Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kimia. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761 (Online). Vol. 11. No. 2.

Desember 2018

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU DENGAN


UJI ASIDI-ALKALIMETRI

Rezania Asyfiradayati1*, Artika Ningtyas2, Madani Lizansari3, Yuyun Purwati4, Winarsih5

1,2,3,4,5
Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
Email: 1rezaniaasyfiradayati@ums.ac.id, 2artikaningtyas@gmail.com
3 5
madanilizansari24@gmail.com, 4yuyunpurwa05@gmail.com, winnarasih1616@gmail.com

Abstrak
Formalin merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988, sehingga
kandungannya dalam produk makanan harus negatif. Jika kadar formalin yang
terkandung dalam bahan pangan tersebut melewati nilai ambang batas aman, maka
akan dapat berakibat toksis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kandungan formalin dalam tahu yang dijual di Pasar Gede Kota Surakarta.
Penetapan kadar formalin menggunakan metode Uji Kuantitatif (Uji Asidi-
Alkalimetri). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 4 tahu positif formalin
dengan kadar tertinggi tertinggi sebesar 0,0055 ppm. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa bahan pangan yang diperdagangkan di Wilayah kota Surakarta belum
semuanya mematuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722/MenKes/Per/IX/1988 kandungan formalin dalam makanan harus 0 atau negatif.
Sehingga perlu dilakukan penelitian bahan tambahan makanan lain (misal boraks
dan pewarna) yang digunakan dalam bahan pangan lain yang dipasarkan di
Surakarta serta masyarakat perlu segera diberikan informasi tentang keamanan
makanan yang dikonsumsi.

Kata kunci: Bahan pangan, formalin, pasar.

Abstract
Formalin is a prohibited food additives according to Regulation of the Minister of
Health of the Republic of Indonesia Number 722 / Menkes
/ Per / IX / 1988, so its content in food products must be negative. If the content of
formalin contained in the foodstuff passes the value of safe threshold, resulting in
toxic. The purpose of this research was to know the content and content of formalin
in food (wet noodles, fresh milkfish and presto, salted fish, tofu) which were sold in
Pasar Gede Surakarta. Determination of formalin content was using Quantitative
Test method (Assay-Alkalimetry Test). The results of this study indicated that 2
samples of wet noodles, 1 sample of fresh milkfish and presto, 5 salted fish, and 4
tofu formalin positive, with the highest level of 0.0278 ppm was found in salted fish.

Keywords: foodstuff, formalin, market.

12
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Formalin merupakan bahan tambahan Penelitian ini dilakukan dengan
pangan yang dilarang berdasarkan Peraturan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor pendekatan cross sectional. Penelitian ini
722/MenKes/Per/IX/1988, sehingga kandungannya menggunakan teknik purposive sampling yakni
dalam produk makanan harus negatif. pengujian dilakukan pada tahu yang dijual di Pasar
Penyalahgunaan formalin biasanya dilakukan Gede, sertahu tahu krempel dan tahu kotak.
untuk keuntungan dagang dan meminimalkan biaya Penentuan kandungan formalin
kerugian akibat makanan yang tidak laku dijual. menggunakan uji kuantitatif (uji Asidi-Alkalimetri)
Selain itu formalin digunakan karena mudah untuk mengetahui kadar formalin. Instrumen
didapat, harganya yang murah dan memiliki dalam penelitian ini meliputi Gelas Ukur, Sendok,
kemampuan yang baik dalam mengawetkan Botol Uji, Neraca Timbang, Labu Erlenmeyer 100
makanan. ml, Hot Plate, Buret, Statif, Pipet Tetes, Gelas
Pedagang atau produsen Kimia.
menambahkan formalin dengan tujuan agar ikan Adapun pelaksanaan penelitian dengan
asin tahan lebih lama. Selain itu keberadaan menggunakan uji Asidi-Alkalimetri adalah Sampel
formalin lebih murah dan mudah untuk didapatkan yang sudah dihaluskan ditimbang sebanyak ±3
(Abdullah, 2013). Pemakaian formalin dalam gram dimasukkan ke dalam labu elemeyer,
makanan dapat menyebabkan timbulnya efek akut menambahkan 25 ml hidrogen peroksida encer dan
dan kronik yang dapat menyerang saluran 50 ml natrium hidroksida 1 N, sampel dipanaskan di
pernapasan, pencernaan, sakit kepala, hipotensi atas hot plate hingga mendidih. Ditambahkan 2
(tekanan darah tinggi), kejang, tidak sadar hingga tetes larutan fenolftalein sampai terjadi perubahan
koma. Selain itu, juga dapat terjadi kerusakan hati, warna menjadi merah muda. Menitrasi sampel
jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan dengan asam klorida 0,1 N sampai warna merah
syaraf pusat dan ginjal. Berbagai bahan pangan muda memudar menjadi bening. Hasil titrasi
yang banyak digemari masyarakat seperti, mie dicatat. Volumenya, setiap sampel di lakukan
basah, tahu, ikan asin, ikan bandeng ditemukan pengulangan sebanyak tiga kali. Melakukan
banyak mengandung formalin. Berdasarkan hasil perhitungan kandungan formalin dan menghitung
sampling dan pengujian laboratorium BPOM rata-rata kandungan formalin:
Desember 2017 yang dilakukan secara serial dan
serentak di beberapa daerah Indonesia menunjukan
sebanyak 34,55% tahu, 64,32% mie basah, 6,36%
ikan mengandung formalin. Hasil sidak keamanan Kandungan formalin =
pangan yang dilakukan BPOM Semarang di Pasar
Gede Kota Surakarta pada bulan Juni 2017 ∑ formalin =
menunjukan 2 sampel mie basah, 2 jenis ikan asin
dan 1 bandeng segar positif formalin, (BPOM,
2017). HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasar Gede Kota Surakarta merupakan
Peneliti melakukan pengambilan sampel
salah satu pasar induk yang digunakan sebagai
tahu di Pasar Gede Kota Surakarta pada bulan Juni
tempat pengambilan dagangan bahan pangan oleh
2018. Sampel tahu diambil 2 jenis yaitu tahu kotak
pedagang- pedagang di pasar tradisonal Kota
dan krempel pada 2 pedagang di Pasar Gede.
Surakarta lainnya serta menjadi pasar rujukan
Seluruh sampel dilakukan pengujian di laboratorium
masyarakat di wilayah Surakarta maupun di luar
kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta. Data
Surakarta. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
yang diperoleh dipaparkan sebagai berikut
mengetahui keberadaan formalin dalam bahan
pangan mie basah, ikan asin, bandeng segar dan
bandeng presto di Pasar Tradisonal Surakarta.
Tabel 4. Uji Kuantitatif pada Tahu

Angka Kadar Formalin (ppm)


Kandungan
Kode Sampel Pengulangan ∑Formalin
Formalin
1 2 3
PGA 1 Positif 0,0018 0,0018 0,0017 0,0018
PGA 2 Positif 0,0054 0,0055 0,0055 0,0055
PGB 1 Positif 0,0020 0,0021 0,0020 0,0020
PGB 2 Positif 0,0040 0,0032 0,0048 0,0040

Sampel positif formalin pada uji kuantitatif setempat dan BPOM serta tingkat pengetahuan
menggunakan titrasi asidi alkalimetri. Sampel yang kurang dari produsen tentang bahaya
yang positif mengalami perubahan warna menjadi penggunaan yang beperan sebagai distributor atau
merah muda setelah ditetesi indikator fenoftelain, mengambil barang dagangannya pada produsen
sehingga dilakukan titrasi menggunakan larutan tidak tahu menahui mengenai penambahan formalin
HCl untuk mencapai ekuivalen dan dapat pada mie basah.
diketahui kandungan formalinnya. Berdasarkan
hasil uji kuantitatif kandungan formalin pada Terdapat beberapa dampak negatif terhadap
sampel tahu terdapat 4 sampel yang positif kesehatan manusia akibat dari mengkonsumsi
mengandung formalin, 2 jenis tahu dari Pasar Gede makanan yang mengandung
A (PGA 1 dengan kadar 0,0018 ppm dan PGA2 formalin, diantaranya menurut Saparinto (2006),
dengan kadar 0,0055 ppm), 2 jenis tahu dari Pasar efek samping penggunaan formalin tidak secara
Gede B (PGB 1 dengan kadar 0,0020 ppm dan langsung akan terlihat. Efek ini hanya terlihat
PGB 2 dengan kadar 0,0040 ppm). secara kumulatif, kecuali jika seseorang mengalami
Hasil Kandungan formalin tertinggi sebesar keracunan formalin dengan dosis tinggi. Dalam
0,0278 ppm. Meskipun demikian hal tersebut kadar yang sangat tinggi formalin bisa
masih di anggap tidak benar karena dalam menyebabkan kegagalan peredaran darah yang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia bermuara pada kematian.
Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988 kandungan Di dalam tubuh, jika terakumulasi dalam
formalin dalam makanan harus 0 atau negatif. jumlah besar, formalin merupakan bahan beracun
Kadar formalin yang digunakan produsen sebagai dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika
pengawet dalam berbagai olahan pangan relatif kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi
samam hal ini dapat disebabkan oleh beberapa secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel
faktor diantaranya produsen mempunyai takaran sehingga dapat menyebabkan berbagai keluhan,
yang relatif sama (dalam jumlah kecil) dalam misalnya iritasi lambung dan kulit, muntah, diare,
menambahkan formalin pada bahan pangan, serta alergi. Bahkan bisa menyebabkan kanker,
dimana takaran tersebut berpengaruh terhadap karena formalin bersifat karsinogenik
keawetan pangan namun tidak mempengaruhi rasa. (Wispriyono, 2006).
Tahu yang positif mengandung formalin berasal Menurut Arumsari (2017), upaya
dari Pasar Gede berasal dari pedagang A dan B. pengendalian yang dapat dilakukan terhadap
Formalin digunakan pada tahu karena tahu kandungan formalin yang terdapat pada makanan
merupakan makana yang bergizi tinggi dan yang dijual dipasaran adalah perlu dilakukanya
makanan basah serta cepat sekali membusuk tindakan oleh BPOM untuk melakukan peninjauan
(Effendy, 2012). Penggunaan formalin pada tahu kembali ke pasar-pasar untuk melakukan uji
disebabkan kondisi tahu yang hanya dapat formalin pada ikan asin yang dijual oleh pedagang
bertahan selama 2 hari saja jika tanpa formalin, dan menindaklanjuti penyalahgunaan formalin
akan tetapi tahu dapat bertahan lebih lama jika yang terjadi. Selain itu juga diharapkan adanya
ditambahkan formalin yaitu 5 sampai satu minggu. penyuluhan-penyuluhan kepada para pedagang dan
bahan pengawet berupa formalin untuk mie produsen mengenai larangan penggunanaan
basah. Penyalahgunaan formalin dilakukan formalin pada ikan asin.
produsen untuk keuntungan dagang dan Menurut ACGIH (American Conference of
meminimalkan biaya kerugian akibat makanan Governmental and Industrial Hygienists)
yang tidak laku dijual. Adapun penjual mie basah menetapkan ambang batas aman formalin dalam
Menurut peneliti selain hal di atas penambahan tubuh adalah 0,4 ppm. Dalam penelitian didapatkan
formalin pada bahan pangan dapat terjadi karena kadar formalin tertinggi sampel yaitu 0,0278 ppm,
kurangnya pengawasan dari Dinas Kesehatan maka berdasarkan batas toleransi formalin pada
sampel ikan asin masih dapat diterima oleh tubuh
dalam 1 hari, sampel ikan asin yang diuji masih
dalam kategori aman untuk dikonsumsi. Meskipun DAFTAR PUSTAKA
demikian hal tersebut di anggap tidak benar karena
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Abdullah. (2011). Pengawetan Pangan. UI Press,
Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988 Jakarta.
kandungan formalin dalam makanan harus 0 atau BBP4BKP. (2011). Test Kit Untuk Uji Residu
negatif. Formalin. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan,
KESIMPULAN Jakarta.
BPOM. (2017). Data Hasil Sidak Keamanan
1. Dalam bahan pangan yang diperdagangkan di Pangan BPOM Semarang Di Pasar Gede
Pasar Gede Kota Surakarta terdapat 4 sampel Surakarta Juli 2017.
yang mengandung formalin dimana kadarnya Efendy. (2004). Penggunaan Bahan Tambahan
berbeda-beda. Makanan. Media Indonesia, Jakarta.
2. Bahan pangan yang diperdagangkan di Farmakope Indonesia Edisi III. (1997).
Wilayah kota Surakarta belum semuanya Departemen Kesehatan Republik
mematuhi Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia. Hastuti, S. (2010). Analisis
Republik Indonesia Nomor kualitatif dan kuantitatif formaldehid pada
722/MenKes/Per/IX/1988 kandungan formalin ikan asin di Madura. Jurnal Agrointek.
dalam makanan harus 0 atau negatif. Vol 4, No. 2 Agustus 2010 Hal 132-137.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/1988. (1998).
SARAN
Tentang Bahan Tambahan Pangan.
Santoso, H. (2008). Kandungan Formalin Ikan
1. Perlu dilakukan penelitian bahan tambahan
Asin. Kanisius, Yogyakarta.
makanan lain (misal boraks dan pewarna)
yang digunakan dalam bahan pangan lain yang Saparitno, C. & Hidayati, D. (2006).
dipasarkan di Surakarta. Bahan tambahan pangan. Kanisius,
2. Masyarakat perlu segera diberikan informasi Yogyakarta. Wispriyono. (2006).
tentang keamanan makanan yang dikonsumsi. Formalin. Penerbit Trubus
Agrisarana, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai