Oleh
KELOMPOK 1
MUH. AJIB MAJID 60500120057
HAKAM MUQSID 60500120027
NUR MUTMAINNAH 60500120007
JURUSAN KIMIA
A. Latar Belakang
Informasi genetik diwariskan dari orang tua kepada keturunannya agar dapat
menghasilkan keturunan baru. Proses ini disebut dengan Hereditas. Gen termasuk
salah bagian dari DNA kromosom yang dapat mengkode satu buah molekul RNA
secara spesifik yang selanjutnya mengkode untuk polipeptida tertentu. Gen tersusun
dari DNA ( Deoxyribo Nucleic Acid). DNA bersama-sama dengan protein histon dan
kromosom. DNA merupakan dasar secara kimiawi dari hereditas. DNA sebagai
bahan genetik karena DNA dapat mewariskan sifat-sifat organisme induk, sudah
Genom adalah sepotong DNA atau segment DNA yang menyandi protein
dari pewarisan melibatkan proses yang dikenal sebagai replikasi atau biosintesis,
yang mana rantai DNA induk berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis salinan DNA.
Ekspresi gen di dalam sel memerlukan dua proses, transkripsi dimana DNA berfungsi
gen pada sel eukariotik hanya memungkinkan ekspresi sebagian kecil genom dalam
suatu waktu, sehingga sel dapat menjalani perkembangan dan differensiasi. Untuk
1
2
suatu gen spesifik, pengaturan dapat terjadi secara bersamaan di berbagai faktor
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Replikasi DNA sering disebut sintesis DNA, yaitu suatu proses dimana urutan
nukleotida dari DNA (bagian tertentu dari DNA) dikopi olehpasangan basa
terpisah. Replikasi DNA dikatalisis oleh enzim DNA polimerase. Subtrat untuk
enzim ini adalah deosiribo nukleosida trifosfat yang dipolimerisasi pada satu benang
DNA cetakan secara bertahap. Mulanya DNA membelah menjadi dua untuk
mereplikasi dirinya sendiri. Peristiwa ini terjadi dengan cara yang sangat menarik.
Molekul DNA yang menyerupai tangga spiral membagi menjadi dua seperti risleting
dari tengah anak tangga. Seterusnya, DNA membelah menjadi dua bagian. Belahan
yang terdapat di sekitarnya. Dengan cara ini, dua molekul DNA baru diproduksi.
Dalam setiap tahap operasi, protein ahli yang disebut “enzim” (Rahmadina, 2019:
35).
Setelah James Watson dan Francis Crick menemukan struktur DNA pada
tahun 1953, bagaimana peran DNA sebagai templat untuk replikasi dan transmisi
informasi genetik menjadi jelas yaitu rantai yang satu merupakan komplemen dari
rantai yang lain. Aturan pasangan basa memberikan arti bahwa masing-masing rantai
berfungsi sebagai templat untuk sintesis rantai pasangannya. Pada replikasi DNA,
3
4
sebagai templat untuk sintesis untai DNA yang baru, sehingga proses replikasi
menghasilkan dua molekul DNA baru, masing-masing memiliki satu rantai lama dan
satu rantai baru. Helikase merupakan enzim yang memisahkan kedua untai DNA
pada proses replikasi DNA in vitro. Dalam molekul DNA rantai panjang, replikasi
terjadi pada potongan-potongan rantai pendek dan kedua rantai DNA induk terpisah
hanya pada titik awal replikasi membentuk molekul seperti huruf Y yang biasa
disebut ’fork’ replikasi. Salah satu jenis replikasi yang diusulkan Watson dan Francis
Crick pada sel eukariotik adalah replikasi semi konservatif (Gaffar, 2007: 27).
Secara sederhana, replikasi model semi konservatif pada sel hewan dapat
d. Nukleotida baru tersebut disambung satu sama lain untuk membentuk tulang
punggung gula-fosfat dari rantai baru. Setiap molekul DNA sekarang terdiri
dari satu rantai lama dan satu rantai baru. Dengandemikian terbentuklah dua
Pada tahun 1960, mekanisme sederhana dari replikasi DNA dianggap bahwa
ditambahkan pada garpu replikasi DNA dan bergerak dari ujung molekul DNA ke
ujung yang lain. Kedua rantai DNA yang anti paralel, menyebabkan munculnya
membutuhkan satu rantai anak yang tumbuh dari arah 5’ – 3’ dan rantai yang lain
tumbuh dari arah 3’ – 5’. Pada garpu replikasi terdapat dua rantai yang dikenal
dengan rantai cepat (leading strand) dan rantai lambat (lagging strand) dengan
struktur yang asimetris. Pada rantai cepat, DNA polimerase hanya mampu
memanjangkan rantai baru DNA dengan arah 5’ – 3’ ketika replikasi sedang berjalan.
Fragmen okazaki secara individu tumbuh dengan arah 5’ – 3’ (Alberts, 2002: 240).
6
Untuk untai utama, primer khusus diperlukan hanya pada awal replikasi yaitu
dengan ujung rantai berpasangan basa untuk menambahkan nukleotida baru. Namun,
setiap kali DNA polimerase menyelesaikan fragmen DNA Okazaki pendek (yang
memakan waktu beberapa detik), ia harus mulai mensintesis fragmen yang sama
sekali baru di lokasi yang lebih jauh di sepanjang untai cetakan. Mekanisme khusus
digunakan untuk menghasilkan primer pasangan basa untai yang dibutuhkan oleh
molekul DNA polimerase ini. Mekanismenya melibatkan enzim yang disebut DNA
pendek pada untai tertinggal. Pada eukariota, primer ini memiliki panjang sekitar 10
nukleotida dan dibuat pada interval 100-200 nukleotida pada untai tertinggal
Transkripsi adalah suatu proses pencetakan mRNA oleh DNA untuk menyalin
urutan asam amino tertentu sebagai langkah awal dari proses sintesa protein.
Transkrip sering juga disebut sintesa RNa. Proses transkripsi diawali dengan
membukanya pita double helix DNA sebagian dengan perantaraan enzim RNA-
polimerase, selanjutnya salah satu pita DNA itu mencetak mRNA, yaitu dengan
menurut arah 5΄ ke 3’. Selain mRNA juga dicetak tRNA dan rRNA. RNA transfer
Sebelum asam amino itu dapat diikat oleh tRNA, dimana asam amino harus
bermuatan dengan ATP (= Adenosin Tripospat ), sehingga asam amino itu berenergi.
Proses ini berlangsung didalam sitoplasma. RNA ribosom (rRNA) mempunyai fungsi
menyediakan tempat untuk sintesa protein. Proses ini berlangsung didalam ribosom
dan hasil akhir berupa polipeptida (Zulfarina dan Mahadi, 2019: 81). Tahapan dalam
1. Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di sembarang tempat pada DNA, tapi di bagian hulu
(upstream) dari gen yaitu promoter. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah
kotak Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim RNA polimerase
nukleotida awal, dan perubahan konformasi RNA polimerase karena struktur sigma
2. Elongasi (pemanjangan)
8
menempel pada promoter maka enzim tersebut akan terus bergerak sepanjang
ditambahkan secara kovalen pada ujung 3’ molekul RNA yang baru terbentuk.
berrkisar antara 30–60 nukleotida per detik. Kecepatan elongasi tidak konstan.
3. Terminasi (pengakhiran)
menemui nukleotida tertentu berupa STOP kodon. Selanjutnya RNA terlepas dari
terminasi. Tetapi pada sel hewan (eukariot) terdapat tiga gen kelas yang berperan
Transkripsi gen kelas II dilakukan oleh RNA polimerase II yang dibantu oleh
beberapa faktor transkripsi umum Penyusunan kompleks faktor transkripsi umum dan
RNA polimerase II pada daerah promotor membentuk kompleks pra inisiasi yang
akan segera mengawali transkripsi jika ada nukleotida. Ikatan semacam ini membuat
daerah promotor menjadi terbuka sehingga RNA polimerase II dapat membaca urutan
DNA pada cetakan. Faktor transkripsi umum yang berperan dalam mengarahkan
melakukan proses transkripsi jika ada nukleotida. Faktor transkripsi yang penting
untuk mengawali inisiasi proses transkripsi adalah TBP, TFIIB, TFIIF, dan RNA
polimerasi II tanpa adanya TFIIE dan TFIIH, sebenarnya sudah dapat terjadi
pembukaan DNA secara lokal dan pembentukan ikatan pospodiester pertama. Dalam
hal ini faktor TFIIE dan TFIIH tidak diperlukan dalam proses inisiasi melainkan
dikatalisis oleh aktifitas DNA helikase yang dimiliki oleh TFIIH sehingga
Transkripsi gen kelas III (gen tRNA dan 5S rRNA) dilakukan oleh RNA
polimerase III dibantu oleh sekelompok protein yang dikenal sebagai faktor
transkripsi TFIII yang meliputi; TFIIIA, TFIIIB, dan TFIIIC serta protein TBP.
Mekanise transkripsi gen kelas III pertama-tama, faktor TFIIIC menempel pada kotak
A dan kotak B yang ada pada promotor internal. Penempelan TFIIIC tersebut
mendorong penempelan TFIIIB dan TBP pada daerah sebelah hulu dari titik awal
replikasi. Selanjutnya, RNA polimerase III menempel pada daerah awal transkripsi
dan siap memulai proses transkripsi. Pada saat transkripsi dimulai RNA polimerase
III menyebabkan TFIIIC terlepas dari ikatannya dengan kotak A dan kotak B pada
daerah promotor internal, sementara TFIIIB tetap berada ditempatnya untuk memulai
TFIIIB, TFIIIC, dan RNA polimerase III tersebut dapat mendukung proses transkripsi
sampai kurang lebih 40 kali. Selama rangkaian proses tersebut, RNA polimerase III
akan berdisosiasi dan berasosiasi kembali ke dalam kompleks protein setiap kali
Transkripsi gen kelas I dimulai dari daerah promotor antara dan berakhir pada
sisi sebelah hulu promotor utama. Hal ini dimaksudkan untuk mengantarkan molekul
RNA polimerase I dalam jumlah besar kesisi inisiasi. Secara rinci mekanisme inisiasi
transkripsi gen kelas I sampai saat ini belum diketahui secara jelas. Selain faktor SL1
inisiasi transkripsi gen kelas I juga memerlukan faktor transkripsi UBF. Faktor UBF
inilah yang menempel pada daerah promotor gen rRNA secara langsung dan bukan
RNA polimerase I. hasil penelitian menunjukan bahwa faktor SL1 yang berasal dari
manusia tidak berikatan langsung pada DNA sedangkan SL1 yang berasal dari mencit
dapat menempel pada promotor gen rRNA mencit sehingga faktor faktor transkripsi
SL1 yang berasal dari manusia hanya aktif terhadap promotor manusia sedangkan
SL1 mencit juga aktif pada promotor mencit. Sebaliknya, faktor transkripsi UBF
yang berasal dari manusia dapat menggantikan fungsi UBF dari mencit dan
sebaliknya.
memodifikasi, dan mentransfer materi genetik sel, jaringan, atau organisme lengkap.
potongan DNA tertentu, yang sesuai dengan gen tertentu. Pada hewan, genom yang
paing sulit direkayasa adalah genom mamalia. Genom mamalia memiliki ukuran yang
lebih besar dan memiliki organisasi yang lebih kompleks daripada virus, bakteri, dan
dan DNA rekombinan teknologi lebih sulit dan mahal daripada organisme yang lebih
sederhana. Pada mamalia, teknik untuk manipulasi reproduksi gamet dan embrio
seperti memperoleh organisme yang sama sekali baru dari sel dewasa yang
vitro, transfer embrio, dan inseminasi buatan, seringkali merupakan bagian penting.
Pada prinsipnya rekayasa genetika pada hewan cara kerjanya lebih kurang
sama dengan rekayasa genetika tumbuhan, yaitu (1) Identifikasi gen yang diharapkan;
(2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan; (3) Pengaturan ekpresi gen
yang sudah direkayasa; dan (4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika hewan
meliputi pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi,
screening, serta analisis rekombinan (Zulfarina dan Mahadi, 2019: 52-54). Adapun
1. Penggunaan vektor
Vektor merupakan molekul DNA yang membawa suatu DNA asing kedalam
sel inang, dengan harapan sifat yang ada pada DNA asing tersebut dapat terekspresi
dalam sel inang. Salah satu vektor yang bisa digunakan untuk membawa molekul
DNA asing masuk ke dalam sel inang adalah Plasmid. Plasmid digunakan untuk
melakukan rekayasa pada berbagai organisme yang tidak bisa diperoleh secara alami.
12
Plasmid digunakan sebagai vektor dalam rekayasa genetika. Dalam hal ini plasmid
digunakan untuk membawa suatu rangkaian fragmen DNA asing masuk dalam sel
mengekspresikan sifat baru pada DNA asing tersebut, sehingga sifat yang diinginkan
2. Penggunaan plasmid
sebab ada berbagai macam plasmid yang digunakan. Proses penggunaan plasmid
Penentuan terlebih dahulu jenis plasmid yang hendak digunakan sebab ada
beberapa jenis plasmid seperti pBR 322 dan pUC19 yang bisa digunakan
eukariot.
tempat penyisipan DNA asing dan marker untuk menandai masuk tidaknya
plasmid. Enzim yang digunakan untuk memotong plasmid harus sama dengan
pemotong DNA asing sehingga nanti keduanya bisa bersatu misal: EcoR1.
Plasmid siap disambungkan dengan DNA asing yang memiliki sifat tertentu,
yang telah dipotong juga dengan enzim restriksi yang sama dengan pemotong
plasmid.
Enzim restriksi adalah enzim yang digunakan untuk memotong DNA secara spesifik.
Enzim restriksi disebut sebagai gunting biologi. Enzim ini diisolasi dari bakteri.
Restriksi yang digunakan untuk memotong plasmid harus sama dengan pemotong
DNA asing agar urutan basanya bisa sesuai sehingga antara plasmid dan DNA asing
pemotong ini mengenali DNA pada situs kusus dan memotong pada situs
tersebut.
dengan arah yang sama akan memberikan urutan yang sama pula
nukleotidanya.
ikatan kovalen antara ujung 3’OH dari utas satu dengan ujung 5’P dari utas
yang lain.
ujung DNA sehingga kedua fragmen DNA yang berupa potongan bisa bersatu
menjadi satu.
DNA asing yang diinginkan maka dilakukan penyambungan DNA asing dengan
plasmid dengan DNA asing, sehingga plasmid tersebut mengandung sifat tertentu
6. Metode kloning
gen/ embrio yang dikehendaki dari suatu spesies lain, sehingga spesies yang diklon
tadi akan memiliki sifat tambahan sesuai dengan gen yang disisipkan kedalam
seltubuhnya. Memasukkan inti sel kedalam spesies lain, yang sebelumnya inti selnya
telah dibuang/dikosongkan. Teknik cloning ini disebut juga transfer gen atau transfer
revolusioner, antara lain cepat, dapat diterapkan secara universal, Dapat dilakukan
laboratorium.
15
D. Hewan Transgenik
Hewan transgenik merupakan satu alat riset biologi yang potensial dan sangat
menarik karena menjadi model yang unik untuk mengungkap fenomena biologi yang
telah dimodifikasi genome-nya, gen disusun dari suatu organisme yang dapat
mewarisi karakteristik tertentu. Dua alasan umum mengapa hewan transgenic tetap
1. Mikroinjeksi DNA
melakukan injeksi langsung gen terpilih yang diambil dari anggota lain dalam spesies
yang sama ataupun berbeda ke dalam pronukleus ovum yang telah dibuahi. Pada
metode ini, sel telur yang telah dihasilkan dari proses superovulasi dan fertilisasi in
vitro diinjeksi dengan gen asing. Untuk mempertahankan posisi sel telur digunakan
tabung kecil. Proses injeksi larutan yang berisi copy gen asing (transgen) ke dalam
16
Teknik penyisipan gen dengan cara transfer gen dengan media retrovirus
sel inang. DNA dari retrovirus berintegrasi ke dalam genom untuk bakteri.
menggunakan sequence DNA yang diharapkan muncul ke dalam kultur in vitro sel
Terapi gen sel embrional biasanya dilakukan pada hewan untuk membentuk
hewan transgenik. Terapi gen jenis ini memungkinkan perbaikan secara genetik yang
akan mulai terlihat ketika sel embrional telah berkembang menjadi individu baru.
ke dalam suku cecak (Geckonidae). Dalam bahasa Inggris disebut flat tailed house
gecko, seperti tercermin dari nama ilmiahnya, platyura (dari bahasa Yunani, platus
artinya pipih, ura artinya ekor). Hemidactylus platyurus ini bertubuh pipih
lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Pada sisi bawah bagian
tubuhnya terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.
Hemidactylus frenatus memiliki tubuh lebih kurus, bentuk ekor lebih bulat, dan
memiliki tonjolan kulit serupa duri. H. frenatus lebih menyukai tinggal di pohon atau
di bagian rumah yang berkayu seperti atap rumah. Terkadang didapati bersama
cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing
dalam memperoleh makanan. Gehyra mutilate bertubuh lebih kecil, kepala membulat,
spesies yang digunakan sebagai referensi karena paling dekat kekerabatannya dengan
amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Karry
Mullis pada tahun 1985. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat digunakan
untuk mengamplifikasi segmen DNA dalam jumlah jutaan kali hanya dalam beberapa
teknik-teknik lain seperti sekuensing DNA, telah proses Polymerase Chain Reaction
Tahap (2) sampai dengan (4) merupakan tahapan berulang (siklus), di mana
pada setiap siklus terjadi duplikasi jumlah DNA. Proses PCR secara umum
berlangsung dalam tiga tahap, yakni tahap denaturasi, tahap penempelan (annealing),
dalam membawa sifat yang diturunkan kepada generasi selanjutnya. DNA merupakan
suatu polimer yang disusun oleh unit-unit nukleotida yang tersusun berulang-ulang,
tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin ke kanan. Setiap
nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu: gula 5 karbon (2-deoksiribosa), basa
nitrogen yang terdiri dari golongan purin serta golongan pirimidin dan gugus fosfat.
DNA heliks ganda mengalami biosintesis menjadi 2 DNA heliks ganda, di mana ke-2
DNA heliks ganda mewarisi masing-masing 1 pita DNA induk. Oleh karena itu tipe
biosintesis DNA adalah semikonservatif. Biosintesis DNA dimulai dari tempat yang
terbukanya pita DNA heliks ganda di daerah awal sintesis. Dengan terputusnya ikatan
antar basa, maka enzim DNA polimerase dapat bekerja mensintesis pasangan basa
anakan. Biosintesis DNA bergerak 2 arah (biodireksi) dengan enzim DNA polimerase
berbeda untuk masing-masing arah. Biosintesis berakhir ketika kedua enzim DNA
polimerase mensintesis 2 pita DNA anakan dengan cetakan 2 pita induknya. Karena
DNA polimerase bergerak satu arah (dari 3’ ke 5’ DNA induk atau 5’ ke 3’ DNA
anakan), maka terjadi 2 tipe sintesis pita DNA anakan yaitu pita menerus (leading
strand) dan pita sendat (lagging strand). Pita menerus adalah pita DNA anakan yang
dicetak tanpa putus. Pita sendat adalah pita DNA anakan yang dicetak terputus-putus.
19
20
Urutan biosintesis DNA adalah pemisahan 2 pita DNA induk, sintesis RNA primer,
sintesis DNA anakan, pengantian RNA primer dengan DNA, dan penyambungan pita
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., et al. Molecular Biology of the Cell 4th Edition.
New York: Garland Science, 2002.
Gaffar, S. Bioteknologi Molekul. Bandung: UNPAD Press, 2007.
Muthiadin, C. Pengantar Rekayasa Genetik. Makassar: UINAM Press, 2014.
Peristiowati, Y dan Nurwijayanti. Biologi Dasar Manusia dan Biologi
Perkembangan. Kediri: Indomedia Pustaka, 2018.
Rahmadina. Buku Ajar Genetika Dasar. Medan: UINSU Press, 2019.
Sanger, C. Bioteknologi Hasil Perikanan. Manado: LPPKM UNSRAT, 2017.
Yalew, K., Gelaye, A., Fesseha, H. “Genetic Engineering Application in Animal
Breeding-Review”. Biomedical 32, no. 4 (2020): h. 180-188.
Zulfarina dan Mahadi, I. Buku Ajar Bioteknologi. Pekanbaru: UR press, 2019.