2, 60-69
Perhimpunan Entomologi Indonesia
ABSTRACT
Growth of Photorhabdus luminescens on several culture media and its
exotoxic production as insecticide. The aim of this experiment was to find
out the type of medium that was potential for the metabolite production and
growth of P. luminescens. LB, NB, Wakimoto, and T3 were examined as
growth media for metabolite production and growth of P. luminescens. LB
was the best medium for the growth of P. luminescens and metabolite
production.
KEYWORDS: Photorhabdus luminescens, media, exotoxin, toxicity
60
Wartono dan Tri Puji Priyatno: Pertumbuhan Bakteri dan Produksi Eksotoksin
61
J. Entomol. Indon., September 2009 Vol. 6, No. 2, 60-69
62
Wartono dan Tri Puji Priyatno: Pertumbuhan Bakteri dan Produksi Eksotoksin
yang diperoleh selanjutnya disubstitusi perbedaan nilai tengah diuji dengan uji
dalam rumus jumlah sel bakteri P. jarak berganda Duncan ( = 0,05)
luminescens yang telah dibuat menggunakan program pengolah data
sebelumnya. SAS ver. 6.12 (SAS Institute, Cary,
Uji pertumbuhan bakteri dilakukan NC).
dengan percobaan faktorial dalam
Ekstraksi Eksotoksin
rancangan acak lengkap (RAL faktorial).
Biakan bakteri P. luminescens yang
Faktor perlakuan yang diuji terdiri dari 2
telah berumur 48 jam dipindahkan ke
faktor, yaitu : 1) perlakuan media dalam 4
dalam tabung sentrifugasi untuk
taraf, (NB, LB, Wakimoto, T3) dan 2)
pemisahan sel bakteri dengan ekstrak
perlakuan waktu inkubasi dalam 10 taraf,
eksotoksinnya. Biakan disentrifugasi
(0, 2, 4, 6, 12, 18, 24, 30, 42, dan 48 jsi).
selama 45 menit dengan kecepatan
Data dianalisis ragam dan perbedaan nilai
7000 rpm pada suhu 5C. Endapan sel
tengah diuji dengan uji jarak berganda
bakteri yang ada dibuang, sedangkan
Duncan (=0,05) menggunakan program
supernatannya ditambah PEG-4000
pengolah data SAS ver. 6.12 (SAS
6%. Campuran supernatan dengan
Institute, Cary, NC).
PEG diinkubasi selama 24 jam dalam
Perbanyakan Eksotoksin Bakteri P. refrigerator sebelum disentrifugasi lagi
luminescens selama 30 menit dengan kecepatan
Eksotoksin bakteri P. luminescens 10000 rpm pada suhu 5C. Endapan
diperbanyak pada 4 macam media cair, eksotoksin yang diperoleh dilarutkan
yaitu: NB, LB, Wakimoto, dan T3 dalam phosphate buffer 0,05 M.
dalam tabung erlenmeyer 250 ml dan Ekstrak eksotoksin dalam phosphate
masing-masing tabung diisi 50 ml buffer disaring dengan kolom DEAE-
media tersebut. Media kemudian di- sphacel dalam buret (volume 10 ml).
sterilisasi dalam otoklaf selama 15 Setiap 2 ml ekstrak eksotoksin di-
menit pada suhu 121C dan tekanan 1 filtrasi dengan kolom DEAE-sephacel
atm. sepanjang 2 cm.
Media diinokulasi dengan 100 l
Pengukuran Konsentrasi Eksotoksin
biakan bakteri konsentrasi 109 ml/l
Konsentrasi eksotoksin hasil eks-
yang berumur 24 jam dalam media
traksi diukur dengan menggunakan
NB. Kemudian biakan diinkubasi
spektrofotometer (280) (Warburg dan
selama 48 jam dalam rotary orbital
Christian, 1941). Sebelum diukur,
shaker dengan kecepatan 150 rpm pada
eksotoksin dihomogenkan dengan
suhu ruang dan pH yang tidak
vortek. Nilai absorbansinya disub-
terkontrol. Percobaan dilakukan dalam
stitusikan dalam rumus/persamaan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan
4 ulangan. Data dianalisa sidik ragam dan
63
J. Entomol. Indon., September 2009 Vol. 6, No. 2, 60-69
,
0.18
, ,
0.16
, ,
0.14
, ,
0.12
Absorbansi
, ,
0.10 y = 0.078 + 0.00061
r = 0.999**
, ,
0.08
, ,
0.06
, ,
0.04
, ,
0.02
, ,
0.00
64
Wartono dan Tri Puji Priyatno: Pertumbuhan Bakteri dan Produksi Eksotoksin
65
J. Entomol. Indon., September 2009 Vol. 6, No. 2, 60-69
Tabel 2. Pengaruh interaksi antara macam media dan waktu inkubasi terhadap
produksi bakteri P. luminescens
Waktu inkubasi (jam) (log sel/ml)
Media
0 2 4 6 12 18 24 30 42 48
LB 8,97gw 8,90hw 9,08fx 9,53ev 9,81dv 9,78dv 9,80dv 9,88bv 9,93av 9,84cv
NB 8,65jx 8,75iw 9,18hw 9,40gx 9,58fw 9,61ex 9,66dw 9,73bw 9,78ax 9,69cw
WK 9,20 gv 9,10hv 9,28fv 9,45ew 9,47ex 9,65cw 9,61dx 9,72bw 9,82aw 9,70bw
T3 8,03iy 8,17hy 8,70gy 9,08fy 9,45ey 9,44ey 9,48dy 9,59bx 9,61ay 9,54cx
Nilai dalam satu baris dan kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan
pada taraf 5%
,
700.0
,
600.0
Eksotoksin ( g/ml )
,
500.0 449,6a
,
400.0
,
300.0
,
200.0
86,1b
,
100.0 50,0b 40,6b
,
0.0
LB Wakimoto NB T3
Jenis Media
66
Wartono dan Tri Puji Priyatno: Pertumbuhan Bakteri dan Produksi Eksotoksin
120
100
Mortalitas (% )
80
60 LB
Wakimoto
40
T3
20 NB
Ringer's
0
0 1 2 3
Pengamatan (hari)
karena sudah mencapai fase stasioner. setiap media cair dari hasil penelitian
ini berbeda-beda pengaruhnya terhadap
Toksisitas Eksotoksin Bakteri P.
luminescens larva ulat Hongkong (T. molitor). Hasil
Seperti halnya pengujian toksiko- analisis waktu yang diperlukan untuk
logis nematoda patogen serangga dan membunuh 50% serangga uji tertera
bakteri P. luminescens (Cruickshank et pada Gambar 3 dan Tabel 3.
al. 1975 Daborn, et al. 2002), uji Toksin yang diproduksi pada
toksisitas eksotoksin bakteri P. lumine- media LB toksisitasnya paling tinggi,
scens juga dilakukan dengan cara diikuti oleh media Wakimoto, T3, dan
injeksi langsung ke dalam tubuh NB. Mortalitas ulat Hongkong oleh
serangga inang. Toksisitas eksotoksin eksotoksin dari media LB sudah
P. luminescens yang diekstraksi dari mencapai 100% dalam waktu kurang
67
J. Entomol. Indon., September 2009 Vol. 6, No. 2, 60-69
dari 24 jam. Kematian serangga yang Bradford. 1976. A Rapid and Sensitive
disebakan oleh eksotoksin P. lumine- Method for the Quantitation of
scens menunjukkan gejala yang khas Microgram Quantities of Protein
Utilizing the Principle of Protein-
yaitu warna coklat kemerahan pada Dye Binding. Analytical Bio-
tubuh serangga yang mati, sedangkan chemistry, 72: 248-254.
kematian serangga pada kontrol yang Cruickshank R, Duguid JP, Marmion
disuntik oleh larutan Ringers tubuh- BP, Swain RHA. 1975. Medicinal
nya berwarna coklat kehitaman. Garam Microbiology, Vol II, 12th, edn.
NaCl dalam media LB diduga tidak Edinburg, Churchill Livingstone.
p. 403-404.
saja mampu menstimulasi peningkat-
Daborn PJ, Waterfield N, Blight MA,
an produk eksotoksin tetapi juga
Ffrench-Constant RH. 2001.
toksisitas eksotoksinnya. Namun me- Measuring Virulence Factor Ex-
kanisme NaCl menstimulasi produksi pression by the Pathogenic Bac-
dan toksisitas eksotoksin P. Lumine- terium Photorhabdus lumine-
scens masih belum diketahui. scens in Culture and during Insect
Infection. Journal of Bacterio-
logy, 20(183):5834-5839.
KESIMPULAN
Daborn PJ, Waterfield N, Blight MA,
Media LB merupakan media yang Ffrench-Constant RH. 2002. A
mengandung kombinasi media yang single Photorhabdus gene, make
caterpillar floppy (mcf), allows
sesuai untuk pertumbuhan dan pro-
Escerichia coli to persist withn
duksi eksotoksin bakteri P. Lumine- and kill insects. Proc Natl Acad
scens. Kandungan trypton dan yeast Sci USA. 99(16):10742-7
ekstrak yang tinggi diduga menjadi Nealson KH, Schmidt TM, Blekley B.
pemicu pertumbuhan dan produksi 1990. Physiology and bio-
eksotoksin. Selain kandungan trypton chemistry of Xenorhabdus. Edited
by Gaugler R dan Kaya HK),
dan yeast ekstrak yang tinggi, kan-
Boca Raton FL: CRC Press. p.
dungan NaCl yang tinggi pada media 271-284
LB juga menjadi pemicu produksi Poinar GOJr. 1990. Taxonomy and
eksotoksin dan daya toksisitas yang biology of Steinernematidae and
tinggi terhadap larva ulat Hongkong. Heterorhabditidae entomopatho-
genic nematodes in biological
control. In: Gaugler R, Kaya HK
DAFTAR PUSTAKA (eds.). CRC Press. Boca Raton,
Bowen D, Rocheleau TA, Blackburn FL. p. 23-61.
M, Andeev O, Golubeva E, Raihan S, Ahmed N, Ali R, Khan N,
Bhartia R, Ffrench-Constant RH. Ishaq A. 1992. Production of
1998. Insecticidal toxins from exopolysaccharide by an indigo-
bacterium Photorhabdus lumine- nous soil isolate. Journal of
scens. Science, 280:2129 2132.
68
Wartono dan Tri Puji Priyatno: Pertumbuhan Bakteri dan Produksi Eksotoksin
69