Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ZIMY S.

ME’RAJ
NIM : 1121417003
KELAS :A
TUGAS : TOKSIKOLOGI HASIL PERIKANAN

1. Pengertian Logam Berat


Logam adalah zat dengan konduktivitas tinggi listrik, kelenturan, dan kilau, yang
secara sukarela kehilangan trons pemilu mereka untuk membentuk kation. Distribusi
logam di atmosfer dipantau oleh sifat dari logam yang diberikan dan oleh berbagai faktor
lingkungan (Khlif & Hamza- Chaffai, 2010).
Logam berat tergolong kriteria yang sama dengan logam lainnya. Hal yang
membedakan adalah pengaruh yang dihasilkan saat logam berat berikatan dan atau masuk
ke dalam organisme hidup. Contoh ketika unsur logam besi atau Fe masuk ke dalam
tubuh, walaupun dengan kadar berlebihan, seringkali tidak menimbulkan dampak negatif
bagi tubuh. Karena sejatinya unsur besi (Fe) diperlukan dalam darah untuk mengikat
oksigen. Lain hal dengan unsur logam berat, baik itu logam berat beracun yang
dipentingkan seperti tembaga atau Cu, bila masuk kedalam tubuh dengan kadar yang
berlebih akan menimbulkan dampak negatif terhadap fungsi fisiologitubuh.
Menurut Sutamihardja (2006), sifat logam berat yang dapat
membahayakan lingkungan dan manusia adalah:
a. Logam berat sulit didegradasi, sehingga cenderung akan
terakumulasi pada lingkungan
b. Logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh organisme dan
konsentrasi dapat semakin
tinggi, atau dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi
c. Logam berat mudah terakumulasi pada sedimen, sehingga
konsentrasi selalu lebih tinggi daripada konsentrasi logam dalam air.
Perilaku logam berat di lingkungan,
2. Sumber Pencemaran Logam Berat
Sumber pencemaran logam berat terbagi menjadi dua sumber
yaitu sumber alami dan sumber buatan. Sumber alami (Sutamihardja,
2006) cirinya :
1. Berasal dari daerah pantai (coastal supply), yang bersumber dari
sungai, abrasi oleh aktivitas gelombang
2. Berasal dari logam yang dibebaskan aktivitas gunung berapi dan
logamyang dibebaskan proses kimiawi.
3.Berasal dari lingkungan daratan dan dekat pantai, termasuk logam
yang dibawa oleh ikan dari atmosfer berupa partikel debu.

3. Toksisitas Logam Berat


Logam berat adalah bahan pencemar yang tidak dapat
didegradasi atau dihancurkan, sehingga akan terakumulasi di alam dan
di dalam tubuh organisme. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi toksisitas setiap jenis logam berat, antara lain: bentuk
senyawa, daya kelarutan logam berat di dalam cairan, ukuran partikel
dan beberapa sifat kimia dan fisika lainnya (Darmono, 2001).
Sutamihardja (2006) menyatakan bahwa mekanisme toksisitas logam
berat di dalam tubuh organisme dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
kategori yaitu:
1. Logam berat dapat memblokir dan menghalangi kerja gugus
biomolekul esensialuntukproses-proses metabolisme;
2. Logam berat dapat menggantikan ion-ion logam eensial
yang
terdapat dalam molekulterkait;
2. Logam berat dapat mengadakan modifikasi atau perubahan
bentuk (konformasi) dari gugus aktif yang dimiliki
biomolekul.
4. Proses Perjalanan Logam Berat Ke lingkungan Air
“Logam berat dalam perairan merupakan jenis polutan utama
yang mengancam kehidupan invertebrata, ikan dan manusia serta
menimbulkan efek buruk yang mengganggu keseimbangan ekologi
lingkungan dan keragaman organisme akuatik” (Atici et al., 2008).
Adanya tingkatan rantai makanan menjadikan logam berat
dapat berpindah dari lingkungan ke organisme, dan pada akhirnya dari
organisme satu ke organisme yang lain (Yalcin et al., 2008).
Pengendapan logam berat di perairan yang sudah dijelaskan
sebelumnya akan membentuk sedimentasi. Biota laut yang alamiahnya
mencari makan di dasar perairan
seperti udang, kerang dan kepiting berisiko sangat besar untuk
terkontaminasi logam berat tersebut.
Toksisitas logam berat dalam lingkungan laut telah menjadi
perhatian utama karena mempunyai potensi risiko yang tinggi bagi
sejumlah flora dan fauna, termasuk manusia, melalui rantai makanan
(Boran &Altinox, 2010).

Anda mungkin juga menyukai