Anda di halaman 1dari 14

KROMATOGRAFI KOLOM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemisahan Kimia yang dibina oleh

Dra. Hj. Hayuni Retno W., M.Si

Oleh:

1. Reza Mega Wahyuni (170332614584)


2. Yoes Fanny Erryshaninda Putri (170332614511)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
April 2019
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kromatografi merupakan hal yang akan sering dilakukan oleh orang-orang yang
menggeluti bidang sains. Kromatografi merupakan sistem pemisahan beberapa komponen
yang bercampur. Kromatografi sebagai sistem pemisahan mempunyai rancangan yang
terdiri dari fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam akan ditempatkan didalan kolom atau
direkatkan pada sebuah pelat kaca atau penyangga logam untuk dapat dialiri fasa gerak.
Fasa gerak dapat dialirkan melalui ujung kolom atau dinaikkan ataupun diturunkan pada
bidang kromatografi sambil membawa komponen-komponen senyawa sampel melewati
kolom atau pelat yang berisi penyerap atau fasa diam. Dengan demikian, kromatografi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu kromatografi kolom dan kromatografi bidang.
Pentingnya kromatografi dalam bidang sains maupun bidang yang lain, membuat
pengetahuan tentang kromatografi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, makalah ini
yang berjudul “Kromatografi Kolom” disusun untuk menambah pengetahuan tentang
kromatografi khusunya kromatografi kolom. Selain itu, makalah ini disusun juga untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Pemisahan Kimia”.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan kromatografi kolom dan pembagian kromatografi kolom
2. Memaparkan kromatografi adsorpsi cair-padat
3. Menjelaskan kromatografi partisi cair-cair
4. Memaparkan kromatografi cair kinerja tinggi
Bab 2
Bahasan
2.1 Pendahuluan
Hal umum tentang jenis kromtografi yang akan dibahas pada bab ini adalah kolom
dengan pori pada fase diam dan cairan pada fase gerak untuk melarutkan komponen melalui
kolom. 4 jenis kromatografi yang dipelajari:
2.1.1 Adsorbsi yang mana komponen akan dipisahkan oleh permukaan
packing, dimana fasa diamnya adalah padatan
2.1.2 Partisi yang mana pemishan akan dipisahkan dengan sekat diantara
eluent dan film tipis dengan bantuan padatan pembantu yang inert, fasa gerak dan
fasea diamnya adalah cairan
2.1.3 Pertukaran ion yang mana unsur ionik dari sampel akan dipisah
dibelakang oleh pertukaran ion dengan mengganti atau menukar ion pada packing
2.1.4 Gel kolom dengan gel permeable yang memisahkan dengan
berdasarkan ukuran molekul

Kromatografi cair berguna untuk sampel yang mengandung molekul besar atau ion
dengan tekanan uap yang rendah dan untuk kondisi terma yang tidak stabil subtansi tidak
dapat diuapkan tanpa dekomposisi.Cairan eluent yang jarang inert oleh karena itu koefisient
distribusi tergantung sifat kimia alami dari dua fase diam dan fase gerak. Cairan memiliki
viskositas yang tinggi dan resistensi yang baik saat mengalir dari pada gas. Laju penambahan
difusi C term dalam persamaan Van Deemter ukurannya lebih besar dari pada A dan B term
pada laju alir normal. Van Deemter untuk kromatografi gas dan cair dibandingkan oleh
gambar 2.1.1 Sebagai konvensional distribusi kromatrografi cair adalah waktu yang
digunakan dalam proses. Karena laju alir yang rendah adalah indikasi efesiensi yang baik.
Ada beberapa pengembangan baru dibahas pada bagian 2.4 yang mempercepat proses ke titik
dimana sekarang bersaing dengan kromatografi gas.

2.2 Kromatografi Adsorbsi Cair-Padat

Proses Adsorpsi. Sifat-sifat atom, ion atau molekul pada permukaan partikel padat
sedikit berbeda dari sifat-sifat spesies yang sama dalam interior . ikatan dalam lapisan
permukaan terganggu oleh kurangnya struktur pelapis. Sebab itu lapisan permukaan berada
pada level energi yang lebih tinggi dan digambarkan memiliki aktivitas permukaan. Jika
partikel padat berada dalam fluida ( gas atau cair), permukaan aktif akan menarik dan
menyerap spesies dari fluida. Gaya tarik menarik dipermukaan yang mungkin terjadi ionik
(elektrostatik), dipol-dipol, dipol induksian, gaya london, atau kembinasi. Jika fluida dari
larutan, beberapa atau semua larutan atau pelarut dapat teradsorpsi. Adsorben yang bagus
harus memiliki luas permukaan yang besar mengandung banyak bagian aktif. Secara umum,
terdapat sebuah kompetisi oleh berbagai spesies dalam fluida dengan bagian aktif pada
permukaan. Biasanya, permukaan akan kehilangan aktivitasnya ketika tertutupi oleh lapisan
spesies yang teradsorpsi.

Kesetimbangan adsorpsi. Ketika sebuah larutan mengalir diatas permukaan aktif dari
sebuah padatan, kesetimbangan ini terjadi untuk adsorpsi atau desorpsi dari spesies yang ada.
Hubungan antara konsentrasi yang diberikan spesies dalam larutan dan jumlah yang
teradsorpsi dapat dinyatakan sebagai persamaan atau sebagai gambaran Cs (teradsorpsi)
lawan CM (fase gerak), seperti pada gambar 2.2.1 .hingga diperoleh garis yang disebut adsorsi
isoterm (temperature konstant)

Gambar 2.2.1 bentuk isoterm adsopsi dan efek pada bentuk puncak

Tiga jenis isoterm di ilustrasikan pada gambar 2.2.1


1. Linier. Ini situasi yang diinginkan; hal ini menunjukan bakwa
permukaan tidak menjadi jenuh dengan spesies di larutan . Slope dari persamaan
linear isoterm memberikan koefisien distribusi,maka harga K :
K=Cs/CM atau Cs=KCM (2-1)
2. Convex (cembung). Karena variasi pada aktivitas adsorpsi,
kabanyakan sistem terjadi dari linearitas. Banyak sistem padat-cair ikut dalam
hubungan yang dikenal dengan isoterm freundlich:
K=Cs/CM1/n atau Cs=KCM1/n (2-2)
Dimana nilai dari n tergantung sifat dari sistem dan suhu. Secara umum, n
> 1 yang mengarah pada garis cembung (convex) untuk isoterm seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.2.1a. Pada banyak sistem gas-padat, laju adsorpsi
berbanding lurus dengan jumlah nol sampai permukaan terlapisi seluruhnya
dengan sebuah lapisan tunggal dari spesies teradsopsi.dengan demikian, laju (dan
koefisien distribusi) akan berkurang jika terjadi kenaikan konsentrasi. Untuk
mewakili adsorpsi sebagai reaksi kimia, maka:
A  S  AS
Dimana A adalah molekul teradsorpsi dari fasa gas, S adalah dan AS adalah
sebuah molekul teradsopsi dari A. Kesetimbangan dapat ditunjukan dari reaksi
tersebut:
X AS X AS
K 
X A X S PA X S
Dimana X adalah fraksi mol mol dan PAadalah tekanan. Untuk menghitung
semua bagian, maka harus benar :
Xs + XAS = 1
Oleh karena itu:
X AS
K (2-3)
PA (1  X AS )
Konversi fraksi mol ke konsentrasi, kita peroleh
kC
CS  1 M (2-4)
1 k 2 C M
Dimana k’s yang kecil merupakan konstanta untuk masing-masing sistem.
Persamaan 2-3 (2-4) disebut dengan isoterm Langmuir dan hal ini juga
menyebabkan convex (cembung) isoterm mencapai nilai pembatas pada lapisan
tunggal.
3. Concave (cekung). Penambahan reaksi yang terjadi pada adsorpsi
kadang-kadang meningkatkan keseluruhan proses adsorpsi.kasus-kasus seperti ini
jarang terjadi, tetapi tidak diketahui. Kurva isoterm adsorpsi seperti gambar diatas
2.2.1c

Puncak Distorsi. Ingatlah bahwa laju perjalanan komponen melalui sistem kromatografi
adalah fungsi dari fraksi komponen yang ditemukan dalam fase gerak . Ketika pita menyebar,
pasti ada daerah dengan konsentrasi tinggi di tengah pita relatif terhadap tepian. Jika
isotermnya cembung (gambar 2.2.1a) pusat pita harus bergerak dengan laju yang lebih cepat
daripada tepi depan dan belakang, pada kasus ekstrem pusat akan dengan mudah menyalip
tepi terkemuka memberikan depan yang sangat tajam dan ujung trailing panjang. Perilaku ini
disebut pita tailing. Dan jelas tidak diinginkan. keadaan yang berlawanan (gambar 2.2.1c)
memberikan ujung depan yang panjang dan punggung yang tajam ke puncak.

Tabel 2.2.1 beberapa adsorben umun yang mengalami penurunan daya serap

Alumina Kalsium karbonat

charcoal Sukrosa

Gel silika kanji

Magnesia Serbuk selulose


Puncak tailing lebih jelas dengan adsorben aktif. Salah satu cara untuk mengurangi efek
buruknya adalah dengan menonaktifkan sebagian zat padat dengan menutup bagian yang
paling aktif dengan zat lain atau dengan menaikkan suhu. Pendekatan lain adalah mengurangi
ukuran sampel sehingga sistem tetap berada dalam bagian isoterm yang hampir linier yang
ditemukan pada konsentrasi yang sangat rendah.

Adsorben. Beberapa bahan yang relatif digunakan sebagai bahan adsorben


kromatografi adalah silika gel atau alumina yang sejauh ini paling populer. Kekuatan
adsorpsi dari material tergantung sifat alami dari permukaan material, luas permukaan, dan
perlakuan awal. Bahan ini mudah berubah dan sulit dikontrol oleh karena itu, data pada tabel
2.2.1 tidak selalu berlaku

Reproduksibilitas permukaan adalah masalah yang selalu ada dalam kromatografi


adsorpsi. Aktivitas permukaan dari adsorben bervariasi dari sisi ke sisi pada partikel yang
sama, dan dari bagian kebagian. Perlakuan awal yang termasuk menentukan adalah mencuci
dan mengeringkan secara benar selalu dianjurkan.
Alumina. Aktivitas adsorpsi dari alumina dapat dikontrol oleh jumlah berapa air yang
diisikan. Dengan demikian kita bisa menyiapkan adsorben yang dihilangkan airnya
(dikeringkan) pada suhu 360oC selama 5 jam dan kemudian material kering tersebut
dibiarkan menyerap air. Aktivitas skala brockmann berdasar pada jumlah air yang dikandung
dalam alumina: I = 0% H2O, II = 3%, III = 6%, IV = 10%, V= 15%. nilai skala dapat
diperoleh secara empiris dengan mengamati perilaku kromatografi dari campuran pewarna
azo tertentu dalam kondisi yang dikontrol dengan cermat.

Contoh Kolom, diameter 1,5 cm x panjang 10 cm, diisi dengan ketinggian 5 cm dengan
alumina. 10 ml aliguot dari campuran yang mengandung 20 mg azobenzene dan 20 mg p-
metoxyazobenzene dalam 50 ml minyak benzena baik (1: 4) ditambahkan ke bagian atas
kolom. Pelarut dibiarkan mengalir dengan laju penurunan 20 hingga 30 per menit. Sama
seperti bagian atas larutan pewarna menyapu bagian atas alumina 20 ml pelarut ditambahkan
untuk mengembangkan kromatogram. Jika, pada akhir pengembangan ini pewarna A telah
mencapai bagian bawah kolom sementara pewarna B tetap di atas, alumina yang digunakan
memiliki aktivitas I. Jika pewarna A melewati sepenuhnya melalui kolom sementara pewarna
B ditemukan di bagian bawah, selain alumina memiliki aktivitas II. Aktivitas yang lebih
rendah (angka brockmann lebih tinggi) ditentukan dengan pewarna lain dalam seri yang lebih
terserap dengan kuat.Luas permukaan alumina 150 m2/g. Sekitar 5 % berat air cukup untuk
menutupi alumina. Untuk banyak tujuan, alumina diperlakukan dengan menyediakan sekitar
3% air yang yang berguna untuk permukaan alumina.

Gel silika. Biasanya memiliki luas permukaan yang lebih tinggi (sekitar 500 m2 per
gram). Aktivitas permukaan silika lebih rendah daripada alumina dan dipih untuk
memisahkan senyawa organik yang memiliki permuakaan yang reaktif

Pelarut. Pemilihan pelarut sama pentingnya dengan pemilihan adsorben. Cairan pada
fasa gerak tidak hanya menyediakan transpotasi sabagai operator, tetapi juga mempengaruhi
koefisien distribusi melalui kekuatan pelarut.Sebagai tambahan untuk daya larut relatif dari
larutan dalam pelarut. Hal itu diperlukan untuk mempertimbangkan kompetisi antara larutan
dan pelarut untuk adsopsi pada permukaan fasa diam. Sebuah pelarut yang memiliki elusi
yang sangat cepat tidak dapat memisahkan mereka, sedangkan pelarut yang mengelusi
kompenen terlalu perlahan akan mengakibatkan pemisahan yang sangat lama.pemisahan yang
membutuhkan waktu lama juga dapat meyebabkan perlebaran pita dari proses elusi
sampel.sebuah keberuntungan tersedia daftar pelarut yang bergerak lambat.jika perlu,
digunakan campuran pelarut atau bahkan serangkaian campuran dengan meningkatkan fraksi
sehingga eluen lebih polar. Adalah menguntungkan untuk memperkenalkan sampel dalam
pelarut yang sangat larut untuk menjaga volume sampel tetap minimum. Namun, ini tidak
perlu pelarut yang akan memberikan resolusi optimal dalam waktu yang wajar. Daftar singkat
pelarut diberikan dalam tabel 2.2.2; urutan yang diberikan dikenal sebagai deret eluotropik.

Tabel 2.2.2 beberapa pelarut yang memiliki kenaikan kekuatan elusi dari alumina

Fluoroalkana Aseton

Petrolium eter Stil asetat

Karbon tetraklorida

Trikloroetilen Asetonitril

Isopropil eter etanol

Toluena Metanol

Benzena water

Kloroform

Eter

Metil etil keton

kekuatan pelarut bergantung pada fase padat dan juga pada sifat zat terlarut.
pemeriksaan tabel 2.2.1 dan 2.2.2 mengindikasikan bahwa subtans terdaftar agak kurang
dalam urutan polaritas yang diukur secara kasar oleh konstanta dielektrik. Pada dasarnya zat
terlarut hidokarbon nonpolar akan lebih rapat pada bahan kolom nonpolar daripada zat
terlarut polar. di sisi lain, permukaan alumina sangat polar, dan urutan retensi akan sangat
berlawanan. pengaruh kelompk substituen terhadap penyerapan sangat penting dan dapat
diprediksi secara kualitatif dari daftar pada Tabel 2.2.3.
Tabel 2.2.3 Beberapa Kelompok Solut dalam Urutan peningkatan Asorbabilitas pada
Kolom Alumina
Perfluoro karbon Aldehid dan keton
Saturated hidrokarbon Alkohol dan tiol
Unsaturated hidrokarbon Asam dan basa
ester
Mengemas dan Mengoperasikan Kolom. Zona berbentuk tidak teratur, yang merupakan
salah satu fitur kromatografi yang paling menyebalkan, disebabkan oleh pengemasan yang
tidak seragam. Kolom yang akan digunakan untuk kromatografi cair biasanya berdiameter
cukup besar sehingga dapat bergetar secara mekanis, atau rusak dengan penyelam panjang
selama pengepakan. Atau, pengepakan dapat dituangkan ke dalam kolom sebagai bubur, dan
partikel dibiarkan mengendap sebelum menambahkan lebih banyak bubur. Kolom
mengembangkan saluran yang digunakan, mereka dapat diremajakan dengan back-flushing;
yaitu, pembalikan aliran cairan untuk mengaduk partikel setelah itu mereka dibiarkan
mengendap lebih seragam.
Disk kaca disinter atau colokan kecil dari wol kaca digunakan di bagian bawah kolom
untuk mendukung packing. Demikian pula, bagian atas kemasan dapat ditimbulkan dari
gangguan ketika dituangkan dalam sampel atau eluen dengan menutupinya dengan kertas
saring atau bahan lainnya. Satu kolom dikemas dengan benar, tingkat cairan tidak boleh
dibiarkan berada di bawah bagian atas kemasan. Jika ini terjadi, gelembung udara kecil akan
terperangkap dan menyebabkan penyaluran digunakan lebih lanjut.
Laju aliran eluen harus dijaga konstan agar data yang penting mudah direkam. Laju
aliran tergantung pada ukuran partikel paking, dimensi kolom, viskositas cairan, dan tekanan
yang diterapkan untuk memaksa keluarnya cair (atau posisi stopcock di outlet kolom). Hasil
yang memuaskan diperoleh jika kecepatan linier rata-rata eluen adalah orde 1 cm / menit.
Metode Deteksi. Fase diam yang paling umum berwarna putih atau hampir tidak
berwarna, sehingga memungkinkan untuk mengamati komponen jika diwarnai. Sejumlah
senyawa organik berfluoresensi dalam sinar ultraviolet. Dalam teknik khusus, yang disebut
kromatografi pengembangan, elusi dihentikan ketika pita pertama muncul di ujung.
Pengepakan kolom diekstrusi secara hati-hati dan dilapis dengan reagen yang berkembang
warna untuk menunjukkan posisi pita. Komponen yang terpisah dapat diekstraksi dari bahan
packing jika diinginkan.
Dibandingkan dengan detektor sederhana, murah, hampir universal yang tersedia untuk
kromatografi gas, detektor yang tersedia untuk kromatografi cair sering sangat selektif, rumit,
mahal, dan berguna hanya pada rentang konsentrasi yang sangat sempit. Aliran melalui miro-
sel tersedia untuk banyak instrumen seperti refraktometer, spektrofotometer ultraviolet dan
inframerah, fluorimeter, penghitung kilau cair (untuk komponen yang mengandung radio-
isotop), dan perangkat elektrokimia varoius. Sebagian besar dari detektor ini akan dijelaskan
dalam bab-bab selanjutnya. Dalam hal apa pun, fraksi eluen dapat dikumpulkan secara
otomatis dan diperiksa lebih lanjut dengan metode apa pun, atau komponen dapat
dikumpulkan setelah diuapkan dari pelarut.
2.3 Kromatografi Partisi Cair-Cair
Partisi terjadi pada pemisahan dengan fasa gerak dan fasa diam berupa cairan.
Kromatografi partisi memiliki keuntungan besar disbandingkan kromatografi adsorpsi. Hal
ini disebabkan kromatografi partisijauhlebihmudahdiproduksidandiprediksiyaitu dari data
kelarutan. Kromatografi partisi memilikikoefisiendistribusikonstanpadarentangkonsentrasi
yang jauhlebihbesar, menghasilkankurva yang lebihtajam, dan berbentuklebihsimetris.
Kromatografi partisi adalahmetodepilihansetiap kali pasanganpelarut yang
cocokdapatditemukan.

Beberapasyarat harus diperhatikan dalam pemilihanpasanganpelarut.Pasangan pelarut


initentusajatidakboleh dapatbercampur atau saling larut. Mengingat sifat zat cair yang dapat
bergerak kemana saja atau bergerak bebas, maka diperlukan suatu zat tambahan yang dapat
menahan salah satu zat yang berfungsi sebagai fasa diam agar zat cair tetap di tempat atau
dalam keadaan statis. Zat cair yang lebih polar diantara keduanya biasanya dilapisi atau
ditahan oleh zat padat yang mendukung dan berfungsi sebagai fasa diam.Secara optimal,
fraksizatterlarut yang terlarutdalamfasegerak harusdalamkisaran 0,05hingga 0,5, jikatidak,
wakturetensiakanterlalu lama atauterlalucepat.

Beberapa teknik sering digunakan untuk membuat stabilitas permukaan dapat berjalan
sampai ke ujung kolom. Salah satunya adalah dengan menggunakan larutan penyangga.
Larutan penyangga yang digunakan disesuaikan dengan komponen sampel yang akan
dipisahkan. Larutan penyangga berfungsi untuk menjaga kelarutan masing-masing komponen
sebelum dan sesudah masing-masing komponen tersebut terpisah di dalam kolom. Daftar
yang diberikanpadaTabel2.2.2dapat digunakan untuk menentukan jenis pelarut.

Kromatografi partisi biasanya terdiri dari pasangan fasa diam polar dan fasa gerak non
polar untuk mengelusi sampel. Suatu saat, ada beberapa sampel yang lebih mudah di elusi
dengan fasa diam non polar untuk mendapatkan efek pemisahan yang baik. Dengan
demikian, pelarut non polar ini harus direkatkan dengan zat padat pendukung yang bersifat
non polar juga. Salah satu contoh yang sering digunakan adalah pelarut benzena yang
direkatkan pada serbuk karet dan bertindak sebagai fasa diam sedangkan fasa geraknya
adalah pelarut air. Sistem ini disebut dengan sistem kromatogafi fasa balik (reversed-phase
chromatography) karena fasa diam non polar dan fasa gerak polar merupakan kebalikan dari
sistem kromatografi biasa dimana fasa diamnya polar dan fasa geraknya non polar.

2.4 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi


Dalam pengantar bab ini, disebutkan bahwa dalam kromatografi cair, efisiensi
maksimum dicapai pada laju aliran rendah. Akan tetapi, laju aliran yang rendah akan
membutuhkan waktu yang lama dan mengingat karakteristik zat cair yang dapat bergerak
bebas tidak memungkinkan untuk memiliki laju aliran yang rendah. Satu-satunya cara yang
praktis untuk meningkatkan laju difusi agar waktu yang diperlukan tidak terlalu lama adalah
menaikkan suhu tetapi hal ini tidak efektif. Alternatifnya adalah mengurangi jarak molekul
yang harus berdifusi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan partikel yang lebih kecil
untuk bahan dalam kolom. Tindakan yang jelas-jelas sederhana ini, dikombinasikan dengan
sejumlah inovasi lain dalam peralatan dan teknik yang telah berkembang menjadi praktik
baru kromatografi cair yang dapat bersaing dengan kromatografi gas dalam kecepatan dan
resolusi campuran kompleks. Umumnya, dalam kromatografi cair kinerja tinggi perlu
diperhatikan tiga hal sebagai berikut.
1. Bahan dalam Kolom
Partikel berukuran sekecil 10 µm sekarang sudah tersedia. Akan tetapi, partikel yang
lebih kecil dari atau sebesar 10 µm sangat sulit ditangani dan membuat kolom hampir
tidak tembus cahaya. Untuk mengatasi masalah ini, manik-manik kaca padat
berdiameter 30 hingga 50 µm dapat dilapisi dengan sebuah lapisan (kulit tipis setebal 1
hingga 2 µm) dari bahan berpori. Manik-manik yang dilapisi ini disebut manik-manik
pelikel. Lapisan berpori dapat berfungsi sebagai fasa diam padat atau dilapisi dengan
lapisan tipis fase diam cair dengan luas permukaan yang sangat besar.
Lapisan tipis fase diam dapat dilalukan dengan fase gerak di bawah tekanan tinggi.
Salah satu metode untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membentuk ikatan
kimia antara fase cair dengan zat padat pendukung. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengesterifikasi manik-manik silika berpori dengan berbagai alkohol untuk
membentuk ester silikat yang sesuai. Silika yang diesterifikasi ini tidak stabil secara
termal dan dapat mengalami hidrolisis sehingga diganti dengan alkohol yang lebih
rendah. Jenis lain dari bahan dalam kolom yang stabil yaitu silika yang diikat secara
kimiawi menggunakan polimer. Kestabilan tersebut disebabkan oleh struktur ikatan
silang tiga dimensi mereka.
2. Tekanan tinggi
Kolom yang diisi dengan partikel kecil membutuhkan tekanan tinggi untuk
memberikan laju aliran yang sesuai. Tekanan hingga 10.000 psi tidak sulit untuk
diberikan dalam kolom kecil yang digunakan (diameter 2 hingga 3 mm).
3. Detektor
Kolom yang lebih kecil dan laju aliran yang lebih cepat membuat detektor yang
digunakan harus memiliki sifat yang spesifik dan sesuai. Detektor yang memilki laju
aliran dengan volume mati rendah dan sensitivitas tinggi merupakan hal yang
dibutuhkan. Misalnya, komponen pada level 0,01% dalam 10 µm sampel memerlukan
sistem yang dapat mendeteksi 1 ng komponen. Volume mati di dalam detektor tidak
boleh lebih dari sepersepuluh dari volume puncak. Kolom kromatografi cair yang
sangat efisien dapat memberikan volume puncak urutan 50 µl, volume detektor <5 µl
diinginkan.
Terdapat dua jenis detektor saat ini yang populer. Salah satunya didasarkan pada sel
mikro pada spektrofotometer ultraviolet. Lampu merkuri tekanan rendah biasanya
digunakan sebagai sumber dan penyerapannya diukur dengan garis 254 nm di mana
sebagian besar senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap atau gugus aromatik
dapat menyebabkan terjadinya beberapa penyerapan. Pengukuran yang terjadi bersifat
tidak terbatas pada 254 nm jika seseorang menggunakan spektrofotometer standar.
Karena pelarut yang paling umum tidak menyerap radiasi di daerah ultraviolet dan di
daerah sinar tampak, detektor ini sangat sensitif dan bebas dari gangguan.
Detektor kedua yang populer yaitu refraktometer diferensial yangmendeteksi
perbedaan dalam indeks bias antara fase gerak murni (aliran referensi) dan efluen
kolom. Perangkat ini pada dasarnya mendeteksi semua komponen sampel,tetapi
perbedaan indeks biasnya kecil akan berfluktuasi dengan perubahan yang kecil dalam
suhu atau komposisi fase gerak sehingga sulit terdeteksi (gradien elusi sulit).
Detektor lain yaitu detektor ionisasi nyala yang dikembangkan untuk kromatografi
gas. Kawat kontinu atau rantai halus bergerak melalui aliran yang muncul dari tempat
keluarnya cairan pada kolom di mana kawat kontinu atau rantai halus dilapisi dengan
lapisan efluen. Kawat kemudian melewati oven untuk menguapkan fase gerak dan
akhirnya melalui oven oksidasi di mana komponen dibakar dalam aliran oksigen pada
sekitar 850oC. Produk gas dilewatkan di atas unggun katalis nikel pada suhu 350°C
yang mengubah karbon dioksida menjadi metana, suatu zat yang mudah diukur oleh
detektor ionisasi nyala. Banyak variasi telah dicoba dalam upaya untuk mengatasi
kesulitan sistem.
Kombinasi dari variasi ini dapat memisahkan senyawa yang sangat bercampur
dalam waktu yang sangat singkat, seperti pemisahan dari lima aromatik terhidroksilasi
dalam waktu kurang dari 60 detik yang dijelaskan pada Gambar2.4.1
Gambar 2.4.1

Gambar 2.4.1. Pemisahan aromatik terhidroksilasi dengan kromatografi cair-pada kecepatan


tinggi. Kolom 250 mm x 3,2 mm; dengan bahan mikrosfer silika berpori 8-9 µ, ca 75 A; fase
gerak: diklorometana, 50% air jenuh; tekanan 2000 psi; laju alir 10,5 ml/menit; suhu 27oC;
sampel 4 µl campuran dalam heksana;dengan identifikasi puncak:
Bab 3

Penutup

Pada bab ini akan dipaparkan simpulan dan saran mengenai “Kromatografi Kolom”
sebagai berikut.

3.1 Simpulan
Berdasarkan paparan bahasan pada Bab 2, berikut disajikan beberapa simpulan.
1. Terdapat 4 jenis kromatografi yaitu adsorpsi, partisi, pertukaran ion dan gel.
2. Kromatografi adsorpsi adalah proses penarikan partikel dipermuaan adsorben.
3. Kromatografi partisi diterapkan dalam pemisahan suatu komponen yang fasa gerak
dan fasa diamnya berupa cairan.
4. Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan inovasi dari kromatografi yang memiliki
berbagai keunggulan.
3.2 Saran
Pemisahan kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan
kromatografi. Terdapat berbagai macam kromatografi. Oleh karena itu, perlu dipelajari
terlebih dahulu macam-macam kromatografi sehingga para pembaca dapat memilih
metode kromatografi yang tepat untuk pemisahan kimia yang dilakukannya.
Daftar Pustaka
Pecsok. 1976. Modern Methods of Chemical Analysis. New York

Anda mungkin juga menyukai