KAJIAN TEORI
shunt
Blood
pump
Bubble
trap flowmeter
Cutaway
view of
dialyzer
Sumber:
(Janice Smith, 2010)
2.2.2 Kromatografi
Sistem dalam Kromatografi
1. Sistem partisi, ialah pemisahan komponen yang didasarkan atas perbedaan
polaritas pada matrik (fase diam). Sistem ini terjadi pada kromatografi yang
menggunakan fase diam dan fase bergeraknya berupa cairan, fase diam dan
fase bergeraknya berupa gas, fase diam berupa cairan sedangkan fase bergerak
berupa gas, atau fase diam berupa gas sedangkan fase diamnya berupa cairan.
Jenis/Tipe Kromatografi
1. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas dengan
sifat-sifat tertentu sebagai alat sekaligus media untuk memisahkan campuran
komponen dalam pelarut.
4. Golongan fenol dengan fase diam berupa air dan fase bergerak
campuran metanol, n-butanol, dan kloroform.
Fase Diam
Persyaratan untuk fase diam harus innert terhadap sampel,
bahan penyangga, dan bahan tabung, dan tidak mudah menguap
(nonvolatile), stabil pada suhu operasi kromatografi, mempunyai
kemurnian tinggi, tidak tercampur oleh bahan lain. Fase diam ada
yang bersifat polar misalnya poliester yang berat molekulnya tinggi,
golongan ester, carbowax, amin, dan yang berisfat non-polar misalnya
hidrokarbon, minyak (lemak), silikon. Pada penggunaannya
sebaiknya digunakan fase diam yang mempunyai sifat kimiawi mirip
dengan komponen-komponen yang dipisahkan. Perbedaan polaritas
akan menyebabkan tailing atau fronting. Pemisahan hidrokarbon
dengan menggunakan squalane atau lemak siikon DC200, Pemisahan
komponen-komponen yang mempunyai polaritas yang bervariasi,
diperlukan beberapa kali uji coba fase diam dengan menggunakan
fase bergerak yang berbeda-beda sebelum digunakan untuk sampel.
Tabel 2.
Berbagai jenis fase diam untuk kromatografi gas
Fase Bergerak
Merupakan gas pembawa yang ditempatkan dalam tabung
bertekanan tinggi (rata-rata 40 psi) untuk menghasilkan kecepatan
aliran gas 10-100cm3/menit. Gas pembawa harus murni (tidak
mengandung uap air, hidrokarbon, atau gas-gas lain). Yang populer
adalah nitrogen, gas argon, gas helium, dan gas hidrogen.
Penggunaanya tergantung pada jenis detektor yang digunakan,
ketersediaan gas, dan biaya/harga.
Bahan Penyangga
Fungsi bahan penyangga untuk kromatografi gas cairan adalah
sebagai bahan yang mengikat/menahan fase diam berbetuk cairan atau
gas, sedangkan pada kromatografi gas padatan berfungsi sebagai fase
diam. Persyaratan untuk bahan penyangga adalah innert, murni (tidak
tercampur bahan lain, dan logam, tidak mengandung silanol (Si-OH)).
Sebelum digunakan bahan penyangga hams dicuci dengan larutan
asam atau basa untuk menghilangkan cemaran logam, dilakukan
silanasi untuk mengubah gugus Si-OH menjadi Si-O-Si(CH3)3.
silanasi dapat dilakukan dengan mencuci bahan penyangga dengan
dimetil dikiorosilan atau dengan heksametildisilazan.
Bahan penyangga pada kromatografi gas cairan yang populer
adalah tanah diatome dan silika yang di dalam perdagangan
dipasarkan sebagai celite, chromosorb, dan stermachol. Bahan
penyangga pada kromatografi gas padatan umumnya adalah gel silika
atau bahan-bahan yang digunakan untuk kolom pada kromatografi
gel.
Makin kecil partikel bahan penyangga akan makin tinggi
efesiensinya. Bahan penyangga berukuran 80/ 100 mesh - 100/200
mesh banyak digunakan untuk kolom yang bergaris tengah 3mm atau
0,1251n, bahan penyangga berukuran 40/60 mesh 60/80 mesh
digunakan untuk kolom yang bergaris tengah lebih besar (misalnya
6mm atau O,25in).
Jumlah fase diam yang dapat ditahan oleh bahan penyangga
berpengaruh pada pemisahan. Jumlah 15-30% w/w akan
menghasilkan lapisan film yang tebal, pemisahan sukar terjadi,
jumlah 1-10% w/w merupakan jumlah yang ideal, pemisahan
sempurna, sedangkan jumlah kurang dan 1% menyebabkan sampel
overloading, dapat menyebabkan tailing atau pun fronting.
Kolom
Kolom yang dapat digunakan pada kromatografi gas ada dua
macam, yaitu kolom tertutup (packed column) dan kolom
terbuka(open-tubular column atau capillary column). Kolom tertutup
berukuran panjang 1- 20m, diameter 3-10mm atau 0,125-0,375in.
Garis tengah kolom sangat menentukan kapasitas/kemampuannya.
Kolom tertutup umumnya mempunyai lapisan teoritis kurang
daripada 10.000 (rata-rata 1000- 3000/ 1m). Kolom terbuka berukuran
panjang 10-50m, diameter 0,2-1,2mm. Cara preparasi kolom terbuka
ada dua macam, yaitu wallcoated open tubular (WCOT, melapisi
langsung dinding bagian dalam tabung dengan fase diam berbentuk
cairan) dan support-coated open tubular (SCOT, melapisi dinding
bagian dalam tabung dengan sluri campuran bahan penyangga dengan
fase diam). WCOT bergaris tengah 0,25mm, panjang 50- 150m,
ketebalan lapisan fase diam 1pm. SCOT bergaris tengah rata-rata
0,5mm, panjang 16m, jumlah lapisan teoritis 600.000 (rata-rata 1000-
4000/ 1 m). SCOT yang berupa kolom kapiler panjangnya dapat
mencapai 3000m dengan diameter kolom < 0, 1 mm. Kelebihan
kolom kapiler dibanding kolom lainnya adalah pemisahan komponen
menjadi lebih tegas, lebih reprodusibel, dan lebih efisien.
Kolom ditempatkan di dalam oven. Suhu oven merupakan
suhu kolom dan dapat diprogram dan suhu rendah sampai suhu tinggi.
Pemrograman dan suhu tinggi ke rendah tidak umum dikerjakan.
Suhu kolom bisa sama bisa tidak sama dengan suhu injection port.
Dapat digunakan prekolom yang ditempatkan sebelum kolom.
Injection Port
Tempat untuk memasukkan sampel (cair) dinamakan injection
port. Cara memasukkan sampel dapat secara on-column injection atau
secara flash evaporation (biasanya hanya digunakan untuk sampel
yang mempunyai titik didih sangat tinggi). Hexaport adalah ijection
port untuk sampel berbentuk gas, sedangkan injection splitter adalah
injection port untuk kolom kapiler. Jumlah sampel tergantung pada
kemampuan/kapasitas kolom dan kepekaan detektor. Kapasitas kolom
kapiler rata-rata 0,01l. Sampel berbentuk cairan (larutan) encer
cukup 0,1-10l, sedangkan sampel berbentuk gas : 1-10ml. Jika
digunakan kolom kapiler, maka jumlah sampel cairan cukup 10-3 -
10-2pl. Prekolom dapat menampung sampel sampai 20l. Splitter
dapat memasukkan sampel ke dalam kolom kapiler 0,05-0,0001 dan
banyaknya sampel yang diinjeksikan. Untuk memasukkan sampel ke
dalam kolom dapat digunakan automatic sampler. Keuntungannya
dapat menghindari terjadinya gelembung udara dalam siring yang jika
diinjeksikan adanya gelembung udara dapat menyebabkan
kromatogram tidak sempurna, dapat mengurangi sisa sampel yang
tertinggal, mengukur jumlah sampel lebih tepat, dapat menghasilkan
kromatogram yang reprodusibel dan lebih presisi daripada jika
dilakukan secara manual. Dengan alat ini juga dapat dilakukan
pekerjaan lainnya sementara pemuatan sampel berlangsung.
Detektor
Fungsi detektor adalah mendeteksi komponen-komponen yang
dipisahkan setelah melalui kolom. Berbagai macam detektor dapat
digunakan, antara lain:
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kromatografi
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dialisis dan kromatografi
3. Untuk mengetahui bagaimana cara memilih kromatografi yang sesuai dengan
kebutuhan