Anda di halaman 1dari 11

HISTOPATOLOGI HATI DAN GINJAL IKAN LELE DUMBO

(Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN SIMPLISIA KULIT BUAH MANGGIS


(Garcinia mangostana L)

By

Khaiqal El Kahfi1 Morina Riauwaty2 Iesje Lukistyowati2


Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau, Pekanbaru, Provinsi Riau

ABSTRACT

Penelitian ini dilakukan Maret sampai Juni 2016 di di Parasit dan Penyakit Ikan
Laboratorium, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan struktur jaringan hati dan ginjal lele
dumbo (Clarias gariepinus) yang diberi pakan simplisia kulit buah manggis.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dengan histologis struktur hati
dan ginjal dari Clarias gariepinus yang dianalisis secara deskriptif. ikan yang
perlakuan diberi pakan dengan tiga konsentrasi yang berbeda dari pakan simplisia
kulit buah manggis. Kn (pakan kontrol) ikan tidak diberi pakan simplisia kulit buah
manggis, P1: Ikan diberi pakan simplisia kulit buah manggis 2/kg, P2: Ikan diberi
pakan simplisia kulit buah manggis 4 g/kg, P3: Ikan diberi pakan simplisia kulit buah
manggis 6 g/kg dan ikan dipelihara selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelainan hati dan ginjal seperti sel radang, hemoragi, hypertrhopy dan
nekrosis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi terbaik
dari simplisia kulit buah manggis 2 g/kg yaitu mampu mengurangi kerusakan hati dan
ginjal setelah diberi pakan simplisia kulit buah manggis.

Key words : Clarias gariepinus, simplisia kulit buah manggis, histopathology,


ginjal, hati
1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
HISTOPATHOLOGY LIVER AND KIDNEY OF Clarias gariepinus THAT ARE
FED SIMPLISIA MANGOSTEEN RIND (Garcinia mangostana L)

By

Khaiqal El Kahfi1 Morina Riauwaty2 Iesje Lukistyowati2


Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Science University of
Riau, Pekanbaru, Riau Province

ABSTRACT

This study has been conducted on Maret to June 2016 in at Parasite and Fish Disease
Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau. The
aims of this study was to know changes in liver and kidney tissue structures of catfish
(Clarias gariepinus) fed simplisia mangosteen rind. This study used an experimental
method and histological of the liver and kidney structure of Clarias gariepinus were
analyzed by descriptive. The treated fishes were fed in three different
concentrations of fed simplisia mangosteen rind. Kn: (feed control) the fish were not
fed simplisia mangosteen rind, P1: The fish were fed simplisia mangosteen rind 2
g/kg, P2: The fish were fed simplisia mangosteen rind 4 g/kg, P3: The fish were fed
simplisia mangosteen rind 6 g/kg and fishes were reared for 60 days. Showed that the
abnormalities of liver and kidney such us inflammatory cells, haemorrhage,
h y p e r t r h o p y and necrosis. Base on data obtain it can be concluded that the best
concentration of simplisia mangosteen rind 2 g/kg is able to prevent damage of liver
and kidney after given fed simplisia mangosteen rind.

Key words : Clarias gariepinus, simplisia mangosteen rind, histopathology,


kidney, liver
1. Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2. Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN membudidayakan ikan ini secara


intensif. Salah satu masalah yang dapat
Kebutuhan masyarakat terhadap dihadapi oleh pembudidaya ikan adalah
pemenuhan protein hewani yang berasal dari penyakit ikan.
ikan terus mengalami peningkatan dengan Pencegahan ataupun pengobatan
bertambahnya jumlah penduduk serta untuk penyakit ikan umumnya
kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pembudidaya sering melakukan
ikan guna pemenuhan gizi dan kesehatan pemberian berbagai macam antibiotik
masyarakat. Hal ini menyebabkan perlu pada ikan. Penggunaan antibiotik secara
dikembangkannya suatu usaha budidaya terus menerus apabila penggunaannya
ikan seperti budidaya ikan air tawar. Salah tidak tepat dapat menyebabkan bakteri
satu ikan air tawar yang banyak patogen menjadi resisten dan dapat
dibudidayakan adalah ikan lele dumbo menimbulkan pencemaran lingkungan
(Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo (Kordi, 2004). Untuk mengatasi
merupakan komoditas ikan air tawar yang permasalahan tersebut, perlu dicari
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan bisa alternatif lain sebagai pengganti
dipelihara pada padat penebaran tinggi, antibiotik yang berasal dari tumbuhan
sehingga memacu para pembudidaya untuk alami untuk meningkatkan kekebalan
ikan terhadap penyakit dalam suatu kegiatan pengobatan penyakit ikan. Berdasarkan
usaha budidaya ikan air tawar. hal tersebut peneliti tertarik untuk
Peningkatan sistem imunitas/ melakukan penelitian tentang
kekebalan tubuh ikan bisa dilakukan dengan histopatologi hati dan ginjal ikan lele
pemberian imunostimulan. Imunostimulan dumbo yang diberi pakan simplisia kulit
merupakan zat kimia, obat-obatan, stresor buah manggis (Garcinia mangostana
atau aksi untuk mengaktifkan mekanisme L).
pertahanan non spesifik, cell mediated
immunity, dan respons imun spesifik (Sakai,
1999 dalam Suhermanto et al., 2013). METODE PENELITIAN
Aplikasi imunostimulan sudah banyak
dilakukan pada beberapa jenis ikan baik Metode yang digunakan adalah
melalui pakan, perendaman maupun metode eksperimen dengan dosis
melalui suntikan. perlakuan berbeda dengan tiga kali
Salah satu bahan alami yang bisa ulangan dan dianalisa secara deskriptif.
digunakan sebagai bahan imunostimulan Perlakuan yang digunakan adalah
yaitu kulit buah manggis (Garcinia simplisia kulit manggis dengan dosis
mangostana L.). Kulit buah manggis yang yang berbeda. Perlakuan yang dimaksud
digunakan berupa simplisia. Simplisia adalah sebagai berikut:
merupakan bahan alam yang digunakan
dimana belum mengalami pengolahan Kn : Tanpa simplisia kulit
kecuali dalam bentuk bahan yang telah manggis
dikeringkan. Simplisia yang digunakan P1 : Simplisia kulit manggis
dapat berbentuk serbuk. konsentrasi 2 g/kg pakan
Kulit buah manggis mengandung P2 : Simplisia kulit manggis
senyawa utama, yaitu golongan xanthone. konsentrasi 4 g/kg pakan
Senyawa xanthone yang telah teridentifikasi, P3 : Simplisia kulit manggis
diantaranya alfa mangostin dan gamma- konsentrasi 6 g/kg pakan
mangostin (Mardiana, 2012). Xanthone
memiliki beberapa khasiat dan manfaatnya Persiapan Wadah dan Adaptasi
bagi kesehatan, antara lain sebagai Ikan Uji
antiinflamasi, antialergi, antibakteri,
Wadah yang digunakan untuk
antijamur, antivirus, antidiabetes,
penelitian adalah akuarium yang
antikanker, dan antioksidan (Anastasia,
berukuran 40×30×30 cm sebanyak 12
2014). Fungsi utama antioksidan yaitu
unit dengan ketinggian air 25 cm.
melawan radikal bebas dan meingkatkan
Akuarium sebelum digunakan dicuci
sistem kekebalan tubuh.
terlebih dahulu dengan sabun dan
Penelitian yang telah dilakukan oleh
dibilas dengan menggunakan air bersih,
Syatma (2016) menunjukkan simplisia
setelah itu kalium permanganat
kulit buah manggis dalam pakan sebesar 6
(KMnO4) 2,5 mg/L dimasukkan ke
g/kg pakan merupakan dosis terbaik dalam
dalam akuarium dan diaerasi selama 24
meningkatkan respon imun non spesifik
jam agar akuarium bebas dari patogen,
pada ikan lele dumbo. Salah satu indikator
kemudian dibilas dan dikeringkan
yang dapat digunakan untuk melihat adanya
selama 1 hari (Yuasa et al., 2003).
gangguan pada ikan dengan pengamatan
Setelah itu, akuarium diisi dengan air
terhadap perubahan histopatologi hati dan
dan dipasang aerasi.
ginjal ikan.
Ikan uji yang digunakan dalam
Berdasarkan potensi zat yang
penelitian adalah ikan lele dumbo
terdapat dalam kulit buah manggis, diduga
dengan ukuran 8-10 cm sebanyak 150
buah manggis dapat dijadikan sebagai
ekor. Ikan lele dumbo diadaptasikan
alternatif untuk pencegahan dan
terlebih dahulu di bak fiber selama tiga tipis difiksasi dalam larutan formalin
minggu untuk menghindari stres. Setelah itu, 10% selama 24 jam dan dilakukan
ikan dimasukkan kedalam akuarium. Ikan dehidrasi. Dehidrasi dimulai dengan
yang dimasukkan dalam akuarium sebanyak memasukkan sampel kedalam botol
10 ekor/wadah dan diberi pakan pelet sesuai alkohol seri naik mulai dari 70%, 80%,
perlakuan sebanyak tiga kali sehari pagi, 90% dan alkohol absolut masing-masing
siang dan sore secara at satiation. selama 1 jam.
Penyiponan dilakukan setiap pagi hari Penjernihan (Clearing) dilakukan
sebelum diberi pakan diadaptasi terlebih dengan sampel dimasukkan kedalam
dahulu di dalam wadah pemeliharaan selama alkohol-xylol (1:1) selama 1 jam dan
satu minggu, dengan kepadatan 5 ekor. dimasukkan kedalam xylol 1 dan xylol 2
Selama penelitian ikan diberi pakan pellet masing-masing 1 jam.
secara adlibitum sebanyak tiga kali sehari, Infiltrasi paraffin merupakan
yaitu pada pagi, siang, dan sore. Penyiponan suatu proses pengeluaran xylol dari
dilakukan setiap sore hari. jaringan. Infiltrasi paraffin dilakukan
dengan cara sampel dimasukkan
kedalam campuran xylol-parafin (1:1)
Pembuatan Simplisia Kulit Buah selama 1 jam. Kemudian sampel
Manggis (Garcinia mangostana L.) dimasukkan kedalam paraffin murni 1
Buah manggis yang matang yaitu dan parafin murni 2 masing-masing
berwarna merah yang telah dikumpulkan selama 1 jam. Seluruh proses infiltrasi
sebanyak 1 kg, lalu dipisahkan antara isi dilakukan didalam oven dengan suhu
dan kulitnya. Kulit buah manggis dicuci 600 C. kemudian penanaman sampel
bersih dengan air yang mengalir dan (Embedding) dilakukan dengan Sampel
tiriskan. Kulit buah manggis dipotong- ditanam dalam blok parafin dan
potong tipis-tipis, dijemur dibawah sinar dibiarkan hingga dingin/mengeras.
matahari sampai benar-benar kering. Kemudian dilakukan penempelan pada
Simplisia yang sudah kering dibuat serbuk blok holder/kayu. Sebelum dipotong
dengan cara dihaluskan dengan blok parafin ditempatkan pada bantalan
menggunakan blender. Lalu diayak es agar cepat membeku dan padat serta
menggunakan pengayak 20 mesh yaitu tiap tidak pecah saat pemotongan.
lubang ayakan ukuran diameternya adalah Tahap selanjutnya adalah proses
0,841 mm (Satong, 2010). Bubuk kulit buah pemotongan (Sectioning) sampel dengan
manggis yang sudah halus ditimbang sesuai menggunakan mikrotom (cutting).
dosis yaitu 2 g/kg pakan, 4 g/kg pakan dan Kemudian sampel diletakkan pada
6 g/kg pakan. Simplisia kulit buah manggis holder (blok kayu) berukuran kurang
siap untuk digunakan. Proses pembuatan lebih 2x1x1,5 cm. Sebelum dipotong
pakan mengandung simplisia kulit buah blok paraffin ditempatkan pada blok
manggis dilakukan dengan cara bantalan es agar cepat membeku dan
mencampurkan secara langsung dalam padat serta tidak pecah pada saat
formulasi pakan ikan yang digunakan. pemotongan. Sampel dipotong
menggunakan mikrotom setebal 5-7
Pembuatan Preparat Histologi mikron. Untuk membuat sampel
mengembang/ tidak mengkerut, pita
Pembuatan preparat histologi parafin yang berisi sampel diletakkan
jaringan hati dan ginjal ikan lele dumbo dalam water bath dengan suhu 450C dan
yaitu ikan uji diambil 3 ekor, lalu ikan setelah mengembang baru diambil dan
dibedah, lalu diambil bagian organ hati dan ditempel kedalam objek glass yang
ginjal ikan, dipotong tipis setebal 0,5 cm. sudah diolesi glyserin-albumin.
Organ hati dan ginjal ikan setelah dipotong Selanjutnya sampel dikeringkan dalam
oven 450C minimal 24 jam. Kemudian
dilakukan pewarnaan sampel dengan HE simplisia kulit manggis pada perlakuan
(hematoxylin-eosin). Hematoxylin akan P3 ditandai dengan pergerakan ikan
mewarnai nucleus dan eosin akan mewarnai lincah, warna tubuh cerah, nafsu makan
sitoplasma. Parafin yang mengikat sampel baik dan meningkat. Hal ini disebabkan
dilarutkan dalam xylol 1 dan xylol 2 masing- karena kulit buah manggis mengandung
masing 2 menit dan selanjutnya dilakukan saponin dan flavonoida sehingga nafsu
rehidrasi dalam alkohol seri turun (alkohol makan ikan lele dumbo menjadi baik
absolut, 90%, 80%, 70%, 35% masing- saat telah diberi simplisia kulit buah
masing 2 menit) dan dicuci dengan air manggis. Hal ini sesuai dengan
mengalir secukupnya. Kemudian sampel penelitian Samsugiantini (2006) bahwa
direndam dalam larutan hematoxylin selama saponin dan flavonoida bermanfaat
5 menit, kemudian dicuci dengan air untuk meningkatkan nafsu makan serta
mengalir secukupnya. Sampel direndam meningkatkan kecernaan ikan. Selain
dalam eosin selama 2 menit, sesudah itu itu, ikan yang memiliki nafsu makan
sampel dicuci dengan air mengalir yang baik dapat meningkatkan daya
secukupnya sampai bening. Kemudian tahan tubuh ikan sehingga ikan aktif
sampel dicelupkan dalam alkohol seri naik bergerak (Muslim et al., 2009). Saponin
(alkohol 70%, 80%, 90% dan alkohol dan flavonoid memiliki sifat koleretik
absolut) masing-masing 20 detik dan yang mampu mempercepat sekresi
dimasukkan dalam xylol 1 dan xylol 2. empedu sehingga dapat mempercepat
Selanjutnya dilakukan penutupan pengosongan lambung, mempercepat
(mounting). pencernaan dan absorpsi lemak di usus
Penutup (mounting) dilakukan yang kemudian akan mensekresi
dengan cara menutup sampel dengan cover berbagai hormon yang mampu
glass yang diolesi dengan entellan new. meregulasi peningkatan nafsu makan
Sampel ditetesi dengan entellan newditutupi (Mutaqim, 2006).
cover glass dengan hati-hati agar tidak Gejala klinis ikan lele dumbo
timbul gelembung, kemudian dikeringkan yaitu warna tubuh ikan dari gelap
dalam oven 450C. Sampel yang sudah kering menjadi terang, hal ini diduga karena
ini diamati dengan mikroskop binokuler adanya perubahan jumlah pigmen.
dengan pembesaran 400x dan gambar Salah satu penyebabnya adalah adanya
diambil dengan menggunakan kamera stres lingkungan antara lain cahaya
digital. matahari, kualitas air, dan kandungan
pigmen dalam pakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor makanan juga memiliki
pengaruh dalam pembentukan warna
ikan. Oleh karena itu diduga warna
Gejala Klinis Ikan Lele Dumbo
tubuh ikan lele dumbo lebih cerah
(Clarias gariepinus) diakibatkan oleh kulit buah manggis
mengandung pigmen antosianin. Dalam
Gejala klinis ikan lele dumbo normal antosianin terdapat antoksantin yang
yang diberi pakan pelet tanpa simplisia kulit berwarna putih hingga kuning cerah
buah manggis (Kn), yaitu pergerakan ikan yang terdapat pada tumbuhan (Umar,
lincah, warna tubuh gelap, nafsu makan 2011). Selain itu,pada kondisi cahaya
baik. Gejala klinis ikan lele dumbo yang terang melanofor (sel pembawa warna
diberi pakan pelet simplisia kulit buah hitam) menjadi terkonsentrasi di sekitar
manggis pada perlakuan P1 dan P2 ditandai nukleus, sel nampak berkerut dan
dengan pergerakan ikan lincah, warna tubuh membuat kulit ikan tampak lebih
sedikit cerah, nafsu makan baik. Gejala cemerlangdan ikan akan berwarna cerah
klinis ikan lele dumbo yang diberi pakan apabila perairan tempat pemeliharaan
nya dalam kondisi terang dan terkena sinar
atau cahaya (Said et al.,2005). Struktur Jaringan Ginjal Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus)
Struktur Jaringan Hati Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) Berdasarkan hasil penelitian
struktur jaringan ginjal ikan lele dumbo
normal berbeda dengan struktur
Struktur hati ikan lele dumbo normal
jaringan ginjal ikan yang perubahan
(Perlakuan Kn) berbeda dengan struktur
jaringan ginjal yang diberi pakan
hati ikan lele dumbo yang diberi pakan
simplisia kulit manggis. Perlakuan P1
simplisia kulit buah manggis. Perubahan
terdapat kerusakan berupa sel radang,
struktur jaringan hati ikan lele dumbo yang
nekrosis dan hemoragi. Pembengkakan
diberi pakan simplisia kulit buah manggis
ginjal terjadi akibat peradangan
pada perlakuan P1, ditandai dengan adanya
glomerulus, infiltrasi sel radang di tepi
hemoragi, hipertropi dan nekrosis.
pembuluh darah (Robert, 2001).
Perubahan yang ditemukan pada Hipertropi yakni kerusakan
perlakuan P1 dan P2 adalah hemoragi, jaringan yang ditandai dengan
hipertropi dan nekrosis. Pada perlakan P1 pertambahan ukuran organ akibat
kerusakan nekrosis yang terjadi lebih sedikit bertambahnya ukuran sel sehingga sel
dibandingkan perlakuan P2. yang satu dengan yang lainnya saling
Hipertropi yakni kerusakan jaringan lepas. Hipertropi merupakan gejala awal
yang ditandai dengan pertambahan ukuran nekrosis. Hipertropi terjadi karena
organ akibat bertambahnya ukuran sel adanya penyumbatan senyawa yang
sehingga sel yang satu dengan yang lainnya bersifat toksik, walaupun
saling lepas. Hipertropi merupakan gejala konsentrasinya rendah namun
awal nekrosis (Takashima dan Hibiya, 1995 terkontaminasi cukup lama dalam tubuh
dalam Mandia et al., 2013). ikan (Takashima dan Hibiya, 1995
Setyowati et al., (2010) bahwa dalam Mandia et al., 2013).
nekrosis ditandai dengan hilangnya struktur Nekrosis ditandai dengan
jaringan. Hal ini diduga berkaitan dengan hilangnya struktur jaringan kemudian
adanya zat cadmium yang terkandung sel-sel pada jaringan ginjal mengalami
didalam kulit buah manggis. Kandungan kerusakan sel. Kerusakan pada bagian
cadmium pada kulit buah manggis yaitu ginjal seperti nekrosis diduga timbul
0,0679 mg. Sedangkan pada batas 0,050 mg karena adanya kerusakan sel
merupakan batas aman untuk mengkonsumsi (kekurangan oksigen, kandungan logam
buah yang mengandung cadmium (Any et dan perubahan suhu yang ekstrim).
al., 2015). Cadmium juga dapat Kematian sel yang terjadi secara tidak
menimbulkan kerusakan pada kulit, insang terkontrol dapat menyebabkan rusaknya
atau yang terakumulasi dalam tubuh suatu sel. Hal ini diduga berkaitan
sehingga merusak hati dan ginjal ikan. dengan adanya zat cadmium yang
Pada perlakuan P3 jaringan hati terkandung didalam kulit buah manggis.
terdapat hipertropi dan nekrosis. Hal ini Kandungan cadmium pada kulit buah
diduga karena ada pengaruh dari senyawa manggis yaitu 0,0679 mg. Sedangkan
xanthone yang terdapat pada simplisia kulit pada batas 0,050 mg merupakan batas
buah manggis yang diketahui bersifat aman untuk mengkonsumsi buah yang
antioksidan sehingga meningkatkan daya mengandung cadmium (Any et al.,
tahan tubuh ikan dan mengurangi 2015).
perubahan-perubahan yang terjadi pada Menurut Yu et al., (2011)
jaringan hati ikan lele dumbo yaitu, cadmium merupakan salah satu jenis
hemoragi pada perlakuan P3 sudah tidak ada. logam berat yang berbahaya karena
elemen ini berisiko terhadap pembuluh Kerusakan Hati Lele Dumbo
darah. Apabila cadmium masuk ke dalam (Clarias gariepinus)
tubuh maka sebagian besar akan terkumpul
di ginjal dan sebagian besar akan Kerusakan hati ikan lele dumbo
dikeluarkan melalui saluran pencernaan. setelah diberi pakan simplisia kulit
Cadmium dapat mempengaruhi otot polos buah manggis dapat dilihat pada
secara langsung ataupun tidak langsung Gambar 1.
lewat ginjal dan sebagai akibatnya tejadi
kenaikan tekanan darah. Senyawa ini dapat
mengakibatkan gangguan pada ginjal.
Sebagai organ eksresi utama dalam tubuh
ginjal menjadi sasaran keracunan logam.
Cadmium mempengaruhi sel tubulus
proksimal ginjal sehingga menyebabkan
eksresi protein molekul kecil, asam amino
dan glukosa bersama urin. Cadmium Kn P1
terkumpul didalam lisosom sel tubulus
proksimal ginjal. Dalam lisosom cadmium
melepaskan Cd2+ , ion cadmium
menghambat enzim proteolitik dalam
lisosom yang dapat merusak sel. Cadmium
dapat menimbulkan kerusakan pada kulit,
insang atau yang terakumulasi dalam tubuh
sehingga merusak hati dan ginjal ikan. P2 P3
Perlakuan P2 mengalami kerusakan
ginjal ikan lele dumbo berupa hipertropi, Gambar 1. Fotomikrograf hati ikan lele
nekrosis dan sel radang, sedangkan pada dumbo (Clarias gariepinus) pewaranaan
perlakuan P3 mengalami kerusakan ginjal HE (Perbesaran 400X, Bar = 0,0025 μm)
ikan lele dumbo berupa hipertropi dan
Keterangan:
nekrosis. Perlakuan P3 mengalami Jaringan hati ikan lele dumbo normal yang
kerusakan nekrosis dan hipertropi yang diberi pakan tanpa simplisia kulit manggis (Kn),
terjadi pada jaringan ginjal ikan lele dumbo Jaringan hati ikan lele dumbo yang diberi pakan
yang lebih banyak dibandingkan dengan simplisia kulit manggis konsentrasi 2 g/kg
perlakuan lainnya. Nekrosis yang terjadi pakan (P1), Jaringan hati ikan lele dumbo yang
diberi pakan simplisia kulit manggis konsentrasi
pada jaringan ginjal ikan pada perlakuan P3 4 g/kg pakan (P2), Jaringan hati ikan lele dumbo
lebih banyak dibandingkan dengan yang diberi pakan simplisia kulit manggis
perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena konsentrasi 6 g/kg pakan (P3), (Hp : Hepatosit),
pada kulit buah manggis mengandung (S: sinusoid), (H: Hemoragi), (N : Nekrosis),
cadmium yang jika dosis simplisia kulit (Hpt :Hipertropi).
manggis semakin banyak maka kadar
cadmium akan semakin banyak pula Kerusakan Ginjal Lele Dumbo
sehingga tingkat kerusakan nekrosis (Clarias gariepinus)
semakin banyak. Hal ini sesuai dengan
pendapat semakin banyak ginjal terpapar
senyawa toksik, maka jumlah sel jaringan Kerusakan ginjal ikan lele dumbo
organ ginjal yang mengalami nekrosis setelah diberi pakan simplisia kulit buah
semakin besar (Takashima dan Hibiya, 1995 manggis dapat dilihat pada Gambar 2
dalam Mandia et al., 2013).
27,6-28,7oC, kisaran ini masih termasuk
dalam kisaran optimum bagi
pemeliharaan ikan lele dumbo, yaitu
antara berkisar 25-30 C. Effendi (2003)
menyatakan bahwa perubahan suhu
akan mempengaruhi kecepatan
Kn P1 perkembangan mekanisme pertahanan
dan pembentukan antibodi, selain itu
perubahan suhu dapat menjadi
penyebab stres yang akan
mempengaruhi kesehatan ikan.
Kisaran pH yang terukur selama
penelitian adalah sebesar 5,93-6,60.
Menurut Bachtiar (2006) menyatakan
P2 P3 bahwa derajat keasaman ideal untuk
pertumbuhan ikan lele dumbo, yaitu
Gambar 2. Fotomikrograf ginjal ikan lele 6,5-8.
dumbo (Clarias gariepinus)pewaranaan HE Hasil pengkuran terhadap
(Perbesaran 400X, Bar= 0,0025 μm) konsentrasi oksigen terlarut (DO)
selama penelitian berkisar antara 2,85-
Keterangan : 3,06 mg/L. Kandungan oksigen terlarut
Jaringan ginjal ikan lele dumbo normal yang diberi kurang dari 1 mg/L akan mematikan
pakan tanpa simplisia kulit manggis (Kn), Jaringan ikan, pada kandungan 1-5 mg/L cukup
ginjal ikan lele dumbo yang diberi pakan simplisia mendukung kehidupan ikan, tetapi
kulit manggis konsentrasi 2 g/kg pakan (P1),
pertumbuhan ikan lambat dan pada
Jaringan ginjal ikan lele dumbo yang diberi pakan
simplisia kulit manggis konsentrasi 4 g/kg pakan kandungan oksigen terlarut lebih dari 5
(P2), Jaringan ginjal ikan lele dumbo yang diberi mg/L pertumbuhan ikan akan berjalan
pakan simplisia kulit manggis konsentrasi 6 g/kg normal. Konsentrasi oksigen terlarut di
pakan (P3), (KB : Kapsul bowman), (G:Glomerulus), dalam air dapat ditingkatkan dengan
(Sr: sel radang), (H : Hemoragi), (N : Nekrosis),
menggunakan aerator dan
(Hpt: Hipertropi).
meningkatkan intensitas pertukaran air.
Kualitas Air Kandungan amoniak yang
terukur selama penelitian berkisar
Kualitas air dalam suatu perairan antara 0,345-0,897 mg/L. Kisaran ini
sangat mempengaruhi perkembangan dinilai masih berada pada kisaran
mahkluk hidup yang ada di dalamnya optimum bagi kelangsungan hidup ikan
(Ghufron, 2010). Kualitas air dapat lele dumbo. konsentrasi amoniak yang
mempengaruhi ketahanan tubuh ikan dan ideal dalam air bagi kehidupan ikan
tumbuh atau tidaknya suatu penyakit juga tidak boleh melebihi 1 mg/L. Karena
merupakan suatu komponen yang berperan jika konsentrasinya berlebih akan
dalam penyebab stres pada ikan. Kondisi menghambat daya serap hemoglobin di
lingkungan yang tidak sesuai dengan dalam darah. Tingginya kadar amoniak
kebutuhan ikan uji dapat menyebabkan stres pada media pemeliharaan ikan karena
yang akan mempermudah serangan amoniak berasal dari ekskresi sisa
(perkembangan) bakteri A.hydrophila metabolisme ikan, hasil degradasi feses
(Plump, 2001 dalam Puspasari, 2010). ikan maupun sisa pakan. Oleh karena
Suhu air berperan penting dalam itu, semakin besar ukuran ikan atau
aktivitas kimia dan biologis pada media budi semakin lama waktu pemeliharaan akan
daya. Kisaran suhu air pada tiap-tiap menyebabkan kenaikan kadar amoniak
perlakuan teridentifikasi berkisar antara di dalam air.
KESIMPULAN Mandia. S, Netti. M, Putra. S. 2013.
Analisis Histologis Ginjal Ikan
Berdasarkan hasil pengamatan ikan Asang (Osteochilus hasseltii) di
lele yang diberi pakan simplisia kulit buah Danau Maninjau dan Singkarak,
manggis maka dosis yang terbaik adalah 2 Sumatera Barat. Jurnal Biologi
g/kg pakan telah mampu menunjukkan Universitas Andalas. 2(3): 194-
adanya pengaruh kondisi dari jaringan hati 200 hlm
dan ginjal ikan lele dumbo. Berdasarkan
hasil penelitian terdapat adanya pengaruh Mardiana, L. 2012. Ramuan dan
pemberian pakan simplisia kulit buah Khasiat Kulit Manggis. Jakarta:
manggis terhadap histopatologi hati dan Penebar Swadaya. 115 hlm.
ginjal ikan lele dumbo. Pada dosis 2 g/kg Muslim, Hotly, Widjajanti. 2009.
pakan terdapat kerusakan nekrosis, Penggunaan Ekstrak Bawang
hipertropi dan hemoragi pada hati dan pada Putih (Alium sativvum) untuk
ginjal yaitu, nekrosis, hemoragi dan sel Mengobati Benih Ikan Patin Siam
radang. Pada dosis 4 g/kg pakan terdapat (Pangasius hypoptalamus) yang
kerusakan nekrosis, hipertopi dan hemoragi Diinfeksi Bakteri Aeromonas
pada hati da n pada ginjal yaitu, nekrosis, hydropila. Jurnal Akuakultur
hipertropi dan sel radang. Pada dosis 6 g/kg Indonesia, 8(1): 9l-100 hlm.
pakan terdapat kerusakan hipertropi dan Sumatera Selatan: Universitas
nekrosis yang lebih banyak dibandingkan Sriwijaya Indralaya
dengan perlakuan lain pada hati dan ginjal.
Mutaqim, 2006. Persentase Bobot
DAFTAR PUSTAKA Karkas, Organ Dalam dan Lemak
Abdomen Broiler yang Diberi
Anastasia,W. 2014. Pemberian Ekstrak Imbuhan Tepung Daun Sambiloto
Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia (Andrographis paniculata Nees).
mangostana) Menghambat Bogor: Skripsi Fakultas
Peningkatan Kadar F2 Isoprostan Peternakan. Intitut Pertanian
Urin Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Bogor.
Yang Dipapar Asap Rokok. Denpasar:
Universitas Udayana. Puspasari, Natalia. 2010. Efektivitas
Ekstrak Rumput Laut Gracillaria
Any G, Kholif, Nurul I, Windi F. 2015. verrucosa sebagai Imunostimulan
Penentuan Parameter Non Spesifik untuk Pencegahan Infeksi Bakteri
Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis. Aeromonas hydrophila pada Ikan
FARMASAINS Vol 2 No. 5 Lele Dumbo Clarias sp. [Skripsi].
Effendi, H. 2003. Telaah Kualias Air Bagi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Pengelolaan Sumberdaya dan Kelautan. Institut Pertanian
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Bogor. Bogor. 61 hlm.
Penerbit Kanisius. 258 hlm Said,W. Supiyawati dan Noortiningsih.
2005. Pengaruh Jenis Makan dan
Ghufron.H.M.K. 2010. A to Z Budidaya
Kondisi Cahaya terhadap
Biota Akuatik Untuk Pangan
Penampian Warna Ikan Pelangi
Kosmetik dan Obat –obatan.
Merah Glosolepis incises Jantan.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 5:2.
Kordi, K, 2004. Budidaya Ikan Kakap Bogor: Pusat Penelitian
Biologi. Dan Teknis. Semarang: Limnologi-LIPI.
Dahara Press. 101 Hlm
Samsugiantini. 2006. Tepung Daun
Ketela Pohon. Jurnal UNAIR.
Satong-aun, W., R. Assawarachan and A.
Noomhorm. 2011. Influence of Drying
Temperature and Extraction
Methods on -Mangostin in
Mangosteen Pericarp.J Sci Food Eng,
1 : 85-90

Setyowati, A., D. Hidayati., P.D.N. Awik.,


dan N. Abdulgani. 2010. Studi
Histopatologi Hati Ikan Belanak
(Mugil cephalus) Di Muara Sungai
Aloo Sidoarjo. [Laporan Penelitian].
Program Studi Biologi, Fakultas
Matematika Ilmu Pengetahuan
Alam.Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, 10 hlm

Suhermanto, A., S. Andayani dan Maftuch.


2013. Pemberian Total Fenol
Teripang Pasir (Holothuria scabra)
untuk Meningkatkan Leukosit dan
Diferensial Leukosit Ikan Mas
(Cyprinus carpio) yang diinfeksi
Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal
Kelautan,Vol 4 (2) : 49-56 hlm

Syatma, M. 2016.Penambahan Simplisia


Kulit Buah Manggis (Grnicia
mangostana L.) dalam Pakan
Terhadap Diferensiasi Leukosit Ikan
Lele Dumbo (Claria gariepinus) yang
diinfeksi Aeromonas hydrophla.Skripsi
Universitas Riau. Pekanbaru

Umar,M.S. 2011. Kapasitas Antioksidan dan


Stabilitas ekstrak Pigmen Antosianin
Kulit Kacang Gude Hitam (Cajanus
cajan [Linn] dengan Variasi Pelarut.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret

Yuasa, K.N., Panigoro, M.B dan Kholidin.


2003. Panduan Diagnosa Penyakit
Ikan: Teknik Diagnosa Penyakit Ikan
Budi Daya Air Tawar di Indonesia.
Jakarta: International Cooperation. 75
hlm

Anda mungkin juga menyukai