25 – 34
P-ISSN 1693-6493 E-ISSN 2656-2758 25
DOI: https://doi.org/10.30598/TRITONvol17issue1page25-34
Prorgam Studi Pengolahan Hasil Laut Politeknik Kelautan dan Perikanan Maluku
nursaimima02@gmail.com, rahmandzaki89@gmail.com, edesmanuhutu@gmail.com
Corresponding author*
ABSTRAK: Ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah mengalami kemunduran
mutu terutama oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk. Salah satu upaya untuk
menghambat penurunan mutu ikan dengan menggunakan bahan alami yaitu daun mangrove.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan ekstrak daun mangrove (Sonneratia
caseolaris) terhadap mutu organoleptik ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) segar.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2020 di Laboratorium Hatchery Laut dan Workshop
Pengolahan SUPM Waiheru Ambon. Penelitian menggunakan metode experimental
laboratories dengan tahapan-tahapan yaitu persiapan sampel, preparasi ekstrak daun
mangrove, perendaman ikan kuwe dalam esktrak daun mangrove, penyimpanan, serta analisa
data penilaian organoleptik. Penilaian organoleptik meliputi mata, insang, lendir permukaan
badan, daging (warna dan kenampakan), bau serta tekstur dilakukan setiap 6 jam sekali
sampai mutu ikan ditolak oleh panelis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perendaman
ekstrak daun mangrove dapat menghambat pertumbuhan mikroba pada ikan. Konsentrasi
ekstrak daun mangrove 2% dan 4% dapat memperpanjang daya simpan ikan kuwe segar
pada suhu kamar 6 jam lebih lama dibandingkan kontrol. Disamping itu, perlakuan
perendaman ekstrak daun mangrove dapat mempertahankan nilai organoleptik ikan.
Kesimpulannya Hasil penilaian mutu organoleptik ikan kuwe (Gnathanodon speciosus) segar
dalam perlakuan perendaman ekstrak daun mangrove (Sonneratia caseolaris) dengan
konsentrasi 2%-4% dapat mempertahankan daya simpan ikan kuwe. Hal ini disebabkan
peran senyawa metabolik sekunder yang terkandung pada daun mangrove yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba.
texture were carried out every 6 hours until the quality of the fish was rejected by the
panelists. The results showed that soaking mangrove leaf extract can inhibit microbial
growth in fish. The concentrations of mangrove leaf extract 2% and 4% could lengthen the
shelf life of fresh golden trevally fish at room temperature for 6 hours longer than the
control. In addition, the mangrove leaf extract immersion treatment can maintain the
organoleptic value of fish. In conclusion, the results of the organoleptic quality assessment of
fresh golden trevally fish (Gnathanodon speciosus) in soaking treatment of mangrove leaf
extract (Sonneratia caseolaris) with a concentration of 2%-4% can maintain the shelf life of
golden trevally fish. This is due to the role of secondary metabolic compounds contained in
mangrove leaves which can inhibit microbial growth.
flavonoid, saponin, karatenoid dan tannin diperoleh dari sekitar pantai Teluk Ambon
(Hasana, dkk., 2015) khususnya berlokasi di Waiheru. Peralatan yang
Penelitian juga dilakukan pada buah digunakan selain peralatan laboratorium adalah
mangrove Avicennia marina yang memiliki Freezer, ember, pisau, blender, wadah plastik
senyawa bioaktif terhadap tingkat oksidasi fillet berbentuk bundar yang berdiamater 30 cm dan
ikan nila merah (O. niloticus) selama peralatan lainnya yang diperlukan.
penyimpanan dingin (Sipayung, dkk., 2015)
Hasil penelitian menunjukan bahwa buah Persiapan sampel
mangrove Avicennia marina dapat digunakan Ikan kuwe hidup diambil dari keramba
sebagai antioksidan pada fillet ikan nila merah jaring apung (KJA) dengan menggunakan
(O. niloticus) yang disimpan dingin. teknik transportasi basah yakni ikan dimasukkan
Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan dalam ember yang diberi air laut kemudian
bahwa ekstrak rumput laut (Eucheuma dibawa menuju Laboratorium Hatchery Laut
spinosum) dan ekstrak buah bakau (Sonneratia SUPM Waiheru Ambon. Selanjutnya sampel
alba) yang direndam menggunakan es dapat ikan yang diperoleh diberi kode. Pemilihan ikan
digunakan dalam menghambat pertumbuhan hidup didasarkan pada pertimbangan agar
mikroba pada ikan agar tidak cepat mengalami diperoleh data kesegaran ikan yang prima
kerusakan (Pianusa, dkk., 2015). Hasil (segera setelah ikan mati). Dalam pengkajian ini
penelitian menyatakan. Maserat serbuk buah tidak dilakukan penyiangan pada ikan kuwe
mangrove Avicennia marina juga memiliki nilai namun dibiarkan selama kurang lebih 15 menit
organoleptik lebih tinggi daripada buah hingga ikan mati. Daun mangrove yang telah
mangrove selama masa simpan ikan nilai segar dipetik kemudian langsung dicuci hingga bersih
(Pariansyah, dkk., 2018). Berdasarkan uraian- dan ditiriskan.Daun mangrove disimpan dalam
uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian freezer dengan suhu 50oC selama satu malam
yang bersifat eksploratif terhadap bagian daun sebelum diekstrak.
jenis mangrove Sonneratia caseolaris untuk
meningkatkan mutu ikan. Penelitian ini Preparasi Ekstrak Daun Mangrove
bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan Ekstrak daun mangrove dibuat
ekstrak daun mangrove (Sonneratia caseolaris) berdasarkan metode yang digunakan oleh
terhadap mutu organoleptik ikan kuwe Haryati (2006). Pada pengkajian ini dilakukan 3
(Gnathanodon speciosus) segar. perendaman konsentrasi ekstrak daun mangrove
yang berbeda yaitu 0%, 2% dan 4%. Untuk
mendapatkan ekstrak daun mangrove dengan
METODE PENELITIAN konsentrasi 2% yaitu sebanyak 200 gram daun
mangrove diblender terlebih dahulu, kemudian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada
dilarutkan dalam 10 liter air. Larutan ekstrak
bulan Maret 2020 di Laboratorium Hatchery
daun mangrove tersebut diaduk hingga
Laut dan Workshop Pengolahan SUPM
homogen dan kemudian didiamkan selama 15
Waiheru Ambon. Penelitian dilakukan dengan
menit, setelah itu larutan ekstrak daun mangrove
menggunakan metode experimental laboratories
disaring dari ampasnya.
dengan tahapan-tahapan yaitu persiapan sampel,
preparasi ekstrak daun mangrove, perendaman
ikan kuwe dalam esktrak daun mangrove, Perendaman Ikan Kuwe Dalam Ekstrak
penyimpanan, serta analisa data penilaian Daun Mangrove dan Penyimpanan
Ikan kuwe dimasukkan dalam wadah
organoleptik. Bahan yang digunakan pada
plastik berbentuk bundar berdiamater 30 cm.
proses ini adalah ikan kuwe (Gnathanodon
Kemudian sebanyak 3 liter larutan ekstrak daun
speciosus) hidup berukuran 350-300 gram/ekor
mangrove dituang ke ikan hingga seluruh
dengan panjang 35-30 cm yang diperoleh dari
permukaan ikan terendam masing-masing pada
Keramba Jaring Apung (KJA) milik SUPM
konsentrasi yang berbeda. Ikan yang telah
Negeri Waiheru Ambon sedangkan daun
direndam kemudian disimpan pada ruangan
mangove (Sonneratia caseolaris) segar
28 Pengaruh Perendaman Ekstrak Daun Mangrove (Sonneratia caseolaris) Terhadap Penilaian Mutu …
tertutup agar tidak terkontaminasi atau terhindar termasuk kategori sangat segar dan tidak ada
dari lalat dengan suhu kamar yaitu 28-300C perbedaan, karena secara organoleptik mata
selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan penilaian cerah, bola mata masih menonjol dan kornea
mutu organoleptik setiap 6 jam sekali sampai jernih.
mutu ikan ditolak oleh panelis.
Nilai Organoleptik
Penilaian mutu organoleptik dilakukan 8
oleh 6 orang panelis terlatih yang penilaiannya 6 0%
didasarkan kriteria acuan SNI 01-2729.1-2006. 4
2%
Penilaian meliputi mata, insang, lendir 2
permukaan badan, daging (warna dan 4%
0
kenampakan), bau serta tekstur. Pengujian 0 jam 6 jam 12 jam 18 jam
organoleptik merupakan cara atau teknik Lama penyimpanan
pengujian dengan menggunakan indera manusia
sebagai alat utama dalam menilai mutu ikan
hidup dan produk perikanan yang masih dalam Gambar 1. Histogram penilaian organoleptik pada
keadaan segar utuh (Wahyu, dkk. 2019). mata (eye)
Nilai Organoleptik
penurunan mutu sehingga tidak bisa diterima 8
lagi dan tidak aman untuk dikonsumsi. Menurut 6 0%
Tapotubun, dkk. (2016) menyatakan bahwa 4
2%
keberadaan bakteri secara alami pada ikan 2
terkonsentrasi pada isi perut, insang dan kulit. 4%
0
Jumlah bakteri pada ikan bervariasi tergantung 0 jam 6 jam 12 jam 18 jam
media dimana bakteri itu hidup, yaitu diantara Lama penyimpanan
102-105/gr pada kuilit, 103-105/gr pada insang
dan dapat mencapai 107/gr pada isi perut.
Berdasarkan seluruh penilaian mutu Gambar 3. Histogram penilaian organoleptik pada
organoleptik pada insang, maka dapat dikatakan lender (slime)
bahwa perubahan warna pada insang itu dapat
terjadi akibat peningkatan jumlah bakteri. Pada penyimpanan 12 jam, terlihat bahwa
Kaitannya dengan penelitian ini, bahwa ikan dengan perendaman 0% memiliki nilai
perubahan nilai organoleptik insang pada ikan rata-rata 5,00 yang secara organoleptik lendir
yang direndam dalam ekstrak daun mangrove tebal mengumpal dan mulai berubah menjadi
dengan ikan tanpa direndam pada penyimpanan keruh. Ikan dengan perendaman 2% memiliki
18 jam rata-rata secara drastis jauh berbeda. rata-rata yaitu 6,00 yang organoleptik lendir
Ikan yang direndam memiliki nilai rata-rata mulai keruh dan agak kusam serta kulit kurang
organoleptik sebesar 2,00 dan untuk ikan tanpa transparan. Sedangkan untuk ikan dengan
direndam mempunyai nilai rata-rata perendaman 4% memiliki nilai rata-rata 7,00
organoleptik sebesar 6,00. yang organoleptik terlihat lendir mulai agak
keruh dan warna kulit kurang transparan. Hal ini
Lendir menunjukkan bahwa pada penyimpanan 12 jam
Menurut Pariansyah, dkk. (2018) bahwa secara organoleptik pada lendir ikan dengan
terbentuknya lendir merupakan tanda awal perendaman 4% mengalami penurunan sehingga
terjadinya proses kemunduran mutu (fase ikan sudah tidak dapat dikonsumsi lagi.
prerigor). Nilai rata-rata organoleptik lendir Pada penyimpanan 18 jam, terlihat ikan
untuk ketiga perlakuan perendaman konsentrasi dengan perendaman 0% memiliki nilai rata-rata
ekstrak yang berbeda pada jam 0 adalah 9 2,00 dengan ciri-ciri lendir tebal, mengumpal
(Gambar 3). Hal ini menunjukkan bahwa pada dan berwarna kuning kecoklatan. Ikan dengan
penyimpanan 0 jam, ikan termasuk dalam perendaman 2% memiliki rata-rata 3,00, dengan
kategori sangat segar dan tidak ada perbedaan. lendir tebal, mengumpal dan berwarna putih
Dapat dikatakan, secara organoleptik ikan masih kekuning-kuningan. Sedangkan ikan dengan
belum berlendir dan kulit berwarna cerah. perendaman 4% memiliki nilai rata-rata 4,00
Pada penyimpanan 6 jam, terlihat bahwa dimana terlihat lendir yang tebal mengumpal
ikan dengan perendaman 0% memiliki nilai dan mulai berubah putih agak keruh.
rata-rata sama yaitu 7,00. Secara organoleptik Menurut Adawyah (2008), ikan yang
lendir mulai keluar dan terlihat mulai agak masih segar mempunyai kenampakan cerah dan
keruh, warna agak kusam serta kurang tidak suram. Keadaan itu dikarenakan belum
transparan. Ikan dengan perendaman 2% banyak perubahan biokimia yang terjadi.
memiliki nilai rata-rata yaitu 8,00 yang secara Metabolisme dalam tubuh ikan masih berjalan
organoleptik terlihat lendir masih jernih, kulit sempurna. Pada ikan tidak ditemukan tanda-
transparan, cerah dan belum ada perubahan tanda perubahan warna, tetapi secara berangsur-
warna. Sedangkan untuk ikan dengan angsur warna makin suram, karena timbulnya
perendaman 4% memiliki nilai rata-rata 8,90 lendir sebagai akibat berlangsungnya proses
yang secara organoleptik lendir jernih, biokimia lebih lanjut dan berkembangnya
transparan dan kulit masih cerah. mikroba.
Jurnal TRITON Volume 17, Nomor 1, April 2021, hal. 25 – 34
P-ISSN 1693-6493 E-ISSN 2656-2758 31
DOI: https://doi.org/10.30598/TRITONvol17issue1page25-34
Nilai Organoleptik
rata-rata sama yaitu sebesar 5,90. Secara 8
organoleptik, bau amoniak mulai tercium dan 6 0%
sedikit bau asam. Ikan dengan perendaman 2% 4
2%
memiliki rata-rata yaitu 7,00 yang secara 2
organoleptik tercium bau netral dan belum 4%
0
tercium bau asam. Sedangkan untuk ikan 0 jam 6 jam 12 jam 18 jam
dengan perendaman 4% memiliki nilai rata-rata Lama penyimpanan
8,90 dengan bau masih segar dan spesifik jenis.
Pada penyimpanan 12 jam, terlihat bahwa
ikan dengan perendaman 0% memiliki nilai Gambar 6. Histogram penilaian organoleptik pada
rata-rata 3,00 yang organoleptik bau tercium tekstur (texture)
amoniak kuat, sudah berbau asam dan busuk.
Ikan dengan perendaman 2% memiliki nilai Pada penyimpanan 6 jam, terlihat bahwa
rata-rata yaitu 5,00 yang organoleptik bau ikan dengan perendaman 0% memiliki nilai
amoniak mulai tercium dan sedikit berbau asam. rata-rata yaitu 5,90 yang secara organoleptik
Sedangkan untuk ikan dengan perendaman 4% tekstur agak lunak, kurang elastis lagi bila
memiliki nilai rata-rata 7,00 yang organoleptik ditekan dengan jari dan daging agak mudah
bau netral atau bau segar sudah mulai tersobek dari tulang belakang. Ikan dengan
menghilang dan belum ada bau asam. Hal ini perendaman 2% memiliki nilai rata-rata yaitu
menunjukkan bahwa pada penyimpanan 12 jam 7,00 yang secara organoleptik tekstur agak
secara organoleptik bau ikan dengan padat, elastis bila ditekan dengan jari dan
perendaman 4% masih diterima oleh panelis. daging sulit tersobek dari tulang belakang.
Pada penyimpanan 18 jam, terlihat ikan Sedangkan untuk ikan dengan perendaman 4%
dengan perendaman 0% memiliki nilai rata-rata memiliki nilai rata-rata 8,00 yang organoleptik
2,00 dengan ciri-ciri berbau busuk dan amoniak, tekstur agak padat, elastis bila ditekan dengan
serta memiliki kesan ditolak oleh panelis. Ikan jari dan daging masih sulit tersobek dari tulang
dengan perendaman 2% memiliki rata-rata 4,00 belakang.
yang organoleptik bau amoniak cukup kuat dan Pada penyimpanan 12 jam, terlihat bahwa
sudah berbau asam. Sedangkan ikan dengan ikan dengan perendaman 0% memiliki nilai
perendaman 4% memiliki nilai rata-rata 5,95 rata-rata 3,95 yang organoleptik tekstur sudah
yang organoleptik bau amoniak mulai tercium, lunak, bekas jari terlihat bila ditekan dan daging
dan sedikit berbau asam. Menurut Junianto mudah tersobek dari tulang belakang. Ikan
(2003), perubahan yang terjadi pada bau ikan dengan perendaman 2% memiliki nilai rata-rata
karena penguraian protein dari aktivitas bakteri, yaitu 4,90 yang organoleptik tekstur lunak, agak
sehingga hubungan antara jumlah bakteri elastis bila ditekan dengan jari dan daging agak
dengan bau pada ikan berbanding lurus. mudah tersobek dari tulang belakang.
Sedangkan untuk ikan dengan perendaman 4%
Tekstur memiliki nilai rata-rata 6,95 yang organoleptik
Nilai rata-rata organoleptik tekstur untuk tekstur agak padat, agak elastis bila ditekan
ketiga perlakuan perendaman konsentrasi dengan jari dan daging sulit tersobek dari tulang
ekstrak yang berbeda pada jam 0 adalah sebesar belakang.
9 (Gambar 6). Hal ini menunjukkan bahwa Pada penyimpanan 18 jam, terlihat ikan
penyimpanan 0 jam, ikan termasuk dalam dengan perendaman 0% memiliki nilai rata-rata
kategori sangat segar dan tidak ada perbedaan, 3,00 yang organoleptik tekstur telah lunak,
karena secara organoleptik tekstur padat, elastis bekas jari terlihat bila ditekan dan daging
bila ditekan dengan jari dan daging sulit modek tersobek dari tulang belakang. Ikan
tersobek dari tulang belakang. dengan perendaman 2% dan 4% memiliki nilai
rata-rata yakni 2,00 yang organoleptik tekstur
Jurnal TRITON Volume 17, Nomor 1, April 2021, hal. 25 – 34
P-ISSN 1693-6493 E-ISSN 2656-2758 33
DOI: https://doi.org/10.30598/TRITONvol17issue1page25-34
sangat lunak, bekas jari tidak hilang bila ditekan (Rastrelliger kanagurta) yang Dijual Eceran
dan sangat mudah sekali tersobek. Hal ini Keliling di Kota Makassar. Jurnal IPTEKS
disebabkan karena terjadinya perombakan pada PSP 3(6): 528-543.
jaringan otot daging oleh proses enzimatis Pariansyah, A., Nurlaila, E.H., Bertoka FSD Negara.
(Wibowo, dkk., 2014). Ditambahkan oleh 2018. Aplikasi Maserat Buah Mangrove
Avicennia marina Sebagai Pengawet Alami
pernyataan Suwetja (2011) dalam Pianusa, dkk.
Ikan Nila Segar. Acta Aquatica: Aquatic
(2015), bahwa penguraian oleh bakteri mulai Sciences Journal 5(1): 36-44.
berlangsung insentif setelah tahap rigormotis Pianusa, A.F., Grace, S., Wonggo, D., 2015. Kajian
berlalu, yaitu setelah daging ikan tidak lagi Perubahan Mutu Kesegaran Ikan Tongkol
kompak. (Euthynnus affinis) Yang Direndam Dalam
Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma spinosum)
dan Ekstrak Buah Bakau (Sonneratia alba). J.
KESIMPULAN DAN SARAN Media Tek. Hasil Perikanan 3 (2): 66-74.
Putro, S., Dwiyitno, J.F. Hidayat, M. Pandjaitan.
Berdasarkan hasil penelitian yang Aplikasi Ekstrak Bawang Putih (Alium
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hasil sativum) untuk Memperpanjang Daya Simpan
penilaian mutu organoleptik ikan kuwe Ikan Kembung Segar (Rastrelliger
(Gnathanodon speciosus) segar dalam kanagurta). Jurnal Pascapanen dan
perlakuan perendaman ekstrak daun mangrove Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 3(2):
(Sonneratia caseolaris) dengan konsentrasi 2%- 193-200.
4% dapat mempertahankan daya simpan lebih Sadiki, V.T., A.S. Naiu, F.A. Dali. 2015. Mutu
baik. Hal ini karena peran senyawa metabolik Organoleptik dan Mikrobiologis Ikan Tongkol
yang Diawetkan dengan Bawang Putih
sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan
Selama Penyimpanan Suhu Ruang. Jurnal
mikroba yang terkandung pada daun mangrove. Ilmiah Perikanan dan Kelautan 3(3): 94-99.
Selain itu perendaman dalam ekstrak daun Saptiani, G., Prayitno, S.B., Anggoro, S. 2013.
mangrove juga dapat mempertahankan nilai Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Jeruju
organoleptik ikan. (Acanthus ilicifolius) Terhadap Vibrio harveyi
Saran yang dapat diberikan berdasarkan Secara In Vitro. Jurnal Kedokteran Hewan
penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian 7(1) 17-20. DOI: https://doi.org/10.21157/
serupa terhadap jenis-jenis ikan yang lain. j.ked.hewan.v7i1.558.
Sipayung, B.S., Widodo, F.M., Eko, N.D., 2015.
Pengaruh Senyawa Bioaktif Buah Mangrove
DAFTAR PUSATAKA Avicennia marina Terhadap Tingkat Oksidasi
Fillet Ikan Nila Merah O. niloticus Selama
Adawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Penyimpanan Dingin. J. Peng. dan Biotek.
Ikan. Bumi Aksara. Jakarta. Has. Perik. 4 (2): 115-123.
Girsang, D.Y., Azhari, R., Susilawati, 2014. Kasus SNI 01-2729.1-2006. Ikan Segar-Bagian 1:
Distribusi dan Penggunaan Formalin Dalam Spesifikasi. Badan Standarisasi Nasional.
Pengawetan Komoditi Ikan Laut Segar (Studi Jakarta. 10 pp.
Kasus di Kota Bandar Lampung). J. Tekn. dan Suprayitno, E. 2020. Kajian Kesegaran Ikan di Pasar
Industri Hasil Pertanian 19 (3), 218-228. Tradisional dan Modern Kota Malang.
Hasanah, S., Ahmad, I., Rijai, L. 2015. Profil Tabir Journal of Fisheries and Marine Research
Surya Ekstrak dan Fraksi Daun Pidada Merah 4(2): 289-295.
(Sonneratia caseolaris L.). Jurnal Sains dan Tapotubun, A.M., I.K.E. Savitri, Th.E.A.A.
Kesehatan 1(4): 175 - 180. Matrutty. 2016. Penghambatan Bakteri
Haryati, S. 2006. Optimalisasi Penggunaan Bawang Patogen pada Ikan Segar yang Diaplikasi
Putih Sebagai Pengawet Alami Dalam Caulerpa lentilifera. JPHPI 19(3): 299-308.
Pengolahan IKan Asin Jambal Roti. Skripsi. DOI: 10.17844/jphpi.2016.19.3.299.
Institut Pertanian Bogor. Tuyu, A., H. Onibala, D.M. Makepedua. 2014. Studi
Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jakarta. Lama Pengeringan Ikan Selar (Selaroides sp)
Penebar Swadaya. Asin Dihubungakan dengan Kadar Air dan
Nurqaderianie, A.S., Metusalach, Fahrul. 2016. Nilai Organoleptik. Jurnal Media Teknologi
Tingkat Kesegaran Ikan Kembung Lelaki Hasil Perikanan 2(2): 20-26.
34 Pengaruh Perendaman Ekstrak Daun Mangrove (Sonneratia caseolaris) Terhadap Penilaian Mutu …
Wahyu, Y.I., P.S. Ariadi, J. Sayuti. 2019. Penilaian Wibowo, I.R., Y.S. Darmanto, A.D. Anggo. 2014.
Mutu Secara Organoleptik Ikan Cakalang Pengaruh Cara Kematian dan Tahapan
(Katsuwonus pelamis) di Pelabuhan Perikanan Penurunan Kesegaran Ikan Terhadap Kualitas
Pantai Pondokdadap Kabupaten Malang. Pasta Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan 10(2): 66-72. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan 3(3): 95-103.