Anda di halaman 1dari 19

DETEKSI ADULTERAN PADA

BAHAN BAKU SEDIAAN


TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza
ROXB) INSTAN SECARA TLC
FINGERPRINT ANALYSIS

Jurnal Farmasi Indonesia Vol.15 No. 01 Juli 2018


Anggota Kelompok
Dita Ananda Putri
01 K100200077 Winda Aprilia K.P
04
K100200080

Aldi Waskito N
02 K100200078 Jihan Ari Wijayanti
05
K100200082

Mutiara Hikmah N
03 K100200079
Pendahuluan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan salah satu jenis tanaman unggulan yang memiliki banyak
manfaat sebagai tanaman obat. Temulawak dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta memiliki aktivitas anti-
inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini yaitu sebagai obat jerawat, meningkatkan napsu makan, antikolestrol,
anti-inflamasi, anemia, antioksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba (Depkes, 2000).

Adulteran adalah pemalsuan produk atau pencampuran dengan penambahan bahan-bahan atau senyawa yang
berbahaya. Semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional maka perlu adanya jaminan kualitas. Kurangnya
kontrol kualitas standar dari obat herba mengakibatkan banyaknya kecurangan, sehingga penggunaan obat herbal
terpinggirkan. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk mengontrol kualitas sehingga akan diketahui bahan baku
herba dengan mutu yang baik (Delaroza dan Scarminio, 2008).

Pada penelitian ini digunakan KLT. TLC fingerprint merupakan salah satu metode yang dapat dimanfaatkan
untuk evaluasi dan kontrol kualitas multikomponen dari bahan baku obat herba (Delaroza Scarminio, 2008; Li dkk.,
2015).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode analisis TLC fingerprint dapat digunakan untuk
mendeteksi adulteran pada bahan baku sediaan temulawak instan dan untuk mengetahui ada atau tidaknya campuran
kunyit di dalam kemasan sediaan temulawak yang beredar di perdagangan
Metodologi
Penelitian
❏ Alat & Bahan

Alat :

Neraca analitik, Alat-alat gelas, Kamera mirrorless, Chamber KLT

Bahan :
8. FeCl3 gelatin
1. Plat KLT silika gel 60 GF254
9. Merkuri II klorida
2. Akuades
10. KI
3. Etanol 96%, kloroform
11. Asam asetat anhidrat
4. Diklorometana
12. Asam sulfat
5. Amonia
13. Etanol 96%,
6. HCl
14. Serbuk Mg
7. Amil alkohol
15. Amonium hidroksida
Langkah Penelitian :

- Pengadaan bahan

Temulawak diambil dari tempat berbeda yaitu daerah penghasil temulawak


dan di pasaran, dengan tujuan mengetahui kemungkinan senyawa aktif
dan profil kromatogram senyawa dalam tumbuhan yang sama akan
berbeda, karena dipengaruhi tempat tumbuhnya.
- Pembuatan Simplisia

Dibersihkan rimpang temulawak dari akar dan tanah yang menempel

Dipotong dan dikeringkan menggunakan oven suhu 50 oC

Dilakukan sortasi kering untuk simplisia kering

Dibuat ekstrak dengan metode maserasi (pelarut etanol 96%)

Dilakukan penapisan fitokimia

Dilakukan validasi metode analisis

Dianalisis dengan KLT video densitometri

Dianalisis kromatogram yang didapat dengan metode PCA


Hasil &
Pembahasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Pembuatan Ekstrak
1. Pemilihan pengeringan pada metode ini menggunakan oven karena senyawa curcuminoid
dalam simplisia tahan terhadap suhu di bawah 60℃ serta pemilihan metode pengeringan ini
dapat mempersingkat waktu pengeringan karena suhu relatif konstan.
2. Metode ekstraksi yang di pilih adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%.
3. Metode maserasi dipilih karena metode ini lebih sederhana, mudah dan tidak perlu
menggunakan pemanasan sehingga senyawa dalam simplisia yang tidak tahan panas tidak
rusak karena kenaikan suhu.
4. Maserat dipekatkan dengan rotary evaporator dan di dapat persentase rendemen ekstrak.
Persentase menunjukan kemaksimalan dari pelarut dalam menyari simplisia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penapisan Fitokimia
1. Setelah didapat ekstrak kental kemudian dilakukan penapisan fitokimia yang
bertujuan untuk menentukan kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak, serta
dapat menggambarkan kandungan ekstrak secara kualitatif.
2. Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak rimpang temulawak dari tiga
daerah dan kunyit memberikan hasil positif untuk flavonoid, quinon,dan
terpeonoid/steroid.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Kromatogram lapis tipis pada kondisi
optimum
(a) di bawah lampu UV 366 nm
(b) di bawah lampu UV 254 nm
(c) di bawah cahaya tampak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Pemantauan Ekstrak dengan KLT
1. Pada pemantauan ekstrak dengan KLT, fase diam yang digunakan adalah silika gel GF254.
Fase diam ini dipilih karena silika gel tersebut dapat berfluoresensi di bawah lampu UV
254.
2. Fase gerak yang digunakan yaitu komposisi kloroform -diklorometan (1:1,v/v). Komposisi
fase gerak tersebut dipilih karena menghasilkan jumlah pita terbanyak.
3. Hasil pemantauan terlihat bahwa penampakan yang memiliki hasil yang paling maksimal
dan konsistensinya dapat terukur adalah penampakan di bawah lampu UV 254 nm yang di
gunakan analisi berikutnya.
4. Pada penampakan di bawah lampu UV 254 nm visualisasi dan perekaman bercaknya sudah
dilakukan color management mengunakan kamera mirrorles.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Sidik Jari KLT

➢ Kromatogram dari plat KLT dianalisis dengan software imageJ.


➢ ImageJ adalah suatu program yang digunakan untuk analisis gambar dari bercak atau
densitas
➢ Didapatkan hasil berupa nilai x dan y, dimana x adalah jarak vibrasi dan y adalah densitas
atau kerapatan bercak
➢ Pada kromatogram tersebut didapatkan bahwa semakin cerah warna yang dipantulkan KLT
maka puncak yang dihasilkan juga semakin tinggi begitu juga sebaliknya
➢ Untuk mendapatkan kromatogram perlu di-invert terlebih dahulu, sehingga didapatkan
puncak puncak berupa densitas tiap bercak
➢ Semakin tinggi densitas dari bercak tersebut maka semakin tinggi puncak yang didapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Validasi Sidik Jari KLT

➢ Validasi analisis fingerprint meliputi repeatability dan stability dengan menentukan RSD
dan RPA dari peak yang terdeteksi dengan KLT densitometri
➢ Pada repeatability dilakukan pengukuran sampel 3x dimana setiap larutan dibuat triplo
dengan konsentrasi sama.
➢ Hasil repeatability berupa %RSD dari nilai RPA ketiga sampel dengan rentang 1,63-9,78%
➢ Pada uji stabilitas dilakukan pengulangan sampel selama 3 hari berturut turut
➢ Hasil uji stabilitas %RSD dari nilai ROA dari ketiga daerah berada pada rentang 1,91-
10,64% dan hasil pada sampel ini sudah stabil
➢ Nilai % RSD dari nilai RPA ini tinggi karena nilai peak area setiap senyawa berbeda
➢ Perbedaan ini disebabkan perbedaan tempat tumbuh dan waktu panen simplisia
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data

➢ Kemometrik adalah penggunaan ilmu statistika dan matematika untuk pengolahan data kimia
dengan software Unscrambler 10.3
➢ Kemometrik yang digunakan pada analisis ini yaitu PCE (Principal Component Analysis)
dengan hasilnya berupa scores dan loading
➢ Hasil scores sampel temulawak berada 1 kuadran dengan ekstrak kunyit, namun letaknya
berjauhan hal ini dimungkinkan karena kunyit memiliki kandungan senyawa lain dalam sampel
tersebut
➢ Data loading berfungsi untuk mengetahui nilai y yang berpengaruh terhadap pengelompokkan
terhadap 3 daerah pada kuadran yang berbeda dengan ekstrak kunyit
➢ Kromatogram ekstrak kunyit dan temulawak pada ketiga daerah ini tidak memiliki kemiripan
peak dan karakteristik yang berbeda
➢ Hasil analisis PCA menunjukkan bahwa ekstrak temulawak memiliki karakteristik yang sama,
sehingga sampel produk 1,2,dan 3 diduga mengandung adulteran yaitu kunyit dan senyawa
lainnya
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa deteksi adulteran pada sediaan
temulawak instan secara TLC fingerprint diperoleh data :

- Fase geraknya kloroformdiklorometana (1:1, v/v) dengan deteksi bercak pada


lampu UV 254, Dari data didapat nilai x (densitas atau kerapatan) dan y (jarak
vibrasi) dapat dianalisis menggunakan PCA bahwa metode analisis TLC
fingerprint dapat digunakan untuk mendeteksi adulteran pada bahan baku
sediaan temulawak instan.
- Hasil analisis PCA menunjukan ekstrak temulawak dari Cianjur, Semarang dan
Nusa Tenggara Timur memiliki karakteristik yang sama, sedangkan jika
dibandingkan dengan ekstrak kunyit ketiga ektrak temulawak tersebut,
karakteristiknya sangat berbeda dengan kunyit. Pada sampel produk rimpang
temulawak memiliki karakteristik yang sama dengan
ekstrak kunyit, sehingga sampel produk 1, 2, dan 3
diduga terdapat adulteran yaitu kunyit dan senyawa lainnya
Thank
you!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai