan pantai
monano, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah alat-alat gelas
laboratorium, timbangan analitik, oven, blender, bejana maserasi, rotary
evaporator, jarum ose, corong Buchner, hot plate, magnetic stirrer, water bath,
kamera.
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah daun R.
mucronata, pelarut etanol, plat silika gel, etanol 96%, aluminium foil, kertas
saring, tissue, besi III klorida, serbet dan alkohol.
3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap mulai dari


pengumpulan data dan pengolahan sampel, analisis kadar tanin dan aktivitas
antioksidan dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis.
3.4.1 Preparasi Sampel
Lokasi pengambilan sampel dipantai Monano, Kabupaten Gorontalo
Utara, letaknya jauh dari pemukiman warga ± 600 m. Kondisi kawasan mangrove
di Desa ini berkriteria baik. Selain itu, penentuan titik diambil berdasarkan
kondisi yang representatif dari habitat yang banyak ditemukan adalah substrat
keras dan berpasir yaitu mangrove jenis Rhizophora mucronata. Sampel
mangrove yang diambil adalah daun mangrove berwarna hijau tua, utuh,
bertekstur lebih tebal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Biber (2007) dalam
Gogahu, et al, (2016) yang menyatakan daun tua memiliki konsentrasi klorofil
yang lebih tinggi dibandingkan pada daun muda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan metabolisme yang berkaitan dengan umur, morfologi dan faktor
genetik daun pada tumbuhan. Waktu pengambilan sampel daun dilakukan pada
saat matahari bersinar cerah, dari jam 07.00-11.00. Karena pada saat proses
fotosintesis berlangsung kandungan bahan berkhasiat yang ada dalam
tumbuhan/tanaman dalam keadaan maksimal (Hardiningtyas, 2014).
Setelah pengambilan sampel daun mangrove Rhizophora mucronata,
kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan air tawar yang mengalir,
setelah itu proses pengeringan sampel kurang lebih 3-5 hari dibawah sinar
matahari langsung dan diangin-anginkan pada malam hari untuk menjaga
komponen aktif tidak ikut menguap saat pengeringan, dengan cara dijemur dan
ditutupi dengan kain hitam. Fungsi dari kain hitam adalah untuk menyerap sinar
ultraviolet yang bersifat merusak, memberikan penyebaran panas yang merata
pada proses pengeringan, sehingga kerusakan dan dekomposisi kandungan
golongan senyawa dalam daun mangrove R.mucronata karena paparan sinar
matahari dapat dicegah (Nuria dkk, 2009). Sampel daun mangrove R. mucronata
yang diperoleh, ditimbang, dan disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindungi dari sinar matahari atau disimpan dalam amplop cokelat
(Hardiningtyas, 2014). kemudian sampel daun mangrove yang sudah kering
dilanjutkan dengan proses penghalusan sampel dengan menggunakan blender,
tujuannya agar mendapatkan serbuk daun mangrove R. mucronata dan
memperluas permukaan simplisia agar proses ekstraksi lebih mudah dilakukan.
3.4.2 Ekstraksi Bahan Aktif (Ernawati, 2015)
Proses ekstraksi dilakukan menggunakan teknik maserasi. Sebelum
melakukan ekstraksi sampel serbuk daun mangrove R. mucronata ditimbang
sebanyak 500 gram, lalu dimasukan kedalam wadah (toples), dimaserasi dengan
pelarut etanol sebanyak 1000 mL selama 2x24 jam. Ekstrak yang diperoleh
dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan pemanasan pada suhu 50 °C
sampai memperoleh ekstrak kental berwarna hijau kehitaman. Ekstrak ini
digunakan untuk pengujian secara fitokimia dan efektivitas antioksidan.
Ekstrak etanol daun R.mucronata dianalisis untuk diidentifikasi senyawa
tanin yang terkandung dalam sampel. Adapun pereaksi yang digunakan
diantaranya FeCl3 (uji fenolik). Ekstrak kasar tanin dapat dihitung randemennya
menggunakan rumus berikut :
Berat ekstrak
% Rendemen ¿ x 100
Berat sampel
Ekstrak pekat dapat disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 °C agar
ekstrak tersebut tidak menjadi rusak, kemudian dilanjutkan dengan uji efektivitas
antioksidannya.

3.4.3 Uji Kualitatif Tanin


Dilakukan uji analisis kualitatif untuk mengetahui adanya kandungan tanin
pada daun R.mucronta. uji ini dilakukan dengan dua cara yaitu uji warna dan uji
kromatografi lapis tipis.
3.4.3.1 Uji Warna
Ekstrak kental direaksikan dengan 3 tetes larutan FeCl3 1 %. Jika ekstrak
mengandung senyawa tanin akan menghasilkan warna hijau kehitaman atau biru
tua (Ummah, 2010).
3.4.3.2 Kromatografi Lapis Tipis
Proses pemisahan senyawa tanin dengan metode KLT dilakukan dengan
beberapa persiapan diantaranya (Rahmawati, 2015) :
1. Persiapan Plat KLT
Plat KLT yang digunakan adalah plat silika G 60 F254 berukuran 20x20.
sebagai fasa diammnya, dengan ukuran 1 cm x 10 cm. kemudian diberi penanda
garis pada tepi bawah plat dengan jarak 1 cm sebagai posisi penotolan sampel,
dan 1 cm pada tepi atas plat untuk menunjukan batas dari proses elusi. Plat silika
diaktivasi dengan cara dioven pada suhu 100 °C selam 30 menit.

2. Persiapan fase gerak (Eluen)


Masing-masing eluen dimasukkan dalam bejana (great chamber) dan
dijenuhkan terlebih dahulu selama 1 jam dengan ditutup rapat. Pengecualian
untuk eluen n-butanol : asama asetat ; air (BAA) (5:2:1) dilakukan penjenuhan
selama 24 jam untuk mempermudah proses elusi karena eluen ini sangat polar.
Penjenuhan ini berfungsi untuk menyertakan tekanan uap dalam bagian bejana.
(Mangunwardoyo, dkk., 2009).
3. Penotolan sampel
Dibuat larutan ekstrak tanin 15.000 ppm dan ditotolkan pada plat KLT
dengan jarak 1 cm dari tepi bawah plat. Penotolan dilakukan dengan pipa kapiler
sebanyak 10 kali penotolan pada tempat yang sama, kemudian dikering anginkan
(Hayati, dkk., 2010).
4. Proses elusi
Ekstrak yang ditotolkan pada plat KLT kemudian dielusi dengan masing-
masing fasa gerak, plat dimasukan dalam great chamber yang berisi fasa gerak
yang telah jenuh, kemudian great chamber ditutup hingga larutan pengembang
(eluen) mencapai batas 1 cm dari tepi atas plat. Plat diangkat dan dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan (Rahmawati, 2015).
5. Identifikasi noda
Noda-noda yang terbentuk pada plat silika diperiksa dibawah sinar UV
pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm (Nahari, 2015). Noda yang tampak
ditandai dengan pensil, kemudian disemprot dengan reagen FeCl 3 1 % dan diamati
kembali dibawah sinar UV. Selanjutnya diamati perubahan warna, jika terbentuk
warna lembayung setelah penambahan reagen FeCl3 1 % maka isolate tersebut
positif tanin (Hayati, dkk., 2010). Diamati bentuk masing-masing noda dan diukur
jarak tempuhnya, kemudian dihitung nilai Rf masing-masing noda. Eluen yang
menghasilkan pemisahan terbaik selanjutnya digunakan untuk keperluan
preparatif.          
¿ Jarak rambat suatu senyawa tertentu
Rf =
Jarak rambat fase gerak yang diukur dari penotolan

3.4.4 Analisis Kuantitatif


3.4.4.1 Spektrofotometri UV-Vis
Dilakukan uji analisis kuantitatif untuk menghitung kadar senyawa tanin
yang terkandung pada daun mangrove Rhizophora mucronata (Mustapa, 2015).
3.4.4.2 Pembuatan Larutan Standar Asam Galat
Ditimbang seksama 10 mg asam galat baku, dimasukkan kedalam labu
ukur 10 mL dan ditambahkan sedikit pelarut, dikocok hingga larut. Selanjutnya
diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 1000 ppm. Dari larutan 1000 ppm di pipet 1 mL dan dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 mL. Diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda, dikocok
hingga homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 ppm.
3.4.4.3 Optimasi Panjang Gelombang
Optimasi panjang gelombang dilakukan untuk menentukan panjang
gelombang maksimum yang akan digunakan dalam pengukuran menggunakan
spektrofotmetri UV-Vis. Caranya dilarutkan tanin baku dengan etanol pada gelas
kimia. Ekstrak yang dihasilkan discaning pada panjang gelombang 200-700 nm.
Panjang gelombang yang diplih adalah panjang gelombang yang memberikan
intensitas spektrum paling tinggi.
3.4.4.4 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Baku Pembanding Asam Galat
Dibuat larutan standar 10,20,30,40, dan 50 ppm dengan cara di pipet 2,5;
5,0; 7,5; 10,0 dan 12,5 mL larutan standar 100 ppm masing-masing diencerkan
dengan etanol dalam labu takar 10 mL, diaduk hingga homogen. Selanjutnya
diukur dengan spektrofotometri UV-Vis dan dibuat kurva kalibrasi antara
konsentrasi dan absorbansi. Penentuan kurva kalibrasi antara konsentrasi dan
absorbansi.
Penentuan kurva kalibrasi baku pembanding menggunakan rumus :
y = a + bx
Ket: a = slope
b = intersept
y = absorban / serapan
x = konsentrasi
3.4.4.5 Preparasi Sampel Ekstrak Daun Mangove Rhizophora mucronata
Ditimbang 10 mg ekstrak etanol daun mangrove Rhizophora mucronata,
kemudian dilarutkan dalam 10 mL etanol (kadar ekstrak menjadi 1000 ppm), dari
larutan stok dipipet 1 mL dicukupkan volume dengan pelarut etanol sampai 10
mL (kadar ekstrak menjadi 100 ppm), kemudian diencerkan lagi menjadi 10 ppm,
selanjutnya diukur absorbansi pada spektrofotometri UV-Vis.
3.4.4.6 Penetapan Kadar Tanin dalam Sampel
Larutan sampel akan diukur serapannya pada panjang gelombang serapan
maksimum, kemudian serapan dicatat. Konsentrasi tanin dalam sampel akan
ditentukan berdasarkan persamaan regresi dari kurva baku kalibrasi standar.
Kadar tanin dalam sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
X (mg/mL) x Volume (mL)
Kadar Tanin =
Berat sampel ( g)

3.4.5 Uji Efektivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Rhizophora


mucronata
Pengujian efektivitas antioksidan diacu dari Boeing et al (2014) dengan
dimodifikasi larutan induk esktrak sampel, Vitamin C dan konsentrasi DPPH
(Diphenylpycrilhydrazil). Larutan ekstrak sampel dibuat dengan konsentrasi induk
1000 ppm, kemudian diencerkan sampai dengan konsentrasi 10, 20,30,40,50 ppm.
Antioksidan sintetik vitamin C digunakan sebagai pembanding dengan membuat
konsentrasi induk 1000 ppm kemudian diencerkan hingga konsentrasi 1,2,3,4,5
ppm. Larutan DPPH yang akan digunakan, dibuat dengan melarutkan kristal
DPPH dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 0,05 mM. Proses pembuatan
larutan DPPH 0,05 mM dilakukan dalam kondisi suhu rendah dan terlindung dari
cahaya matahari. Sebanyak 4,5 ml larutan uji atau pembanding direaksikan
dengan 0,5 ml larutan DPPH 0,05 mM dalam tabung reaksi. Campuran tersebut
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 30 menit, kemudian diukur absorbansinya
dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 517
nm, efektivitas antioksidan dari masing-masing sampel dan antioksidan
pembanding vitamin C dinyatakan dengan persen inhibisi, yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
absorbansi blanko−absorbansi sampel
% inhibisi = x 100 %
absorbansi blanko
Nilai konsentrasi sampel (ekstrak ataupun antioksidan pembanding
vitamin C) dan persen inhibisinya diplotkan masing-masing pada sumbu x dan y
pada persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear yang diperoleh dalam
bentuk persamaan y = a + bx, digunakan untuk mencari nilai IC50 (inhibitor
oncentration 50%) dari masing-masing sampel dengan menyatakan nilai y sebesar
50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC50. Nilai IC50 menyatakan besarnya
konsentrasi larutan sampel (ekstrak ataupun antioksidan pembanding vitamin C)
yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal bebas DPPH sebesar 50% (Boeing et
al,2014).

3.5 Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi kualitatif ialah data yang berbentuk
kata, skema, dan gambar. Deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan hasil yang
diperoleh dalam bentuk grafik maupun data berupa angka sehingga dapat
diketahui jumlah kadar tanin yang terdapat pada daun mangrove Rhizophora
mucronata dengan ekstrak etanol dan efektivitas antioksidannya (Lakoro, 2017).
3.6 Skema Kerja
Daun mangrove R.
mucronata

Preparasi Sampel

Maserasi 2x24 jam

Uji Kualitatif Tanin Kuantitatif

Uji Warna Uji Kadar Tanin menggunakan


Uji KLT Spektrofotometri UV-Vis
Uji Aktivitas Antioksidan
Metode DPPH

Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, N. A. Z. Halim N. A. H. and Ropisah. 2013. Basic Study of Chemical


Constituents in R. mucronata Species. The Open Conference Proceedings
Journal, 4(Suppl-2, M7) 27-28. Faculty of Applied Science, Universiti
Teknologi MARA Negeri Sembilan, Ka. Malaysia

Afriani, S. Idiawati, N. Destianti, L. Arianie, L. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan


Daging Buah Asam Paya (Eleiodoxa conferta Burret) dengan Metode
DPPH dan Tiosianat. JKK, 3(1): 49-56.

Baraja, M. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus elastic Nois ex Blume
terhadap Artemia salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis Tipis.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Bruneton, J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants, 2ndedition,


371, Lavoisier Publishing, France.

Boeing JS, Erica OB, Beatriz CS, Paula FM, Vitor CA, Jesui VV. 2014.
Evaluation of solvent effect on the extraction of phenolic compounds and
antioxidant capaticies from the barriers : Application of principal
component analysis. Chemistry Central Journal. 8 (48): 1-9.

Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bandung : Bumi Aksara.

Clinton, C. 2009. Plant Tannis: a novel approach to the treatment of ulcerative


colitis, http//naturalmedicinejournal.com/pdf/nmj_nov09to_clinton.pdf.
diakses tanggal 18 Maret 2010.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan


Obat. Jakarta: Diktorat Jendral POM-Depkes RI

Duke, N.C. 2006. Rhizophora apiculata, R.mucronata, R,stylosa, r.xannamalai,


R.x lamarckii (Indo-west Pacific stilt mangrove).Permanenet agriculture
Resources 2 (1)

Dzikrullahiakbar, N.N. 2018. Aktivitas Antioksidan Daun Bakau Hitam


(Rhizophora mucronata) Selama Penyimpanan Suhu Dingin. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Effendy. 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi Jilid I. Malang: Banyu Media
Publishing.

Fessenden. 1997. Kimia Organik Edisi Ketiga. Terjemahan oleh Alyosius


Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Gandjar, I.G dan Rohman, A. 2007. Kimia farmasi Analisis. Yogyakarta: pustaka
Pelajar.

Gogahu, Y., Nio, SA., Parluhutan, S. 2016. Konsentrasi Klorofil pada Beberapa
Varietas Tumbuhan Puring (Codieaeum varigatum L.). Jurnal MIPA
UNSRAT 5(2) 76-80. Jurusan Biologi. FMIPA. UNSRAT. Manado.

Gordon, M.H. 1990. The Mechanism of Antioxidants Action in Vitro. Di dalam:


B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants. London: Elsivier Applied
Science.

Gritter, R.J. 1991. Pengantar Kromatografi edisi Kedua. Terjemahan oleh


Kokasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Terjemahan oleh Ketaren S. Jakarta :


Universitas Jakarta Press.

Hagerman, A.E. 2002. Condensed Tannin Structural Chemistry. Department of


Chemistry and Biochemistry. Miami. University Oxford OH 45046

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah. Bandung (ID):
Institut Teknologi Bandung.

Harborne, 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan, terbitan kedua, 5-77, 103-115, 147-157, 235-241, Penerbit
ITB, Bandung.

Harianto, S.P, B.S. Dewi, & M.D. Wicaksono. Mangrove Pesisir Lampung
Timur. Yogyakarta: Plantaxia.

Harianto, S.P, B.S. dewi, M.D. Wicaksono. Mangrove Pesisir Lampung Timur.
Yogyakarta: Plantaxia.

Hayati, E.K. Fasyah, A.G. dan Sa’adah, L. 2010. Fraksinasi dan Identifikasi
Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.).
Alchemy, 4(2): 193-200.

Heinrich, M. Barnes, J. Gibbons, S. dan wiliamson, E.M. 2004. Fundamental of


Pharmacognosy and Phytotherapy, 77-78, Churchill Livingstone,
Toronto.

Hendayana, S. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan elektroforesis


Modern. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Irianti, Rozanna Sri., Verawati, Riris. 2012. Variasi Komposisi Pelarut Metanol-
Air pada Ekstraksi Daun Gambir (Uncaria gambir roxb). ISSN. 1907-
0500

Janah, A.M. 2010. Pengaruh ekstrak Tumbuhan Mangrove Rhizophora


mucronata   Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila
Secara   In-Vitro. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas  
Muhammadiyah Purwokerto.

Kristianti, A. N, N, S. Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar


Fitokimia Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik.
FMIPA Universitas

Kusmana C, dkk. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bogor (ID); Institut


Pertanian Bogor.

Kusmana C, Wilarso. S, Hilwan I, Pamoengkas P, Wibowo C, Triyana T,


Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

Lailah, N. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan dan fitokimia Fraksi etil Asetat,
Kloroform, dan N-heksan Ekstrak Metanol Alga Coklat Sargassum
Cristaefolium. Skripsi. Malang : Jurusan Kimia Saintek UIN Malang

Lazuardi. M. 2011. Aktifitas Antibakteri Proliferentif Ekstrak Metanol Daun


Benalu Duku Terhadap Selm Mieloma Secara Invito. Sripsi. FKH. Unair.
Madhavi, D.L, Deshpande, S.S. and Salunkhe, D.K. 1996. Food Antioxidants
Technological, Toxicologycal, and Health Perspective. New York:
marcel Dekker Inc.

Mangunwardoyo, H. Cahyaningsih, E. dan Tepy, U. 2009. Ekstraksi dan


Identifikasi senyawa Antimikroba Herba Meniran (Phyllantusniruri L.).
Jurnal ilmu kefarmasian Indonesia, 7(2) : 57-63.

Mark, H.F. 2013. Encyclopedia of Polymer Science and Technology, Concise.


John Wiley and Sons. ISBN 0470073691, 9780470073698.

Mills, S. dan Bone, K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy, 69,


Churcill Livingstone, USA.

Molyneux, 2004. The Use of the stable free radical diphenyl picrylhydrazyl
(DPPH) for estimating antioxidant activity. J. Sci. Technol. 26(2):211-
219.

Mulja, M. dan Suharman, 1995. Analisis instrumental. Surabaya: Airlangga


University Press.
Murdiyanto, B. 2003. Mengenal, Memelihara, dan Melestarikan Ekosistem bakau.
Jakarta: Direktorat Jendral Perikanan Tangkap departemen Kelautan dan
Perikanan.
Nuraini, F. 2002. Isolasi dan Identifikasi Tanaman dari Daun Gamal (Gliricidia
seium (jackquin) Kunth ex Walp. Skripsi. Malang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Brawijaya.

Pakaya, W. 2015. Analisis Kadar Flavonoid dari Esktrak Metanol Daun dan
Bunga Tembelekan. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Negeri Gorontalo.
Perron, R.N. dan Brumaghim, L.j. 2009. A Review of the Antioxidant
Mechanisms of Polyphenol Compunds Related to Iron Binding. Cell
Viochem Biophys, (53): 75-100.

Poedjiadi, A. dan Supriyanti, T. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Puspita, A. 2014. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum


burmanni) Dalam Menurunkan Pertumbuhan Streptococcus mutans
Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Muhammadiyan
Surakarta. Solo.

Rizkia, P. 2014. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Umbi Binahong
(Anredera Cordifolia (ten.) Steenis). Skripsi. Malang: Jurusan Kimia
Saintek UIN Malang.

Robinson, T, 1995. The Organic Constituent of Higher Plants, di terjemahkan


oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, edisi VI, 156-158, ITB,
Bandung.

Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan Penyelamat Sel-sel Tubuh Manusia. Jurnal


kesehatan, Vol.4(1):5-9

Sartini, Djide MN, Alam G. 2007. Ekstraksi komponen bioaktif dari limbah buah
kakao dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan dan antimikroba.
Jurnal Farmasi Indonesia 5(1): 1-7.

Sastrohamidjojo, H. 2007. Kromatografi. Yogyakarta: UGM Press.

Shahidi, F. Wanasundoro, U. and Amarowicz, 1995. Isolation and Partial


Characterization of Oil Seed Phenolics and Evaluation of Their
Antioxidant Activity, dalam Charolambous, editor, Food Flavors ;
Generation, Analysis and Process Influence. London ; Elvisier Applied
Science.

Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius.


Sjostrom, e. 1981. Kimia Kayu dasar-dasar dan Penggunaan. Edisi 2
(Terjemahan). Yogyakarta. Gadjah mada University Press

Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. Malang. UM Press.

Sosia, Y. Priyasmoro, R. Tyagita, N. Mega. 2014. Mangroves Siak dan


Kepulauan Meranti. Jakarta : Energi Mega Persada.

Sudarmaji, S.B. Haryoto dan Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

Suhartono, 2002. Uji Kandungan Vitamin E dan Aktivitas Antioksidan Pada


Kecambah Kacang Hijau dan Kedelai dengan Umur Berbeda. Skripsi.
Malang. UIN Mulana Malik Ibrahim

Ummah, M.K. 2010. Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa


Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) (Kajian Variasi
Pelarut). Skripsi. Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Mualana
Malik Ibrahim. Malang.

Van Steenis, C.G.G.J. 1987. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.

Widodo, W. 2005. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual,


http://wahyuwidodo.staff.umm.ac.id./files/2010/01/nutrisi-dan-pakan-
unggas-kontekstual.pdf. Diakses tanggal 28 februari. 2010.

Winarno. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Penerbit


Kanisus (Anggota IKAPI).

Xuepin, Liao. 2003. Selective Adsorption of Tannis Onto Hide Collagen Fibres,
http://chem.scichina.com.8081/scibe/fileup/PDF/03yb0495.pdf. Diakses
tanggal 28 Februari. 2010.

Yogananth, N., V. anuradha, M. Y. S. Ali., R. muthezhilan, A. chanthuru. 2015.


Chemical Properties of Essential Oil From R.mucronata mangroves Leaf
Against Malarial Mosquito Anopheles stephensi and Filarial Mosquito
Culex quinquefasciatus. Asian pacific journal of Tropical Disease., 5(1):
67-79.
Zou, Y., Lu, Y., and Wei, D., 2004. Antioxidant Aactivity of a Flavonoid Rich
Extract of Hypericum perforatum L. In Vitro, J. Agric. Food Chem., 52,
5032-5039

Anda mungkin juga menyukai