OLEH :
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur keoada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu penulis tidak sanggup menyelesakan makalah ini dengan baik.
Penulis juga mengucapakan syukur atas limpahan kesehatan dari pada-Nya, baik itu
berupa sehat fisik jasmani dan rohani maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapakan kritikan serta saran dari pembaca untuk untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
Rinto Lextrio
DAFTAR ISI
Judul ………………………………………………………………………… i
Sebagai negara maritim dengan ratusan pulau yang membentang dari ujung
barat hingga ujung timur, Indonesia yang memiliki luas laut 3.257.483 km² menjadi
negara yang potensial dalam memproduksi ikan laut. Menurut data BPS, sampai
dengan tahun 2007, Indonesia mampu memproduksi ikan laut sebanyak 5,04 juta ton
dengan pertumbuhan rata-rata 170 ribu ton per tahun. (Bijogneo, 2010). Hal ini secara
tidak langsung telah memposisikan Indonesia menjadi salah satu produsen perikanan
terbesar di dunia dengan berbagai macam hasil-hasil ikannya. Salah satu hasil
perikanan yang sangat berpotensi adalah Ikan tuna (Thunus albacares) Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar dalam ekspor tuna. Berdasarkan data
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia tercatat pada tahun 2009 hingga 2013
terus meningkat. Tahun 2009 ekspor tuna mencapai US$ 352 juta dengan volume
131.550 ton, tahun 2010 mencapai US$ 383 juta dengan volume 122.450 ton, tahun
2011 mencapai US$ 498 juta dengan volume 141.774 ton, tahun 2012 mencapai US$
749 juta dengan volume 201.160 ton, dan di tahun 2013 mencapai US$ 764 juta
dengan volume 209.072 ton. Sedangkan di tahun 2014 nilai ekspor tuna bisa
Dalam industri pengolahan ikan tuna, pada umumnya bagian yang dipakai
hanyalah dagingnya saja sedangkan bagian kepala, tulang, dan isi perutnya hanya
dimanfaatkan dengan nilai guna yang sangat rendah, seperti pakan ternak atau bahkan
hanya dibuang sebagai limbah yang tidak berguna, sehingga dapat kita bayangkan
banyaknya limbah yang akan dihasilkan nantinya. PT. Dempo Andalas Samudera
adalah salah satu perusahaan di Sumatera Barat yang mengekspor ikan tuna ke Miami
dan Jepang dalam bentuk fillet. Menurut data dari PPS (Pelabuhan Perikanan
tuna dengan produksi limbah yang dihasilkan sebanyak 420 – 1050 kg/bulan yang
Ikan merupakan salah satu sumber protein, lemak, dan mineral dalam diet
manusia. Lemak ikan memiliki asam lemak yang beragam, mulai dari 4-24 atom
karbon dan 0-6 ikatan rangkap. Asam lemak ikan terdiri atas asam lemak jenuh (15-
45%), asam lemak tak jenuh tunggal (1-25%) dan asam lemak tak jenuh ganda (15-
55%). Ikan laut merupakan salah satu sumber makanan yang kaya akan asam lemak
tak jenuh.
Lemak ikan mengandung EPA dan DHA yang tinggi masing-masing sejumlah
11-15% dan 2-7%. Komposisi asam lemak tak jenuh ganda tergantung pada berbagai
faktor. Asam lemak jenuh termasuk komponen C12 sampai C24 dan beberapa dengan
rantai cabang telah ditemukan. Di antara asam lemak tak jenuh tunggal dan ganda
ditemukan dalam jumlah yang bervariasi. Lebih dari 40 asam lemak yang berbeda
telah ditemukan dalam lemak ikan. Hasil penelitian Ilza et al. (2007), komponen
lemak ikan kerapu mengandung 14 jenis asam lemak jenuh mulai dari atom C4
sampai C24 dengan sub total 45,26 % serta mengandung 16 jenis asam lemak tidak
jenuh yang memiliki atom C15 sampai C24 yang terdiri dari 3 jenis asam lemak tidak
jenuh tunggal (0,58%) dan 13 asam lemak tidak jenuh ganda (54,16%) dengan sub
total asam lemak tidak jenuh 54,74%. Kandungan asam lemak omega 3 ikan kerapu
Kandungan lemak ikan telah dipelajari dalam jangka waktu yang lama
terutama lemak perut dan bagian ikan lainnya yang dapat dimakan seperti otot. Hasil
penelitian Ilza et al. (2007) didapatkan nisbah omega 3 dengan omega 6 ikan kerapu
1: 2,8. Penelitian sesudahnya menunjukan bahwa lemak perut dibuang ketika ikan
jambal siam akan diolah atau disiapkan untuk dikonsumsi dan memiliki nilai gizi dan
efek kesehatan yang baik terutama karena kandungan EPA dan DHA. Nisbah omega
3 dengan omega 6 lemak perut ikan jambal siam adalah 1 : 6,8 (Ilza 2012). Minyak
ikan yang harganya murah dapat diperoleh dari lemak perut ikan jambal siam.
Standar WHO tentang nisbah omega 3 dengan omega 6 1:5 dapat dikombinasikan
dengan lemak ikan kerapu yang memiliki nisbah 1: 2,8 (Ilza et al. 2008, Ilza dan
Syahrul 2009). Berdasarkan hasil uji kesukaan diketahui bahwa dosis pemberian
minyak ikan kombinasi 30 mg/hari, 40 mg/hari, dan 50 mg/hari pada bubur bayi
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengatahui apa itu minyak
1.3 Manfaat
acid) dan DHA (Docosahexaenoic acid) (Newton 1996). Asam lemak tersebut
memainkan peranan penting bagi kesehatan manusia. Kebutuhan minyak ikan dunia
meningkat dari waktu ke waktu untuk berbagai keperluan, yaitu untuk konsumsi
manusia atau edible (14%), industri (5%), dan akuakultur (81%) (Pike 2005).
Penggunaan minyak ikan di seluruh dunia pada tahun 2011 mencapai 1 juta ton.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi minyak ikan yang kaya asam
lemak omega-3 berimplikasi pada permintaan minyak ikan untuk keperluan industri
pangan dan farmaseutikal (Hjaltason et al. 2006). Penggunaan minyak ikan dunia dari
tahun 2005 hingga 2011 didominasi oleh pemanfaatannya di bidang akuakultur dan
oksidasi yaitu asam lemak bebas (FFA), nilai peroksida (PV), nilai anisidin (AnV),
dan total oksidasi (totoks). Minyak ikan yang berkualitas berdasarkan International
Fish Oil Standards (IFOS) ditentukan dengan nilai parameter oksidasi baik primer
maupun sekunder. Parameter oksidasi meliputi nilai peroksida (PV) ≤ 5,00 meq/kg,
nilai anisidin ≤ 20,00 meq/kg, total oksidasi ≤ 26,00 meq/kg dan bilangan asam
tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan produk minyak ikan di dalam negeri
sebagai bahan pangan dan suplemen makanan serta industri yaitu: (1) produksi
minyak ikan laut sangat tergantung hasil tangkapan; (2) minyak ikan yang diproduksi
dalam negeri masih berupa minyak ikan kasar yang berasal dari hasil samping
(3) SNI minyak ikan untuk pangan dan suplemen makanan masih dalam proses
menunggu penetapan di BSN, sehingga belum siap untuk dijadikan acuan; (4)
produsen minyak ikan di dalam negeri belum mengenal uji oksidasi sekunder yaitu p-
Anisidin yang menjadi salah satu parameter mutu pada standar IFOS (Internasional
Fish Oil Standar); (5) minyak ikan konsumsi untuk suplemen makanan semuanya
berasal dari impor, kecuali minyak ikan cucut, sedangkan Indonesia mengekspor
minyak kasar; (6) minyak ikan impor yang dikomersialkan belum semua sesuai
dengan standar IFOS; (7) teknologi dan fasilitas peralatan produksi dan pemurnian
minyak ikan masih terbatas dan perlu terus dikembangkan dan (8) belum menjadi
program utama pemerintah. Minyak ikan komersial dalam bentuk softgel 18 dari 19
sampel memiliki nilai peroksida yang tidak sesuai dengan standar IFOS, parameter
(FFA) menunjukkan 2 dari 19 melebihi ambang batas nilai asam lemak bebas (FFA).
Beberapa sampel minyak ikan dalam penelitian yang dilakukan juga tidak memiliki
kandungan omega-3 yang tinggi atau tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Yulistiani (2013) melaporkan bahwa sebanyak 5 sampel minyak ikan dalam negeri
bermanfaat bagi kesehatan. Omega-3 merupakan salah satu asam lemak tak jenuh
yang esensial bagi tubuh dan dibutuhkan terutama bagi penderita kolesterol tinggi.
EPA dan DHA merupakan jenis omega-3 yang paling dominan pada minyak ikan.
EPA dan DHA ini tidak diproduksi oleh ikan, melainkan oleh tumbuhan laut seperti
alga. Kandungan EPA dan DHA dalam ikan disebabkan karena ikan tersebut
mengkonsumsi alga yang mengandung kedua asam lemak tersebut (Haris, 2004).
Konsumsi EPA dan DHA dalam jangka waktu panjang terbukti berdampak positif
Kandungan lemak ikan telah dipelajari dalam jangka waktu yang lama
terutama lemak perut dan bagian ikan lainnya yang dapat dimakan seperti otot. Hasil
penelitian Ilza et al. (2007) didapatkan nisbah omega 3 dengan omega 6 ikan kerapu
1: 2,8. Penelitian sesudahnya menunjukan bahwa lemak perut dibuang ketika ikan
jambal siam akan diolah atau disiapkan untuk dikonsumsi dan memiliki nilai gizi dan
efek kesehatan yang baik terutama karena kandungan EPA dan DHA. Nisbah omega
3 dengan omega 6 lemak perut ikan jambal siam adalah 1 : 6,8 (Ilza 2012). Minyak
ikan yang harganya murah dapat diperoleh dari lemak perut ikan jambal siam.
Standar WHO tentang nisbah omega 3 dengan omega 6 1:5 dapat dikombinasikan
dengan lemak ikan kerapu yang memiliki nisbah 1: 2,8 (Ilza et al. 2008, Ilza dan
Syahrul 2009). Berdasarkan hasil uji kesukaan diketahui bahwa dosis pemberian
minyak ikan kombinasi 30 mg/hari, 40 mg/hari, dan 50 mg/hari pada bubur bayi
sangat disukai konsumen. Keberadaan asam lemak bebas bisa dijadikan indikator
awal terjadinya kerusakan lemak. Hasil penelitian tentang kandungan asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak ikan kombinasi adalah 0,20 mL/100 L.
Kandungan asam lemak bebas berada di bawah limit maksimum untuk asam lemak
bebas yaitu 1,5 mL/100 L (FDA dalam Ilza et al. 2007). Angka asam lemak bebas
minyak ikan kombinasi yang kecil menunjukan kualitas minyak ikan yang tinggi dan
sedang makan bubur yaitu bayi yang berumur 10 – 12 bulan. Sosialisasi dilakukan
pada 10 orang bayi yang berat badannya sangat kurang dari standar WHO, 10 orang
bayi yang berat badannya kurang dari standar WHO, dan 10 orang bayi yang berat
Selanjutnya kepada ibu bayi diberi tahu bahwa asam lemak omega 3 dan omega 6
bayi. Asam lemak omega 3, EPA, dan DHA yang terkandung dalam minyak perut
ikan jambal siam dan ikan kerapu dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Kandungan omega 6 minyak perut ikan jambal siam lebih tinggi dan omega
3 lebih rendah dan harganya relatif murah, sebaliknya pada ikan kerapu kandungan
omega 3 lebih tinggi daripada omega 6 dan harganya relatif mahal. Pasokan minyak
ikan sebagai sumber omega 3, EPA, dan DHA harus dikonsumsi dalam jumlah rasio
itu dalam penelitian ini dilakukan kombinasi minyak perut ikan jambal siam dan ikan
kerapu untuk memenuhi standar 1 : 5 sekaligus untuk memperoleh harga yang lebih
murah. Hwang et al. (2004), Hastarini et al. (2012) mengemukakan bahwa lemak
perut ikan jenis catfish termasuk ikan jambal siam merupakan sumber lemak yang
omega 3 ikan air tawar lainnya. Hasil penelitian Young (2011) menemukan
kandungan asam lemak omega 6 yang lebih tinggi dibandingkan omega 3 pada ikan
nila. Sebaliknya hasil penelitian Sukarsa (2004) menemukan jenis-jenis ikan laut
genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta latar belakang budaya. Kekurangan gizi
(bayi yang berat badannya sangat kurang dari standar WHO) dapat berpengaruh
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan motorik bayi. Bayi akan mengalami
dan keingintahuan serta dapat menurunkan aktivitas dan kemampuan eksplorasi bayi.
Semakin rendah berat badan bayi maka semakin tinggi keterlambatan perkembangan
moriknyany. Husaini (2003) bahwa bayi dengan status gizi buruk cendrung lebih
banyak terhambat perkembangan motorik kasarnya (25%) dan 8 kali lebih besar
kemungkinan terhambat perkembangan motorik kasarnya dibandingkan anak yang
Kekurangan gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan penambahan minyak ikan
kombinasi yang mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6 yang telah terbukti
dapat meningkatkan 93,4% berat badan dan perkembangan psikomotorik bayi umur
10-12 bulan. Estiasih dan Ahmadi (2012) menyatakan bahwa asam lemak omega 3
dan omega 6 yang berasal dari hasil samping ikan lemuru merupakan nutrisi yang
penting dalam tumbuh kembang bayi. Hasil penelitian Lamid et al. (1999), Lamid et
al. (2002), dan Sinclair et al. (2007) menyatakan bahwa asam lemak omega 3 dan
omega 6 yang ditambahkan pada balita bergizi buruk dapat meningkatkan berat badan
Pemberian minyak ikan kombinasi disesuaikan dengan berat badan awal bayi.
Bayi yang berat badan awalnya sangat kurang dari standar WHO diberikan dosis 50
mg/hari, kurang dari standar WHO diberikan dosis 40 mg/hari, dan sesuai dengan
standar WHO diberikan dosis 30 mg/hari. Rata-rata pertambahan berat badan bayi per
minggu pada umur 10–12 bulan yang sesuai dengan berat badan awalnya dapat
dilihat pada Tabel 1–3. Pertambahan berat badan bayi yang sangat kurang berat badan
awalnya dari standar WHO dengan pemberian minyak ikan kombinasi 50 mg/hari,
pertambahan berat badannya bisa mencapai 90 -107 g/ minggu (Tabel 1). Kecepatan
pertambahan berat badan proposional sesuai berat badan awalnya, makin rendah berat
badan awal makin rendah pertambahan berat badannya. Jika pertambahan berat badan
berada dalam batas-batas skala 100 g/minggu berarti bayi tumbuh sehat.
Asam lemak omega 3 dalam tubuh manusia dapat dikonversi menjadi asam
lemak omega 3 lainnya, tetapi asam lemak omega 3 tidak dapat dikonversi menjadi
asam lemak omega 6 dan sebaliknya. Akan tetapi keberadaan asam lemak omega 3
termasuk pertambahan berat badan (Lauritzen et al. 2001, Salem et al. 2001, Soccol
Pertambahan berat badan bayi per minggu yang berat badan awalnya kurang
pertambahan berat badan ini proporsional sesuai berat badan awalnya, makin rendah
berat badan awal makin rendah pertambahan berat badannya. Jika pertambahan berat
badan berada dalam batas-batas skala 100 g/minggu berarti bayi tumbuh sehat.
Pemberian lemak ikan kombinasi 40 mg/hari dapat menaikan berat badan >100 g per
minggu. Berarti minyak ikan kombinasi dengan dosis 40 mg/hari dapat menambah
berat badan bayi umur 10 – 12 di atas 100 g per minggu (bagi bayi yang berat
Asam lemak yang sangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh bayi untuk
mendukung fungsi omega 3. Soetomo (2008) menyatakan bahwa asam lemak omega
3 dan omega 6 berperan sebagai prekursor atau bahan baku senyawa eikosanoid yaitu
senyawa yang sangat reaktif. Senyawa eikosanoid yang dihasilkan oleh lemak omega
3 dan omega 6 sering berbeda, bahkan dapat berlawanan. Dengan demikian, karena
asam lemak omega 3 dan omega 6 berkompetisi sebagai prekursor eikosanoid dan
juga berbeda peran biologisnya, maka keseimbangan antara kedua asam lemak
tersebut dalam makanan bayi sehari-hari sangat penting. Newton (1996), Harris et al.
(2006), dan Diana (2013) mengemukakan bahwa peran omega 3 bekerja sinergis dan
Cook (1991), Lamid et al. (2002), dan Helland et al. (2003) menyatakan
bahwa organ-organ penting yang membantu arah dan kontrol pergerakan seperti
retina dan sistim saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Selanjutnya Neuringer,
2000, Fewtrell et al. 2002, dan Sign, 2005 juga menyatakan bahwa organ-organ
penting seperti retina dan sistim saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Vanderhoof
et al. 2000, Soetomo, 2008, dan Sun et al. 2008 menambahkan bahwa DHA adalah
berperan dalam membangun myelin yaitu sarung pembungkus saraf yang membantu
rangsangan saraf elektris di otak agar dapat bergerak lebih cepat (membantu
rangsangan saraf ke otak dengan baik dan komunikasi sel-sel otak menjadi lebih
efektif untuk membantu perkembangan motorik bayi (Haag, 2003, Stanke et al. 2008,
penting dalam kesehatan reproduksi dan mengoptimalkan hasil kehamilan.4 Gizi ibu
yang tidak seimbang dan metabolisme yang buruk dapat berdampak pada hasil
kehamilan, kelahiran prematur, kematian neonatal, dan berat bayi lahir rendah.5
Suplai nutrisi ibu yang optimal memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan plasenta janin.6 Mikronutrien seperti asam folat, vitamin D, zat besi,
kalsium dan asam lemak omega-3 mengatur perkembangan plasenta dan kinerja
fungsional.
Asam lemak omega-3 termasuk dalam kelompok asam lemak esensial, karena
tubuh tidak dapat menghasilkan sendiri dan hanya bisa di dapat dari makanan yang
DHA adalah suatu lemak makanan yang memiliki berbagai manfaat. Omega-3
memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh terutama dalam membran sel,
proses antiinfalamasi, dan viskositas membran sel.14 EPA dan DHA penting untuk
perkembangan janin dan proses penuaan yang sehat, selain itu EPA dan DHA
merupakan prekursor dari beberapa metabolit yang merupakan mediator lipid yang
kuat dan dipertimbangkan oleh banyak peneliti dalam pencegahan berbagai atau
prekursor pendahulunya, yakni asam lemak esensial linoleat dan linolenat. Asam
lemak esensial tidak bisa dibentuk dalam tubuh dan harus dipenuhi langsung dari
makanan. Kemudian prekursor itu masuk dalam proses pemanjangan dan pemecahan
yang menghasilkan tiga bentuk asam lemak penting, terutama alpha-linoleic Acid
makanan utama dari omega-3 LCPUFA adalah ikan dan makanan laut.9 Fungsi
omega-3 paling baik apabila berinteraksi dengan omega-6 LCPUFA, turunan dari
Linoleat Acid (LA), Arakidonat Acid (AA) menjadi paling signifikan.10 Omega-3
asam lemak tak jenuh rantai ganda panjang memainkan peran penting dalam
implantasi, plasentasi, dan perkembangan lebih lanjut dari kehamilan normal.11 Studi
telah dikaitkan LCPUFA ini dengan pengembangan plasenta melalui peran mereka
dalam mengatur stres oksidatif, angiogenesis dan peradangan yang pada gilirannya
dapat mempengaruhi transfer pembuluh darah ke janin. Menurut Muskiet dkk (2006)
bahwa peningkatan asupan lemak tak jenuh rantai ganda panjang selama kehamilan
Induk dari asam lemak omega-3 adalah alpha linolenic acid (ALA). ALA
Acid (DHA). DHA atau yang dikenal sebagai omega-3. Proses pembuatan DHA
maupun AA difasilitasi oleh enzim desaturase dan elongase. Aktivitas kedua enzim
ini masih sangat kurang pada bayi prematur bahkan ada bayi aterm sampai usia 4-6
bulan. Karenanya penambahan DHA dan AA pada bayi prematur sangat dianjurkan
dengan dosis yang mengacupada kandungan asam lemak dalam ASI. Aktivitas enzim
pemanjangan atau pemecahan dipengaruhi oleh asam lemak yang terdapat pada
makanan. Minyak ikan yang mengandung banyak DHA akan menghambat aktivitas
Rekomendasi WHO kebutuhan omega3 dalam tubuh untuk setiap orang yaitu
0,3 - 0,5 gr/hari (EPA + DHA), termasuk asam lemak tak jenuh yaitu omega-3, EPA,
DHA, omega-6, AA, omega-9. Asam lemak esensial sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan normal janin dan bayi, juga untuk perkembangan
otak dan penglihatan.16 Selama kehamilan kebutuhan asam lemak meningkat sejalan
fungsional dalam darah ibu meningkat sehingga menghasilkan status DHA neonatal
yang berkurang. Perubahan hal tersebut paling menonjol pada trimester ketiga, ketika
janin cepat menumpuk LCPUFA di otak dan retina. Suplementasi 400 mg DHA dapat
kehamilan, ada 2 teori yang menjelaskan hal tersebut yaitu plasentasi yang abnormal
kapasitas kapiler besar. Selanjutnya akan kehilangan lapisan endotel dan jaringan
Invansi tidak mencapai arteri dan bahkan menginvasi beberapa arteri tapi tidak
menghasilkan transformasi yang cukup. Dengan demikian, aliran darah plasenta akan
plasentasi yang abnormal akan terjadi iskemia. Penyebab plasentasi abnormal tidak
jelas. Pada umumnya asam lemak dan LCPUFA memainkan banyak peran pada tahap
3.1 Kesimpulan
Minyak ikan adalah sumber omega-3, khususnya EPA (Eicosapentaenoic
acid) dan DHA (Docosahexaenoic acid). Asam lemak tersebut memainkan peranan
penting bagi kesehatan manusia. Kebutuhan minyak ikan dunia meningkat dari waktu
ke waktu untuk berbagai keperluan, yaitu untuk konsumsi manusia atau edible (14%),
industri (5%), dan akuakultur (81%). Penggunaan minyak ikan di seluruh dunia pada
tahun 2011 mencapai 1 juta ton. Kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi
minyak ikan yang kaya asam lemak omega-3 berimplikasi pada permintaan minyak
ikan untuk keperluan industri pangan dan farmaseutikal. Penggunaan minyak ikan
dunia dari tahun 2005 hingga 2011 didominasi oleh pemanfaatannya di bidang
dan meningkatkan angiogenesis dalam model tikus yang mengalami hipertensi pada
kehamilan. Studi lebih lanjut perlu diterapkan pada manusia untuk menguji
klinis dari studi yang dilakukan tidak jelas, jumlah percobaan yang berkualitas tinggi
preeklampsia. Untuk memastikan efek menguntungkan dari asam lemak tak jenuh
3.2 Saran
Dalam kita mempelajari mata kuliah Teknologi Minyak Ikan kita harus
memahami fungsi dan peranan minyak ikan itu sendiri terhadapa kesehatan baik itu
pada ibu hamil, bayi maupun orang dewasa. Dengan demikian kita akan lebih ingin
lagi mencari referensi yang luas tentang cakupan minyak ikan secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Association of Official Analytical Chemists (AOAC). 1995. Official Methods of
Analysis of AOAC International. Maryland.
Cook HW. 1991. Brain metabolism of alpha-linaolenic acid during development.
Nutrition 7:440–446.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, 2009. Laporan Tahunan Budidaya Ikan
Air Tawar. Pekanbaru.
Estiasih T, Ahmadi . 2012. Pembuatan trigliserida kaya asam lemak omega 3 dari
minyak hasil samping pengalengan ikan lemuru (Sardinella longiceps). Ilza
M, Leksono T, Edison. 2007. Isolasi dan identifikasi komponen asam lemak ikan
kerapu (Cromileptes sp.). Jurnal Perikanan dan Kelautan 12(2):82-87 Jurnal
Teknologi Pertanian 5(3):116-128.
Gunawan ER, Suhendra D, Handayani SS, Kurniawati L, Murniati, Nurhidayanti,
2014. Analisis kandungan asam lemak omega 3 dan omega 6 pada bagian
kepala dan badan ikan lele (Clarias Sp) melalui reaksi enzimatis.
[Prosiding Seminar Nasional Kimia]. Jurusan MIPA Universitas Negeri
Surabaya. D 1-8
Harris WS, Assaad B, Poston WC. 2006. Tissue Omega-6/Omega-3 fatty acid ratio
and risk for coronary artery disease. Journal Cardiol 98:19–26.
Hastarini E, Fardiaz D, Irianto HE, Budijanto S. 2012. Karakteristik minyak ikan dari
limbah pengolahan filet ikan patin siam (Pangasius hypophtalmus) dan
patin jambal (Pangasius djambal). Agritec 32(4):403-410
Ilza M, Leksono T, Edison. 2007. Isolasi dan identifikasi komponen asam lemak ikan
kerapu (Cromileptes sp.). Jurnal Perikanan dan Kelautan 12(2):82-87
Ilza M, Syahrul. 2009. Keunggulan ikan kerapu (Cromileptes sp.) sebagai pangan
multifungsi. Prosiding Seminar Nasional Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Lamid A, Mulyati S, Karyadi L, Komari, Prastowo SM, Budiyanto S. 1999. Profil
Asam Lemak omega 3, Omega 6, Perkembangan Mental dan Psikomotor
Anak KEP Berat dan Gizi baik. PGM 22:21-28.
Lamid A, Suwarti S, Sihadi, Karyadi L, Matulessy P, Komari. 2002. Pengaruh
docosahexanoic acid (DHA) pada tumbuh kembang anak balita gizi buruk
yang dirawat jalan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan XIII(3): 234-
238.
Proboningsih J. 2004. Perbedaan Perkembangan (Motorik Kasar, Motorik Halus,
Bahasa, dan Kepribadian) Pada Anak Usia 12-18 bulan Antara Status Gizi
Kurang dan Status Gizi Normal. Digital Unair.
http//digilib.unair.ac.id/go.pihp. [Diakses tanggal 1 Juli 2009].
Soetomo. 2008. Penambahan DHA dan AA pada Makanan Bayi, Peran dan
Manfaatnya. http://www.google.com. [Diakses tanggal 27 Agustus 2009].
Standar Nasional Indonesia, 2006. Cara Uji Mikrobiologi – Bagian 1: Penentuan
Coliform dan Escherichia coli pada Produk Perikanan. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
SunGiovanni JP, Berkey CS, Dwyer JT, Colditz GA. 2000. Dietary essential fatty
acids, long-chain polyunsaturated fatty acids, and visual resolution acuity
in healthy fullterm infants: a systematic review. Early Hum Dev 57:165–
188.