Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No.

1/ Maret 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma


macropomum) YANG DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN KALIUM DIFORMAT

Ayi Yustiati, Kevin Aditya, Ibnu Bangkit Bioshina Suryadi dan Iskandar
Program Studi Perikanan, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia
E-mail: kevinaditya1998@yahoo.com

ABSTRAK
Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) dimasukkan ke Indonesia dari Brazil pada tahun 1986, oleh sebuah
perusahaan swasta, yang bergerak di bidang usaha budidaya ikan konsumsi, di Tangerang, Banten. Hasil penyebarannya
mendapat respon dari para pembudidaya ikan di industri perikanan tanah air dan jumlah konsumsi ikan bawal air tawar
semakin hari semakin meningkat. Pakan memiliki peranan penting dalam peningkatan produksi kegiatan budidaya. Pakan
yang diberikan harus berkualitas tinggi, bergizi dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi yang dibudidayakan. Riset ini
bertujuan untuk menentukan dosis kalium diformat (KDF) yang paling efektif dalam pakan untuk meningkatkan laju
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Riset ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Penelitian dilakukan selama 35 hari dengan sampling
dilakukan setiap 7 hari sekali. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan kalium diformat pada pakan komersil dengan
dosis 0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5% per 100 gram pakan. Parameter yang diamati pada riset ini adalah kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan harian, efisiensi pemberian pakan dan kualitas air. Hasil menunjukkan bahwa pemberian dosis KDF 0,3%
merupakan yang paling efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian dan efisiensi pemberian
pakan dengan masing-masing nilai 100%; 3,41%; dan 90,78%.

Kata kunci: Colossoma macropomum; Asam Organik; Pakan Tambahan; Pertumbuhan; Kelangsungan Hidup.

GROWTH PERFORMANCE OF FRESHWATER POMFRET FINGERLINGS (Colossoma


macropomum) WHICH USED POTASSIUM DIFORMATE (KDF)
AS FEED ADDITIVES

ABSTRACT
Pomfret Fingerlings (Colossoma macropomum) was introduced to Indonesia from Brazil in 1986, by a private company,
engaged in the business of consuming fish farming, in Tangerang, Banten. The results of its distribution received a response
from the fish farmers in the land fishing industry and the amount of freshwater pomfret fish consumption is increasing. Feed
has an important role in increasing the production of aquaculture activities. The food provided must be of high quality,
nutritious and meet the requirements for being cultivatedThis research is conducted in August 2019 to December 2019 at the
Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Padjadjaran. This study aims to determine the most effective dose of
potassium diformate in feed to increase growth performance and survival of freshwater pomfret (Colossoma macropomum).
This study used a completely randomized design (CRD) method with 4 treatments and 4 replications. This research was
conducted for 35 days with sampling done every 7 days The treatment used is the addition of potassium diformate to
commercial feed at 0%, 0.1%, 0.3%, and 0.5%. The parameters observed in this research are survival, specific growth rate,
feed efficiency and water quality.. The results showed that 0.3% potassium diformate addition is the most effective to increase
survival, specific growth rate and feed efficiency with values of 100%, 3.41% and 90,78% respectively.

Key words : Colossoma macropomum; Organic Acid; Feed Additive; Growth; Survival Rate.

PENDAHULUAN ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten


Bogor, 2017).
Ikan bawal air tawar (Colossoma Usaha budidaya ikan bawal air tawar (C.
macropomum) pertama kali masuk ke Indonesia pada macropomum) di Indonesia telah berkembang pesat
tahun 1986, oleh sebuah perusahaan swasta yang setelah berhasil dilakukan penelitian pemijahan.
bergerak di bidang usaha budidaya ikan konsumsi di Sebanyak 500 juta ekor benih ikan bawal setiap
Tangerang, Banten. Penyebarannya mendapat respon musimnya dijual ke berbagai provinsi di Indonesia
yang tinggi dari para pembudidaya ikan di industri terutama di Jawa Barat sebagai wilayah
perikanan tanah air dan membuat jumlah konsumsi pengembangan ikan bawal air tawar (Arie, 2009).
ikan bawal air tawar semakin hari semakin Untuk meningkatkan produksi budidaya dapat
meningkat. Rasa daging yang gurih dan ukuran dicapai dengan mempercepat pertumbuhan terutama
badannya cukup besar membuat ikan bawal air tawar dengan pemberian pakan. Jumlah pakan yang cukup,
banyak diminati oleh para pembudidaya. Salah satu tepat waktu dan kandungan nutrient yang sesuai
kota yang memproduksi benih ikan bawal air tawar dengan kebutuhan ikan harus diperhatikan untuk
di Indonesia secara meningkat yaitu Kabupaten meningkatkan efisiensi dalam berbudidaya (Kardana
Bogor, pada tahun 2016 tercatat produski benih ikan et al., 2012). Tercatat harga ikan bawal air tawar pada
bawal air tawar di Kabupaten Bogor berjumlah Mei 2020 menurut situs jual beli (farmbos) memiliki
77.873 ton sedangkan pada tahun 2017 tercatat nilai jual Rp 25.000/kg.
produksi benih ikan bawal air tawar mencapai 97.952 Pembudidaya ikan bawal air tawar
(C.macropomum) memiliki permasalahan yang
33
Ayi Yustiati : Performa Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) yang Diberi Pakan
Dengan Tambahan Kalium Diformat

sering dihadapi yaitu tingginya harga pakan ikan. Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Pakan merupakan biaya variabel terbesar hampir 60 Perlakuan yang digunakan adalah penambahan
% dari biaya produksi. Terlebih lagi pada budidaya kalium diformat pada pakan komersil dengan dosis
ikan bawal air tawar (C. macropomum) yang 0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5% per 100 gram pakan.
memiliki keuntungan yang tipis (Mamora, 2009). Berapa jumlah ikan yang digunakan pada setiap
Pakan komersil yang biasa digunakan lalu ulangan? Berapa ukuran awal ikan (bobot dan
ditambahkan dengan feed additive akan membuat panjang dalam rata-rata ± standar deviasi).
pertumbuhan ikan lebih tinggi dan membuat usaha Semua alat dan bahan yang digunakan dalam
budidaya ikan bawal air tawar menjadi lebih untung. penelitian dipersiapkan. Akuarium (39,8 cm x 25,4
Pertumbuhan merupakan pertambahan cm x 28 cm) dan fiber (1,5 m x 1,5 m x 1,5 m)
ukuran, berupa panjang atau berat dalam waktu dibersihkan menggunakan klorin 30 ppm selama 24
tertentu. Pertambahan bobot atau protein dalam jam, diberi aerasi kuat, dibilas, lalu diisi air kembali.
tubuh dalam jangka waktu tertentu merupakan proses Setelah akuarium diisi air, lalu disetting dengan
pertumbuhan yang terjadi dalam tubuh organisme memasang aerasi dan heater di masing-masing
(Effendie, 1997). Pendugaan pertumbuhan ikan dapat akuarium.
dilakukan dengan menganalisis data frekuensi Pakan komersil yang digunakan adalah PF-
panjang atau bobot. Makanan yang masuk ke dalam 500 yang diprosuksi oleh PT Matahari Sakti dari
tubuh ikan tidak semuanya digunakan untuk Negara Indoensia dengan ukuran pakan sebesar 0,5-
pertumbuhan, sebagian besar energi dari makanan 0,7 mm. Kandungan pakan PF-500 yaitu protein
digunakan untuk aktivitas dan reproduksi. Protein, 40%, lemak 6%, mostur 11 dan fiber 3%. Pakan
karbohidrat, lipid, mineral dan vitamin ditambah air komersil ditimbang sebesar 100 gram untuk setiap
serta oksigen merupakan faktor penting bagi perlakuan. KDF berbentuk serbuk ditimbang sesuai
pertumbuhan. Pertumbuhan jaringan atau organ, kadar setiap perlakuan, yaitu sebanyak 0,1% 0,3%
selain dipengaruhi oleh kualitas makanan, juga dan 0,5% dari 100 gram pakan komersil. Kalium
dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan. diformat dicampurkan dengan cara diberi air
Asam organik adalah salah satu bahan sebanyak 10% lalu disemprot ke dalam pakan dan
alternatif campuran pakan yang mempelopori dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Air
kegiatan akuakultur yang ramah lingkungan dan digunakan sebagai pelarut KDF. Campuran pakan
berkelanjutan. Saat ini molekul asam organik yang dikeringkan lalu dijemur selama 1 jam. Campuran
paling banyak diuji dalam budidaya perikanan adalah pakan ditimbang sebesar 3% dari biomassa ikan
kalium diformat (KDF) tercatat KDF telah diuji pada setiap akuarium. Pembuatan pakan dilakukan setiap
berbagai jenis ikan dan udang, seperti ikan nila, patin, tujuh hari sekali setelah melakukan sampling pada
lele, mas, bandeng barramundi dan udang vaname setiap akuarium, pakan yang sudah ditimbang
(Addcon, 2017). Menurut Lückstädt (2017), KDF dimasukan ke dalam zipper lock lalu disimpan pada
adalah bahan tambahan pakan berupa molekul asam tempat yang kering untung menghindari kelembapan
format garam ganda yang dapat menurunkan pH dan dari pakan tersebut.
menghambat bakteri patogen dalam saluran Frekuensi pemberian pakan yang telah diberi
pencernaan. Keuntungan KDF untuk ikan dan udang KDF sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00,
yaitu membuat kondisi yang tidak menguntungkan 12.00 dan 16.00 WIB selama 35 hari, ikan bawal
bagi bakteri patogen, mendukung pencernaan protein setiap harinya diberikan pakan dengan jumlah 3%
dan mineral serta meningkatkan kinerja dari jumlah total bobot ikan pada tiap akuarium. P
pertumbuhan, selanjutnya keuntungan bagi pakan pengamatan parameter kelangsungan hidup, laju
sendiri yaitu melindungi bahan baku dan pakan pertumbuhan harian dan kualitas air dilakukan tujuh
olahan dari degradasi bakteri (Arreza, 2017). hari sekali. Penyifonan akuarium dilakukan setiap
Penelitian pemberian KDF pada ikan bawal hari sebelum pemberian pakan awal dan pergantian
air tawar belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, air dilakukan sebanyak enam kali selama periode
riset ini bertujuan untuk mengetahui dosis KDF yang pengamatan pada tujuh hari sekali
paling efektif untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidup ikan bawal air tawar. Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan yang dilakukan pada
METODE riset ini yaitu kelangsungan hidup, laju pertumbuhan
dan kualitas air.
Penelitian ini dilaksanan di Laboratorium
Akuakultur Gedung 4 dan Laboratorium Kelangsungan Hidup (Survival Rate/SR)
Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Perikanan Rumus yang digunakan untuk mengetahui
dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran pada persentase kelangsungan hidup ikan uji menurut
bulan Agustus 2019 hingga bulan Desember 2019. Effendie (2004) adalah :
Riset ini menggunakan metode Rancangan Acak

34
Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No. 1/ Maret 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

Nt Berdasarkan Gambar 1, presentase tingkat


SR= x 100%
No
kelangsungan hidup ikan bawal air tawar bervariasi
Keterangan :
dengan perlakuan A yaitu 93%, perlakuan B 95%,
SR = Kelangsungan Hidup (%)
perlakuan C 100% dan perlakuan D dengan nilai
Nt = Jumlah ikan akhir pemeliharaan
93%. Perlakuan A memiliki nilai rendah karena pada
No = Jumlah ikan awal pemeliharaan
pakan ikan tidak diberikan KDF sebagai
imunostimulan untuk meningkatkan kekebalan
Pertumbuhan Harian
tubuh, perlakuan B memiliki nilai lebih tinggi
Laju Pertumbuhan Harian (LPH) dengan
daripada kontrol, namun dosisnya belum optimal
menggunakan rumus Effendie (1997), yaitu :
sehingga tidak memberikan efek yang berbeda
ln Wt- ln Wo dengan kontrol. Perlakuan C merupakan nilai
LPH = x 100% kelangsungan hidup tertinggi untuk benih ikan bawal
t air tawar. Perlakuan D memiliki nilai kelangsungan
Keterangan :
hidup yang menurun kembali, hal ini dikarenakan
LPH = Laju Pertumbuhan Harian
jika dosis KDF melebihi dosis optimum maka akan
𝑤𝑡 = bobot rata-rata pada akhir perlakuan
menggangu sistem osmoregulasi dari ikan.
(hari ke-t) 100
𝑤𝑜 = bobot rata-rata awal perlakuan 100 93±16,59 95±13,27 93±16,59
(hari ke-0)

Kelangsungan hidup (%)


t = Lama Pengamatan (hari)
75

Efisiensi Pemberian Pakan


Efisiensi pemberian pakan ikan gurame 50
dihitung berdasarkan rumus efisiensi pakan pakan
yang dikembangkan Djajasewaka (1985), yaitu :
25
(Wt+D)-Wo
EPP = x 100%
F
0
A (0% KDF) B (0,1% KDF) C (0,3% KDF) D (0,5% KDF)
Keterangan :
Perlakuan
EPP = Efisiensi Pemberian Pakan
F = Jumlah pakan yang diberikan selama Gambar 1 Grafik kelangsungan hidup selama
penelitian (g) pemeliharaan.
Wt = Biomassa pada akhir (g)
Wo = Biomassa pada awal penelitian (g) Berdasarkan hasil uji F (p<0,05) pemberian
D = Biomassa ikan uji yang mati selama KDF pada ikan bawal air tawar dengan penambahan
penelitian (g) KDF A (0%), B (0,1%), C (0,3%) dan D (0,5%) tidak
memberikan pengaruh yang nyata pada
Kualitas Air kelangsungan hidup ikan bawal air tawar. Pada
Pengamatan kualitas air terdiri atas pH, perlakuan C tingginya nilai kelangsungan hidup
oksigen terlarut (dissolved oxygen / DO) dan suhu. dikarenakan ikan memiliki laju pertumbuhan dan
Pengukuran kualitas air pada penelitian ini dilakukan efisiensi pakan yang tertinggi, sehingga pakan yang
setiap tujuh hari selama periode pengamatan dan dicerna sesuai dengan kebutuhan gizinya. Kualitas
waktu pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10 air pada perlakuan C ini juga sesuai dengan baku
pagi. mutu yang diacu dan membuat nilai kelangsungan
hidup ikan bawal air tawar tinggi.
Analisis Data Kelangsungan hidup ikan bawal air tawar
Data kelangsungan hidup dan laju pada seluruh perlakuan dapat digolongkan tinggi.
pertumbuhan bobot dianalisis dengan menggunakan Menurut Adelina et al. (2000), spesies ikan yang
uji analitik F 5%. Apabila terdapat perbedaan yang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi yaitu
nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan uji jarak ikan bawal air tawar. Hal tersebut didukung pula oleh
berganda Duncan (Steel & Torrie, 1993). Sedangkan Arie (2000) yang mengemukakan bahwa tingkat
analisis kualitas air dilakukan secara deskriptif. kelangsungan hidup bawal air tawar dapat mencapai
90%. Tingginya nilai kelangsungan hidup pada riset
HASIL DAN PEMBAHASAN ini dikarenakan sesuainya kualitas air sesuai baku
mutu ikan bawal air tawar. Pada riset ini juga
Kelangsungan Hidup dilakukan pada laboratorium yang terkontrol, yang
Kelangsungan hidup diamati selama membuat tingkat kelangsungan hidup ikan menjadi
pemeliharaan KDF selama 35 hari dan pasca uji lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan pada
tantang A. hydrophila. Kelangsungan hidup selama tempat yang terbuka. Selain itu, pakan yang
pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 1. diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan bawal air
tawar baik ukuran, jumlah dan kandungan gizinya.

35
Ayi Yustiati : Performa Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) yang Diberi Pakan
Dengan Tambahan Kalium Diformat

Pakan komersil yang ditambahkan dengan KDF tersebut diubah menjadi daging dan paling tinggi
sebagai acidifier (zat pengasaman) akan untuk laju pertumbuhan.
mempercepat proses penyerapan nutrisi yang Perlakuan C memiliki nilai pertumbuhan yang
terkandung dalam pakan karena asam organik lebih baik daripada perlakuan lainnya. Penggunaan
mampu menurunkan pH saluran pencernaan untuk KDF sebagai asam organik dapat meningkatkan
membuat kondisi optimal saluran pencernaan dalam pertumbuhan ikan dengan cara menurunkan pH
penyerapan nutrisi pakan, selain itu juga asam lambung yang lebih cepat merangsang sekresi pepsin
organik yang ditambahkan pada pakan mampu dan pepsinogen yang selanjutnya dapat
membunuh bakteri patogen dalam saluran meningkatkan pencernaan protein makanan (Granli
pencernaan dan membuat bakteri komensal et al., 2002). Aktivitas enzim pepsin dapat optimum
berkembang dengan baik. pada pH 2 atau kondisi asam, dengan demikian
penggunaan KDF dapat mengoptimalkan aktivitas
Laju Pertumbuhan pepsin dalam pemecahan protein menjadi peptida
Pertumbuhan yaitu proses yang terjadi di dengan cara menurukan pH usus (Yustiati et al.,
dalam tubuh organisme yang menyebabkan 2019b). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
pertambahan bobot atau protein pada tubuh dalam (Sheng & He, 2006) asam organik yang diaplikasikan
jangka waktu tertentu. Pertambahan jaringan akibat pada ikan mampu menurunkan pH fungsi pencernaan
dari pembelahan sel yang terjadi akibat kelebihan dalam perut. Penurunan pH memberi kontribusi
input energi dan asam amino (protein) yang berasal dalam peningkatan pertumbuhan dan pemanfaatan
dari makanan merupakan pertumbuhan dalam mineral. Selain itu, peningkatan pertumbuhan terjadi
individu (Aliyas, 2016). karena adanya pengurangan bakteri terutama bakteri
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah gram negatif pada saluran pencernaan. Hal ini
dilakukan, didapatkan presentase laju pertumbuhan disebabkan oleh difusi asam organik ke dalam sel
harian ikan bawal dengan nilai yang bervariasi. Laju bakteri yang mengakibatkan penurunan pH resultan
pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada sitoplasma dan terjadi kematian sel (Booth &
perlakuan C yaitu sebesar 3,41% dan yang terendah Stratford, 2003). Menurut Lückstädt et al. (2017),
pada perlakuan B sebesar 2,95%. Laju pertumbuhan beberapa riset tentang KDF telah menunjukkan
harian dapat dilihat pada Gambar 2. pengurangan jumlah bakteri pada lambung dan usus,
namun Lactobacillus (bakteri asam laktat/BAL) yang
Rata-rata laju pertumbuhan harian (gr)

bersifat menguntungkan bagi inang tidak terpengaruh


3,41±0,338
bahkan meningkat jumlahnya. Salah satu kelebihan
2,95±0,305 3,03±0,968
2,93±0,473 dari BAL adalah dapat memproduksi enzim
proteolitik (Efendi et al., 2017), karena ikan
membutuhkan protein sebagai sumber energi utama,
maka penyerapan nutrisi dalam saluran pencernaan
menjadi optimal dan meningkatkan pertumbuhan
ikan.
Kadar KDF yang lebih tinggi pada pakan ikan
tidak akan membuat laju pertumbuhan lebih
meningkat, hal tersebut dikarenakan KDF adalah
molekul asam format garam ganda yang dapat
A (0% KDF) B (0,1% C (0,3% D (0,5% mengubah pencernaan dalam tubuh ikan menjadi
KDF) KDF) KDF)
lebih asam. Kondisi lambung tidak terlalu asam akan
Perlakuan
memudahkan penyerapan zat makanan oleh usus
Gambar 2 Grafik laju pertumbuhan harian. halu (Darwis et al., 1991). Kadar pemberian KDF
0,3% pada ikan bawal merupakan pemberian kadar
Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa laju KDF terbaik, karena pencernaan ikan bawal tersebut
pertumbuhan harian (LPH) meningkat pada dosis tidak terlalu asam namun pada pemberian kadar KDF
0,3% lalu turun kembali pada dosis 0,5%. Hasil uji F 0,5% membuat pencernaan ikan bawal menjadi lebih
(p<0,05) menunjukkan bahwa ikan bawal dengan asam dan membuat laju pertumbuhan ikan bawal
penambahan KDF 0,3% tidak memiliki nilai yang terganggu. Dosis KDF yang terlalu berlebih masuk
bebeda nyata dengan nilai yang diberi pakan dengan ke tubuh ikan menyebabkan energi yang dimiliki
penambahan 0%, 0,1% dan 0,5%. Hal tersebut oleh ikan akan digunakan untuk menyeimbangkan
mengindikasikan bahwa penambahan KDF hingga metabolisme dalam tubuh atau sistem osmoregulasi,
0,5% pada pakan tidak adanya dampak negatif pada hal ini menyebabkan energi untuk laju pertumbuhan
pertumbuhan ikan bawal. Tingginya nilai laju akan berkurang (Yustiati et al., 2019a).
pertumbuhan pada perlakuan C juga dikarenakan Dosis optimal pada riset ini (0,3% KDF)
pada efisiensi pakan perlakuan C merupakan nilai sesuai dengan hasil Zhou et al. (2009) dengan
yang paling baik, tingginya efisiensi pakan juga penambahan KDF terhadap kinerja pertumbuhan
berarti semakin baik kualitas pakan dan efisien pakan ikan nila biru (Oreochromis aureus) dengan
penambahan lima perlakuan yang berbeda yaitu 0%,

36
Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No. 1/ Maret 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

0,3%, 0,6% 0,9% dan 1,2%. Dosis penambahan KDF meningkatkan jumlah bakteri komensal, sehingga
yang paling optimal yaitu 0,3%. Namun, ikan nila nutrisi yang terdapat dalam pakan mudah terserap
biru memiliki nilai LPH 2,44% sedangkan ikan bawal serta pakan yang diberikan kepada ikan tersebut
memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu 3,41%. Hal dapat termanfaatkan secara efisien dan meningkatkan
tersebut mengindikasikan bahwa ikan bawal air nilai efisiensi pemberian pakan. Namun, semakin
tawar cocok untuk dibudidayakan karena tinggi dosis KDF yang diberikan tidak selalu akan
pertumbuhannya yang cepat. meningkatkan efisiensi pakan ikan bawal air tawar,
Rentang nilai LPH pada riset ini sesuai dikarenakan KDF berbentuk garam asam organik dan
dengan Taufiq (2016) yang meneliti tentang ikan apabila penggunannya terlalu banyak akan
bawal air tawar yang diberi pakan alami yang menyebabkan gangguan osmoregulasi. Menurut
berbeda, yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan Argenzio & Eisemann (2000), penggunaan asam
benih ikan bawal air tawar tertinggi terdapat pada organik dalam dosis yang berlebihan dapat merusak
perlakuan cacing sutera (3,39%), jentik nyamuk mukosa perut dan duodenum. Tingginya nilai
(3,25%), kutu air ( 2,88%), udang rebon (2,83%) dan efisiensi pakan pada penelitian ini juga disebabkan
keong mas (2,65%). karena laju pertumbuhan yang meningkat,
penyerapan nutrisi dalam saluran pencernaan
Efisiensi Pemberian Pakan menjadi optimal untuk pertumbuhan akan membuat
Efisiensi pemberian pakan merupakan pakan yang masuk ke dalam tubuh ikan akan diolah
gambaran mengenai pemberian pakan yang diberikan menjadi daging.
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ikan Penambahan kalium diformat sebesar 0,3%
(Nugroho, 2010). Kualitas pakan yang baik yang pada perlakuan C menunjukan nilai efisiensi
mempunyai efisiensi pakan tinggi sehingga pakan pemberian pakan tertinggi yaitu sebesar 90,78%.
yang masuk dapat diubah menjadi daging dan biaya Hasil ini sesuai dengan Eid et al. (2014) dan Yustiati
produksi menjadi lebih murah (Effendie, 2004). et al. (2019a) yang menyatakan bahwa penambahan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan 0,3% kalium diformat menghasilkan nilai efisiensi
didapatkan efisiensi pemberian pakan pada benih pakan terbaik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).
ikan bawal yaitu perlakuan C paling tinggi dengan
nilai 90,78% selanjutnya perlakuan D sebesar Kualitas Air
86,99%, perlakuan A 74,19% dan perlakuan B Kualitas air merupakan faktor penting untuk
dengan nilai paling kecil yaitu 74,08%. menentukan keberhasilan dari kegiatan budidaya
ikan. Parameter kualitas air yang diamati dalam riset
100 90.78±5.97c ini meliputi oksigen terlarut (DO), pH dan suhu.
86.99±6.25bc
Efisiensi Pemanfaatan Pakan

90 Pengukuran kualitas air dilakukan sebanyak


80
74.19±11,87a
74.08±5.59a delapan kali selama riset dalam kurun waktu
70
seminggu sekali. Berikut hasil pengamatan yang
dilakukan selama riset dapat dilihat pada Tabel 1.
60
(%)

50
Tabel 1. Nilai kisaran kualitas air.
40
Parameter Satuan Nilai *Baku
30 Kisaran Mutu
20 Suhu o
C 27 – 30 26 – 30
10
pH mg/L 5,9 – 7,8 6–9
0
A (0% KDF) B (0,1% KDF) C (0,3% KDF) D (0,5% KDF)
DO - 4,7 – 7,8 5-8
Perlakuan (Sumber : Yanto et al., 2015)

Gambar 3 Grafik efisiensi pemberian pakan. Dapat dilihat pada Tabel 1, berdasarkan hasil
pengamatan suhu air dalam riset masih dalam kisaran
Dapat dilihat pada Gambar 3, berdasarkan normal, nilai suhu 27-30o C masih dalam baktu mutu
hasil uji F (p<0,05) menunjukkan bahwa ikan bawal kualitas air.Yanto et al. (2015) untuk ikan bawal air
air tawar dengan penambahan KDF 0,3% memiliki tawar yaitu 25 – 30 oC. Menurut Madinawati &
nilai yang berbeda nyata dengan nilai yang diberi Serdiati (2011), untuk meningkatkan aktivitas
pakan dengan penambahan 0%, 0,1% dan 0,5%. makan dalam budidaya ikan maka diperlukan suhu
Dugaan peneliti meningkatnya efisiensi pakan pada yang sesuai agar ikan dapat tumbuh maksimal. Laju
perlakuan pemberian KDF disebabkan karena kalium metabolisme yang meningkat disebabkan oleh
diformat membuat keadaan saluran pencernaan ikan kenaikan suhu, sehingga kebutuhan pakan bertambah
menjadi asam. Hal ini dapat membantu dan lebih aktif dalam pengambilan pakan.
meningkatkan aktivitas enzimatik yang berasimilasi Kandungan Dissolved Oxygen (DO) pada riset
kemudian dapat meningkatkan asupan pakan dan ini masih berada pada kisaran normal yaitu dengan
efisiensi pakan. Nugraha et al. (2020) memaparkan nilai DO masih dalam batasan normal yang dapat
bahwa kalium diformat mampu membunuh sel mendukung kehidupan ikan bawal air tawar. Hal ini
bakteri patogen dalam saluran pencernaan dan didukung oleh pernyataan Kordi (2010), kisaran nilai
37
Ayi Yustiati : Performa Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) yang Diberi Pakan
Dengan Tambahan Kalium Diformat

oksigen terlarut untuk budidaya ikan berkisar antara Booth IR & Stratford M. (2003). Acidulants and Low
3-6 mg/L. Oksigen terlarut merupakan salah satu pH. New York (US): Kluwer Academic
faktor paling penting dalam system perairan dan Plenum Publishers (pp25–47).
mutlak untuk respirasi (Boyd,1990). Boyd CE. (1990). Water Quality in Ponds for
Hasil pengukuran pH pada media Aquaqulture. Birmingham: Birmingham
pemeliharaan yaitu menunjukkan bahwa pH air Publishing Co.
selama riset adalah pH terbaikuntuk mendukung Darwis SN, Modjo ABD & Hasiyah S. (1991).
kehidupan benih ikan bawal air tawar. pH merupakan Tanaman Obat Familia Zingiberaceae.
faktor pembatas serta menentukan jumlah konsumsi Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan
pakan dan kecepatan reaksi laju metabolisme (Brett, Pertanian Industri.
1979). Rendahnya nilai pH air dapat menyebabkan Djajasewaka H. (1985). Pakan Ikan. Jakarta: CV.
terjadinya penggumpalan lendir pada insang ikan Yasaguna.
sehingga makanan yang dikonsumsi ltidak digunakan [DKP] Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Bogor.
untuk pertumbuhan, melainkan untuk (2017). Data Produksi Benih Ikan Konsumsi
mempertahankan kondisi tubuh ikan itu sendiri Kabupaten Bogor Tahun 2017. Bogor: DKP
(Zonneveld et al., 1991). Kabupaten Bogor.
Efendi Y, Yusra & Efendi VO. (2017). Optimasi
SIMPULAN Potensi Bakteri Bacillus subtilis sebagai
Sumber Enzim Protease. Jurnal Akuatika
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan Indonesia, 2, (1), 87-94.
maka dapat disimpulkan bahwa penambahan KDF Effendie. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta:
0,3% merupakan nilai dosis yang paling efektif untuk Yayasan Pustaka Nusatama.
meningkatkan laju pertumbuhan harian sebesar Effendie I. (2004). Pengantar Akuakultur. Jakarta:
3,41%, kelangsungan hidup dengan nilai 100% dan Penebar Swadaya.
efisien pemberian pakan sebesar 90,78% pada ikan Eid EA, Mohamed K, Ali BA & Sayed M. (2014).
bawal air tawar. Effects of Different Levels of Potassium
Diformate on Growth Performance and Feed
DAFTAR PUSTAKA Utuilizaion of Monosex Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) Fingerlings. Journal
Addcon. (2020). The Sustainable Non-Antibiotic of Animal, Poultry and Fish Production Suez
Growth Promoter for Aquaculture. Internet. Canal University, 2, (15), 15-20.
Diacu pada 15 Mei 2020 dari : Granli T, Overland M, Kjeldsen K & Mroz Z. (2002).
https://addcon.com/index.php/en/feed/aquacu Antimicrobial properties of dietary potasium
lture/aquaform. diformate in pigs. 3rd Joint Symposium RRI-
Adelina S, Mokoginta I, Affandi R & Jusadi D. INRA: Beyond antimicrobials - future of gut
(2000). Pengaruh Kadar Protein dan Rasio microbiology. Aberden.
Energi Protein Pakan Berbeda terhadap Kardana D, Haetami K & Subhan U. (2012).
Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Efektivitas Penambahan Tepung Maggot
Tawar (Colossoma macropomum). Jurnal dalam Pakan Komersil terhadap Pertumbuhan
Pertanian Indonesia, 9, (2), 31-36. Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
Argenzio RA & Eisemann JH. (2000). Effects of macropomum). Jurnal Perikanan dan
Feed Physical Form and Buffering Solites on Kelautan, 3, (4), 177-184.
Water Disappearance and Proximal Stomach Kordi K. (2010). Budidaya Ikan Lele di Kolam
pH in Swine. Journal Animal Science, 1, (78), Terpal. Yogyakarta: Andi.
2344- 2352. Lückstädt C. (2017). Testing Dietary Potassium
Aliyas A. (2016). Pertumbuhan dan Kelangsungan Diformate in Pacific White Shrimp. Global
Hidup Ikan Nila (Oreochromis sp.) yang Aquaculture Alliance. Journal of
Dipelihara pada Media Bersalinitas. Jurnal International Aquafeed, 3, (9), 6-21.
Sains dan Teknologi Tadulako, 5, (1), 19-27. Madinawati A & Serdiati N. (2011). Pemberian
Arie U. (2000). Budidaya Bawal air Tawar untuk Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Konsumsi dan Ikan Hias. Jakarta: Penebar dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele
Swadaya. (Clarias gariepinus). Jurnal Media Litbang
Arie U. (2009). Panen Bawal 40 Hari. Jakarta: Sulteng, 4, (2), 83-87.
Penebar Swadaya. Mamora M. (2009). Efisiensi Pakan Serta Kinerja
Arreza J. (2017). Effect Of Dietary Potassium Pertumbuhan Ikan Bawal (Colossoma
Diformate (KDF) On Growth Perfomance Of macropomum) dengan Pemberian Pakan
Juvenile Asian Seabass (Lates calcarifer) Berbasis Meat Bone Meal dan Pakan
Reared Under Freshwater Conditions. Komersil. Skripsi. Departemen Budidaya
Germany: Addcon. Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Brett JR. (1979). Enviromental Factors and Growth. Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
New York : Academic Press.

38
Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No. 1/ Maret 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

Nugraha AA, Yustiati A, Bangkit I & Andriani Y. Yanto H, Hasan H & Sunarto. (2015). Studi
(2020). Growth Performance and Survival Hematologi untuk Diagnosa Penyakit Ikan
Rate of Giant Gourami Fingerlings Secara Dini di Sentra Produksi Budidaya Ikan
(Osphronemus goramy Lacepede, 1801) with Air Tawar Sungai Kapuas Kota Pontianak.
Potassium Diformate Addition. World Jurnal Akuatika, 6, (1), 11-20.
Scientific News,1 (143), 103-114. Yustiati A, Aminah S, Walim L, Andriani Y &
Nugroho SJ. (2010). Pengembangan Pemakaian Suryadi IBB. (2019a). Effect of Using
Limbah (Sludge) Biogas dari Kotoran Sapi Potassium Diformate as Feed Additive to
sebagai Sumber Bahan Baku Pakan Nila Growth Rate and Feed Efficiency of Nirwana
(Oreochromis niloticus). Skripsi. Departemen Tilapia (Oreochromis niloticus). Global
Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Scientific Journals, 7, (8), 739-750.
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Yustiati A, Nadiyah NA, Suryadi IBB & Rosidah.
Sheng X F & He L Y. (2006). Solubilization of (2019b). Immune Performances of
Potassium Bearing Minerals by a Wild Type Sangkuriang Catfish (Clarias Gariepinus)
Strain of Bacillus Edaphicus and its Mutants with Addition of Potassium Diformate on
and Increased Potassium Uptake by Wheat. Feed. World News Of Natural Sciences, 25,
Canadian Journal Microbiology, 52, (1), 66- (1), 113-129.
72. Zhou Z, Liu Y, He S, Shi P, Gao X, Yao B & RingØ
Steel RGD & Torrie JH. (1993). Prinsip dan E. (2009). Effect of Dietary Pottasium
Prosedur Statistika. Terjemahan Bambang Diformate (KDF) on Growth Performance,
Sumantri. Jakarta: Gramedia. Feed Conversation and Intestinal Bacterial
Taufiq T. (2016). Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Community of Hybrid Tilapia (Oreochromis
Air Tawar (Colossoma macropomum) pada niloticus ♀×O. aureus ♂). Journal
Pemberian Pakan Alami yang Berbeda. Aquaculture, 1 (291), 89-94.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Zonneveld N, Huisman EA & Boon JH. (1991).
Perikanan Unsyiah, 1, (3), 355-365. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

39

Anda mungkin juga menyukai