NIM : 0801192137
MEDAN
2019
GENETIKA MANUSIA
A. DNA
Friederich Miescher menemukan DNA pada tahun 1869. Asam deoksiribonukleat
(deoxyribonucleic acis, disingkat DNA) merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula
deoksiribosa, fosfat dan basa basa nitrogen. DNA merupakan komponen penyusun paling
penting dalam tubuh makhluk hidup. Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah polimer asam
nukleat yang tersusun secara sistematis dan merupakan pembawa informasi genetik yang
diturunkan kepada keturunannya. Informasi genetik disusun dalam bentuk kodon yang berupa
tiga pasang basa nukelotida.
DNA terdiri atas dua rantai yang saling terpilin yang dikenal dengan istilah double
helix. Model DNA pertama kali dibuat pada tahun 1953 oleh James D. Watson dari Amerika
Serikat dan Francis Crick dari Inggris.
Rantai DNA sering diibaratkan seperti tangga, sehingga terdapat ibu tangga dan anak
tangga. Ibu tangga adalah tempat tangan kita memegang jika hendak naik tangga sedangkan
anak tangga adalah tempat kaki kita memijak saat naik tangga. Pada model DNA ibu tangga
terdiri atas fosfat dan gula sedangkan bagian yang berperan sebagai anak tangga pada DNA
adalah basa nitrogen. DNA terdiri atas basa nitrogen dan ikatan hidrogen. Basa nitrogen ada
dua golongan yaitu sebagai berikut.
a. Golongan purin, terdiri atas adenin (A) dan guanin (G)
b. Golongan pirimidin, terdiri atas timin (T) dan Sitosin atau cytosine (S atau C)
Adenin akan membentuk dua ikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin akan
membentuk tiga ikatan hidrogen dengan sitosin. Kombinasi jumlah dan susunan yang
terbentuk antara ikatan-ikatan basa ini memungkinkan setiap individu memiliki cetak biru
genetik yang spesifik dibandingkan organisme lain.
Secara struktural, DNA merupakan rantai panjang yang merupakan polimer, tersusun
atas monomer monomer yang dikenal sebagai nukleotida. Di mana setiap nukelotida tersusun
atas satu gula deoksiribosa, satu fosfat, dan satu basa nitrogen. Sebuah nukleotida selalu
memiliki ujung 3‟ – OH dan 5‟P, sehingga dalam “double helix” menurut model Watson-
Crick terdapat satu buah pita dengan arah 3‟→ 5‟, sedangkan pita pasangannya 5‟→ 3‟.
Apabila hanya terdiri atas satu molukel gula, satu molekul basa nitrogen dan tanpa gugus
fosfat disebut nukleosida. Polimer tersebut membentuk struktur dua untai heliks ganda yang
disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang ada.
Molekul DNA dikatakan bersifat heterokalis, yaitu mampu membentuk molekul DNA
baru yang identik melalui proses replikasi dan mampu membentuk molekul lain, yaitu RNA
melalui proses transkripsi.
DNA pada makhluk hidup dapat ditemukan
pada inti sel (nukleus), mitokondria, dan klorofil. Pada
manusia, DNA ditemukan pada inti sel dan
mitokondria. DNA pada nukleus berbentuk linear dan
memiliki jumlah pasang basa sekitar tiga milyar,
sedangkan DNA yang berada di mitokondria (mtDNA)
berbentuk sirkuler dan memiliki jumlah pasang basa Gambar 3. DNA inti dan DNA mitokondria
lebih sedikit yaitu sekitar 160.000. Namun, apabila terjadipada manusiapada DNA mitokondria,
mutasi
dapat terjadi kerusakan pada sistem yang peka terhadap kebutuhan energi seperti sistem saraf
dan otot.
a. Replikasi DNA
Seperti halnya sel, DNA pun mampu memperbanyak diri membentuk DNA
baru yang identik dengan dirinya melalui proses replikasi.
Replikasi terjadi pada makhluk hidup yang memiliki materi genetik DNA dan
makhluk hidup yang memiliki materi genetik RNA. Makhluk hidup yang memiliki
DNA mereplikasi DNA (genom induk) menjadi DNA (genom turunan). Terdapat
model replikasi DNA, yaitu semi konservatif, konservatif, dan dispersif.
a) Semi konservatif, adalah rantai ganda DNA lama berpisah kemudian
rantai baru disintesis pada masing-masing rantai DNA lama.
b) Konservatif, adalah rantai ganda DNA lama tidak berubah. Berfungsi
sebagai cetakan buat DNA baru.
c) Dispersif, adalah beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan DNA baru. Sehingga DNA lama dan baru tersebar.
Dari ketiga model tersebut model semikonservatif merupakan model yang
paling tepat untuk proses replikasi DNA. Replikasi semikonservatif ini berlaku
bagai organisme prokariotik maupun eukariotik.
Proses replikasi berlangsung secara semi konservatif sesuai hasil percobaan
yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl. Ketika molekul DNA melakukan
replikasi, rantai ganda polinukleotida yang menyusun benang DNA akan membuka
pilinannya. Selanjutnya masing-masing rantai polinukleotida DNA induk menjadi
template yang akan membentuk benang pelengkapnya (komplemen), sehingga
diperoleh dua benang DNA yang utuh dan sama. Pada proses replikasi DNA
dibutuhkan berbagai enzim antara lain enzim helikase, primase, polymerase DNA,
protein pengikat DNA, dan ligase.
B. RNA
RNA merupakan rantai tunggal yang rantainya lebih pendek dibandingkan DNA.
Rantai RNA terdiri atas fisfat, gula ribose, dan basa nitrogen.
Basa nitrogen, pada RNA ada dua golongan yaitu sebagai
berikut.
a. Golongan purin, terdiri atas adenin (A) dan guanin (G).
b. Golongan pirimidin, terdiri atas urasil (U) dan Sitosin
atau cytosine (S atau C).
RNA merupakan hasil dari transkripsi dari suatu
fragmen DNA, sehingga RNA sebagai polimer yang jauh lebih
pendek jika dibandingkan DNA. Berbeda dengan DNA yang
umumnya dijumpai dalam inti sel, Kebanyak dari RNA terdapat
2) Translasi
Translasi adalah tahapan penerjemahan beberapa triplet atau kodon dari mRNA
menjadi asam amino yang akhirnya membentuk protein. Setiap triplet terdiri dari urutan basa
nitrogen yang berbeda sehingga akan diterjemahkan menjadi asam amino yang berbeda pula.
Asam amino tersebut akan menghasilkan rantai polipeptida spesifik hingga terbentuk protein
spesifik pula. Proses translasi bisa berupa:
a. Iniasiasi
Tahap ini diawali dengan pengenalan kodon AUG yang terdapat pada bagian
akhir mRNA yang disebut juga kodon Start. Kodon AUG akan mengkode
pembentukan metionin. Selanjutnya, metionin dibawa oleh tRNA untuk bergabung
melalui pembentukan ikatan pada subunit besar ribosom sehingga terbentuklah
ribosom yang lengkap. Molekul tRNA pertama yang terikat pada ribosom akan
menempati tempat khusus, yaitu sisi P (Polipeptida) yang akan terbentuk rantai yang
dikenal dengan istilah polipeptida. Sedangkan tRNA berikutnya akan berikatan
dengan kodon kedua dan akan menempati ribosom pada sisi A (asam amino)
b. Elongasi
Tahap ini ditandai dengan pengaktifan asam amino oleh tRNA pada tiap
kodon ke kodon sehingga akan dihasilkan asam amino baru satu per satu. Proses
engolasi ini membuat rantai polipeptida tumbuh semakin panjang akibat asam amino
yang terus bertambah.
c. Terminasi
Tahap ini ditandai dengan pertemuan antara antikodon yang dibawa oleh
tRNA dengan UAA, UAG, atau UGA sehingga menyebabkan berhentinya proses
translasi. Akibatnya, rantai polipeptida yang dibentuk dari ribosom terlepas dan diolah
membentuk protein fungsional.
C. Kode Genetik
Salah satu fungsi DNA adalah menyampaikan informasi genetik yang dimiliki ke
molekul RNA untuk mensintesis protein. Sintesis protein memerlukan 20 macam asam
amino. Jenis protein yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah perbandingan dan urutan dan
urutan asam amino. Urutan asam amino ini ditentukan oleh urutan nukleotida A (Adenin), G
(Guanin), S (Sitosin), dan U (Urasil) pada molekul RNAd hasil tranksripsi DNA. Terdapat 20
macam asam amino dan hanya 4 macam nukleotida pada RNAd. Oleh karena itu, diperlukan
suatu kode untuk menentukan atau mengkode asam amino yang diperlukan.
Jika satu nukleotida mengkode satu asam amino (singlet), maka hanya dapat
menghasilkan 4 macam asam amino dari 20 macam asam amino sehingga diperlukan
beberapa nukleotida untuk mengkode ke 20 macam asama mino. Jika dipergunakan 2
nukleotida (duplet) misalnya AA,AG,AU, dan sebagainya, maka akan mengkode 16 asam
amino. Dengan menggunakan urutan 3 basa nukleotida (triplet) seperti GAG,AAA,GUA, dan
sebagainya, akan mengkode 64 asam amino. Hal ini sudah lebih dari cukup untuk mengkode
ke 20 macam asam amino, dengan demikian kode genetica terdiri atas rangkaian tiga basa
nitrogen pada nukleotida (kodon) agar dapat mengkode semua macam asam amino. Adapun
rangkaian basa nitrogen pada nukleotida DNA yang bertugas mentranskripsi kode-kode
disebut kodogen (gen pengkode).
Pada tahun 1960, Nirenberg dan Matthei mengadakan serangkaian percobaan untuk
memecahkan berbagai masalah kode genetika. Sampai saat ini telah dikenal 20 macam asam
amino sebagai bahan dasar protein.
Tabel kodon berikut menunjukkan bahwa mRNA dengan empat nukleotida yang
berbeda yaitu U C A G sebagai alphabet dalam molekul RNA seperti halnya A T C G sebagai
alphabet dalam molekul DNA.
Tabel.3. Rangkaian Basa yang Mengkode Setiap Jenis Asam Amin
(Tabel Kodon)
Dari ke 64 macam kodon pada RNAd, terdapat 3 acam kodon yaitu UAG,UGA,dan
UAA yang tidak mengkode asam amino. Ketiga macam kodon tersebut merupakan stop
kodon. Sehingga mendapatkan hasil berupa 61 kodon yang mengkode 20 macam asam amino
dapat dikode oleh lebih dari satu kodon.
D. Ekspresi GEN
Ekspresi gen merupakan proses penterjemaahan informasi yang dikode di dalam gen
menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Dogma sentral ekspresi gen adalah
sebagai berikut:
E. Sintesis Protein
Sintesis protein terjadi di dalam sel yaitu pada ribosom tepatnya di Sitoplasma. Pada
proses sintesis protein DNA berfungsi sebagai perancang menentukan protein apakah yang
akan dibentuk melalui informasi genetika (kodon) yang disampaikan pada RNA. Adapun
RNA berperan sebagai pelaksana sintesis protein. Proses sintesa protein melalui dua tahap
yaitu transkripsi dan translasi.
1. Trankripsi
Transkripsi merupakan pembentukan atau sintesis RNA dari salah satu rantai
DNA sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetika dari DNA ke RNA.
Sebuah rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan
enzim polymerase. Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan. Umumnya
adalah kodon untuk asam amino metionin (AUG).
Ikatan hydrogen pada DNA yang akan disalin terbuka. Akibatnya, dua utas DNA
berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain
sebagai gen atau antisense.
Misalnya pencetak (sense) memiliki urutan basa A-G-A-G-T-S, dan yang
berfungsi sebagai gen memiliki urutan basa komplemen T-S-T-S-A-G. Karena
pencetaknya A-G-A-G-T-S, maka RNA hasil cetakannya U-S-U-S-A-G. Jadi, RNA
U-S-U-S-A-G merupakan hasil kopian dari DNA T-S-T-S-A-G (gen), dan merupakan
komplemen dari pencetak.
Transkripsi DNA akan menghasilkan RNA messenger (mRNA). Pada organisme
eukariotik, mRNA yang dihasilkan tidak dapat langsung berfungsi dalam proses
sintesis polipeptida. Hal tersebut terjadi karena mRNA masih mengandung segmen
segmen yang tidak berfungsi (intron) Adapun segmen segmen yang berfungsi untuk
sintesis protein disebut ekson. Proses transkripsi terjadi nucleus (inti sel) dalam tiga
tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi
Pada tahap inisiasi RNA polymerase menempel pada promoter, yaitu urutan basa
nitrogen khusus pada DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai
DNA yang digunakan dalam proses perekaman gen hanya satu buah yaitu rantai
sense. Sementara rantai lainnya merupakan antisense yang tidak digunakan dalam
transkripsi.
Pada tahap elongasiterdapat aktivitas RNA polymerase yang bergerak sepanjang
rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang didalamnya mengandung urutan
basa nitrogen pertama sebagai hasil perekaman (leader sequence). Hasil perekaman
apabila telah mencapai tiga puluh buah, suatu senyawa kimia akan berikatan dengan
ujung 5‟ RNA. Senyawa kimia tersebut berfungsi sebagai penutup yang akan
memberikan sinyal inisiasi tahap translasi dan berfungsi mencegah terjadinya
degradasi RNA.
Pada tahap terminasi proses perekaman (transkripsi) berhenti dan molekul RNA
yang baru akan terpisah dari DNR template. Setelah molekul RNA terpisah, sebanyak
100-200 asam adenilat berikatan pada ujung 3‟ RNA. Penambahan senyawa ini
menghasilkan urutan nukleotida adenin dalam jumlah banyak pada ujung 3‟ RNA
sehingga dihasilkan produk transkripsi yang lengkap dan dinamakan RNA messenger
(mRNA).
2. Translasi
Pada bagian inti terjadi proses sintesis mRNA kemudia akan keluar menuju
sitoplasma dan akan bergabung dengan ribosom. mRNA bertindak selaku cetakan
untuk sintesis rantai polipeptida (protein) sewaktu ribosom bergerak sepanjang
mRNA. RNA transfer atau tRNA yang telah mengikat asam amino akan bergerak
menuju ribosom dan melekat pada pasangan nukleotida(kodon) yang sesuai pada
mRNA. Setiap tRNA memiliki urutan nukelotida (anticodon) dan dapat berpasangan
dengan urutan nukelotida (kodon)dari mRNA, kemudian selanjutnya akan mengkode
asam amino tertentu. Proses penterjemahan kode genetika (kodon) dengan asam
amino yang sesuai, dan kemudian membentuk suatu peptide disebut translasi.
Proses translasi terjadi di dalam sitoplasma dan melibatkan ribosom. Proses
translasi meliputi tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan
ini melibatkan ribosom, dan RNA transfer (tRNA).
Pada tahap inisiasi terjadi dengan adanya RNAd, RNAt
dan dua subunit ribosom. Pertama-tama subunit kecil
ribosom melekat pada tempat tertentu diujung 5‟ dari
RNAd. Pada RNAd terdapat kodon “start” AUG, yang
memberikan tanda dimulainnya proses translasi. RNAt
inisiator membawa asam amino metionin, melekat pada
kodon inisiasi AUG.
Gambar 12. Inisiasi Translasi
Pada tahap elongasi Elongasi, sejumlah asam amino ditambahkan satu persatu
pada asam amino pertama (metionin). Kodon RNAd pada ribosom membentuk ikatan
hidrogen dengan antikodon molekul RNAt yang komplemen dengannya. RNAr dari
subunit besar berperan sebgai enzim, yang berfungsi mengkatalisis pempentukan
ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino
yang baru tiba. Polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatan semula, dan
asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh
RNAt yang baru masuk. Ketika RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap
berikatan dengan kodon RNAt. RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon ini
dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi. Disamping itu, RNAt
sekarang tanpa asam amino karena telah diikat pada polipeptida yang telah
memanjang. Selanjutnya RNAt keluar dari ribosom. Langkah ini membutuhkan
energi yang disediakan oleh hidrolisis GTP.
Pada tahap terminasi, Elongasi berlanjut sampai ribosom mencapai kodon stop.
Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode
suatu asam amino melainkan bertindak sebagai tanda untuk menghentikan proses
translasi dan berakhir pula proses sintesis protein.
Gambar 16. Pembastaran antara tanaman kacang kapri bunga merah dan bunga putih menghasilkan turunan F1
yang semuanya berbunga merah, dan turunan F2 yang berbunga merah 3 bagian dan berbunga putih 1 bagian atau 3:1.
Sifat putih yang seolah-olah tertutup atau kalah oleh sifat merah, disebut sebagai sifat
resesif. Sifat merah atau putih dari bunga, atau sifat bulat atau lonjong dari bentuk biji,
selanjutnya kita sebut sebagai gen. Pada waktu itu Mendel menyebut sifat tanaman seperti
warna bunga, bentuk biji, tinggi rendahnya tanaman sebagai sifat atau faktor saja.
2. Probabilitas Genetika
Teori Probabilitas
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang
diharapkan dari tipe – tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori
memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu
dari persilangan tersebut. (Crowder, 1986)
Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, keboleh jadian, peluang dan
sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat
dipastikan. Dapat juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak
diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada.
Sehubungan dengan itu teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari
genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan
perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya (Suryo,
2005).
Beberapa dasar mengenai teori kemungkinan yang perlu diketahui ialah:
a) Besarnya kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah
sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap
keseluruhannya.
b) Besarnya kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang
masing-masing berdiri sendiri adalah sama dengan hasil perkalian dari
besarnya kemungkinan untuk masing-masing peristiwa itu.
c) Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling
mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan
untuk tiap peristiwa itu.
Probabilitas atau kemungkinan ikut mengambil peranan penting dalam ilmu
genetika, misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari induk/orang tua ke gamet-
gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di
dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi.
Buku
Maniam, Manickam Bala Subra. 2016. Biologi. Bandung : Grafindo Media Pratama
Internet
- http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA%2CKUSNADI_dkk/Kelas_XII/3._Mat
eri_genetik/SUBSTANSI_GENETIKA.pdf (diakses tgl 06 desember 2019 pukul
14:50)
- http://eprints.undip.ac.id/50857/3/VALENSA_YOSEPHI_22010112140176_Lap.KTI
_BAB_2.pdf (diakses tgl 06 deember pukul 16:31)
- http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031-
SAEFUDIN/GENETIKA_saefudin-BIOUPI.pdf (diakses 6 desember 2019 pukul
16:40)
- https://www.pelajaran.co.id/2018/12/pengertian-rna-fungsi-struktur-jenis-dan-proses-
terbentuknya-rna-ribonucleic-acid.html (diakses 6 desember 2019 pukul 19:35)
- http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196209211991012-
WIDI_PURWIANINGSIH/bahan_kuliah/hereditas_2_%5BCompatibility_Mode%5D
.pdf
- https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID/article/download/90/452/
- https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-persilangan-monohibrid-dan-dihibrid-
pada-hukum-mendel
- https://blog.ruangguru.com/biologi-kelas-12-penyimpangan-semu-hukum-mendel