Oleh :
Annisa Pratiwi P2931B
Ferlina Fitrah P2944B
Preseptor :
dr. Taufik Ashal, Sp.KJ
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis ucapkan pada Allah karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul
“Penyalahgunaan Alkohol dan Tatalaksananya” Referat ini penulis susun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian
Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Taufik Ashal, Sp. KJ
selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan petujuk, dan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan Referat ini. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa Referat ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga Referat ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Epidemiologi
Kurang lebih 30-45% orang dewasa di Amerika Serikat pernah mengalami
sedikitnya satu episode singkat permasalahan terkait alkohol, umumnya suatu
episode amnesik terinduksi seperti blackout, berkendara saat terintoksikasi, atau
bolos sekolah dan kerja karena minum berlebihan. Sekitar 10% wanita dan 20%
pria memenuhi kriteria diagnosis penyalahgunaan alkohol selama masa hidupnya.
Dibanding kelompok lain, orang kulit putih lebih memiliki angka tertinggi
ppenggunaan alkohol yaitu sebesar 56%.1 Berdasarkan penelitian pria 4 kali lebih
sering menjadi pecandu alkohol dibandingkan wanita. Di Indonesia terutama
daerah Indonesia Timur dan beberapa tempat di daerah Sumatera, terdapat antara
2-3 juta orang mengalami adiksi alkohol.2
2.3 Etiologi
2.3.1 Riwayat Masa Kanak-kanak
Beberapa faktor telah teridentifikasi dalam riwayat masa kanak-kanak dari
seseorang yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol. Anak-anak
beresiko yang memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol yaitu jika satu
atau lebih orang tuanya adalah pengguna alkohol.1
Pada riwayat masa kanak-kanak terdapat gangguan defisit-atensi /
hiperaktivitas atau gangguan konduksi atau keduanya yang meningkatkan resiko
anak untuk memiliki gangguan berhubungan dengan alkohol pada masa
dewasanya. Gangguan kepribadian khususnya gangguan kepribadian antisosial
juga merupakan predisposisi seseorang kepada suatu gangguan berhubungan
dengan alkohol.1
Absorpsi
Kira-kira 10% alkohol yang dikonsumsi diabsorpsi di lambung, dan
sisanya di usus kecil. Konsentrasi puncak alkohol didalam darah dicapai dalam
waktu 30-90 menit, biasanya dalam 45-60 menit, tergantung apakah alkohol
diminum saat lambung kosong, yang meningkatkan absorbsi atau diminum
bersama makanan yang memperlambat absorbsi.1
Waktu untuk mencapai konsentrasi puncak dalam darah juga merupakan
suatu faktor selama alkohol dikonsumsi, waktu yang singkat menurunkan waktu
untuk mencapai konsentrasi puncak. Absorbsi paling cepat 15-30% (kemurnian
-30 sampai -60).1
Tubuh memiliki alat pelindung terhadap masuknya alkohol. Sebagai
contoh, jika konsentrasi alkohol menjadi terlalu tinggi didalam lambung, mukus
akan disekresikan dan katup pilorik ditutup, hal tersebut akan memperlambat
absorbsi dan menghalangi alkohol masuk ke usus kecil. Jadi, sejumlah besar
alkohol dapat tetap tidak terabsorbsi didalam lambung selama berjam-jam. Selain
itu, pilorospasme sering kali menyebabkan mual dan muntah.1
Jika alkohol telah diabsorbsi ke dalam aliran darah, alkohol didistribusikan
ke seluruh jaringan tubuh. Jaringan yang mengandung proporsi air yang tinggi
memiliki konsentrasi alkohol yang tinggi. Efek intoksikasi menjadi lebih besar
jika konsentrasi alkohol didalam darah tinggi.1
Metabolisme
Kira-kira 90% alkohol yang diabsorbsi dimetabolisme di hati, sisanya
dieksresikan tanpa diubah oleh ginjal dan paru-paru. Kecepatan oksidasi di hati
konstan dan tidak tergantung pada kebutuhan energi tubuh. Tubuh mampu
memetabolisme kira-kira 15 mg/dl setiap jam dengan rentan berkisar antara 10-34
mg/dl per jamnya.1
Alkohol dimetabolisme dengan bantuan 2 enzim yaitu alkohol
dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase. ADH mengkatalisasi konversi
alkohol menjadi asetilaldehida yang merupakan senyawa toksik. Aldehida
dehidrogenase mengkatalisasi konversi asetaldehida menjadi asam asetat.
Aldehida dehidrogenase diinhibisi oleh disulfiram ( An-tabuse), yang sering
digunakan dalam pengobatan gangguan terkait alkohol.1
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada wanita memiliki ADH yang
lebih rendah dari pada laki-laki, yang mungkin menyebabkan wanita cenderung
menjadi lebih terintoksikasi dibanding laki-laki setelah minum alkohol dalam
jumlah yang sama. Penurunan fungsi enzim yang memetabolisme alkohol akan
menyebabkan mudahnya seseorang terjadi intoksikasi alkohol dan gejala toksik.1
Efek prilaku
Hasil akhir aktivitas molekular adalah bahwa alkohol memiliki fungsi
depresan yang sangat mirip dengan barbiturat dan benzodiazepin. Pada
konsentrasi 0,05% alkohol didalam darah, maka pikiran, pertimbangan, dan
pengendalian akan mengalami kemunduran dan sering kali terputus. Pada
konsentrasi 0,1 aksi motorik akan canggung. Pada konsentrasi 0,2% fungsi
seluruh daerah motorik menjadi terdepresi, bagian otak yang mengontrol prilaku
emosional juga terpengaruhi. Pada konsentrasi 0,3% seseorang biasanya
mengalami konfusi dan dapat menjadi stupor. Pada konsentrasi 0,4-0,5% dapat
terjadi koma. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, pusat primitif di otak yang
mengontrol pernapasan dan kecepatan denyut jantung akan terpengaruhi dan dapat
terjadi kematian.1
2. Sistem gastrointestinal
Meminum alkohol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
terjadinya esofagitis, gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung. Perkembangan
menjadi varises esofagus dapat menyertai pada seseorang dengan penyalahgunaan
alkohol yang berat, pecahnya varises esofagus merupakan suatu kegawatdaruratan
medis yang sering menyebabkan perdarahan bahkan kematian. Kadang-kadang
juga dapat terjadi gangguan pada usus, pankreatitis, insufisiensi pankreas, dan
kanker pankreas. Asupan alkohol yang banyak dapat mengganggu proses
pencernaan dan absorbsi makanan yang normal. Sebagai akibatnya makanan yang
dikonsumsi dalam penyerapannya menjadi tidak adekuat.1
4. Tes laboratorium
Kadar gamma-glutamiyl transpeptidase meningkat pada kira-kira 80% dari
semua pasien dengan gangguan berhubungan dengan alkohol, dan volume
korpuskular rata-rata (MCV; mean corpuscular volume) meningkat kira-kira 60%.
Hasil tes laboratorium lain yang mungkin berhubungan dengan gangguan
berhubungan dengan alkohol adalah asam urat, trigliserida, glutamat oksaloasetat
transaminase serum (SGOT) atau aspartat aminotransferase (AST), dan
glutamatpiruvat transaminase (SGPT) atau alanin aminotransferase (ALT).1