Anda di halaman 1dari 8

Praktikum Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan BA-2104

Hidroponik 2: Analisis Kandungan Klorofil, Amonium, Nitrat dan


Pati pada Tanaman Ipomea reptans

Bima Fitra Aulia | 11418018


Asisten
Ricky Selamet Rahayu | 11417029

Jl. Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No.1 / Jalan Raya Jatinangor KM 20.75, Desa Sayang,
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat – Indonesia, 45363.

ABSTRAK
Klorofil adalah sebuah pigmen yang berperan dalam tumbuhan dan mempengaruhi
proses fotosintesis. Proses fotosintesis dilakukan dalam tumbuhan di kloroplas. Klorofil akan
menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia. Klorofil terbagi menjadi 2 yaitu
klorofil a dan b. Menentukan kadar klorofil dapat dilakukan dangen menggunakan metode
kromatografi dan penentuan kadar klorofil, satuan dari klorofil adalah mg/L. Amonium dan
nitrat merupakan dua senyawa penghasil unsur Nitrogen yang tinggi. Unsur N sangat
diperlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang karena unsur N berperan
dalam fotosintesis dan metabolisme pada daun. Percobaan menentukan kadar amonium dan
nitrat dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa peraksi lalu dispketrofotometer. Pati
merupakan sumber energi cadangan bagi tanaman. Pati dapat diperoleh dari nutrisi yang
didapatkan tanaman dan dapat diuji dengan menggunakan pereagen Brussin.
Kata Kunci: Klorofil, Nitrogen, Pati.

PENDAHULUAN menyerap panjang cahaya yang berbeda.


Klorofil adalah sebuah pigmen Klorofil b bewarna hijau muda dan
yang berperan dalam tumbuhan dan klorofil b berwarna hijau muda. Pigmen
mempengaruhi proses fotosintesis. Proses lain dalam tanaman adalah karotenoid.
fotosintesis dilakukan dalam tumbuhan di Karotenoid menyerap panjang gelombang
kloroplas. Klorofil akan menyerap cahaya yang berbeda dibandingkan dengan
dan mengubahnya menjadi energi kimia. klorofil a dan b, karotenoid berperan
Klorofil memiliki fungsi sebagai sumber dalam membantu klorofil a dalam
penyerapan energi matahari, memicu fotosintesis karena energi yang diserap
fiksasi CO2, dan proses anabolisme karotenoid akan diteruskan ke klorofil a
karbohidrat. Terdapat dua jenis klorofil untuk fotosintesis (Neil, et al., 2015)
yaitu klorofil a dan b, kedua klorofil ini
Kadar dari klorofil dapat menurut pergerakan pada kolom
ditentukan dengan menggunakan metode, (Kantasubrata, Loyniwati, Jamilah, &
salah satu metode yang digunakan adalah Karossi, 2003)
Winterman de Mots. Metode Winterman Klorofil memiliki peranan yang
de mots dilakukan dengan cara esensial dalam proses fotosintesis. Proses
mengekstrak klorofil dari daun dengan fotosintesis merupakan reaksi berantai
menggunakan pelarut etanol dan yang amat panjang dan kompleks. Proses
kemudian diukur absorbansinya pada ini tidak dapat dilakukan secara in-vitro
panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. dengan menggunakan larutan klorofil
Winterman de Mots menyatakan bahwa ataupun dengan menggunakan kloroplas
klorifl a dan b merupakan nilai selisih yang telah diisolir dari sel. Klorofil
antara nilai absorbansi pada panjang membantu fotosintesis dalam menyerap
gelombang 649 nm dan 665 nm dikali cahaya matahari dengan panjang
dengan faktor pengali tertentu sementara gelombang tertentu yang dapat
klorofil total adalah jumlah dari klorofil a mengesitasi elektron pada fotosistem I dan
dan b (Gibson et al., 2017) II (Riyono, 2007). Pati merupakan polimer
Spektrofotometer adalah sebuah berantai panjang yang tersusun dari
alat yang menilai nilai absorbansi dari struktur bercabang. Pati merupakan
suatu larutan. Prinsip kerja karbohidrat cadangan bagi tanaman yang
spektrofotometer adalah dengan biasanya terdapat dalam batang dan biji
menembakan cahaya melalui suatu tanaman. Ketika tanaman tidak
monokromator. Monokromator mendapatkan asupan energi utama maka
menguraikan sinar yang masuk dari tanaman akan menggunakan pati (Sakinah
sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita & Kurniawansyah, 2018). Amonium dan
panjang gelombang yang diinginkan untuk Nitrat memiliki peran esensial pada
pengukuran suatu zat tertentu. Cahaya tanaman. Amonium dan nitrat merupakan
yang ditembakan akan ada yang pendonor unsur N yang paling mudah
diteruskan dan akan ada yang diserap oleh ditangkap oleh akar tanaman, sehingga
suatu larutan yang diperiksa dengan kuvet. semakin tinggi kadar amonium dan nitrat
Cahaya yang diserap akan menghasilkan dari larutan media maka semakin tinggi
signal elektrik pada detektor, besarnya kadar unsur N dalam media (Aziz & Nani,
signal elektrik akan di alirkan ke pencatat 2015)
dan dapat dilihat sebagai angka, ini biasa Peran percobaan kali ini dalam
disebut juga sebagai nilai absorbansi bidang Rekayasa Pertanian adalah kita
(Triyatti, 2016) diharapkan mampu untuk merekayasa
Pemisahan pigmen klorofil dapat suatu larutan hoagland untuk
dilakukan dengan cara kromatografi. pembudidaya sistem hidroponik sehingga
Kromatografi adalah metode pemisahan mendapatkan hasil yang kita inginkan
molekul dengan menggunakan fase gerak secara cepat. Tanaman akan sangat mudah
dan fase diam untuk pemisahaannya. untuk menyerap nutrisi dengan proses
Molekul yang memiliki fase gerak akan budidaya hidroponik dan dengan rekayasa
melewati kolom fase diam. Metode ini larutan hoagland yang digunakan maka
dapat memisahkan segala macam molekul kita dapat membuat tanaman menjadi
seperti apa yang kita inginkan.
METODOLOGI sampai batas segitiga dan kemudian
Alat-alat yang digunakan dalam dibiarkan dengan tegak lurus sampai
percobaan ini adalah batang pengaduk, terjadi perubahan warna dan sudah tidak
corong, gelas kimia 350 ml dan 500 ml, naik lagi.
gelas ukur 10 ml dan 25 ml, hot plate, Percobaan pemisahan klorofil
koin, kuvet spektrofotmeter, labu ukur 100 daun metode koin memiliki cara kerja
ml, mikropipet, mortar dan alu, neraca, pertama daun diletakan diatas kertas
penggrasi, pipet volumetri, pipet tetes, kromatografi dengan ujung segitiga dan
sentrifuge, spektrofotometer, tabung batas segitiga 0,5 cm. Kemudian daun
falcon, vortex. digerus perlahan dengan koin hingga daun
Bahan-bahan yang digunakan terluka sedikit. Ketiga kertas kromatografi
dalam percobaan ini adalah aquades, asam direndam dalam larutan etanol 96% tegak
sulfat, etanol 96% dan 80%, kertas saring lurus hingga ujung segitiga terendam dan
kasar, NaCl, reagen Bendedict sulfat, dibiarkan hingga tidak naik lagi.
reagen I2KI, reagen Nisster, reagen Percobaan kuantifikasi nitrat
Seignt, tanaman Ipomea reptans. dengan metode Brussin memiliki cara
Percobaan ini akan menentukan kerja pertama diambil 10 ml sampel
kadar klorofil dari dain tanaman Ipomea medium hoagland dan ditambahkan
reptans dengan perlakuan nutrisi kontrol. dengan 2 ml NaCl, 10 ml H2SO4, 0,5
Menentukan jenis pigmen klorofil pada reagen Brussin sulfat. Kedua diaduk dan
daun Ipomea reptans dengan perlakuan dipanaskan pada oenangas air suhu didih
nutrisi kontrol. Menentukan kadar selama 20 menit. Ketiga diambil larutan
amonium pada medium Ipomea reptans ke kuvet dan diukur absorbansinya pada
dengan perlakuan nutrisi kontrol. 507 nm.
Menentukan kadar nitrat pada medium Percobaan kuantifikasi amonium
Ipomea reptans dengan perlakuan nutrisi dengan reagen Nessler memiliki cara kerja
kontrol. Menentukan kadar pati pada akar pertama diambil 10 ml medium hoagland
Ipomea reptans dengan perlakuan nutrisi lalu ditambahkan 2 tetes larutan Seignette.
kontrol. Kedua ditambahkanreagen Neissler
Percobaan kuantifikasi kadar sebanyak 200 mikroL, didiamkan selama
klorofil dilakukan dengan cara pertama 10 menit dan dibaca absorbansinya pada
ditimbang 1 g daun kangkung dan 420 nm.
dihaluskan dalam mortar dan alu, sampel Metode perhitungan pati memiliki
kemudian diberi etanol 96% sebanyak 50 cara kerja pertama diambil 1g dan
ml dan disaring dengan kertas saring. ditambahkan dengan nitrogen cair sampel
Kedua dimasukan kedalam labu ukur 100 akar kangkung dan dihaluskan. Kedua
ml dan ditambahkan alkohol sampai ditambahkan etanol 80% 10 ml dan
volume 100 ml. Kemudian dibaca dimasuka kedalam tabung falcon. Ketiga
absorbansinya pada 649 nm dan 665 nm diinkubasi di penangas air 90 deracat
Percobaan pemisahaan pigmen celcius selama 10 menit dan disentrifuge
klorofil metode biasa memiliki cara kerja 1500 g (2500 rpm) 25 derajat celcius
pertama ekstrak daun kangkung diletakan selama 8 menit. Keempat dibuang
ke dalam kontainere. Kedua diletakan supernatannya hingga didapatkan
kertas kromatografi dengan ujung segitiga. peletnya, diamkan selama 15 menit dan
Ketiga dicelupkan ke dalam larutan ditambahkan dengan aquades 20 ml dan
dipindahkan ke tabung falcon dan jarak 1,4 cm Rf 0,378, 1,9 cm Rf 0,135
dihomogenkan. Terakhir dimasukan ke dan 2,8 cm kuning Rf 0,243. Percobaan
kuvet dan dibaca absorbansinya pada 620 dengan menggunakan metode koin
nm. memiliki nilai Rf yang lebih besar karena
klorofil berada langsung dalam kertas
kromatografi sehingga pemisahan pigmen
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih banyak dan cepat.
Pecobaan ini menggunakan reagen Kandungan klorofil dapat
Etanol karena klorofil memiliki sifat kimia ditentukan sebagai salah satu kadar
yang hanya larut pada pelarut organik dengan satuan mg/L. Menurut Setiari dan
yang lebih polar, contohnya etanol dan Nurcahyati (2009) kandungan klorofil
klorofom (Ai & Banyo, 2011). I2KI pada tanaman kangkung segar adalah
digunakan karena I2KI merupakan 16,7667 mg/L. Percobaan menentukan
pendeteksi polisakarida, dimana pati kadar klorofil dengan perlakuan kontrol
merupakan salah satu polisakarida (Ratna dengan rumus
& Yulistiani, 2015). Larutan Nessler klorofil a :[13,7 x ( A . 665 ) ]−[5,67 x ( A .649 ) ]
terdiri dari larutan basa merkuri (II) iodida klorofil b : [ 25,8 x ( A .6 49 ) ] −[7,70 x( A .665)]
dalam kalium iodida (K2HgI4). Reagen
klorofil total : klorofila+ klorofilb
Neissler akan bereaksi dengan amonia dan
Dengan memasukan semua parameter
akan membentuk dispersi koloid berwarna
yang diketahui, daun Ipomea reptanns
kuning coklat sehingga intensitas warna
memiliki kadar klorofil total 16,80275
tersebut memudahkan pengukuran nilai
mg/L, hal ini menunjukkan bahwa
absorbansi (Suparno, 2019). Penambahan
perlakuan kontrol optimum dalam
larutan Seignette berfungsi untuk
memberikan asupan klorofil yang cukup
membentuk garam kompleks dalam
untuk tanaman karena media perlakuan
amonia serta menstabilkan amonia
kontrol kaya akan unsur N dan P yang
(Suparno, 2019). Larutan yang
mendukung terjadinya fotosintesis di
mengandung nitrat apabila direaksikan
daun.
dengan Brusin dalam larutan Asam Suldat
Percobaan menentukan kadar
akan membentuk warna kuning yang khas,
amonium dalam larutan media hoagland
sehingga absorbansi bisa terukur pada
mendapatkan nilai absorbansi y=2,29,
spektrofotometer (Nasir et al., 2009).
dengan menggunakan persamaan
Menurut Rosang (2016) nilai Rf −3
dari suatu larutan berklorofil dapat y=−0,0705+3,7373 x 10 dan dengan
ditentukan dengan mengukur panjang aljabar sederhana didapat kadar amonium
hasil tambatnya. Klorofil b akan bewarna larutan hoagland adalah 631,5719 ppm.
hijau muda dan pada jarak 2,7 dan Percobaan menentukan kadar nitrat dalam
memiliki nilai Rf 0,33. Klorofil a hijau tua larutan media hoagland mendapatkan nilai
pada jarak 3 cm dan Rf 0,37. Karotenoid absorbansi larutan 1,3693, dengan
bewarna kuning pada jarak 3,3 cm dan Rf menggunakan persamaan
−3 −4
0,41. Percobaan dengan metode biasa ini y=9,6 x 10 +3 , 2437 x 10 dengan
mendapatkan hasil pada jarak 3 cm hijau menggunakan aljabar sederhana
muda dengan Rf 0,54, 3,4 cm hijau tua Rf didapatkan nilai kadar nitrat 41919,8179
0,072 dan pada 3,7 cm kuning Rf 0,054. ppm. Menurut Pramitasari (2016) kadar
Pada percobaan dengan metode koin pada amonium dan nitrat merupakan salah satu
sumber utaman unsur N untuk tanaman. Kadar nitrat medium tanaman
Kedua senyawa tersebut merupakan Ipomea reptans dengan perlakuan kontrol
senyawa yang biasa diserap oleh tanaman adlaah 4191,82 ppm.
untuk pertumbuhan daun dan metabolisme Kadar pati dari akar tanaman
fotosintesis. Percobaan menunjukkan Ipomea reptans dengan perlakuan kontrol
bahwa kadar amonium dan nitrat dalam adalah 3504,7285 pp.
larutan hoagland cukup tinggi
menandakan bahwa larutan bisa
mencukupi kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman.
Percobaan menentukan kadar pati
pada akar tanaman Ipomea reptans
mendapatkan nilai absorbansi y=1,776
dengan persamaan
−3 −4
y=−9,6592 x 10 +5,094 x 10 dan
dengan aljabar sederhana mendapatkan
nilai kadar kandungan pati 3504,7285
ppm. Menurut Riyono (2007) kandungan
pati dalam suatu tanaman cendering
berada di batang dan akar yang merupakan
cadangan karbohidrat bagi tanaman.
Semakin tinggi nilai kadar pati yang ada
maka semakin banyak energi cadangan
tanaman tersebut. Larutan dengan
perlakuan kontrol memiliki banyak
kandungan pati karean nutrisi yang
dibutuhkan tanaman sudah tersedia semua
sehingga tanaman memiliki banyak
cadangan energi.

KESIMPULAN
Kadar klorofil total daun tanaman
Ipomea reptans adalah 16,80275 mg/L
Jenis pigmen dan nilai Rf pada
daun tanaman Ipomea reptans adalah
klorofil a dan b, karotenoid. Nilai Rf pada
metode biasa untuk klorofil a 0,072,
klorofil b 0,54 dan karotenoid 0,054.
Metode koin klorofil a 0,135,klorofil b
0,378 dan karotenoid 0,243.
Kadar amonium medium tanaman
Ipomea reptans dengan perlakuan kontrol
adalah 631,5719 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S., & Banyo, Y. (2011).
"Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai
Indikator Kekurangan Air pada
Tanaman". Jurnal Ilmiah Sains,
11(2): 166–173.

Aragno, M., & Michael, J. (2005).The Living Soil. New Jersey: Science Publishers.

Aziz, A. A., & Nani, K. (2015). "KANDUNGAN AMONIUM DAN NITRAT TANAH PADA
BUDIDAYA BAYAM PUTIH DENGAN MENGGUNAKAN URIN MANUSIA". Jurnal
Bionature, 16(2): 86-90.

Djukri. (2005). "Pertumbuhan clan Produksi Ka'1gkung pada Berbagal Dosls Hara Malao clan
Mikro". Enviro, 5(1): 34-37.

Duaja, M. D. (2012). "PENGARUH BAHAN DAN DOSIS KOMPOS CAIR TERHADAP


PERTUMBUHAN SELADA (Lactuca sativa sp.)". Jurnal Pertanian Universitas Jambi,
1(1): 10-18.

Fikri, S. M., Indradewa, D., & Putra, E. T. (2015). "PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH
MEDIA TANAM JAMUR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL KANGKUNG DARAT"
(Ipomoea reptans Poir.). Vegetalika, 4(2): 79-89.

Gibson, M., Kasman, & Iqbal. (2017). "Analisis Kualitas Daun Jeruk Kepyar Sebagai Bahan
Pewarna Pada Dye Sensitized Solar Cell". Jurnal Universitas Tadulako, 16(2): 31-40.

Halim, J. (2016). 6 Teknik Hidroponik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Haryoto. (2009). Bertanam Kangkung Raksasa di Pekarang Rumah. Yogyakarta: Kanisius.

Havlin, L. J., Beaton, J. D., Tisdale, S. L., & Nelson, W. L. (2005). Soil Fertility and Fertilizers.
An introduction to nutrient management. Seventh Edition. New Jersey: Pearson
Education.

Herwibowo, K., & S., B. N. (2014). Hidroponik Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kantasubrata, J., Loyniwati, Jamilah, & Karossi, A. T. (2003). "KROMATOGRAFI LAPISAN TIPIS
(KLT) DAN KROMATOGRAFI CAIRAN KINERJA TINGGI (KCKT) DARI SOLASODIN, AD
DAN ADD". JKTI, 3(2): 61-68.

Lincoln, T., Eduardo, Z., Moller, I. M., & Murphy, A. (2015). Plant Physiology and
Development. Massachusetts: Sinauer Associates.

Nasir, S., K.A, W. W., & Apriani, R. (2009). "The Equivalency of Quality of Water in
Filtration Process and UF Membrane Process". Jurnal Teknik Kimia, 16(1): 46–54.

Neil, A. C., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Jackson,
R. B. (2015). Biology. United States: Pearson Education.

Pramitasari, H. E., Wardiyati, T., & Nawawi, M. (2016). "PENGARUH DOSIS PUPUK NITROGEN
DAN TINGKAT KEPADATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae L.)". Jurnal Produksi Tanaman, 4(1): 49-56.

Rahayu, W. S., Mukarlina, & Linda, R. (2018). "Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa
L. var. New Grand Rapids) menggunakan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung
(THST) Tanpa Sirkulasi dengan Penambahan Giberelin (GA3)". Protobiont, 7(3): 62-
67.

Ratna, A., & Yulistiani, F. (2015). "Pembuatan Gula Cair dari Pati Singkong Dengan
Menggunakan Hidrolisis Enzimatis". Jurnal Fluida, 11(2): 9–14.

Riyono, S. H. (2007)." BEBERAPA SIFAT UMUM DARI KLOROFIL FITOPLANKTON". Oseana:


32(1), 23-31.

Rosang, C. I., & Wagey, B. T. (2016). "PENENTUAN KANDUNGAN PIGMEN KLOROFIL PADA
LAMUN JENIS Halophila ovalis DI PERAIRAN MALALAYANG". Jurnal Pesisir Laut
Tropis, 1(1): 15-19.

Sakinah, A. R., & Kurniawansyah, I. S. (2018). "ISOLASI, KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA,


DAN APLIKASI PATI JAGUNG DALAM BIDANG FARMASETIK". Farmaka, 16(2): 430-
442.

Satria, N., Wardati, & Khoril, M. A. (2015). "PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS TANDAN
KOSONG KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT
TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis)". JOM Faperta, 2(1): 1-13.

Sembodo, S. A., N., E. E., & W., K. P. (2018). "Respon Tanaman Selada Merah (Lactusa sativa
sar. Lollorosa) terhadap Media Tanam dan Konsentrasi Nutrisi pada Hidroponik
Sistem Sumbu". Jurnal Produksi Tanaman, 6(9): 2391-2397.

Setiari, N., & Nurcahyati, Y. (2009). "Eksplorasi Kandungan Klorofil pada beberapa Sayuran
Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Makanan Tambahan". BIOMA, 11(1): 6-10.
Siregar, J., Triyono, S., & Suhandy, D. (2015). "PENGUJIAN BEBERAPA NUTRISI HIDROPONIK
PADA SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM
TERAPUNG (THST) TERMODIFIKASI". Jurnal Teknik Pertanian Lmapung, 4(1): 65-72.

Subandi. (2013). "PERAN DAN PENGELOLAAN HARA KALIUM UNTUK PRODUKSI PANGAN
INDONESIA". Pengembangan Inovasi Pertanian, 6(1): 1-10.

Suparno. (2019). Penentuan Kadar Amonia di Perairan Teluk Lampung dengan


Spektrofotometer UV-Vis. Universitas Lampung.

Suryaningsih, Said, I., & Rahman, N. (2018). "ANALISIS KADAR KALSIUM (Ca) DAN BESI (Fe)
DALAM KANGKUNG AIR (Ipomeae Aquatica Forsk) DAN KANGKUNG DARAT
(Ipomeae Reptan Forsk) ASAL PALU". Jurnal Akademika Kimia, 7(3): 135-135.

Triyatti, E. (2016). "SPEKTROFOTOMETER ULTRA-VIOLET DAN SINAR TAMPAK SERTA


APLIKASINYA DALAM OSEANOLOGI". Oseana, 10(1): 39-47.

Wibowo, Y. H., & Sitawati. (2017). :RESPON TANAMAN KANGKUNG DARA (Ipomea reptans)
DENGAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA PIPA VERTIKAL:". Plantropica Journal of
Agricultural Science , 2(2): 148-154.

Zuhaida, L., Ambawari, E., & Sulistyaningsih, E. (2010). "PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA
(Lactuca sativa L.) HIDROPONIK DIPERKAYA Fe". Jurnal Alumni Gajah Mada, 2(1): 1-
10.

Anda mungkin juga menyukai