Anda di halaman 1dari 20

Ilmu Pengetahuan Kebumian Dan Kelautan

(Earth and Marine Sciences)

Manfaat Ekstrtak Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth), Lampesan (Scutellaria


Discolor) Dan Lidah Buaya (Aleo Vera) Untuk Perkembangan Budidaya Ikan
Gurame (Osphronemus Guoramy)

DISUSUN OLEH:

Devi Nurbaeti
Mila Niswatun H

MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA

2020
FORM ABSTRAK

LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-52 TAHUN 2020

JUDUL : Manfaat Ekstrtak Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth), 1. Objek penelitian berupa
o Hewan (Ikan)
Lampesan (Scutellaria Discolor) Dan Lidah Buaya (Aleo Vera)
Untuk Perkembangan Budidaya Ikan Gurame 2. Apa penelitian ini lanjutan dari
(Osphronemus Guoramy) penelitian sebelumnya
o Tidak
BIDANG : Limnologi (Budidaya Pakan Ikan)
KATEGORI : Ilmu Pengetahuan Kebumian Dan Kelautan 3. Metodologi penelitian yang digunakan
o Kualitatif
NAMA : Devi Nurbaeti, Mila Niswatun H o Kuantitatif

4. Metode Penelitian
SEKOLAH : Madrasah Aliyah Putri PUI Talaga, Kabupaten Majalengka o Wawancara
o Studi Laboratorium
o Observasi
o Studi literature

Budidaya ikan terutama ikan gurame menjadi salah satu komoditas utama
dalam dunia perikanan Indonesia. Dalam pembudidayaannya, ikan gurame
mengalami beberapa masalah seperti terkena penyakit akibat bakteri
Aeromonas hydrophila, ikan mengalami stress, dan lainnya. Dalam
penelitian ini ditinjau manfaat ekstrak daun kenikir (Cosmos
Caudatus Kunth) sebagai obat antibakteri, lampesan (Scutellaria
Discolor) Dan Lidah Buaya (Aleo Vera) sebagai obat penenang
yang dapat mengurangi tingkat stress pada ikan akibat
permasalahan pH air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Berbagai konsentrasi ekstrak digunakan untuk menentukan
kelangsungan hidup ikan, respon makan, uji gejala klinis, dan uji
kualitas air. Ditentukan juga Konsentrasi Hambat Minimal (KHM),
Konsentrasi Bunuh Minima (KBM), dan kandungan ekstrak daun
kenikir. Diharapkan diperoleh ikan gurame dalam kondisi sehat,
bugar dan mempunyai nilai jual ekonomi yang baik tentunya.

Kata-kata kunci: Ikan gurame, Kenikir, Lampesan, Lidah Buaya.


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya. Kekayaan Indonesia bukan hanya dari
tanahnya yang subur dan hasil pertanian yang melimpah, tetapi juga dari keanekaragaman perairannya.
Perairan Indonesia menjadi salah satu kekayaan Indonesia yang bahkan telah diakui oleh dunia
Internasional. Contohnya saja keanekaragaman ikan. Tercatat bahwa total spesies ikan di Indonesia
mencapai 4.782 yang tersebar di perairan Indonesia, terdiri dari 1.248 spesies ikan air tawar, ikan laut
3.534 spesies, ikan endemik 130 spesies, introduksi 120 spesies, terancam punah 150 spesies, dan
invasive sebanyak 13 spesies [1].

Keanekaragaman ikan di Indonesia ini dijadikan suatu keuntungan bagi masyarakat dalam
mencukupi perekonomian yakni dengan bekerja menjadi nelayan ataupun budidaya ikan. Dalam
konteks ini budidaya ikan menjadi suatu usaha yang sangat menggiyurkan bagi masyarakat khususnya
budidaya ikan air tawar. Tercatat pada tahun 2018 produksi ikan air tawar menyalip produksi ikan
tangkap. Ini dikarenakan produksi perikanan tangkap kini begitu sulit, sebab sudah mulai
berkurangnya keberadaan ikan di laut atau overfishing [1]. Pada tahun 2048 diprediksi sudah tidak
ada lagi ikan yang bisa untuk ditangkap. Maka dari itu masyarakat berbondong-bondong dalam usaha
ini. Adapun ikan yang sering dibudidayakan adalah ikan lele (Clarias), ikan mas (Cyprinus carpio),
ikan gurame (Osphronemus gouramy) dan lain sebagainya.

Budidaya ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan usaha yang sangat menguntungkan
karena gurame banyak dinikmati oleh warga negara Indonesia maupun negara asing sebab rasa
ikannya yang lezat. Dalam pembudidayaanya pun tidak susah. Ini menyebabkan ikan gurame banyak
dibudidayakan seperti di Jawa ikan gurame dibudidayakan di Bogor, Ciamis, Garut, Purwokerto,
Tasikmalaya dan Magelang [2]. Tetapi tentu saja dalam pembudidayaan ini tidak selalu berjalan
dengan lancar. Ada saja gangguan atau masalah yang harus diselesaikan oleh para peternak ikan salah
satunya adalah adanya bakteri Aeromonas hydrophila yang mengakibatkan luka fisik pada ikan, pH air
yang tidak sesuai akan menyebabkan kesetresan pada ikan, dan lain sebagainya. Hal inilah yang akan
menghambat produktivitas dalam perdagangan.

Maka dari itu para peternak terus mencari cara dalam menyelesaikan masalah ini. Salah satu cara
yang dilakukan adalah dengan penggunaan bahan kimia pada ikan. Cara ini memang mampu menekan
pertumbuhan dari bakteri Aeromonas hydrophila tetapi bila digunakan pada waktu jangka panjang ini
akan mempengaruhi ekosistem kolam. Oleh karena itu, dilakukanlah peneletian-penelitian dengan
menggunakan tanaman herbal dalam menangani masalah ini. Seperti dalam penelitian [3] penekanan
pertumbuhan dilakukan pada bakteri Aeromonas hydrophila pada budidaya ikan mas koki (Carassius
auratus) dengan menggunakan daun pepaya (Carica papaya).

Terinspirasi dari penelitian di atas kami ingin membuat antibacteria pada ikan gurame
(Osphronemus gouramy) karena dilihat ikan gurame memiliki nilai konsumsi yang tinggi di Indonesia.
Kami membuat antibacteria dari ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth) untuk mekekan
pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophia pada budidaya ikan gurame. Bukan hanya sebagai
pencegahan tersebarnya penyakit dari bakteri tersebut, kami juga menambah ekstrak lidah buaya (Aloe
vera) agar ikan gurame yang terinfeksi dapat langsung diobati untuk menekan penularan terhadap ikan
gurame lainnya. Sebagai tambahan pun kami menggunakan ekstrak daun lampesan (Scutellaria
discolor) agar terjaganya pH air. Penjagaan pH air ini harus terus diamati karena ikan akan stress bila
pH tidak sesuai.

2. Rumusan Masalah
Adapun topik masalah utama dalam penelitian ini adalah:
A. Penyerangan bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki (Carassius auratus) menurut
penelitian [3] memiliki efektivitas 73,3% hingga 99,9% ternyata dapat dicegah dengan
menggunakan daun papaya (Carica papaya), apakah dalam budidaya ikan gurame (Osphronemus
gouramy) daun kenikir dapat menekan pertumbuhan bakteri tersebut seperti halnya pada daun
pepaya kepada ikan mas koki? Bagaimana pula cara menanggulanggi kondisi ikan yang sudah
terkena bakteri sebelum penelitian?
B. pH air berpengaruh terhadap kesetressan pada ikan, itu juga masalah yang harus diatasi oleh para
peternak ikan agar tidak terganggunya produktivitas dalam pembudidayaan, Bagaimanakah
efektivitas lampesan dan lidah buaya dalam menanggulangi permasalahan ini?

3. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk:
A. Menentukan efektivitas ekstrak daun kenikir (Cosmos) dan lidah buaya (Aloe Vera) terhadap
pengobatan penyakit Aeromonas hydrophila pada ikan gurame
B. Menentukan efektivitas ekstrak daun lampesan (Scutellaria discolor) terhadap pH air dan
kesetressan pada ikan gurame.

4. Manfaat Penelitian
Adapun manfatnya dalam beberapa aspek:
A. Aspek Ekonomi

Penelitian ini bermanfaat sebagai obat sekaligus nutrisi akan menjadikan ikan gurame sehat
sehingga produktivitas pun meningkat. Maka dalam hal ini kan meningkatkan kesejahteraan
perekonomian para peternak.

B. Aspek Kesehatan

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) yang sehat bukan hanya meningkatkan perekonomian para
peternak, tetapi ini juga akan ada pengaruhnya pada konsumen. Dengan kondisi ikan yang sehat maka
nutrisi pada ikan pun akan terjamin sehingga konsumen akan merasakan nutrisi yang terkandung
dalam ikan tersebut saat memakannya.
BAB II

STUDI PUSTAKA

1. KANDUNGAN HASIL EKSTRAK

A. Kandungan Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth)

Daun kenikir merupakan salah satu sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Ini
disebabkan karena daun kenikir memiliki manfaat yang sangat bagus untuk kesehatan. Contohnya,
seperti dapat meningkatkan sistem imunitas pada tubuh, nafsu makan meningkat, dan lain sebagainya.

Gambar 1. Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth) [4]

Kandungan bahan aktif pada daun kenikir berpotensi juga sebagai antibakteri. Adapun senyawa
aktif pada daun kenikir adalah fenol, flavonoid, saponin dan tanin. Flavonoid yang terdapat dalam
kenikir merupakan zat yang berfungsi sebagai antibakteri. Flavonoid dapat menghambat fungsi
membran sel dengan cara membentuk senyawa kompleks yang berikatan dengan protein. Hal ini
menyebabkan rusaknya membran sel bakteri yang selanjutnya diikuti dengan keluarnya senyawa
intraseluler. Selain flavonoid yang terdapat pada kenikir yang juga berfungsi sebagai antibakteri yaitu
tanin. Senyawa tanin mampu mengganggu membran plasma dan menghambat kerja enzim.
Penghambatan kerja enzim berkaitan dengan metabolisme bakteri yang akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan bakteri.[5]

Tabel 1. Komposisi Gizi per 100 gram Daun Kenikir (Cosmos) [6]
Abu (Ash) = 1,7 gram
Air (Water) = 87,6 gram
Besi (Fe) = 2,7 miligram
-Karoten (Carotenes) = 30.000 mikrogram
Energi (Energy) = 45 kalori
Fospor (P) = 65 miligram
Kalium (K) = 431 miligram
Kalsium (Ca) = 328 miligram
Karbohidrat (CHO) = 6,6 gram
Karoten Total (Re) = 12 mikrogram
Lemak (Fat) = 0,5 gram
Natrium (Na) = 431 miligram
Niasin (Niacin) = 4,5 miligram
Protein = 3,7 gram
Retinol (Vitamin A) = -
Riboflavin (Vitamin B2) = 0,30 miligram
Seng (Zn) = 0,6 gram
Serat (Fibre) = 5,8 gram
Tembaga (Cu) = 0,10 miligram
Thiamin (Vitamin B1) = 0,50 miligram
Vitamin C = 0 miligram

B. Kandungan Ekstraksi Lidah Buaya (Aleo vera)

Upaya pengendalian penyakit Moteli Aeromonad Septicemia (MAS) pada budidaya ikan sampai
saat ini masih menggunakan antibiotik. Namun, pemakaian antibiotik dalam jangka panjang yang
tidak terkontrol dan tidak tepat dosis dapat menimbulkan dampak negative. Maka untuk menghindari
dampak negative tersebut dapat menggunakan bahan herbal sebagai penanganannya. Salah satu bahan
herbal yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan tidak menimbulkan residu pada ikan
adalah lidah buaya (Aloe vera). Lidah buaya dapat menstimulasi kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan
lidah buaya mengandung senyawa aktif seperti flavonoid yang mampu mengaktifkan sel imun,
saponin yang berfungsi sebagai antisepik, senyawa quinon yang digunakan sebagai antibakteri serta
senyawa alkoid mampu meningkatkan daya tahan tubuh.[8]

Gambar 2. Lidah Buaya (Aleo vera) [7]

C. Kandungan Ekstraksi Kulit Batang Lampesan (Scutellaria discolor)

Lampesan merupakan tumbuhan herbal yang hidup pada ketinggian antara 500-2400 Mdpl.
Tanaman lampesan mengandung bahan aktif seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atrisi.
Daun dan batang tanaman ini bisa meningkatkan kualitas air. Bagian penting yang terpenting untuk
meningkatkannya kualitas air adalah kulit batang. Pemberian lampesan pada air kolam akan
menyebabkan perubahan warna kolam menjadi kehijau-hijauan dan menumbuhkan fitoplankton &
zooplankton sehingga kualitas air terjamin. Tanaman ini sangat cocok diaplikasikan ketika pedederan
ikan terutama ikan gurame. Tanaman lampesan ini juga berfungsi menurunkan pH airnya mencapai
angka 6. Derajat basa air yang sangat tinggi akan berakibat buruk pada pertumbuhan ikan, seperti
nafsu makan menurun dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebelum ikan dimasukkan sebaiknya
diberi tanaman lampesan.[10]

Gambar 3. Tanaman Lampesan (Scutellaria Discolor) [9]

2. PENYAKIT PADA IKAN


Adapun penyakit-penyakit pada ikan adalah sebagai berikut: [11]
A. Tichodina sp.

Tichodina sp merupakan anggota famili Trichodinidae dan biasa menyerang ikan pada bagian
tubuh, insang, dan sirip. Parasit ini bisa hidup dua hari tanpa inang dan dapat menginfeksi daerah yang
luas, karena parasit ini bersifat planktonik. Gejala klinis ikan yang terinfeksi Tichodina sp yaitu warna
kulit lebih gelap, nafsu makan menurun, lendir berlebih, mengalami penurunan berat badan dan adanya
degenerasi serta rekrosis pada jaringan epithel organ yang terinfeksi.

Jumlah Tichodina sp yang sedikit tidak berbahaya bagi kultivan, tetapi jika kualitas air menurun
Tichodina sp akan tumbuh dengan cepat dan mengakibatkan kerusakan serius pada ikan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian. Tichodina sp dapat menyerang ikan air tawar dan air laut. Ikan
air tawar yang biasa terinfeksi yaitu gurame, lele, mas, dan lain sebagainya. Adapun cara
pengendaliannya dengan cara menjaga stabilitas suhu air 29 , meningkatkan frekuensi pergantian
air, dan lain sebagainya.

B. Aphanomyces invadans

Aphanomyces invadans merupakan penyakit borok pada ikan air tawar. Spora cendawan
menginfeksi permukaan tubuh ikan sehingga menimbulkan luka. Ikan yang sering terinfeksi adalah
ikan gurame, lele, tambakan dan lain sebagainya. Gejala yang ditimbulkan adalah berawal dari bintik
merah pada permukaan tubuh ikan, hilang nafsu makan, warna tubuh gelap, berenang kepermukaan dan
hiperaktif serta terdapat luka pada bagian luar tubuh. Adapun cara pengendaliannya dengan cara
menertalkan keasaman air, membuang atau mengisolasi ikan yang terkena bakteri, serta dengan
menjaga kebersihan kolam.

C. Aeromonas Hydrophila

Aeromonas Hydrophila merupakan penyakit bacterial yang sering terjadi pada semua umur dari
jenis ikan air tawar meskipun jenis bakteri tersebut sering ditemukan di air payau dan laut. Infeksi
bakteri ini biasanya berkaitan dengan kondisi akibat kepadatan tinggi, malnutrisi, penanganan yang
kurang, kualitas air yang buruk, fruktuasi suhu air yang ekstrim dan lain-lain. Serangan bersifat akut
dan apabila kondisi lingkungan terus merosot kematian yang akan ditimbulkan mencapai 100%.
Adapun gejala yang ditimbulkan adalah warna tubuh yang kusam, nafsu makan menurun, pendarahan
di sekitar bagian tubuh, sisik lepas, dan lain sebagainya. Adapun cara pengendaliannya adalah dengan
cara memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu, dan lain
sebagainya.

3. NUTRISI UNTUK IKAN

Kebutuhan nutrisi untuk ikan dibagi menjadi dua kategori yaitu kebutuhan makro dan kebutuhan
mikro. Adapun penjelasannya sebagai berikut:[12]

A. Kebutuhan Makro

1) Protein
Jumlah minimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal oleh hampir semua spesies akuatik
berkisar antara 27%-60%. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein bagi ikan adalah
spesies, ukuran, umur, air dan kualitas protein. Protein berfungsi untuk membangun otot, sel-sel,
dan jaringan tubuh lainnya. Protein sangat dibutuhkan terutama oleh ikan-ikan muda untuk
pertumbuhan.

2) Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang penting baik pada tumbuhan, lemak, dan membran
mikroba. Lemak akan mengefesienkan penggunaan protein untuk pertumbuhan. Kebutuhan lemak
pada setiap jenis ikan juga berbeda-beda seperti ikan mas sebesar 7,5%, ikan nila 10%, ikan
gurame 12%, dan lain sebagainya. Kelebihan lemak pada ikan juga tidak baik, karena akan
menyebabkan rusaknya organ hati ikan yang akan menyebabkan kematian.

3) Karbohidrat
Kemampuan ikan dalam menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi bervariasi.
Kebanyakan ikan karnivora memilki kemampuan terbatas dalam menggunakan karbohidrat
dibandingkan dengan ikan harbivora ataupun omnivora. Karbohidrat yang dapat dicerna yaitu gula,
pati, dekstrin, dan glikogen.

B. Kebutuhan Nutrisi Mikro


1) Vitamin
Vitamin memegang peranan penting dalam proses metabolisme ikan. Adapun vitamin yang
diperlukan oleh ikan adalah A, D3, E, dan lain sebagainya. Apabila vitamin-vitamin tersebut
kurang memenuhi kadar yang dibutuhkan ikan, ini akan menyebabkan terhambatnya metabolisme
ikan. Contohnya kekurangan vitamin A dapat menghambat pertumbuhan pada ikan serta membuat
melengkungnya tulang punggung pada ikan.

2) Mineral
Elemen-elemen mineral tidak terserap secara mudah, sebagian besar mineral yang dicerna
dikeluarkan melalui feses. Penyerapan mineral memerlukan karier protein yang spesifik. Meskipun
ikan dapat memperoleh mineral dari lingkungan, penambahan mineral melaui pakan juga dapat
meningkatkan pertumbuhan, sintasan, dan kesehatan ikan.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dapat dilakukan di daerah manapun karena banyaknya masyarakat Indonesia yang
mempunyai kolam budidaya. Adapun dalam pembuatannya ekstrak ini dapat dilakukan di Laboraturium
MA Putri PUI Talaga sebagai sekolah peneliti ataupun di Laboratorium LIPI yang peralatannya pun lebih
lengkap. Dalam melakukan penelitian ini dibutuhkan minimal 30 hari dari awal sampai akhir penelitian
karena untuk melihat perkembangan dari ikan gurame (Osphronemus Gouramy) tersebut. Adapun time
line penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Bulan
No. Timeline Penelitian
April Mei Juni Juli Ags Sept Okt
1. Perencanaan
2. Penyusunan Proposal
3. Pengumuman
4. Pembuatan Ekstrak
5. Ujicoba Ekstrak & Pengawasan Hasil
6. Penyusunan Laporan
7. Pengumpulan Laporan

2. PEMBUATAN EKSTRAK DAUN KENIKIR (Cosmos Caudatus Kunth)

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kenikir daerah Majalengka. Bagian daun
yang akan digunakan adalah daun muda (daun yang dekat pucuk) dan bebas hama. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah bakteri Aeromonas hydrophila. Adapun tahapan pembuatan ekstrak kenikir adalah
sebagai berikut:

1) Siapkan 1 kg daun kenikir yang sudah dicuci bersih dan ditiriskan


2) Untuk pengeringan, masukkan daun kenikir tadi ke dalam oven dengan suhu 60
3) Kemudian haluskan dengan menggunakan blender selama 2 menit
4) Masukkan serbuk ke dalam bejana maresasi, lalu tambahkan pelarut etanol 70% dengan
perbangingan 1:5, tunggu selama 3 24 jam dengan 8 jam sekali dilakukan pengadukan
5) Kemudian, fitrat diambil dengan cara disaring menggunakan kertas saring
6) Masukkan waterbath dengan suhu 50 agar fitrat pekat
7) Setelah proses itu berlangsung, masukkan 5 ml gliserin dan 5 ml aquades sampai tercapai
konsentrasi 500 mg/ml untuk 5 kg ekstrak daun kenikir

Tabel 2. Contoh Pengenceran Konsentrasi [13]


Tabung Larutan Aquades Konsentrasi awal Konsentrasoi setelah
steril 500 mg/ml steril (mg/ml) ditambah suspense bakteri
1:1 (mg/ml)
1 3,2 ml 0,8 ml 400 200
2 3,04 ml 0,96 ml 380 190
3 2,72 ml 1,28 ml 340 170
4 2,56 ml 1,44 ml 320 160
5 1,28 ml 2,72 ml 160 80

 Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)

Adapun cara menentukan konsentrasi hambat minimalnya adalah sebagai berikut:

1) Konsentrasi 200 mg/ml=diambil 1 ml dari tabung konsentarsi 400 mg/ml


ekstraksi daun kenikir dan ditambah 1 ml suspense bakteri di dalam TSB.
Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
2) Konsentrasi 190 mg/ml=diambil 1 ml dari tabung konsentrasi 380 mg/ml ekstrak
daun kenikir dan ditambah 1 ml suspense bakteri di dalam TSB.
3) Dan seterusnya hingga konsentrasi 80.

Tabung kontrol positif dan tabung kontrol negative diisi dengan suspense antibakteri
kloramfenikol dan TSB steril sebanyak 1 ml. Lakukan sebanyak 3 kali. Sedangkan, tabung control ekstrak
kenikir diisi dengan 1 ml ekstrak daun kenikir ditambah 1 ml TSB steril. Lakukan pengulangan sebanyak
3 kali. Dicampurkan baik-baik dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 di dalam inkubator.

Tabel 3. Contoh Hasil Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)


Konsentrasi ekstrak daun Kejernihan Kesimpulan
Kenikir I II III
80 mg/ml Keruh Keruh Keruh Keruh
160 mg/ml Keruh Keruh Keruh Keruh
170 mg/ml Jernih Jernih Jernih Jernih
190 mg/ml Jernih Jernih Jernih Jernih
200 mg/ml Jernih Jernih Jernih Jernih
K (+) Jernih Jernih Jernih Jernih
K (-) Keruh Keruh Keruh Keruh

Setelah diperoleh hasil konsentrasi hambat minimal, pemeriksaan dilanjutkan dengan penentuan
Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM). Penentuan KBM dengan cara tabung yang telah diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37 dan diamati tingkat kekeruhan KHM yaitu sampai didapatkan tabung dengan
ekstrak terendah, tetapi masih mampu menghambat bakteri (larutan jernih). Kemudian dilakukan
penanaman pada media nutrient agar (NA) untuk melihat KBM. Sebanyak 5 liter larutan diambil dari
masing-masing konsentrasi kemudian diratakan pada permukaan media Nutrient Agar (NA) dengan
menggunakan batang penyebar. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 di dalam incubator.
Berdasarkan penentuan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) diperoleh adanya pertumbuhan jumlah
koloni yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 4. Contoh Hasil Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM)
Konsentrasi ekstrak Jumlah koloni (CFU/ml) pada ulangan Kesimpulan
daun kenikir I II III
80 mg/ml 35 20 5 24
160 mg/ml 10 1 2 4
170 mg/ml 1 0 2 1
190 mg/ml 0 0 0 0
200 mg/ml 0 0 0 0
K(+) 0 0 0 0
K (-) 1440 1120 1440 1320

Hasil rata-rata jumlah koloni tiap konsentrasi pada penentuan konsentrasi bunuh minimal seperti
pada gambar 4.

Gambar 4. Contoh Konsentrasi Ekstrak Daun Kenikir

Secara visual kekeruhan dimulai dari konsentrasi 80 mg/ml sampai 160 mg/ml dan
menunjukkan kejernihan 170 mg/ml sampai 200 mg/ml. Hasil konsentrasi bunuh minimal
diperoleh dari penurunan jumlah koloni. Pertumbuhan koloni terbesar pada konsentrasi 80 mg/ml
sebanyak 60 koloni dan terkecil konsentrasi 190 mg/ml sebanyak 0 koloni.

3. PEMBUATAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aleo vera)

Lidah buaya didapatkan di daerah Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Lidah buaya (Aleo
vera) yang akan digunakan adalah lidah buaya yang masih segar. Kemudian dikupas sehingga tertinggal
gelnya. Gel lidah buaya dipotong-potong menjadi beberapa bagian, lalu dicuci bersih dengan air dan
dikeringkan. Pengeringan dilakukan dalam udara terbuka (kering udara) diluar pengaruh cahaya matahari
langsung untuk menghindari kerusakan bahan aktif yang terdapat dalam lidah buaya. Kemudian di oven
selama 15 menit pada suhu 45 sampai kering. Lidah buaya yang kering kemudian dihaluskan dengan
menggunakan blender lalu disaring sampai mendapatkan serbuk halus. [8]

Untuk mengetahui efek dari serbuk ini akan dilakukan dengan cara pemberian dosis serbuk berbeda
yakni 10 ppt, 20 ppt, dan 40 ppt. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 30 hari yakni 7 hari persiapan
dan 14 hari pengamatan. Adapun variable pengamatan:
1) Respon makan

Respon makan pada ikan diukur secara visual dan dianalisis secara deskiriptif setiap hari, yaitu 7 hari
sebelum dan sesudah ikan diuji tantang. Pengamatan respon makan dilakukan dengan pemberian skor
sebagaimana yang dilakuakan dalam penelitian [9]

- = Tidak ada respon makan (pakan terkonsumsi 0-10%)


+ = Respon makan rendah (pakan terkonsumsi 11-14%)
++ = Respon makan (pakan terkonsumsi 41-70%)
+++ = Respon makan tinggi (pakan terkonsumsi 71-100%)
X = Tidak diberi pakan

Pengamatan respon makan dilakukan dari awal hingga akhir perlakuan. Berikut ini adalah cara
perhitungan respon makan:

Respon makan

Adapun dalam menghitung nilai bobot ikan sebagai berikut:

G= Wt-Wo
Keterangan:
G= Pertumbuhan mutlak (gr)
Wt= Berat rata-rata akhir ikan (gr)
Wo= Berat rata-rata awal ikan (gr)

2) Gejala Klinis dan Penyembuhan Luka

Gejala klinis diamati secara visual setiap hari setelah ikan diuji sampai akhir masa pemeliharaan
selama kurun waktu 21 hari. Perkembangan dan perubahan dari gejala klinis yang timbul diamati secara
deskriptif.

Tabel 5. Contoh Gejala Klinis


Gejala Klinis Penandaan
Radang 1
Hemoragi 2
Radang dan Hemoragi 3
Nekrosis 4
Radang dan Nekrosis 5
Hemoragi dan Nekrosis 6
Radang, Hemoragi, Nekrosis 7
Tukak 8
Ikan Mati [9]
Ikan Normal 0
Ikan Sembuh (0)

3) Pengamatan Organ Dalam


Pengamatan organ dalam secara deskiptif. Organ dalam yang diamati meliputi organ hati, empedu,
dan ginjal. Pengamatan organ dalam secara visual pada akhir masa pengamatan dengan cara membedah
ikan perlakuan. Kelainan yang diamati berupa perubahan warna dan ukuran organ dalam sebelum dan
sesudah penelitian.

4) Kelangsungan Hidup

Perhitungan jumlah ikan yang mati akhir pengamatan dilakukan setelah ikan diuji tantang sampai
hari ke-14. Tingkat kelangsungan hidup ikan dapat dihitung sebagai berikut:

SR=

Keterangan:

SR= Tingkat kelangsungan hidup


Nt= Jumlah ikan yang hidup pada akhir pengamatan (ekor)
No= Jumlah ikan awal yang hidup pada uji tantang (ekor)

5) Kualitas Air

Sebagai data pendukung penelitian, pengamatan parameter kualitas air yang diamati adalah pH,
suhu, DO dan NH3. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari. Sedangkan
parameter kualitas air lainnya seperti pengukuran pH, DO dan NH3 dilakukan pada awal, pertengahan
dan akhir penelitian.

4. PEMBUATAN EKSTRAK LAMPESAN (Scutellaria Discolor)

Daun dan batang tanaman ini bisa meningkatkan kualitas air. Bagian yang terpenting untuk
meningkatkan kualitas air adalah kulit batang. Caranya, Potong tanaman ini sebanyak 30 kg untuk kolam
seluas 50 m2, lalu dijemur kurang lebih enam jam hingga layu, setelah itu blender sampai halus. Untuk
mengetahui khasiat dari ekstrak ini tunggu selama 2-3 hari atau sampai kolam berubah warnanya menjadi
kehijau-hijauan. Apabila kolam sudah berwarna kehijau-hijauan itu berarti fitoplankton dan zooplankton
telah tumbuh. [9]

5. SIGNIFIKASI PENELITIAN

Penelitian ini terinovasi dari penelitian [8] yakni penekanan pertumbuhan bakteri Aeromonus
hydrophila dengan menggunakan ekstrak daging lidah buaya pada ikan jelawat. Penelitian tersebut kami
kembangkan menjadi penelitian baru dengan menambahkan inovasi terbaru yakni ekstrak daun lampesan
dan daun kenikir. Penelitian ini dilakukan agar mengurangi kerugian para peternak budidaya ikan atas
masalah bakteri tersebut, serta dapat meningkatkan kualitas ikan dalam sektor perdagangan. Kualitas ikan
dalam sektor perdagangan ini akan meningkatkan sektor ekonomi para peternak ikan dan terjaminnya gizi
para konsumen.
Jika awalnya penggunaan bahan kimia menjadi solusi yang akan banyak menimbulkan dampak
negative pada ekosistem kolam bila digunakan dalam jangka panjang, penggunaan ekstrak ini malah akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas ekosistem kolam karena penggunaannya. Contohnya, dapat
meningkatkan imunitas ikan, penjegaan kualitas air, dan menekan penyerangan bakteri. Ini akan sangat
menguntungkan para peternak ikan budidaya dan para peternak pun tidak perlu khawatir lagi akan rugi
sebab banyaknya ikan budidaya yang mati.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Fajar, J. (2018). Ikan Air Tawar Mendesak untuk Dilindungi Populasinya, Kenapa?. Tersedia
[online]:https://www.google.com/amp/s/www.mongabay.co.id/2017/12/07/ikan-air-tawar-
mendesak-untuk-dilindungi-populasinya-kenapa/amp/
[2] Ciptanto. (2010).Panduan Lengkap Cara Budidaya Ikan Gurame Hingga Panen.Tersedia[online]
:https://gdmorganic.com/budidaya-ikan-gurame/
[3] Haryani, A, dkk. (2012). Uji Efektivitas Daun Pepaya (Carica papaya) Untuk Pengobatan Infeksi
Bakteri Aeromonus Hydrophila Pada Ikan Mas Koki (Crassius auratus). Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 3 [3] hlm: 213
[4] Febri, S. (2020). 12 Manfaat Daun Kenikir Untuk Kanker Payudara, Kesehatan, dan Bahayanya.
Tersedia [online]:https://m.diadona.id/health/12-manfaat-daun-kenikir-untuk-kankerpayudara
-kesehatan-dan-bahayanya-200211b.html
[5] Muhammad, R, Terry Pakki, Ramlia Saputri. (2012). Uji Konsentrasi Cairan Daun Kenikir
(Tagetes patula Juss) Terhadap Moralitas Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indica) Pada Ubi
Jalar. Jurnal Agroteknos. 2 (1) hlm: 37
[6] Andra.(2020).Khusus Kandungan Gizi Daun KenikirSegar.Tersedia [online]:https://m.andrafarm.
com/_andra.php?_i=0-tanaman-kelompok&topic=gizi&kelompok=kenikir
[7] Sushmita, CI. (2010). Usir Minyak Berlebih di Wajah Pakai Ramuan Lidah Buaya. Tersedia
[online]:https://www.google.com/amp/s/m.solopos.com/usir-minyak-berlebih-di-wajah-Pakai-
ramuan-lidah-buaya-952082/amp
[8] Prasetio, E, Hastiadi Hasan, Wahyu Nopi Chana. (2017). Pengaruh Serbuk Lidah Buaya (Aleo
vera)Terhadap Patogenitas Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) yang Diuji Tantang Bakteri
Aeromonus Hydrophila. Jurnal Ruaya. 1 (5) hlm: 36 dan 38
[9] Rianto, A. (2019). Beberapa Tanaman yang Dapat Digunakan Untuk Memperbaiki Kualitas Air.
Tersedia [online]:https://www.google.com/amp/s/www.isw.co.id/single-post/2019/06/13/Bera
pa-Tanaman-yang-Dapat-Digunakan-Untuk-Memperbaiki-Kualitas-Air
[10] Laksono, B.(2014).Perbaiki KualitasAirKolamIkan dengan SopterapiTanaman.Tersedia[online]:
http://www.budilaksono.com/2014/10/perbaiki-kualitas-air-kolam-ikan-dengan.html?m=1
[11] Donna, OC. (2012). Buku Saku Penyakit Ikan. Tersedia [online]:https://www.academia.edu/35
140331/BUKU_SAKU_PENYAKIT_IKAN
[12] Efendi, E. (2016). Nutrisi Ikan. Tersedia [online]:http://staff.unila.ac.id/ekoefendi/2016/04/10
/nutrisi-ikan/
[13] Lutpiatina, L,NurRizqi Amilah,Ratih Dewi Dwiyanti. (2017).Daya Hambat Ekstrak Daun Ke
nikir(Cosmos caudatus Kunth)Terhadap Staphylococcus aureus.Tersedia[online]:http://ejournal.
Politekkes-denpasar.ac.id
BIODATA PESERTA

Ketua Tim
Nama : Devi Nurbaeti
Sekolah : MA PUTRI PUI TALAGA
Alamat Sekolah : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 41 Talaga Kab. Majalengka 45463
Alamat Rumah : Blok. Desa Genteng RT 001/ RW 001, Kecamatan Banjaran
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.
Tempat Lahir : Majalengka
Tanggal Lahir : 13 Desember 2003
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : XI MIA
Nomor HP : 081959668580
Email : devinurbaeti03@gmail.com

Anggota Tim
Nama : Mila Niswatun Hasanah
Sekolah : MA PUTRI PUI TALAGA
Alamat Sekolah : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 41 Talaga Kab. Majalengka 45463
Alamat Rumah : Blok Burujul Desa Talaga Kulon, Kecamatan Talaga,
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat
Tempat Lahir : Majalengka
Tanggal Lahir : 25 Desember 2003
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : XI MIA
Nomor HP : 081224226030
Email : keyssamaulida@gmail.com

Data Guru Pembimbing


Nama : Mulyanto, S.Si, M.Si.
Sekolah : MA Putri PUI Talaga
Mata Pelajaran : Fisika, Matematika, Teknologi Informatika
Alamat Rumah : RT 05 RW.02 Desa Babakan, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka
Jenis Kelamin : Laki - laki
Nomor HP : 082116105593
Email : mulyanto37@gmail.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KOMPETISI ILMIAH LIPI

Nama : Devi Nurbaeti

Tempat dan Tanggal : Majalengka, 13 Desember 2003


Lahir

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Putri PUI Talaga

Kelas : XI MIA

Alamat Sekolah : Jl. Jendral Ahmad Yani No.41 Talaga Majalengka

Alamat Rumah : Blok Desa Genteng RT/001/RW/001 Kecamatan


Banjaran, Kabupaten Majalengka

Kegemaran : Menulis dan menggambar

Cita – cita Pribadi : Profesor

Bidang Ilmu yang digemari : Matematika, Fisika, Kimia

Nama Orang Tua :

Ayah : Supriatna

Ibu : Entin Kusiati

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : Wiraswasta

Ibu : IRT

Penghargaan yang pernah diraih : -


DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KOMPETISI ILMIAH LIPI

Nama : Mila Niswatun Hasanah

Tempat dan Tanggal : Majalengka, 25 Desember 2003


Lahir

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Putri PUI Talaga

Kelas : XI MIA

Alamat Sekolah : Jl. Jendral Ahmad Yani No.41 Talaga Majalengka

Alamat Rumah : Blok Burujul Talaga Kulon Kecamatan Talaga


Kabupaten Majalengka

Kegemaran : Menari

Cita – cita Pribadi : Dokter

Bidang Ilmu yang digemari : Kimia

Nama Orang Tua :

Ayah : Hermawan

Ibu : Iik Torikah

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : Pedagang

Ibu : IRT

Penghargaan yang pernah diraih : -

Best PDF Encryption Reviews

Anda mungkin juga menyukai