Anda di halaman 1dari 1

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, berawal dari pengumpulan bahan
kembang bokor Hydrangea macrophylla (Thunb.) Ser. yang didapatkan didaerah Wanagiri,
Kabupaten Tabanan, Bali. Selanjutnya dilakukan penyiapan bahan meliputi pengumpulan
bahan, determinasi, dan pembuatan simplisia yang meliputi; sortasi basah, pencucian,
perajangan, pengeringan, sortasi kering, penghalusan, pengemasan dan penyimpanan.

Setelah bahan terkumpul, dilakukan sortasi basah agar dapat memilah bahan yang tidak
diperlukan seperti batang dan tangkai bunga yang tidak digunakan. Dilanjutkan dengan
pencucian menggunakan air mengalir agar menghilangkan kotoran dan debu yang masih
menempel. Lalu dilakukan pengering, dengan cara bahan dikeringkan menggunakan oven
pada suhu 40C sampai kadar air yang didapatkan <10%. Kemudian sampel yang sudah
kering dilakukan sortasi kering yaitu menghilangkan kotoran yang masih tertinggal pada saat
pengeringan. Lalu simplisia diblender hingga setengah halus dan disimpan dalam toples
tertutup rapat dan tidak terkena matahari. Sebelum digunakan, simplisia dilakukan pengujian
karakteristik simplisia.

Setelah itu dilakukan penapisan fitokimia, pembuatan ekstrak dan pemantauan ekstrak.
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara ekstraksi bertingkat dengan metode refluks, yang
menggunakan larutan n-heksan yang bersifat nonpolar, etil asetat yang bersifat semi polar
dan etanol 96% yang bersifat polar. Hasil yang didapatkan dikentalkan menggunakan rotary
evaporator. Untuk penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode ordo dengan
pereaksi AlCl3 dan quarsetin sebagai standar. Kadar senyawa flavonoid total dianalisis secara
spektrofotometri UV-Vis, serapan yang diukur pada panjang gelombang 420 nm. Dan
penetapan kadar fenolat total menggunakan metode Folin Ciocalteu dengan asam galat
sebagai larutan standar. Kadar senyawa fenolat total dianalisis secara spektrofotometri UV-
Vis, serapan yang diukur pada panjang gelombang 765 nm. Pengujian aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH dengan pembandingnya asam askorbat (vitamin C), yang secara
kualitatif dilakukan dengan KLT dimana fase diam adalah silica gel dan fase gerak adalah
larutan dengan kepolaran yang berbeda. Adanya aktivitas antioksidan dibuktikan dengan
bercak berwarna kuning dan latar belakang ungu yang stabil selama 30 menit pada plat KLT.
Sedangkan cara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis melalui pencampuran
larutan DPPH dan larutan uji/sampel dengan perbandingan 1:1, kemudian diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm setelah diinkubasi selama 30 menit pada
suhu ruangan.

Anda mungkin juga menyukai