PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
berkembang pesat. Ikan hasil tangkapan nelayan biasanya tidak bisa diangkut
beberapa nelayan dan penjual ikan menyimpan ikan dengan pengawet agar tidak
kadar air dalam tubuh ikan. Salah satu metode pengawetan adalah dengan
Ikan asin merupakan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
didapat, dan murah. Ikan yang mentah relatif cepat mengalami pembusukan.
Di tingkat nasional, ikan asin adalah salah satu produk olahan ikan yang
menempati posisi penting, yaitu hampir 65% produk perikanan yang diproses dan
diawetkan dengan garam. Hal ini Menunjukkan bahwa ikan asin tidak hanya
masyarakat ekonomi kelas bawah, tetapi juga masyarkat ekonomi tengah dan
ekonomi atas menyukai ikan asin. Daya tarik ikan asin ini terutama didasarkan
Banyak ikan asin yang terbukti mengandung formalin, padahal efek formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna, berbau yang sangat tajam,
melalui kondensasi dengan asam amino bebas dalam protein menjadi campuran
lain. Kandungan protein ikan sangat tinggi yaitu 50% tersebar di setiap jaringan
untuk beberapa makanan, pengawet alami atau alternatif yang aman dan sehat
digunakan pada beberapa jenis makanan seperti bakso, mie basah, tahu, ayam, dan
ikan.
merupakan bahan kimia yang dilarang untuk produk makanan. Formalin biasanya
lebih tinggi, perilaku konsumen yang memilih produk yang awet dengan harga
ambang batas aman formalin dalam tubuh adalah 0,1 mg per liter. Namun
kesehatan fisik formalin sangat berbahaya. Jika formalin terhirup atau mengenai
kulit akan menyebabkan iritasi sistem pernapasan, reaksi alergi dan risiko kanker
formalin pada ikan asin sebagai faktor perilaku pedagang di Pasar Tradisional
Kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampel ikan asin di
(Widayanti dan Laksmita, 2017). Menurut Singgih (2013), hasil yang diperoleh,
yaitu 4 sampel ikan asin yang dikumpulkan dari beberapa pasar di Kota Malang
tidak layak konsumsi karena mengandung formalin yang melebihi batas nilai
Pasar Gede Kota Surakarta pada bulan Juni 2017 ditemukan 2 jenis ikan asin dan
13,3% jenis ikan asin (4 dari 30) yang berasal dari 15 penjual di pasar Cisaat dan
yang aman diserap tubuh manusia adalah 0,1 mg per liter air minum. Sedangkan
formalin yang dapat masuk ke dalam tubuh dalam bentuk makanan 1,5-1,4 mg per
hari untuk orang dewasa. Konsentrasi formalin yang masuk kedalam tubuh tidak
boleh melebihi 0,66 mg/liter. Sementara itu, berdasarkan hasil studi klinis, dosis
toleransi tubuh manusia untuk penggunaan formalin secara terus menerus adalah
memiliki ciri-ciri ikan dengan observasi seperti bau, warna dan tekstur ikan asin.
Identifikasi ikan yang lebih akurat dapat dilakukan dengan dua langkah, yaitu
analisis kualitatif dan kuantitatif di laboratorium. Oleh karena itu, penulis merasa
penting melakukan uji pada ikan asin. Tempat pasar yang besar, strategis, ramai
dikunjungi pembeli setiap hari buka dan tidak pernah sepi berbelanja di pasar
ada yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah adakah kandungan formalin
Tujuan umum yang dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kandungan ikan asin yang dijual di beberapa pedagang Pasar Gadang Kota
Malang.
menentukan kadar formalin pada ikan asin yang dijual di Pasar Gadang dengan
1. Bagi peneliti
4. Bagi masyarakat
yang berbahaya pada bahan pangan terutama ikan asin dan bagi konsumen
untuk lebih berhati-hati dalam memilih atau membeli ikan asin yang dijual di
formalin ikan asin yang dijual di daerah Kawasan Pasar Tradisional Gadang Kota
Malang.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
dasarnya hanya bisa dibedakan menjadi dua yaitu, secara tradisional dan moderen.
kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri
untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,
segar dijemur dibawah terik matahari secara langsung sampai benar-benar kering.
Mencampurkan ikan dengan garam dan air dalam rasio tertentu hingga
cara ini menggunakan kedap air. Ikan hanya ditumpuk di lantai atau
putih, bersih dan mengkilat, teksturnya lebih keras, dan jarang dihinggapi lalat,
berformalin memiliki daging yang kenyal, utuh, berwarna lebih putih dan bersih
dibandingkan ikan asin tanpa formalin, daging tidak mudah hancur, dan tidak
Setelah halus timbang 50 gram direndam dalam 100 ml air suling dalam gelas
kimia. Larutan ikan asin dan aquades kemudian disaring melalui kertas saring
dalam corong kaca. Penyaringan dilakukan 2-3 kali sampai terbentuk filtrat yang
Ikan laut yang terkenal sebagai bahan baku membuat ikan asin. Memiliki
tujuan tertentu seperti meningkatkan rasa, aroma, warna, tekstur atau daya tahan
(BPOM, 2019).
makanan yaitu :
a. Antioksidan (antioxidant)
antioksidan pada produk daging dan ikan serta sari buah kalengan, butil
margarin.
Contohnya : asam asetat, asam sitrat, asam malat, asam suksinat, asam
Memberikan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak
g. Pengawet (preservative)
keju, margarin, acar, buah kering, jelli, pekatan sari buah dan minuman
i. Pewarna (colour)
(Monosodium glutamate).
k. Sekuestran (sequestrant)
Bahan tambahan pangan yang dapat mengikat ion logam yang ada pada
minyak seperti daging dan ikan. Contoh: asam folat dan garamnya.
No.033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Makanan ada 19 jenis yaitu : asam
dan maksimum jumlah pengawet yang dapat diterima tubuh. Asupan Harian yang
Dapat Terima atau Acceptable Daily Intake (ADI) adalah jumlah maksimum
BTP dalam miligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari
Daily Intake (MTDI) adalah jumlah maksimum suatu zat dalam miligram per
kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi dalam sehari tanpa menimbulkan
alam yang lebih mudah dibuat dan dapat terdegradasi sehingga mudah
diekskresikan. Produk-produk olahan nabati seperti roti, sari buah, minuman
ringan, serta selai dan jeli. Kandungan garam dalam bahan pengawet organik
mudah larut dalam air, contohnya asam sorbata, asam propionat, asam asetat, dan
bahan kimia. Penggunaan natrium nitrit pada ikan dan daging memiliki efek
kesehatan yang membahayakan. Nitrit dapat berikatan dengan amida atau amida
sulfida, membentuk senyawa yang tidak dapat dimetabolisme oleh mikroba dalam
kondisi anaerob.
sulfit, bisupit dan metabisulfit. Bentuknya yang efektif sebagai pengawet adalah
menambahkan aditif atau pengawet kimia untuk menghindari situasi ini, namun
digunakan. Penjualan bahan kimia yang beredar di pasaran dan tersedia dengan
yang rumus kimianya adalah HCHO. Formalin memiliki beberapa nama merek
antara lain metil oksida, metanal, formic aldehid formalin, morbisida, metil
Republik Indonesia No. 033 Tahun 2012 Formalin merupakan bahan tambahan
karena memiliki efek negatif bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak produsen
menambahkan bahan tambahan yang dilarang pada makanan agar makanan yang
mereka hasilkan bertahan lebih lama dan terlihat lebih menarik. Oleh karena itu,
lainnya. Digunakan untuk membersihkan lantai kapal, toko dan pakaian. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan rayon, pewarna, kaca cermin dan bahan
gelatin dan kertas. agar-agar dan kertas. Bahan dalam pembuatan produk parfum,
sebagai bahan dalam pembuatan pupuk, pengawet dalam produk kosmetik dan
pengeras kuku. Dalam industri digunakan sebagai perekat produk Kayu lapis
(Rahmawati, 2017).
makanan, dapat bereaksi cepat dengan selaput lendir saluran pencernaan dan
saluran pernapasan. Formalin juga dapat menghasilkan efek akut dan kronis yang
dan tidak sadarkan diri hingga koma. Selain itu, penggunaan formalin bisa juga
hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem saraf pusat dan ginjal. Efek kronis
tubuh, dan gatal di bagian dada. Untuk penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan kanker.
Kontak dengan formalin pada kulit menyebabkan pengerasan kulit
peningkatan aborsi spontan dan penurunan berat badan bayi selama kehamilan
Baru lahir. Formalin dalam saluran pencernaan dapat menimbulkan rasa Rasa
sakit disertai peradangan, bisul dan hidrosis selaput lendir. juga berformalin dapat
cocok untuk pengukuran di bagian spektrum ultraviolet dan sinar tampak ini
2007).
yang dipancarkan oleh larutan berbanding lurus dengan ketebalan dan konsentrasi
yang sama.
Rohman, 2007).
adalah:
Hal ini terjadi bila senyawa yang dianalisa tidak terserap tersebut,
b. Waktu oprasional
waktu oprasional.
Larutan standar dari zat yang akan dianalisis disiapkan dengan cara
lurus biasa
Ikan Asin
Pemeriksaan
Laboratorium
Mengandung Tidak
Formalin Mengandung
Formalin
menganalisis ada tidaknya kandungan formalin pada ikan asin dijual di beberapa
kadar formalin.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2023 sampai selesai dan
Soepraoen Malang.
3.3.1 Populasi
asin klotok manis yang dijual pedagang tetap kawasan pasar Tradisional Gadang
di Kota Malang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang dipelajari dan dianggap
mewakili seluruh populasi Soekidjo Notoatmodjo, 1993). Sampel atau item yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 10 sampel ikan asin klotok manis yang
ikan asin klotok manis dilakukan di Pasar Tradisional Gadang Kota Malang.
3.4.1 Variabel
bervariasi dari satu objek ke objek lainnya dan dapat diukur (Riyanto,
2011). Variabel penelitian ini adalah Formaldehida pada ikan asin di pasar
ikan asin.
3.4.3 Definisi Operasional
variabel yang dipertanyakan atau apa yang diukur oleh variabel itu
(Notoatmodjo, 2012).
Definisi aktivitas variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Definisi Oprasional Variabel Peneliti Ikan Asin Pasar Gadang
Malang
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
Pengukuran
Alat- alat yang dipakai pada penelitian adalah neraca analitik, peralatan
Vis.
Bahan yang digunakan pada penelitian adalah ikan asin, KMnO4, larutan
3.5.1 Instrumen
Pengamatan yang tampak langsung dalam bentuk, warna dan bau sampel
yang diambil.
Penyiapan sampel Menghancurkan ikan asin dengan mortir sampai halus dan
mengaduknya sampai tercampur rata dan menyaring campuran tadi dengan kain
ditunjukkan oleh hilangnya warna ungu dari larutan KMnO 4. Formalin dinyatakan
labu destilat, mendestilasi dan menampung filtrat dengan menggunakan labu ukur
itu panaskan diatas penangas air yang sudah mendidih biarkan selama 15 menit.
Amati reaksi yang terjadi, jika terjadi endapan merah bata menunjukkan positif
mengandung formalin.
dituang ke dalam tabung reaksi dan isi sampai tanda isi hingga 5 ml dengan
reagen Nash, kemudian mulut tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil dan
vortexing. Setiap tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas air pada
suhu 40±2°C selama 30 menit lalu dibiarkan dinginkan hingga suhu kamar.
Setelah pendinginan, seluruh larutan ada di dalam tabung disiapkan untuk diukur
3.7.1 Linieritas
terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Digunakan satu seri larutan yang
berbeda konsentrasi antara 50-150% kadar analit dalam sampel. Jumlah sampel
y = nilai absorbansi
x = konsentrasi
Ikan Asin
Dihancurkan sampai
halus, tambahkan 10
ml aquadest. diaduk
hingga rata disaring
dengan kain kasa
Residu Filtrat