Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal

Nama : Anggin Tiara Lestari

NIM : 31116153

Judul ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN


FORMALIN PADA TAHU YANG DIPERDAGANGKAN DI
PASAR SENTRAL KOTA DAN PASAR SENTRAL WUA-WUA
Jurnal J. Sains dan Teknologi Pangan (JSTP)
Volume & Halaman Vol. 5, No.1 dan 9
Tahun 2020
Penulis Hasrudin, La Karimuna, Nur Asyik
Reviewer Anggin Tiara Lestari
Tanggal 28 Maret 2020
Latar belakang -
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kandungan formalin pada
tahu yang diperdagangkan di Pasar Sentral Kota dan Pasar Sentral
Wua-Wua
Permasalahan Penyalahgunaan bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan
tambahan bagi produk makanan yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya telah banyak membuat resah masyarakat.
Penggunaan bahan kimia seperti pengawet untuk makanan ataupun
bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya
menjadi lebih menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih
ekonomis sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Namun dampak kesehatan yang ditimbulkan dari
penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah buruk bagi
masyarakat yang mengkonsumsinya (Aghnan, 2016).
Penggunaan formalin dilarang untuk pengawetan makanan karena
sifatnya yang toksit Pratiwi (2008). Formalin adalah cairan yang
tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di pasaran, formalin
dapat diperoleh dalam bentuk yang sudah diencerkan, yaitu dengan
kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk
tablet yang beratnya masing - masing sekitar 5 g. Formalin juga
merupakan salah satu jenis pengawet yang sering disalahgunakan dan
secara hukum dilarang keras digunakan untuk mengawetkan produk
pangan.
Sistem yang Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini
digunakan menggunakan dua uji yaitu uji kualitatif (Metode Fenilhidrazin) dan
uji kuantitatif (Metode Titrasi).
Hasil dan Pembahasan

Hasil uji kualitatif berdasarkan Tabel 1 memberikan informasi bahwa


tahu yang berasal dari Pasar Sentral Kota dan Pasar Sentral Wua-
Wua sebanyak 10 sampel dengan rincian 7 sampel di Pasar Sentral
Kota dan 3 sampel di Pasar Sentral Wua-Wua yang telah dianalisis
terdeteksi adanya kandungan formalin.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 yang telah dilakukan


peneliti mendapatkan kadar formalin tertinggi yaitu sebanyak 81,1
mg/g atau setara dengan 81,1 %. Sedangkan yang terendah yaitu
sebanyak 47 mg/g atau setara dengan 47 %. Berdasarkan penelitian
Mukminah et al. (2018) mendapatkan 33% siomay tahu yang
diperdagangkan tidak mengandung formalin sehingga aman untuk di
konsumsi dan 67% yang mengandung formalin sehingga tidak aman
untuk di konsumsi. Dari 67% sampel yang mengandung formalin
didapatkan kadar tertinggi yaitu 57,2 mg/g dan yang terendah yaitu
15,6 mg/g. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengawet
non pangan formalin pada makanan mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan secara
langsung kepada pedagang tahu, penyebab dari tingginya konsentrasi
formalin pada tahu kerena perilaku pedagang yang menyediakan stok
tahu secara berlebihan sehingga tidak habis terjual dalam 1 (satu)
hari, maka dari itu pedagang menambahkan pengawet non pangan
seperti formalin dalam jumlah yang banyak dengan maksud agar
tidak mengalami kerugian yang besar.
Kelebihan Telah dipaparkan hasil dengan tabel yang baik dan jelas bahasanya
pun mudah dimengerti
Kekurangan Tidak ada paparan latar belakang di abstrak
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat di
simpulkan bahwa dari jumlah 17 sampel tahu yang di analisis
terdapat 10 sampel tahu yang teridentifikasi kandungan formalin
dengan rincian 7 sampel terdapat di Pasar Sentral Kota dan 3 sampel
terdapat di Pasar Sentral Wua-Wua. Kadar tertinggi terdapat di Pasar
Sentral Kota 4 yaitu 81,1 mg/g. Sedangkan kadar formalin yang
terendah terdapat di Pasar Sentral Kota 11 yaitu sebanyak 47 mg/g.

Anda mungkin juga menyukai