Anda di halaman 1dari 4

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 1

Artikel Penelitian

Identifikasi Kandungan Formalin pada Ikan Segar yang Dijual


di Pasar Gaung dan Pantai Padang
MutiaraInsani1, MachdawatyMasri2, EkaNofita3

Abstrak
Ikan merupakan sumber protein terbanyak yang digunakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi sumber protein
ikan cepat mengalami pembusukkan setelah mati, karena itu harus segera dilakukan pengawetan. Proses
pembusukkan pada ikan yang cepat menyebabkan penggunaan formalin sebagai bahan pengawet. Menutut peraturan
Mentri Kesehatan No. 033 tahun 2012 formalin merupakan bahan pengawet yang dilarang penggunaannya sebagai
bahan pengawet pada pangan. Tujuan: tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan formalin
pada ikan segar yang dijual di Pasar Gaung dan Pantai Padang. Metode: penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel. Pemeriksaan formalin secara kualitatif dilakukan menggunakan alat Test
Kit Formalin. Penelitian ini dilakukan di Pasar Gaung dan Pantai Padang serta pemeriksaan dilakukan di Laboratorium
Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada bulan Mei 2019. Hasil: penelitian menunjukkan hasil 50%
sampel mengandung formalin. Berdasarkan ukuran pada ikan ditemukan hasil positif sebanyak 50% ikan ukuran
besar, 37.5% pada ikan ukuran sedang, dan 62.5% pada ikan ukuran kecil. Penelitian ini menunjukkan adanya
penggunaan formalin pada semua ukuran ikan yang diteliti, serta mendapatkan hasil bahwa dikedua pasar terdapat
pedagang yang menggunakan formallin. Kesimpulan: dari penelitian ini adalah dari semua kelompok ukuran ikan
terdapat ikan yang positif mengandung formalin. Hasil positif terbanyak dapat ditemukan pada ikan yang berukuran
kecil.
Kata kunci: Ikan segar, Formalin, Pasar

Abstract
Fish is the source of protein that used the most in Indonesia, but its really easy to get rot after it died, because
of that its should be preseved immedietely. The process of fish decay can lead to use of formaldehyde as a fish
preservative. The regulation by the Prime Minister of Health of Republic of Indonesia regulate that formaldehyde is a
preservative that prohibited to used as food preservative. Purpose: the purpose of this research is to identify the
content of formaldehyde in fresh fish that sold in Gaung market dan Padang Beach. Method: The type of this research
was descriptive study with 24 sampel of fish. This qualitative test of formaldehyde was carried out using a Formalin
Test Kit. This research was held in Gaung Market and Padang Beach and the test was held in the Chemistry
Laboratory of the Faculty of Madicine, Andalas University on May 2019. Result: this research show that 50% of sampel
contain formaldehyde. Based on the grouping of the sizes in fish there was found positive result as much as 50% in
large sized fish, 37.5% in medium sized fish and 62,5% in small sized fish. This research show that in all grouping of
fish there is fish that positive containing the formaldehyde and the result show that sampel from both market are
positive. Conclusion: the conclusion of this research is all of the grouping of fish positive containing the formaldehyde.
The group that contain formaldehyde the most is the small sized fish.
Keywords: Formaldehyde, fresh fish, Market.

Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun
Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Kimia FK UNAND, 3. Bagian
Parasitologi FK UNAND
2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh
Korespondensi : Machdawaty Masri, email: atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam
mutiarainsani090597@gmail.com Telp: 089520979727 lingkungan perairan, contohnya ikan tongkol, ikan
bandeng, ikan sarden, udang, lobster, kepiting dan lain
PENDAHULUAN – lain.2 Banyak kandungan zat yang bermanfaat yang
Pangan adalah hal yang sangat penting dan bisa ditemukan pada ikan, beberapa zat yang
tidak dapat dipisahkan dari manusia karena pangan bermanfaat bagi tubuh tersebut adalah omega-3
adalah kebutuhan primer. Selain kebutuhan pangan, dengan kandungan DHA(docosahexaenoic acid) dan
masih terdapat kebutuhan lain seperti sandang dan EPA(eicosapentaenoic acid) yang sangat membantu
papan, tetapi kebutuhan pangan adalah kebutuhan dalam perkembangan sel-sel otak yang berguna bagi
yang harus dipenuhi agar manusia dapat bertahan kecerdasan otak dan mempertajam penglihatan, juga
hidup, kebutuhan pangan yang dikonsumsi berguna terdapat protein yang merupakan zat pembangun bagi
untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti kalori dan tubuh. Protein yang terdapat dalam ikan setara dengan
protein.1 daging dan lebih mudah dicerna. Selain itu juga
Kebutuhan kalori dan protein didapat dari terdapat zat mineral, asam lemak tak jenuh, dan
sumber seperti nasi dan ikan, yang merupakan sumber bermacam - macam vitamin.3
kalori dan protein yang tertinggi di Indonesia. Ikan Ikan merupakan bahan pangan yang sangat
merupakan sumber protein yang banyak dikonsumsi mudah rusak, baik secara biokimia atau mikrobiologi.
oleh masyarakat Sumatra Barat kerena daerah Kerusakan biokimia dari ikan berhubungan dengan
Sumatera Barat tepat berada pada garis pantai, adanya aktivitas enzim-enzim dan reaksi-reaksi
menurut data yang didapatkan dari Badan Statistik biokimia yang masih berlangsung pada ikan dalam
Sumatera Barat ditemukan bahwa ikan merupakan keadaan hidup dan akhirnya merusak tubuh ikan ketika
penyumbang sumber protein kedua tertinggi di Sumatra ikan tidak lagi hidup.4 Kerusakan mikrobiologi
Barat.1 disebabkan oleh aktivitas mikroba yang bisa
mendapatkan nutrisi dari ikan yang sudah mengalami

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 2

kerusakan biokimia. Ikan mudah mengalami kerusakan apel positif mengandung formalin.11 Penelitian berjudul
dan pembusukan, karena itu ikan perlu diawetkan atau survei keberadaan formalin pada produk perikanan laut
diolah agar bertahan lama.5 segar yang dijual di pasar tradisional Kota Semarang
Cara pengawetan ikan bisa menggunakan cara yang telah dilakukan pada Universitas Diponegoro
alami dengan mengatur suhu ataupun dengan dengan hasil dari penelitian tersebut ditemukan bahwa
menggunakan bahan tambahan pangan.5 Penggunaan dari 6 pasar tradisional dengan 93 sampel yang diuji
bahan tambahan pangan pengawet yang diizinkan terdapat 33% sampel yang positif mengandung
harus sesuai dengan tujuan dan tidak melebihi batas formalin.12 Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
yang telah diatur. Bahan tambahan pangan pengawet Elmatris pada ikan tuna yang dijual di Pasar Kota
yang diizinkan oleh pemerintah adalah sulfit, hidrogen Padang memperlihatkan hasil 1 dari 3 sampel ikan tuna
peroksida, nitrat dan nitrit.4 yang diteliti positif mengandung formalin.13
Penyimpanan ikan yang ditangkap dari laut
biasanya dilakukan dalam waktu yang cukup lama METODE
diatas kapal dengan jumlah yang banyak. Biasanya Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptig,
nelayan menyimpan ikannya dan mengawetkan ikan yaitu penelitian yang memberikan gambaran dan uraian
dengan menggunakan balok es yang dibawa dari darat. mengenai kandungan formalin secara kualitatif pada
Harga balok es yang cukup mahal menyebabkan ikan segar yang dijual di Pasar Gaung dan Pantai
banyak nelayan mengganti penggunaan balok es Padang. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 pasar
dengan menambahkan pengawet kimia makanan mulai tersebut dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel
dari bahan pengawet yang diizinkan contohnya natrium berdasarkan kelompok ukuran ikan, yaitu kelompok
benzoat hingga yang dilarang seperti formalin.6 ikan besar, sedang dan kecil. Penelitian ini dilakukan
Formalin adalah senyawa organik dengan sejak bulan Mei 2018 hingga Juli 2019 di Laboratorium
struktur kimia CH2O yang dihasilkan dari pembakaran Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
tidak sempurna dari sejumlah senyawa organik seperti Pemeriksaan sampel dilakukan dengan
asap batu bara dan kayu.4 Formalin merupakan cairan menggunakan alat formalin test kit. Penelitian dilakukan
memiliki sifat tidak berwarna atau hampir tidak dengan menambahkan reagen pada sampel yang
berwarna seperti air, sedikit asam, dengan bau yang sebelumnya telah dilhaluskan dan dicampur dengan
sangat menusuk dan korosif selain dalam bentuk aquades yang telah dididihkan dan setelahnya
cairan, formalin ada dalam bentuk gas dan bentuk didiamkan hingga dingin. Setelah dilakukan
padat.7 Formalin dikenal luas sebagai pembunuh hama penambahan reagen sampel dikocok dan dilihat
(disinfektan) dan pengawet spesimen dan banyak terjadinya perubahan warna pada sampel, apabila
digunakan dalam industri termasuk industri kayu terjadi perubahan warna menjadi ungu atau merah
sebagai perekat.4 muda maka sampel tersebut positif mengandung
Formalin memiliki efek samping yang buruk formalin, apabila tidak terjadi formalin maka sampel
pada kesehatan, efek tersebut bisa terjadi segera tersebut tidak mengandung formalin.
setelah adanya pejanan dengan formalin atau terjadi
setelah adanya pejanan berulang. Konsentrasi formalin HASIL
minimal 25g di dalam tubuh pada orang dewasa dapat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
menyebabkan kematian sel, iritasi pada lambung, sampel ikan segar yang di jual di Pasar Gaung dan
karena formalin yang bersifat iritatif dan korosif. 7 Pantai Padang yang berjumlah 24 sampel. Sampel
Formalin juga bersifat mutagenik atau menyebabkan yang terlah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan
perubahan fungsi pada sel tubuh hingga bisa bersifat menjadi 3 kelompok ukuran dan setelahnya dilakukan
karsinogenik pada manusia.5 Efek samping dari penelitian di Laboratorium Kimia Fakultas kedokteran
formalin pada kesehatan manusia bisa berdampak Universitas Andalas. Penelitian ini dilakukan dengan
sangat buruk sehingga pemerintah membuat peraturan menguji sampel ikan segar secara kualitatif.
yang melarang penggunaan formalin sebagai bahan Berdasarkan penelitain yang telah dilakukan
tambahan pangan. Sesuai dengan peraturan Menteri didapatkan hasil sebagai berikut :
Kesehatan RI No 722/menkes/Per/IX/88 menyatakan
bahwa penggunaan formalin dan borak dalam bahan Tabel 1 Hasil uji kualitatif kandungan fomralin pada ikan
pangan dilarang.8 segar yang dijual di Pasar Gaung dan Pantai Padang.
Beberapa survei dan pemeriksaan laboratorium
No Frekuensi Persentase
yang telah dilaksanakan menemukan sejumlah produk
pangan yang menggunakan formalin sebagai 1 Positif 12 50%
pengawet.7 Tahun 2016 dilakukan pemeriksaan pangan 2 Negatif 12 50%
oleh BPOM yang menemukan dari 3.558 sampel yang
dikumpulkan 6,35% sampel positif mengandung Total 24 100%
formalin. Beberapa contoh produk yang sering
mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam Setelah dilakukan uji kualitatif terhadadap 24
potong, mie basah, tahu dan ikan asin.9 Penelitian sampel yang diambil dari Pasar Gaung dan Pantai
kandungan formalin pada makanan sudah dilakukan di Padang ditemukan bahwa 50% dari sampel tersebut
Universitas Andalas pada beberapa jenis makanan. positif mengandung formalin.
Salah satunya peneliti yang melakukan penelitian pada
ikan asin yang diperjual belikan di Pasar Raya, Kota
Padang menunjukkan hasil bahwa terdapat ikan asin
jenis bada balang yang dijual dibeberapa toko positif
mengandung formalin.10 Penelitian tentang kandungan
formalin juga dilakukan pada buah anggur dan apel
yang dijual di Pasar Raya Padang yang hasilnya
menunjukkan terdapat 3 dari 6 sampel dan 10 dari 18

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 3

Tabel 2 Distribusi frekuensi ikan segar berformalin Pengawas obat dan makanan pada tahun 2016 yang
berdasarkan tempat pengambilan sampel. menunjukkan hasil 6,35% dari 3558 sampel positif
Positif Negatif menggunakan formalin,pangan yang di periksa berupa
Formalin Formalin mie basah, tahu, ikan segar dan bahan pangan
Kel lainnya.9
NO Pasar Ukuran F P% F P% Hasil penelitian ini menunjukkan 50% dari
sampel yang diteliti positif mengandung formalin
1 Besar 3 75% 1 25% sebagai bahan tambahan pangan (BTP) pengawet.
BTP adalah bahan yang ditambahkan kedalam pangan,
Gaung Sedang 1 25% 3 75% bahan tersebut tidak biasanya dikonsumsi sebagai
makanan dan bukan bahan yang utama untuk
Kecil 1 25% 3 75% makanan.14 Hasil menunjukkan terjadi pelanggaran
dari peraturan pemerintah pada Peraturan Mentri
Total 5 41.6% 7 58.3% Kesehatan . No. 033 Tahun 2012 formalin merupakan
bahan pengawet yang dilarang sebagai Bahan
2 Besar 1 25% 3 75% tambahan pangan (BTP).15
Faktor yang mungkin menyebabkan terjadinya
Pantai
Sedang 2 50% 2 50% penggunaan formalin pada ikan segar yang dijual di
Padang
Pasar Gaung dan Pantai Padang ini adalah ikan segar
Kecil 4 100% 0 0% yang ketahanannya hanya bertahan dalam waktu 24
jam sehingga akan cepat hancur.16 Maka dengan
Total 7 58.3% 5 41.6% menggunakan formalin ikan yang dijual akan tahan
lebih lama dan ikan akan tetap dalam kondisi yang baik
Keterangan: dan tidak mengalami kerusakkan sehingga bisa dijual
F : frekuensi untuk beberapa hari.12
P% : persentase Penggunaan formalin sebagai BTP
memberikan efek buruk pada kesehatan berdasarkan
Berdasarkan tabel diatas, dapat di lihat bahwa paparan yang terjadi. Apabila formalin terpapar melalui
menurut pasar tempat mengambilan sampel ikan segar, mata, hidung, dan tenggorokkan dapat menyebabkan
ditemukan bahwa terdapat 41,6% sampel positif terjdainya iritasi, menyebabkan terjadinya mata merah,
mengandung formalin di Pasar Gaung dan ditemukan bersin, batuk, rasa panas dan nyeri di tenggorokkan. 7
58,3 sampel ikan positif mengandung formalin di Pantai Pada paparan dalam waktu lama, formalin dapat
Padang, menunjukkan bahwa lebih banyak sampel menyebabkan terjadinya keganasan pada manusia,
yang positif mengandung formalin pada sampel yang contohnya bisa terjadi keganasan pada saluran
diambil di Pantai Padang. pencernaan seperti mulut, nasofaring, kerongkongan
hingga lambung, selain itu juga dapat menyebabkan
Tabel 3 Distribusi frekuensi ikan segar berformalin terjadinya keganasan hematopoetik karena sifat zat
berdasarkan kelompok ukuran yang dijual di Pasar formalin yang karsinogenik dan sitotoksik. 17 Efek
Gaung dan Pantai Padang. formalin pada saluran pencernaan lainnya bisa berupa
NO Kelompok Ukuran POSITIF NEGATIF mual, muntah hingga diare yang berdarah. 18 Formalin
sangat mudah diabsorbsi tubuh melalui saluran
pernapasan dan saluran pencernaan yang merupakan
1 Besar 4(50%) 4(50%%) organ tersering terpapar secara langsung dengan
formalin. Formalin di dalam tubuh akan diubah menjadi
2 Sedang 3(37,5%) 5(62.5%) asam format oleh enzim formaline dehidrogenase
(FDH) di hepar. Asam format akan dieliminasi menjadi
3 Kecil 5(62.5%) 3(37,5%) bentuk 10-formyl-THF oleh enzim formyl-
tetrahydrofolate-syntethase (F-THF-S) dan
tetrahydrofolate (THF). Melalui reaksi katalitik, 10-
formyl-THF diubah menjadi karbondioksida (CO2) dan
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 3 H20 oleh formyl-tetrahydrofolate-dehidrogenase (F-
kelompok ikan yang diteliti pedagang yang ada di Pasar THF-DH). Metabolisme ini menyebabkan efek diseluruh
Gaung dan Pantai Padang, ditemukan bahwa disetiap tubuh manusia dan penyebaran metabolisme diseluruh
kelompok ukuran terdapat ikan segar yang tubuh ini akan di eliminasi melalui darah dan sebagian
mengandung formalin. lainnya akan bergabung menjadai makromolekul
melalui jalur folate-dependent atau melalui interaksi
PEMBAHASAN antara asam amino dengan formaldehyde. Toksisitas
Penelitian ini pernah dilakukan sebelumnya sistemik dari formalin secara primer disebabkan oleh
oleh peneliti lain, dan hasil penelitian ini sejalan terkumpulnya metabolik asidosis.19 Formalin juga dapat
tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penilitian menyebabkan kerusakan pada membran lipid sel
yang telah dilakukan di Kota Semarang. Penelitian spermatogenik yang bisa menyebabkan kerusakan
tersebut menunjukkan bahwa terdapat penggunaan fungsional pada sel spermatogonik. Membran sel
fomalin pada ikan segar yang dijual di Kota Semarang spermatogonik yang terbentuk dari lipid dapat
sebanyak 33% dari 91 sampel yang diteliti.12 selain itu mengalami peroksidasi yang disebabkan oleh formalin
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada yang berikatan dengan senyawa lainnya ditubuh dan
ikan tuna segar yang dijual di Pasar Raya Padang membentuk reactive oxygen species (ROS) yang
ditahun 2007 yang menunjukkan bahwa terdapat hasil akhirnya akan melekat pada lipid membran sel sperma
positif pada 1 dari 3 sampel ikan tuna yang diteliti.13 dan menyebabkan peroksidasi dan merusak fungsi sel
Pemeriksaan pangan juga dilakukan oleh Badan spermatogenik.20

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 4

KESIMPULAN 12. Adisasmita AP, Yuliawati S, Hestiningsih RP.


Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan Survei keberadaan formalin pada produk
kesimpulan setengah dari sampel yang diperiksa perikanan laut segar yang dijual di pasar
dalam penelitian positif mengandung formalin. Ukuran tradisional kota Semarang. J Kesehat Masy.
ikan yang terbanyak mengandung formalin adalah 2015;3(3):109–19.
ukuran kecil, dan ukuran ikan yang paling sedikit 13. Mulya BS, Elmatris, Asterina. Analisi Kualitatif
mengandung formalin adalah ukuran sedang. dan Kuantitatif Kandungan Formalin Pada
Beberapa Bahan Makanan yang Beredar di
Pasar Raya Padang dan Sekitarnya. (Skripsi) :
SARAN Universitas Andalas Fakultas Kedokteran; 2007.
Perlu diadakannya lanjutan penelitian tentang 14. Peraturan Mentri Kesehatan No 33 Tahun 2012
jumlah kandungan formalin pada ikan, dan bagaimana Tentang Bahan Tambahan Pangan.
untuk mengurangi kandungan formalin setelah di olah. 15. Effendi S. Teknologi Pengolahan dan
Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta;
Sumatra Barat perlu meninjak lanjuti penggunaan 2012;25-40.
formalin pada ikan segar yang dijual di Pasar Gaung 16. Riyantono, Abida IW, Farid A. Tingkat
dan Pantai Padang serta pasar lainnya yang ada di Ketahanan Kesegaran Ikan Mas (Cyprinus
Kota Padang. carpio) Menggunakan Asap Cair. J Kelaut.
2009;2(1).
UCAPAN TERIMA KASIH 17. IARC. Chemical agents and related occupations.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada IARC Monogr Eval Carcinog Risks Hum.
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, 2012;100:9–562.
arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis sehingga 18. Kamruzzaman M. Formalin Crime in
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Bangladesh: A Case Study. Eur J Clin Biomed
Sci. 2016;2(5):39–44.
DAFTAR PUSTAKA 19. Hovda K.E., McMartin K., Jacobsen D.
1. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Methanol and Formaldehyde Poisoning. J
Pola Konsumsi Makanan Penduduk Provinsi Critical Care Toxicology. 2017;1;13-14
Sumatera Barat 2015-2016. Padang; 2017. 20. Duong A, Steinmaus C, Mchale CM, Vaughan
2. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2009 CP, Zhang L. Reproductive and Developmental
Tentang Perikanan. Toxicity of Formaldehida: A Systematic Review.
3. Kementrian Kesehatan RI. GEMARIKAN – J Mutat Res. 2011;728(3):118–38.
Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan.
(2013)Website Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat. Available from :
http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~
rilis-berita/121910-gemarikan. - Diakses pada
Desember 2018
4. Wisnu C. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan
Tambahan Pangan. 2nd ed. Jakarta: Bumi
Aksara; 2012;10-20
5. Afrianto E, Liviawaty E. Pengawetan Dan
Pengolahan Ikan. Yogyakarta: Kanisius;
1998;17-23
6. Rizkya A. Perilaku Nelayan Mengenai
Pemakaian Formalin Serta Identifikasi
Keberadaan Formalin Pada Es Dan Beberapa
Jenis Ikan Di Sekitas TPI Pusong Kota
Lhokseumawe. Skripsi. Medan. Universitas
Sumatera Utara; 2017.
7. Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia. Informasi Penggunaan
Bahan Berbahaya (FORMALIN). 2008. Available
from : http://www.pom.go.id/files/formalin.pdf -
Diakses pada Desember 2018.
8. Mentri Kesehatan Repuplik Indonesia. Peraturan
Mentri Kesehatan RI No
722/MenKes/Per/IX/1988. Tentang Bahan
Pengawet yang Dilarang.
9. BPOM RI. Laporan Tahunan Badan Pengawas
Obat dan Makanan 2016. Jakarta. 2017
10. Pratama MV. Identifikasi Formalin Pada Ikan
Asin Yang Dijual Di Pasar Raya Padang
(Skripsi) : Universitas Andalas Fakultas
Kedokteran; 2016.
11. Rahmadhani ND. Identifikasi Formalin pada
Buah Anggur dan Apel yang Dijual di Pasar
Raya Padang (Skripsi): Universitas Andalas
Fakultas Kedokteran; 2016

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 3(1)

Anda mungkin juga menyukai