100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
17 tayangan6 halaman
Penelitian ini menganalisis kadar formalin pada ikan asin di 3 pasar tradisional di Kota Kendari. Hasilnya menunjukkan bahwa 3 dari 9 sampel ikan asin mengandung formalin, terutama pada ikan teri. Kadar formalin tertinggi ditemukan di Pasar Tradisional Mandonga (31.000 ppm) dan terendah di Pasar Baruga (14.500 ppm), di atas batas maksimum yang diijinkan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian i
Penelitian ini menganalisis kadar formalin pada ikan asin di 3 pasar tradisional di Kota Kendari. Hasilnya menunjukkan bahwa 3 dari 9 sampel ikan asin mengandung formalin, terutama pada ikan teri. Kadar formalin tertinggi ditemukan di Pasar Tradisional Mandonga (31.000 ppm) dan terendah di Pasar Baruga (14.500 ppm), di atas batas maksimum yang diijinkan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian i
Penelitian ini menganalisis kadar formalin pada ikan asin di 3 pasar tradisional di Kota Kendari. Hasilnya menunjukkan bahwa 3 dari 9 sampel ikan asin mengandung formalin, terutama pada ikan teri. Kadar formalin tertinggi ditemukan di Pasar Tradisional Mandonga (31.000 ppm) dan terendah di Pasar Baruga (14.500 ppm), di atas batas maksimum yang diijinkan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian i
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo (imjuly77@gmail.com1, ramadhan.tosepu@uho.ac.id2, yasnani_rahabuddin@gmail.com3)
INFO ARTIKEL Abstrak
Diterima: Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, formalin merupakan bahan kimia yang di Juni 2020 larang digunakan di dalam makanan karena bersifat karsinogen, menyebabkan depresi Dipublikasi: susunan saraf, kegagalan peredaran darah, kejang, tidak bisa kencing, muntah darah, Juli 2020 dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Faktanya masih banyak produsen ikan asin yang menyalahgunakan formalin sebagai bahan tambahan makanan pada ikan asin Kata Kunci: dengan tujuan meningkatkan daya tahan dan mutu ikan. Penelitian ini bertujuan Formalin, Ikan Asin, untuk mengetahui kandungan dan kadar formalin pada ikan asin yang terdapat pada 3 Pasar Tradisional Pasar Tradisional Kendari, diidentifikasi dengan melalui uji kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif, menggunakan uji Keywords: kualitatif dan uji kuantitatif. Hasil analisis kadar formalin menunjukan bahwa 3 dari 9 Formalin, Salted Fish, sampel mengandung formalin dimana semua jenis ikan yang positif adalah ikan teri, Traditional Market dengan kadar tertintinggi terdapat Pasar Tradisional Mandonga dengan kadar 31,000 *Penulis ppm, 25,500 ppm, dan terendah terdapat pada Pasar Tradsional Baruga dengan kadar Korespondensi 14,500 ppm. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ikan asin yang dijual di 3 Pasar Email: Tradisional Kendari pada Tahun 2019 positif mengandung formalin ramadhan.tosepu@ uho.ac.id (Ramadhan Tosepu) Abstract Formaldehyde preservatives in the Ministry of Health Regulations is a chemical preservatives prohibited in food because it is carcinogenic, causing nervous system depression, circulatory failure, seizures, unable to urinate, vomiting blood, and can even cause death. There are still many producers of salted fishes that abuse formaldehyde as a food additive in salted fish to increase the durability and quality of fish. This study aimed to determine the content and levels of formaldehyde in salted fish found from traditional markets in Kendari, identified through qualitative and quantitative tests. The research method was descriptive research, using qualitative tests and quantitative tests. The results of formalin analysis showed that 3 of 9 samples contained formaldehyde where all positive fish species were anchovies, with the highest levels being the Traditional Market of Mandonga with levels of 31,000 ppm, 25,500 ppm, and the lowest was found in the Baruga Traditional Market with levels of 14,500 ppm. The conclusion of this research was the salted fishes sold in traditional markets in Kendari in 2019 positively contain formalin.
Djulita Dwisryatno Oheo, et al. 76
JKL-UHO (Vol.1, No.2, Juli 2020) JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN UNIV. HALU OLEO (JKL - UHO) JKL - UHO Vol. 1/No.2/Bulan Juli Tahun 2020; e-ISSN: 2723-5203 PENDAHULUAN Penggunaan formalin untuk produk perikanan Potensi sumber daya perikanan juga menjadi fokus tersendiri di Bangladesh. Indonesia mencapai sekitar 65 juta ton per Penelitian pada tahun 2010 di sejumlah pusat tahun. Produksi perikanan di Indonesia pada perbelanjaan di negara tersebut menunjukkan tahun 2004 mencapai 6 juta ton per tahun, 4,1 bahwa 42 persen dari 100 sampel ikan yang merupakan penangkapan ikan dari laut, 0,5 diteliti mengandung formalin; sementara penangkapan ikan dari perairan umum, 1,4 penelitian pada tahun 2012 di lima pasar penangkapan dari budi daya perikanan yang tradisional mengungkap bahwa terdapat dikelola sendiri. Sedangkan hasil penangkapan sekitar 17 persen sampel ikan yang ikan di Sulawesi Tenggara yang terpusat di PPS mengandung formalin (3). Kendari. Pada tahun 2016, produksi perikanan Berdasarkan hasil penyelidikan Badan tangkap Sulawesi Tenggara menyumbang Pengawasan Obat dan Makanan Republik 149.200 ton atau 2,23% produksi perikanan Indonesia (BPOM RI), terdapat sekitar 20 tangkap nasional (1). produsen formalin yang menjual formalin ke Ikan asin merupakan salah satu bahan pasar secara eceran dalam skala besar dan luas, pangan yang sudah lama dikenal oleh dengan jumlah produksi tak kurang dari 800 masyarakat Indonesia, dalam skala nasional ribu ton formalin setiap bulan. Salah satu ikan asin merupakan salah satu produk produsen diidentifikasi sanggup memproduksi perikanan yang mempunyai kedudukan formalin 4000 ton per bulan. Sekitar 2.700 ton penting. Hampir 65% produk perikanan masih dipergunakan sendiri, 300 ton diekspor ke diolah dan diawetkan dengan cara Malaysia, dan sisanya, sekitar 1.000 ton dijual ke penggaraman, sehingga ikan asin termasuk pasar setiap bulan, kepada konsumen dalam 9 bahan pangan pokok yang penting bagi perorangan, toko kimia, dan industri (3). kehidupan masyarakat. Penggunaan formalin Penyalahgunaan formalin dikarenakan pada ikan asin bertujuan untuk pengawetan, motif ekonomi. Penggunaan bahan berbahaya selain itu agar ikan asin tidak ditumbuhi jamur formalin dalam produk makanan akan dan juga untuk meningkatkan rendemen ikan menyebabkan produk tersebut bertahan lama. asin.Ikan asin yang mengandung formalin dapat Faktor lain penggunaan bahan tersebut adalah diketahui lewat ciri-ciri seperti daging kenyal, untuk meningkatkan daya tahan produk, utuh, lebih putih dan bersih dibandingkan ikan dimana pangan segar dalam suhu kamar hanya asin tanpa formalin yang berwarna agak coklat. dapat bertahan 1-2 hari, tetapi dengan selain itu tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan menambahkan formalin dapat bertahan lama pada suhu 250C, cerah, tidak berbau khas ikan dan sangat menguntungkan penjual. Tujuan asin, dan tidak dihinggapi lalat di area terbuka penyalahgunaan formalin antara lain untuk (2). efisiensi karena bahan berbahaya ini harganya Penyalahgunaan B2 dalam produk murah, mudah didapat dan hanya dengan makanan bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi menambahkan sedikit saja pada produk juga umum terjadi di negara-negara makanan sudah bisa mendapatkan hasil yang berkembang.Shashi Sareen dalam baik dan maksimal (4). pemaparannya pada acara Food Security Menurut International Proggrame on Conference tahun 2011 menyoroti permasalahan Chemical Safety, bahwa batas toleransi formalin keamanan pangan di wilayah ASEAN.Salah satu yang dapat diterima oleh tubuh adalah 0,1 isu yang paling mengemuka adalah masalah miligram perliter atau dalam satu hari asupan residual dan kontaminan pada makanan akibat yang dibolehkan adalah 0,2 mg. Sementara pestisida, logam berat, dan zat kimia formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam berbahaya. Setiap negara memiliki faktor-faktor bentuk makanan untuk orang dewasa adalah risiko utama berkaitan dengan keamanan 1,5 mg hingga 14 mg per hari. Berdasarkan pangan, diantaranya penggunaan formalin pada standar Eropa, kandungan formalin yang masuk produk tahu dan mie serta pewarna berbahaya dalam tubuh tidak boleh melebihi 0,66 ppm. pada jajanan jalanan di Indonesia, penggunaan Formalin memiliki ukuran molekul yang kecil Boraks dan pewarna pada produk mie di dan bersifat mudah menguap, sehingga sangat Malaysia, dan penggunaan Boraks pada produk mudah diserap melalui saluran pernafasan. Bila daging dan olahannya serta ikan di Kamboja. formalin digunakan dalam jangka waktu lama
Djulita Dwisryatno Oheo, et al. 77
JKL-UHO (Vol.1, No.2, Juli 2020) JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN UNIV. HALU OLEO (JKL-UHO) JKL - UHO Vol. 1/No.2/Bulan Juli Tahun 2020; e-ISSN: 2723-5203 akan mengakibatkan efek pada organ tubuh HASIL yaitu luka pada ginjal, paru-paru, kanker pada Tabel 1. Hasil Laboratorium Pemeriksaan hidung, dan dapat menyebabkan kematian (4). Formalin Ikan Asin Di Tiga Pasar Tradisional Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Kendari RI No. 772/ MENKES/PER/IX/1998 dan No. 1168/ Tempat Kode Hasil MENKES/PER/X/1999, formalin merupakan Pengambilan Sampel Jumlah Pemeriksaan Pedagang Sampel - + bahan kimia yang di larang digunakan di dalam 1 Ikan √ makanan karena bersifat karsinogen, 5 Katamba menyebabkan depresi susunan saraf, kegagalan Ikan Teri √ peredaran darah, kejang, tidak bisa kencing, Pasar Basah Ikan √ Mandonga Rambeng muntah darah, dan bahkan dapat menyebabkan 2 Ikan √ kematian (5). Rambeng 3 Ikan Teri √ METODE Pasar 1 Ikan √ Jenis penelitian ini menggunakan Andonohu Katamba 2 2 Ikan √ penelitian deskriptif, menggunakan uji kualitatif Katamba dan uji kuantitatif. Uji kualitatif ini dilakukan Pasar Baruga 1 Ikan Teri √ sebagai langkah awal untuk mengetahui sampel 2 ikan mengandung zat formalin. Sampel yang 2 Ikan √ Katamba terbukti mengandung formalin akan dilanjutkan Total 9 6 3 dengan tahap kedua yaitu uji kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium Kadar Tempat pengambilan sampel dilakukan di 3 Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Yang Pasar Tradisional di Kota Kendari yaitu Pasar Dijual Dipasar Tradisional Kendari Basah Mandonga, Pasar Baruga dan Pasar Kadar Andonohu. Penelitian uji laboratorium Pasar Kode Sampel Formalin Ket. Tradisional Pedagang dilaksanakan di Laboratorium FMIPA UHO yang (Mg/Kg) dilaksanakan pada Tanggal 23 November-2 Pasar Basah 1 Ikan Teri 31,000 TMS Desember Tahun 2019. Penentuan sampel Mandonga 3 Ikan Teri 25,500 TMS dalam penelitian ini menggunakan teknik Pasar Baruga 1 Ikan Teri 14,500 TMS purposive sampling dimana sampel diambil berdasarkan ciri ciri ikan asin yang diduga Keterangan : TMS (Tidak Memenuhi Syarat) mengandung formalin pada Pasar Tradisional Kendari dengan jumlah sampel sebanyak 9 PEMBAHASAN sampel. Adapun jenis ikan asin dalam penelitian Hasil Uji Kadar Kandungan Formalin Pada ini adalah ikan teri, ikan katamba, ikan Sampel Ikan Asin rambeng. Penelitian ini menggunakan 9 sampel ikan asin yang diperoleh dari 3 pasar Tradisional Kota Kendari dimana ciri sampel yang digunakan yaitu tekstur keras seperti karet dan tidak beraroma, warna bagus cerah bening, cepat kering, tidak dihinggapi lalat, tidak ada jamur/belatung. Setelah sampel yang dicurigai mengandung formalin diambil dan diuji menggunakan pereaksi KMnO 4 cara pengujiannya dilakukan dengan cara sampel direaksikan dengan KMnO4 kemudian di homogenkan dan ditunggu hingga satu jam lalu diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil positif ditandai dengan warna merah muda berubah menjadi bening setelah didiamkan selama satu jam (4). Hasil identifikasi dari KMN04 dan dilanjutkan dengan metode spektrofotometri
Djulita Dwisryatno Oheo, et al. 78
JKL-UHO (Vol.1, No.2, Juli 2020) JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN UNIV. HALU OLEO (JKL-UHO) JKL - UHO Vol. 1/No.2/Bulan Juli Tahun 2020; e-ISSN: 2723-5203 uv-vis menggunakan pereaksi Nash ditemukan perairan pantai. Ikan teri lebih cepat busuk bahwa hanya 3 sampel ikan yang mengandung dibandingkan dengan ikan lain yang lebih besar formalin yang ditemukan di Pasar Basah ukurannya disebabkan karena ikan teri memiliki Mandonga dan Pasar Baruga dengan kadar susunan struktur dagingnya yang sangat halus. tertinggi 31 mg/kg, 25,5 mg/kg dan yang Dengan struktur daging teri yang halus terendah 14,5 mg/kg dimana 3 sampel yang menyebabkan bakteri mudah masuk dan mengandung formalin semuanya adalah ikan berkembang biak, tingginya kandungan air teri. Sedangkan 6 ikan lainnya negatif dengan pada ikan teri juga menyebabkan pembusukan demikian ikan yang mengandung formalin tidak menjadi cepat (7). hanya bisa ditentukan berdasarkan secara Kebanyakan metode mengeringkan ikan visual hal ini disebabkan karena keadaan ikan dengan memanfaatkan bantuan sinar matahri yang sudah tidak bagus lagi karena lamanya ditempat terbuka dianggap kurang efektif, proses penyimpanan, dan juga tingginya sebab hanya bergantung dari kondisi cuaca dan kandungan garam yang terdapat pada ikan asin kecepatan aliran udara ridak dapat diatur, dan sehingga ciri fisik ikan menyerupai ikan yang juga ikan kering yang dihasilkan masih rawan mengandung Formalin (5). akan kontaminasi dari lalat dan kotoran lainnya sehingga kualitas mutu ikan teri secara Karakteristik Ikan Teri Berformalin Yang organoleptik akan menurun. Sebagai contoh, Didapat Di Pasar Basah Mandonga Dan Baruga dari warna ikan akan berwarna gelap, kualitas Ikan asin yang mengandung formalin mutu ikan yang rendah dapat menurunkan dapat dilihat dengan ciri-ciri yaitu daging kenyal harga jual dari produk tersebut. Oleh karena itu dan utuh, warna lebih putih dan bersih masyarakat atau pedagang akan menggunakan dibandingkan ikan asin yang tidak mengandung bahan pengawet yang berbahaya untuk formalin yang agak berwarna cokelat, tidak meningkatkan dan mempertahankan mutu ikan dikerubungi lalat dan baunya hampir netral asin (8). (hampir tidak lagi berbau amis) (6). Berdasarkan hasil observasi langsung Nilai Ambang Batas Penggunaan Formalin yang dilakukan, ikan asin teri yang diperoleh Formalin adalah nama dagang dari dari Pasar Baruga memiliki ciri-ciri dan campuran formaldehid, metanol dan air. karakteristik warna putih bersih, daging keras, Formalin yang beredar di pasaran mempunyai tidak dihinggapi lalat dan tidak terlalu berbau kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% – amis seperti ikan asin yang tidak berformalin. 40%. Formalin sangat mudah larut dalam air.Jika Sedangkan ikan teri yang diperoleh dari Pasar dicampurkan dengan ikan misalnya, formalin Basah Mandonga pada pedagang 1 memiliki ciri dengan mudah terserap oleh daging ikan. ciri putih bersih, sedangkan pada ikan teri pada Selanjutnya, formalin akan mengeluarkan pedagang 3 memiliki ciri ciri tidak terlalu bersih, (dehydrating) isi sel daging ikan, dan agak kecokelatan, daging keras, tidak menggantikannya dengan formaldehid yang dihinggapi lalat, dan tidak berbau amis. lebih kaku. Akibatnya bentuk ikan mampu Ikan berdaging tipis pada umumnya lebih bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, kecil kemungkinan menggunakan formalin karena sifatnya yang mampu membunuh dibandingkan dengan berdaging tebal, begitu mikroba, daging ikan tidak akan mengalami juga ikan teri asin teri tergolong ikan berdaging pembusukan (9). tipis termasuk jarang menggunakan formalin Tubuh manusia pada dasarnya punya dibandingkan dengan ikan besar. Namun hasil mekanisme alami mendetosifikasi formaldehida pengujian pada penelitian menunjukkan bahwa dalam jumlah tertentu.Setiap menit, liver semua ikan teri mengandung formalin daripada mengonversi 22 miligram formaldehida menjadi ikan asin katamba dan rambeng yang berdaging karbon dioksida.Organisasi Kesehatan Dunia cukup tebal dan kadar formalin pada ikan asin (WHO) menegaskan, asupan harian yang bisa teri cukup tinggi. ditoleransi untuk formaldehida dalam air Berdasarkan hasil pengujian, kadar minum ialah 150 mikrogram per kilogram berat formalin pada ikan asin teri adalah 31 mg/kg, badan. Menurut International Programme on 25,5 mg/kg dan yang terendah 14,5 mg/kg. Hal Chemical Safety (IPCS), Dalam bentuk air minum ini disebabkan ikan Teri adalah ikan pelagis yang adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari berukuran kecil, pemakan daging dan hidup di asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg.
Djulita Dwisryatno Oheo, et al. 79
JKL-UHO (Vol.1, No.2, Juli 2020) JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN UNIV. HALU OLEO (JKL-UHO) JKL - UHO Vol. 1/No.2/Bulan Juli Tahun 2020; e-ISSN: 2723-5203 Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh yaitu dapat menyebabkan kanker pada hidung, dalam bentuk makanan untuk orang dewasa tenggorokan, mulut, luka pada ginjal, gangguan adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. hati dan kemandulan pada wanita (10). Berdasarkan standar Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh KESIMPULAN melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). 1. Berdasarkan hasil penelitian identifikasi Berdasarkan hasil uji klinis, dosis kandungan formalin pada ikan asin yang toleransi tubuh manusia pada pemakaian dijual di Kota Kendari Sulawesi Tenggara secara terus-menerus (Recommended Dietary dari 3 pasar Tradisional sebanyak 9 sampel, Daily Allowances/RDDA) untuk formalin sebesar didapatkan hasil yang positif mengandung 0,2 miligram per kilogram berat badan. formalin sebanyak 3 sampel dan 6 sampel Misalnya berat badan seseorang 50 kilogram, yang negatif, dimana semua sampel positif maka tubuh orang tersebut masih bisa adalah ikan teri. mentoleransi sebesar 50 dikali 0,2 yaitu 10 2. Kadar tertinggi formalin terdapat pada ikan miligram formalin secara terus-menerus. teri yang yang dijual di Pasar Basah Sedangkan standar United State Environmental Mandonga yaitu 31 mg/kg, sedangkan pada Protection Agency/USEPA untuk batas toleransi pedagang 3 yang ada di Pasar Basah formalin di udara, tercatat sebatas 0.016 ppm Mandonga adalah 25,5 mg/kg dan terendah (9). ikan teri di Pasar Baruga yaitu 14,5 mg/kg. Hasil uji laboratorium ini mencerminkan bahwa masih tingginya tingkat ikan asin yang SARAN mengandung bahan yang berbahaya di pasaran 1. Bagi pemerintah khususnya BPOM Kota yang dapat membahayakan kesehatan Kendari dapat dijadikan sebagai masukan konsumen jika dikonsumsi secara terus- untuk terus memperketat pengawasan menerus pada dosis yang rendah formalin juga terhadap mutu dan keamanan makanan sudah memunculkan efek gangguan kesehatan dalam hal ini penggunaan formalin berupa sakit perut akut disertai muntah- Khususnya pada makanan yang muntah, timbulnya depresi syaraf serta diperdagangkan dipasar Tradisional. terganggunya peredaran darah. Sedangkan 2. Kepada para produsen ikan asin agar pada dosis yang tinggi, formalin dapat sebaiknya tidak lagi menggunakan bahan menyebabkan diare berdarah, kencing darah, berbahaya untuk dijadikan bahan campuran muntah darah, dan akhirnya menyebabkan pembuatan ikan asin yang dapat kematian. membahayakan kesehatan konsumen dan Penelitian Badan Pengawasan Obat dan beralih pada penggunaan bahan yang lebih Makanan (BPOM) Kota Kendari (2016), aman melakukan pemeriksaan pada makanan- 3. Kepada para konsumen agar lebih cerdas makanan yang diduga mengandung bahan dan memperbanyak informasi dalam tambahan makanan (food additive) di memilih bahan makanan khususnya ikan asin antaranya identifikasi formalin pada sampel yang mengandung formalin dan tanpa tahu, bakso dan mie basah berjumlah 88% , formalin, serta lebih sadar akan pentingnya methanol yellow 24%, pengawet nipagin 57%, kesehehatan. pengawet nipasol 57% dan rohodamin 10% 4. Kepada Instansi terkait perlu diadakan menggunakan metode Chem- kit formalin, penyuluhan dan pengawasan tentang dengan demikian, data ini menunjukkan bahwa bahaya formalin kepada produsen ikan asin baik masyaratkat maupun pedagang harus lebih dan masyarakat agar ikan asin yang memperhatikan ciri-ciri makanan yang mengandung formalin tidak beredar lagi di dikonsumsi dan yang diperdagangkan baik itu pasar-pasar khususnya pasar-pasar dari pasar Tradisional maupun Pasar Modern Tradisional Kota Kendari. agar terhindar dari bahaya makanan yang 5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengandung bahan toksik tersebut seperti melanjutkan uji Kuantitatif untuk formalin. Formalin yang apabila dikonsumsi mengetahui kadar kandungan formalin dan dapat mengakibatkan efek akut seperti mual melakukan uji penelitian penurunan kadar muntah, radang paru, kerusakan jaringan dan formalin pada ikan asin agar dapat di luka pada saluran pernafasan serta efek kronik
Djulita Dwisryatno Oheo, et al. 80
JKL-UHO (Vol.1, No.2, Juli 2020) JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN UNIV. HALU OLEO (JKL-UHO) JKL - UHO Vol. 1/No.2/Bulan Juli Tahun 2020; e-ISSN: 2723-5203 aplikasikan dengan mudah oleh para Spektrofotometri Di Kecamatan Tampan konsumen. Pekanbaru. (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim DAFTAR PUSTAKA Riau). 1. Sholeh K. 2017. Gambaran Potensi, Produksi, Dan Pemasaran Produk Perikanan Dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tenggara [Internet]. Kementerian Kelautan Dan Perikanan. Tersedia pada: https://kkp.go.id/ 2. Ma’ruf H, S Sangi M, D Wuntu A.2017.Analisis Kandungan Formalin Dan Boraks Pada Ikan Asin Dan Tahu Dari Pasar Pinasungkulan Manado Dan Pasar Beriman Tomohon.Jurnal MIPA UNSRAT. 6(2):5. 3. BPOM RI. 2004. Food Watch "Sistem Keamanan Pangan Terpadu, Bahan Tambahan Ilegal-Boraks, Formalin dan Rhodamin B". 4. Alfina. 2006. Analisa Kadar Formalin Pada Ikan Segar Yang Dijual Di Pasar Inpres Pasar II Kisaran Kecamatan Kota Kisaran Barat Kabupaten Asahan Tahun 2006.Repositori Institusi USU. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2012. Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. 6. Tanjung YA. 2017. Analisis Kandungan Formalin pada Ikan Asin Serta Pengetahuan dan Sikap Pembeli di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kota Medan Tahun 2017.Repositori Institusi USU. 7. Tampubolon YNN. 2019. Analisa Kadar Formalin Pada Ikan Asin Yang Di Perjualbelikan Di Pusat Pasar Medan Dengan Variasi Suhu Perendaman.Politekkes Kemenkes Medan. 8. Astuti I, Tebai P. 2018.Analisis Formalin Ikan Teri (Stolephorus sp) Asin Di Pasar Tradisional Kabupaten Gorontalo.Gorontalo Fisheries Journal.1(1):43. 9. Girsang DY, Rangga A, Susilawati. 2014. Kasus Distribusi Dan Penggunaan Formalin Dalam Pengawetan Komoditi Ikan Laut Segar (Studi Kasus Di Kota Bandar Lampung).Jurnal Teknologi Industri Hasil Pertanian. 19(3):11. 10. Antoni S. 2011.Analisa Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Dengan Metoda