Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Kromatografi Penukar Ion

Kromatografi menyangkut metode pemisahan kimia yang didasarkan atas distribusi deferensial
komponen sampel diantara dua fasa, yaitu fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobil
phase). Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas
atau suatu adsorben), sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau
gas pembawa yang inert. Gerakan fasa gerak ini mengakibatkan terjadinya migrasi diferensial
komponen-komponen dalam sampel. (Alimin dan Irfan, 2010)
Kromatografi pertukaran ion adalah proses pemisahan senyawa yang didasarkan pada pertukaran
(penjerapan) ion antara fase gerak dengan ion pada fasa diam. Prinsip dasar pemisahan dengan
kromatografi kolom penukar ion adalah perbedaan kecepatan migrasi ion-ion di dalam kolom
penukar ion. Proses pertukaran ion dikerjakan dengan cara pembebanan ion-ion pada kolom
penukar ion. Kemudian ion-ion yang terikat dalam resin dialiri eluen yang mampu memberi kondisi
keseimbangan yang berbeda. Keseimbangan yang berbeda ini mengakibatkan kecepatan migrasi ion
dalam kolom resin tidak sama (Biyantoro, 2006)
Fasa diam dalam kromatografi pertukaran ion merupakan suatu matriks yang kuat (rigid) dan pada
permukaannya mempunyai muatan yang dapat berupa muatan positif maupun negatif. Bila matriks
padat tersebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif seperti gugus sulfonat (-SO;),
maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation. Sebaliknya, bila bemuatan positif, misalnya
mempunyai gugus amin kuaterner (-N(CH),*), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion.
Kromatografi ini sangat bemanfaat untuk memisahkan molekul molekul bermuatan terutama ion ion
baik anion maupun kation. Secara umum, teradapat dua jenis kromatografi pertukaran ion, yaitu:
> Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan positif dan
kolom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif. Kolom yang digunakan biasanya berupa
matriks dekstran yang mengandung gugus karboksil (-CH-CH:- CH:SO,- dan -O-CH:COO-). Lanutan
penyangga (huffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah asam sitrat, asam laktat, asam asetat,
asam malonat, buffer MES dan fosfat.
> Kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermmuatan negatif dan
kolom kromatografi yang digunakan bemuatan positif. Kolom yang digunakan biasanya berupa
matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH), -N+(C:H:);H, dan -N+(CH)). Larutan penyangga
(buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-Tris, Tris, dan etanolamin.

Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama enzim). Molekul lain
yang umumnya dapat dimurnikan dengan menggunakan kromatografi pertukaran ion ini antara lain
senyawa alkohol, alkakloid, asam amino, dan nikotin.

Proses Pertukaran lon

Kromatografi penukar ion dilakukan dengan fasa diam yang mempunyai gugus fungsi bermuatan
ion tetap. Selain itu terdapat ion lawan yang dapat ditukar didekatnya , agar muatan netral. Ion
cuplikan dapat bertukar dengan ion lawan dan menjadi pasangan dari muatan ion tetap. Jika ion
cuplikan berpasangan dengan ion muatan tetap, ion tersebut tidak keluar dari kolom. Karena afinitas
berbagai senyawa terhadap ion muatan-tetap berbeda, kita dapat memisahkan campuran senyawa
ion. (Johnson dan Stevenson, 1991)
Proses pertukaran ion dapat dilakukan dalam pelarut berair maupun tidak berair. Fase gerak
biasanya mengandung ion lawan yang bermuatan berlawanan dengan muatan gugus ion
permukaan. Ion lawan tersebut berkesetimbangan dengan resin dalam bentuk pasangan ion. Adanya
ion terlarut yang muatannya sama dengan muatan ion lawan menimbulkan kesetimbangan. Pada
proses pertukaran kation, ion lawan ialah Na dan pada pertukaran anion, ion lawannya Cl. (Johnson
dan Stevenson, 1991)
Penukaran ion ini bersifat kompleks dan sesungguhnya adalah polimerik. Polimer ini membawa
satu muatan listrik yang tepat dinetralkan oleh muatan-muatan pada ion-ion lawannya (ion-aktif).
Ion-ion aktif ini berupa kation dalam suatu penukar kation dan berupa anion dalam suatu penukar
anion. Jadi sutu penukar kation terdiri dari suatu anion polimerik dan kation- kation aktif, sementara
penukar anion adalah suatu polimerik kation dengan anion-anion aktif. (Basset, 1994)

Beraneka ragam bahan organik dan anorganik memperagakan perilaku pertukaran ion, tetapi pada
penelitian di laboratorium di mana keseragaman sangat penting. pertukaran ion yang sangat disukai
biasanya adalah bahan-bahan sintesis yang dikenal sebagai resin penukar ion. Resin ini dibuat
dengan cara memasukkan gugus yang dapat diionisasi ke dalam matriks polimer organik yang paling
umum adalah polistirena terhubung silang yang telah dijelaskan di atas sebagai adsorben. (Day dan
Underwood, 2002)

Anda mungkin juga menyukai