Anda di halaman 1dari 5

Nama: Yohanes Novriadi N.

NIM: 180103056

1. ANALISIS KADAR FORMALIN PADA IKAN ASIN DI PASAR TRADISIONAL KOTA KENDARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan kadar formalin pada ikan asin yang
terdapat pada 3 Pasar Tradisional Kendari, diidentifikasi dengan melalui uji kualitatif dan
kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif, menggunakan uji
kualitatif dan uji kuantitatif. Setelah sampel yang dicurigai mengandung formalin diambil dan
diuji menggunakan pereaksi KMnO4 cara pengujiannya dilakukan dengan cara sampel
direaksikan dengan KMnO4 kemudian di homogenkan dan ditunggu hingga satu jam lalu diamati
perubahan warna yang terjadi. Hasil positif ditandai dengan warna merah muda berubah
menjadi bening setelah didiamkan selama satu jam. Hasil identifikasi dari KMN04 dan
dilanjutkan dengan metode spektrofotometri uv-vis menggunakan pereaksi Nash ditemukan
bahwa hanya 3 sampel ikan yang mengandung formalin yang ditemukan di Pasar Basah
Mandonga dan Pasar Baruga dengan kadar tertinggi 31 mg/kg, 25,5 mg/kg dan yang terendah
14,5 mg/kg dimana 3 sampel yang mengandung formalin semuanya adalah ikan teri. Sedangkan
6 ikan lainnya negatif dengan demikian ikan yang mengandung formalin tidak hanya bisa
ditentukan berdasarkan secara visual hal ini disebabkan karena keadaan ikan yang sudah tidak
bagus lagi karena lamanya proses penyimpanan, dan juga tingginya kandungan garam yang
terdapat pada ikan asin sehingga ciri fisik ikan menyerupai ikan yang mengandung Formalin
2. dentifikasi Kandungan Formalin Pada Ikan Segar Yang Dijual Dipasar Mimbo dan Pasar Jangkar
Kabupaten Situbondo.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada 10 jenis ikan segar
yang dijual di pasar Mimbo dan pasar Jangkar Kabupaten Situbondo secara kualitatif
menggunakan teskit formalin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey dan dianalisis secara deskriptif. Ikan yang akan diuji (sampel) terlebih dahulu diiris kecil-
kecil (dicacah). Sebanyak 10 gram Sampel diambil lalu ditambah dengan air panas ± 20 ml dan
diaduk selama 1 menit. Kemudian campuran didiamkan beberapa saat hingga mengendap.
Diambil 5 ml cairan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 tetes reagen 1 dan
3 tetes reagen 2 ke dalam tabung reaksi. Dilakukan pengocokan dan dibiarkan hingga 10 menit.
Diamati perubahan warna yang terjadi. Sedangkan tahapan dalam pembuatan kontrol adalah
sebanyak 5 ml larutan formalin dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 tetes
reagen 1 dan 3 tetes reagen 2. Hasil identifikasi formalin pada 10 jenis ikan segar di pasar
Mimbo terdapat 8 sampel di antaranya adalah ikan tongkol, ikan kembung, ikan makarel, ikan
swangi, ikan bawal, ikan teri, ikan kakap dan udang positif mengandung formalin yang ditandai
dengan adanya perubahan warna dari putih keruh menjadi ungu atau ungu muda. Sedangkan di
pasar Jangkar terdapat 4 sampel yang positif mengandung formalin, diantaranya adalah ikan
swangi, ikan bawal, ikan kakap dan udang.
3. ANALISIS KORELASI FORMALIN DAN PROTEIN PADA UDANG KELONG (Penaeus indicus) DAN
UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi formalin terhadap
kadar protein pada udang kelong (Penaeus indicus) dan udang putih (Litopenaeus vannamei)
yang dijual dibeberapa pasar Tradisional Kota Pekanbaru. Analisis kualitatif formalin
menggunakan pereaksi kalium permanganat dan asam kromatofat dan analisis kuantitatif
menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography yang diderivatisasi Preparasi
Hasil uji kualitatif formalin Hasil pengujian formalin pada 12 sampel udang kelong dan udang
putih yang dijual di pasar tradisional Kota Pekanbaru secara kualitatif terindentifikasi positif
mengandung formalin pada kedua metode permanganometri dan asam kromatofat.
Berubahnya warna ungu larutan KMnO4 menjadi warna coklat saat ditambahkan filtrat sampel
udang menunjukkan adanya kandungan formalin dalam sampel. Metode asam kromatofat
menunjukkan hasil yang sama, dimana terjadi perubahan warna coklat asam kromatofat
menjadi warna ungu yang menandakan adanya formalin pada sampel. Hasil uji kuantitatif
formalin Sampel yang dinyatakan positif pada pengujian kualitatif dilanjutkan dengan pengujian
kuantitatif dengan menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
Kandungan formalin yang terdapat dalam sampel. kandungan formalin tertinggi pada udang
putih terdapat pada sampel UPB 1 dengan nilai 9,7617 mg/Kg. Pada udang kelong, kandungan
formalin tertinggi terdapat pada sampel UKPa 1 yaitu sebesar 30,0401 mg/Kg.
4. Analisis Formalin Pada Ikan Layang (Decapterus sp.) di Pasar Tradisional Kota Singaraja Kab.
Buleleng
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kemungkinan adanya kandungan formalin pada jenis
ikan Layang (Decapterus sp.) segar secara kualitatif dan apabila pengujian secara kualitatif
ditemukan, maka akan dilanjutkan dengan uji kuantitatif. Metode yang digunakan untuk uji
kualitatif menggunakan tes kit formalin sedangkan uji kualitatif menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 520 nm. Sampel dianalisis di Laboratorium Pengendalian dan
Pengujian Mutu Hasil Perikanan Provinsi Bali. Hasil yang diperoleh dari pengambilan sampel
sebanyak 3 kali di masing-masing pasar, menunjukan bahwa tidak terdapat kandungan formalin
pada ikan layang segar di kedua pasar tradisional Kota Singaraja.
5. Efektivitas Daun Singkong (Manihot esculenta) Var. Malang Sebagai Pereduksi Kadar Formalin
Pada Udang Putih (Pennaeus vannamei)
Perendaman udang putih dengan larutan daun singkong. Pembuatan larutan daun singkong
dengan tiga konsentrasi yaitu 3% dan 6% mengikuti standart kimia bahwa persen konsentrasi 1%
berat per volume larutan menyatakan 1 gram dalam 100 mL pelarut. Untuk konsentrasi akhir
rendaman larutan daun singkong sebesar 6%, maka disiapkan 60 gram daun singkong dan
aquadest sebanyak 920 ml dilanjutkan diblender hingga benar-benar hancur. Larutan daun
singkong tersebut kemudian disaring dan diharapkan memiliki volume akhir sebesar 980 ml.
Larutan daun singkong berkonsentrasi 6% ini digunakan untuk merendam udang putih
berformalin dengan variasi lama perendaman 0, 15 dan 30 menit. Perlakuan yang sama juga
dilakukan untuk konsentrasi larutan daun singkong sebesar 3%. Perbedaanya ada pada berat
daun singkong menjadi 30 gram dan jumlah aquadest sebesar 950 ml. Uji kadar Formalin. Uji
kadar formalin dilakukan dengan cara menyiapkan sampel udang berformalin pada konsentrasi
larutan daun singkong 3% dan 6% dengan lama perendaman 0 menit hingga 30 menit sebanyak
5 gram. Larutan test kit formalin yang mengandung KMnO4 1N disiapkan. Sampel udang
sebanyak 5 gram dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan aquadest hingga 10 ml.
Sampel dihomogenkan dengan pengaduk dan dilanjutkan dengan disaring menggunakan kertas
saring. Filtrat yang dihasilkan dimasukan kedalam larutan test kit, dilanjutkan dengan
pengamatan perubahan warna. Perubahan warna dari ungu menjadi coklat menunjukkan bahwa
formalin telah mengalami reduksi Pengamatan perubahan warna pada konsentrasi dan lama
perendaman yang berbeda menunjukkan bahwa larutan ekstrak daun singkong efektif dalam
mereduksi formalin mulai dari 0 menit atau titik awal permulaan, baik untuk konsentrasi 3%
hingga 9%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun singkong menunjukkan semakin pekatnya
warna larutan. Dari pengamatan tersebut juga dapat disimpulkan, walaupun dengan pemaparan
dengan larutan ekstrak daun singkong di titik awal sudah mampu mereduksi, namun reduksi
tersebut tidak berlangsung lama. Berbeda halnya dengan perendaman selama 30 hingga 60
menit yang menunjukan perubahan warna filtrate udang berformalin yang cenderung cerah dan
menunjukkan bahwa kadar formalin telah tereduksi.
6. UJI KUALITATIF FORMALIN PADA PRODUK UDANG SEGAR YANG DIJUAL DI PASAR BADUNG,
DENPASAR
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah Accidental Sampling. Sampel yang didapatkan sebanyak 8 sampel.
Uji yang dilakukan pada sampel adalah uji karakteristik, meliputi warna, bau, dan tekstur. Uji
kualitatif formalin dilakukan menggunakan pereaksi asam kromatofat. Sampel positif
mengandung formalin jika terjadi perubahan warna dari ungu tua sampai kecoklatan.
Berdasarkan pengamatan karakteristik produk udang segar dilakukan pada warna, bau, dan
tekstur. Dari segi warna, udang yang mengandung formalin dan tidak, berwarna sama. Namun
secara tekstur, udang yang berformalin apabila ditekan akan terasa sangat kenyal dan selalu
tampak segar. Terdapat sampel udang yang ketika pengamatan berbau agak busuk dan asam,
dagingnya lembek dan rapuh, namun pada pengujian secara kualitatif memang terbukti tidak
terdapat kandungan formalin di dalamnya.Berdasarkan hasil uji kualitatif, menunjukan bahwa 3
sampel produk udang segar yang dijual di pasar sore Pasar Badung Kota Denpasar positif
mengandung formalin.
7. Efektivitas Temu Kunci (Boesenbergia rotunda) Terhadap Penurunan Kadar Formalin Pada
Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Pada penelitian ini menggunakan ikan tuna yang sudah direndam dengan formalin 10%.
Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Penentuan kadar formalin dengan
menggunakan metode spektrofotometer. Parameter yang digunakan yaitu kadar formalin. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi larutan temu kunci dan lama penyimpanan
berpengaruh nyata yaitu pada konsentrasi 50% selama 5 hari merupakan konsentrasi dan lama
perendaman yang paling efektif dengan hasil rata-rata 0,04 mg/l.
8. Identifikasi Formalin Pada Ikan Segar di Pelabuhan Pendaratan Ikan Idi Rayeuk Kabupaten
Aceh Timur
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberlangsungan praktek penggunaan formalin oleh
para nelayan dan pedagang dengan mengidentifikasi kandungan formalin pada ikan tongkol dan
ikan kembung yang ada di Pelabuhan Pendaratan Ikan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 ikan tongkol dan 3 ikan kembung yang
diambil secara acak di Tempat Pendaratan Ikan Idi Rayeuk, Aceh Timur Hasil penelitian
menunjukkan bahwa semua sampel yang di uji menunjukkan hasil negatif atau ikan tersebut
tidak mengandung formalin. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dan
nelayan akan bahaya formalin sudah sangat baik.

9. Analisis Kualitatif Formalin Pada Ikan Tongkol Yang Dijual Di Pasar Lama Banjarmasin
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan formalin pada ikan
tongkol yang dijual di Pasar Lama Banjarmasin. Sampel yang diteliti berjumlah 5 sampel yang
diambil secara teknik accidental sampling. Metode konvensional menggunakan pereaksi
Ag(NH3)2NO3 dan KMnO4 0,1 N. Hasil penelitian dari 5 sampel ikan tongkol yang berasal dari
Pasar Lama Banjarmasin menunjukkan positif dengan pereaksi Ag(NH3)2NO3 dan KMnO4 0,1 N
berupa terbentuknya cermin perak dan perubahan warna dari ungu tua menjadi pudar.
10. Uji kuantitatif kadar formalin ikan segar dan pindang di TPI(Tempat Penjualan Ikan)
Tulungagung.
metode yang digunakan kuantitatif analitik pendekatan crossectional. Uji kuantitatif kadar
formalin dengan alat test KIT Formalin di lanjutkan dengan spektrofotometri UV-VIS dan uji
Mann-Whitney. Populasi penelitian ikan segar dan pindang di ambil dari 3 TPI di Tulungagung.
Teknik pengambilan sempel random sampling, masing-masing 4 sampel. Hasil penelitian
menunjukan nilai rata-rata formalin pada ikan pidang 1.63 mg/L dan ikan segar 4.54 mg/L. Pada
semua sampel ikan segar kadar formalin lebih tinggi dari ikan pindang, dan kadar formalin yang
digunakan sangat tinggi dari standar BPOM.

DAFTAR PUSTAKA

SANTHI, DESAK GDE DIAH DHARMA.2017. "UJI KUALITATIF FORMALIN PADA PRODUK UDANG
SEGAR YANG DIJUAL DI PASAR BADUNG, DENPASAR." FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
UDAYANA DENPASAR.

Wirawan, W., Tantalu, L., & Suliana, G. (2017). Efektivitas Daun Singkong (Manihot esculenta) Var.
Malang 1 Sebagai Pereduksi Kadar Formalin Pada Udang Putih (Pennaeus vannamei). Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan, 17(3), 170-175.

Oheo, D. D., Tosepu, R., & Yasnani, Y. ANALISIS KADAR FORMALIN PADA IKAN ASIN DI PASAR
TRADISIONAL KOTA KENDARI. Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo, 1(2).

Hartin, A., Anita, S., & Hanifah, T. A. (2017). ANALISIS KORELASI FORMALIN DAN PROTEIN PADA
UDANG KELONG (Penaeus indicus) DAN UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei).

Marantika, Alexander K., and Ni Nyoman Dian Martini. (2017) "Analisis Formalin Pada Ikan Layang
(Decapterus sp.) di Pasar Tradisional Kota Singaraja Kab. Buleleng."
Mardiyah, U., & Jamil, S. N. A. (2020). Identifikasi Kandungan Formalin Pada Ikan Segar Yang Dijual
Dipasar Mimbo dan Pasar Jangkar Kabupaten Situbondo. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 11(2), 135-
140.

Mardiana, Rosa, Lidyawati Lidyawati, and Muhammad Zulfikri. "Identifikasi Formalin Pada Ikan Segar di
Pelabuhan Pendaratan Ikan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur." Journal of Pharmaceutical and Health
Research 1.3 (2020): 77-82.

Febrianti, D. R., & Sari, R. M. (2016). Analisis kualitatif formalin pada ikan tongkol yang dijual di Pasar
Lama Banjarmasin. Jurnal Pharmascience, 3(2).

Setyowati, L., Purwanto, E., & Ningtyas, N. A. (2020). Uji Kuantitatif Kadar Formalin Ikan Segar dan
Opindang di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Tulungagung. Jurnal Keperawatan, 11(1), 56-63.

Zamhariroh, Z., & Hanum, G. R. (2018). Efektivitas Temu Kunci (Boesenbergia rotunda) Terhadap
Penurunan Kadar Formalin Pada Ikan Tuna (Thunnus sp.). Medicra (Journal of Medical Laboratory
Science/Technology), 1(2), 68-76.

Anda mungkin juga menyukai