Anda di halaman 1dari 6

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI


KOTA MANADO

Heru Andika Tatuh1), Johnly Rorong2), Sri Sudewi1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
2)
Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Preservatives were discuss more lively among the people is the use of formaldehyde as a
preservative of food materials. The purpose of this study was to determine the presence of formaldehyde
in various types of fish in the city of Manado. Samples of tuna, carangid fish, salted fish and anchovy was
collected from the traditional markets (market A and B) and supermarket A in the city of Manado.
Samples were assayed qualitatively using Schiff reagent to determine the coloration change. The results
showed that the samples of fish that were in the city of Manado did not contain formaldehyde, safe to eat
and good for health.
Keywords: Formalin, Fish, Reagent Schiff, and Qualitative Analysis

ABSTRAK
Pengawet yang ramai dibicarakan di kalangan masyarakat adalah formalin sebagai pengawet
bahan makanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberadaan formalin pada berbagai jenis ikan di
Kota Manado. Sampel ikan cakalang, ikan tude, ikan asin dan ikan teri diambil pada pasar tradisional
(pasar A dan pasar B) dan pasar swalayan A di Kota Manado. Sampel diuji secara kualitatif dengan
menggunakan pereaksi Schiff untuk mengetahui perubahan warna. Hasil penelitian menunjukan bahwa
sampel ikan yang berada di Kota Manado tidak mengandung formalin, aman untuk dikonsumsi dan baik
untuk kesehatan.
Kata Kunci : Formalin, Ikan, Pereaksi Schiff, Analisis Kualitatif

162
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN tubuh, di samping itu nilai biologisnya


mencapai 90%, dengan jaringan pengikat
Peningkatan kualitas sumber daya sedikit sehingga mudah dicerna. Hal paling
manusia salah satunya ditentukan oleh penting adalah harganya jauh lebih murah
kualitas pangan yang dikonsumsi. Undang- dibandingkan dengan sumber protein lain.
undang No.7 tahun 1996 menyatakan bahwa Ikan juga dapat digunakan sebagai bahan
kualitas pangan yang dikonsumsi harus obat – obatan, pakan ternak, dan lainnya.
memenuhi beberapa kriteria, di antaranya Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizinya
adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat tergantung pada jenis, umur kelamin, tingkat
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Aman kematangan, dan kondisi tempat hidupnya
yang dimaksud disini mencakup bebas dari (Rabiatul, 2008).
pencemaran biologis, mikrobiologis, kimia Ikan dikenal sebagai bahan makanan
dan logam berat. yang mudah dan cepat mengalami
Penggunaan pengawet pada bahan penurunan mutu (perishable food) karena
makanan sampai saat ini masih banyak kandungan protein dan air yang tinggi pada
dijumpai akhir-akhir ini. Pengawet yang lagi tubuhnya sehingga ikan cepat membusuk.
ramai dibicarakan di kalangan masyarakat Oleh karena hal itu, banyak masyarakat
adalah penggunaan formalin sebagai yang menggunakan bahan pengawet untuk
pengawet bahan makanan. Penggunaan ikan agar dapat bertahan lama. Namun
bahan kimia berbahaya dalam penanganan penggunaan bahan pengawet yang dilarang
dan pengolahan ikan, seperti: formalin, merupakan suatu pelanggaran karena dapat
boraks, zat pewarna, CO, antiseptik, beresiko bagi yang mengkonsumsi ikan
antibiotik (kloramfenikol, Niiro furans, tersebut. Oleh karena itu menarik perhatian
OTC) semakin marak disebabkan karena untuk melakukan penelitian tentang analisis
bahan pengganti pengawet tersebut kurang formalin pada berbagai jenis ikan yang
tersedia dan peredaran bahan kimia dijual di pasar tradisional dan swalayan di
berbahaya tidak terkontrol dengan baik, Kota Manado.
dapat diperoleh dengan harga murah dan
sangat mudah diperoleh. METODE PENELITIAN
Kesalahan fatal yang dilakukan oleh Alat dan Bahan
para produsen makanan adalah Alat-alat yang digunakan dalam
menggunakan formalin sebagai bahan penelitian ini yaitu alat-alat gelas
pengawet makanan. Hal ini disebabkan oleh erlenmeyer, tabung reaksi, mikro pipet, labu
kurangnya informasi tentang formalin dan ukur, gelas ukur, timbangan analitik, pisau,
bahayanya, tingkat kesadaran kesehatan destilasi uap dan spektrofotometer
masyarakat yang masih rendah, harga Bahan-bahan yang digunakan dalam
formalin yang sangat murah dan mudah penelitian ini yaitu bebrapa jenis ikan (ikan
untuk didapat. cakalang, ikan tude, ikan asin dan ikan teri).
Ikan sebagai bahan makanan yang Bahan kimia akuades, metanol,
mengandung protein tinggi dan mengandung formaldehida 37%, pereaksi Schiff, larutan
asam amino esensial yang diperlukan oleh H2SO4 96% berkualitas pro analisis

163
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

diperoleh dari Darmstad Germany Merck berbeda, kemudian ditambahkan pereaksi


dan larutan H3PO4 85% berkualitas teknis uji. Pengujian dilakukan pada rentang
diperoleh dari intraco. konsentrasi formalin yang menunjukkan
hasil positif dan negatif terhadap pereaksi.
Pengambilan Sampel

Sampel ikan cakalang, ikan tude, Uji Kualitatif


ikan asin dan ikan teri diambil pada pasar Uji kualitatif dilakukan dengan
tradisional (pasar A dan pasar B) dan pasar menggunakan uji warna pereaksi Schiff.
swalayan A di Kota Manado. Kedua pasar Diambil 1 mL hasil destilat dalam tabung
tersebut dipilih karena merupakan pasar reaksi, ditambahkan 1 mL H2SO4 96% 1:1
terbesar di Kota Manado. lewat dinding, kemudian ditambahkan 1 mL
Preparasi Sampel (Sudjarwo dkk, 2012) pereaksi Schiff, jika terbentuk warna merah
keunguan maka positif mengandung
Sepuluh gram sampel ikan, formalin.
dipotong-potong dan dihaluskan, kemudian
dimasukkan ke dalam labu destilat, HASIL DAN PEMBAHASAN
ditambahkan 50 mL air, kemudian Pengujian Sensitivitas Pereaksi Schiff
Pengujian sensitivitas pereaksi
diasamkan dengan 1 mL H3PO4 85%. Labu
terhadap larutan standard formalin
destilat dihubungkan dengan pendingin dan
dimaksudkan untuk mengetahui batas
didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam
konsentrasi formalin yang masih dapat
labu ukur 50 mL.
terdeteksi oleh pereaksi uji. Pengujian
Pembuatan Pereaksi Schiff sensitivitas pereaksi uji dilakukan terhadap
larutan formalin konsentrasi 0,037; 3,7; 370
Dilarutkan 0,2 gr fuchsin basis dalam ppm. Syafitri dkk, (2013) meneliti skrining
120 mL aquades panas, dan didinginkan. pereaksi spot test untuk deteksi kandungan
Ditambahkan 2 mL NaHSO3 dalam 20 mL formalin pada bahan pangan dengan peraksi
aquades, ditambahkan 2 – 3 mL HCL pekat Schiff memberikan hasil yang relatif
dan diencerkan dengan aquades sampai 200 memuaskan dengan tingkat sensitivitas
mL. Larutan yang sudah jadi dibiarkan pereaksi hingga 10 ppm. Pengembangan
semalam sebelum digunakan dan disimpan pereaksi juga dilakukan dengan
pada tempat yang terlindung dari cahaya menambahkan CuSO4 dapat meningkatkan
(Anonim, 1979). sensitivitas sampai 0,01 ppm. Dari hasil
yang diperoleh pereaksi Schiff dapat
Uji Sensitivitas Pereaksi Terhadap mendeteksi formalin hingga konsentrasi
Larutan Standar Formalin terkecil yaitu 0,037 ppm. Sensitivitas
Larutan standard formaldehid pereaksi dapat menunjukan hasil yang baik
diencerkan menjadi 0,037; 3,7; 370 ppm. pada kosentrasi 0,037; 3,7; 370 ppm.
Masing-masing hasil pengenceran
dimasukkan ke dalam enam tabung yang

164
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Tabel 1. Uji Sentitivitas Pereaksi Schiff berwarna merah keunguan. Semakin intensif
warna yang tampak, dapat menggambarkan
Larutan
Pengulangan Warna bahwa formalin yang terkandung dalam
Standar
sampel semakin banyak. (Kusumawati dan
1 Ungu
0.037ppm trisharyanti, 2004).
2 Ungu
Tabel 2. Hasil pengujian kualitatif Pasar
1 Ungu Tradisional A
3.7ppm
2 Ungu
Pengulanga Warn Keteranga
Sampel
1 Ungu Tua n a n
370ppm Kunin
2 Ungu Tua
g
Ikan 1 -*
Kunin
Cakalan 2 -
Pengujian Kualitatif Formalin Pada g
g 3 -
Sampel Kunin
g
Dalam pengujian kualitatif, sampel Kunin
terlebih dahulu didestilasi dengan tujuan g
1 -
untuk memisahkan kandungan formalin Ikan Kunin
2 -
yang ada dalam sampel ikan. Tude g
3 -
Kunin
Sebelum dilakukan proses destilasi g
sepuluh gram pada masing-masing sampel Kunin
ikan, dihalusakan dengan cara diblender. 1
g
-
Penghalusan sampel dilakukan untuk Ikan Kunin
2 -
Asin g
memperluas permukaan sentuh sampel, 3
Kunin
-
karena luas permukaan juga mempengaruhi g
proses ekstraksi. Semakin kecil ukuran Kunin
partikel sampel maka luas permukaan g
1 -
Ikan Kunin
semakin besar. Selanjutnya sampel 2 -
Teri g
dimasukkan ke dalam labu destilat, 3 -
Kunin
ditambahkan 50 mL aquades, kemudian g
diasamkan dengan 1 mL H3PO4 85% dan (-*) Tidak Mengandung Formalin
dihomogenkan.
Tabel 3. Hasil pengujian kualitatif Pasar
Pengujian kualitatif pada penelitian Tradisional B
ini digunakan pereaksi Schiff untuk
mengetahui adanya formalin pada sampel. Sampel Pengulangan Warna Keterangan
Pereaksi Schiff ini digunakan untuk 1 Kuning -*
Ikan
2 Kuning -
menunjukan adanya gugus aldehid. Menurut Cakalang
3 Kuning -
Widyaningsih dan Erni (2006), pereaksi 1 Kuning -
Ikan
Schiff digunakan untuk mengikat formalin 2 Kuning -
Tude
agar terlepas dari sampel, formalin juga 3 Kuning -
1 Kuning -
bereaksi dengan pereaksi Schiff Ikan
2 Kuning -
menghasilkan senyawa kompleks yang Asin
3 Kuning -

165
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

1 Kuning - rendah (0,037 ppm) dengan sampel ditetesi


Ikan Teri 2 Kuning - pereaksi Schiff mengalami perubahan dari
3 Kuning -
warna bening menjadi merah muda. Hal ini
(-*) Tidak Mengandung Formalin
menunjukan sampel ikan dari berbagai pasar
Tabel 4. Hasil pengujian kualitatif Swalayan A tradisional ( pasar A dan pasar B) dan pasar
swalayan di Kota Manado tidak
Pengulanga Warn Keteranga
Sampel mengandung formalin dan aman dikonsumsi
n a n
Kunin oleh masyarakat Kota Manado.
g
Ikan 1 -*
Kunin KESIMPULAN
Cakalan 2 -
g
g 3 - Berdasarkan hasil yang diperoleh,
Kunin
g maka dapat disimpulkan bahwa dari dua
Kunin belas sampel ikan di pasar tradisional (pasar
g A dan pasar B) dan pasar swalayan Kota
1 -
Ikan Kunin
2 - Manado tidak mengandung formalin, hal ini
Tude g
3 - berarti ikan cakalang, ikan tude, ikan teri
Kunin
g dan ikan asin aman untuk dikonsumsi dan
Kunin baik untuk kesehatan.
g
1 -
Ikan Kunin
2 -
Asin g DAFTAR PUSTAKA
3 -
Kunin
g Anonim. WHO. 2002. Concise International
Kunin
Chemocal Assessment Document 40
g
1 - Formaldehyde. Geneva : World
Ikan Kunin
2 -
Teri g Health Organization
3 -
Kunin
g Alsuhendra dan Ridawati.2013 . Bahan
(-*) Tidak Mengandung Formalin Toksik dalam Makanan.
Rosda.Jakarta.
Dari hasil yang didapat, semua sampel
ikan yang telah di analisis dengan tiga kali Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003.
pengulangan, menunjukan tidak terjadi Mengenal Formalin. Jakarta: BPOM
perubahan warna menjadi ungu yang Cahyadi, W. 2012. Analisis dan Aspek
merupakan indikator adanya gugus aldehid. Kesehatan Bahan Tambahan
Hal ini dapat dilihat dari warna yang Makanan. Edisi 2. Cetakan 3. Bumi
dihasilkan yaitu warna kuning. Warna Aksara. Jakarta
kuning yang di dapat berasal dari warna Fardiaz, S. 2007. Bahan Tambahan
pereaksi Schiff. Makanan. Institut Pertanian Bogor.
Hasil tersebut juga dilakukan uji Gandjar, I. G. dan Rohman, A. 2007.Kimia
pembanding dengan penambahan formalin Farmasi Analisis. Cetakan II.
pada sampel. Formalin berkonsentrasi

166
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Yogyakarta: Pustaka pelajar. Jual di Pasar Ciputat Dengan


Halaman 246. Metode Spektrofotometri Uv-Vis
disertai Kolorimetri menggunakan
Kusumawati, F dan Trisharyanti D. K, I.
pereaksi Nash. Skripsi. Program
Penetapan Kadar Formalin Yang
Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran
Digunakan Sebagai Pengawet Dalam
dan Ilmu Kesehatan Universitas
Bakmi Basah Di Pasar Wilayah Kota
Islam Negeri Syarif Hidayatulla.
Surakarta. Jurnal Penelitian Sains &
Jakarta.
Teknologi, Vol. 5, No. 1, 2004: 131-
140 Underwood, AL. 1990. Analisis Kimia
Kuantitatif . Jakarta : Erlangga.
Miller JN and Miller JC. 2000. Statistic and
Chemometrics for Analytical Warsito, H., Rindiani dan Nurdyansyah, F.
Chemistry, 4th ed. Prentice Hall : 2014. Ilmu Bahan Makanan Dasar.
Harlow. Yogyakarta : Nurha Medika.

Rabiatul, A. 2008. Pengolahan dan Widyaningsih, T.D. dan Murtini, E.S. 2006.
Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Alternatif Pengganti Formalin
Jakarta PadaProduk Pangan. Jakarta:
Trubus Agrisarana.
Rahmawati, F. 2012. Aneka Ragam
Pengolahan Ikan. Pemberdayaan Winarno,F.G dan Titi, S., “Bahan
social untuk kegiatan pendidikan Tambahan Untuk Makanan dan
alternative dalam pengolahan potensi Kontaminasi”, Pustaka sinar
lokal. Sumba Tengah Harapan, Jakarta, 1992, hal. 101 -
108.
Saparinto, C dan Hidayati, D. 2006. Bahan
Tambahan Pangan. Yogyakarta : Wiryawan, A., Retnowati, R dan Sabarudin,
Kanisius A. 2007. Kimia Analitik. Malang :
Departemen Pendidikan Nasional.
Singgih, H. 2013. Uji Kandungan Formalin
Pada Ikan Asin Menggunakan Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya Di Balik
Sensor Warna Dengan Bantuan Lezatnya Makanan. Andi.
FMR. Jurnal ELTEK, Vol 11 No Yogyakarta.
01.ISSN 1693-4024.

Sudjarwo, Darmawati, A., Hariyanto V. W.


2007. Penetapan Kadar Formalin
dalam Ayam Potong dipasar
Tradisional Surabaya Timur.
Surabaya : UNAIR
Susanti, S. 2010. Penetepan Kadar
Formaldehid Pada Tahu yang di

167

Anda mungkin juga menyukai