Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN HERBARIUM (PENGUMPULAN SPESIMEN DAN MOUNTING SPESIMEN)

Ni Made Detia Suryadnyani (K1016036)

PENDAHULUAN

Ilmu famakognosi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahan alam khususnya
tumbuhan, hewan dan mineral yang berkhasiat sebagai obat. Tumbuhan adalah aspek paling luas
dalam ilmu farmakognosi . Hal ini terlihat dari banyaknya obat-obatan herbal bersumber dari
tanaman yang belakangan ini muncul. Karena terus dieksplorasi secara besar-besaran tanpa
disertai adanya pembaruan, tumbuhan terancam punah . Akibat punahnya tumbuhan itu,
keberadaannya tidak akan dapat dikenang dan diketahui oleh generasi selanjutnya. Agar suatu
tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka tumbuhan perlu diawetkan . Salah satu
pengawetan tumbuhan adalah dengan herbarium.

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut.( Stacey, 2003). Herbarium berfungsi sebagai pusat refrensi, sebagai pusat lembaga dan
dokumentasi, serta sebagai pusat penyimpanan data. Terdapat 2 jenis herbarium yaitu herbarium
kering dan herbarium basah. Herbarium kering adalah pengoleksian herbarium ketika kadar air
dalam herbarium rendah sedangkan herbarium basah adalah pengoleksian herbarium ketika
kadar air tinggi.

Tidak semua tanaman dapat dibuat herbarium kering maupun basah. Hal ini tergantung
dari sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan
dengan awetan basah. Sedangkan untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan
kering (Suyitno, 2004).

Pada proses pembuatan Herbarium, tahap pengkoleksian(pengumpulan) adalah hal yang


penting. Hal ini berkaitan dengan pemilihan tanaman yang akan dijadikan herbarium. Tanaman
yang memenuhi syarat dibuat herbarium adalah tanaman yang lengkap morfologinya atau
memiliki organ yang representative jika tidak dimungkingkan mengambil tanaman lengkap. Selain
itu, karena berkaitan dengan ilmu kefarmasian, maka dipilihlah tanaman yang berkhasiat
menyembuhkan suatu penyakit. Tanaman yang dipilih yaitu : Pegagan dan Kumis kucing, karena
telah memenuhi kriteria tersebut . Manfaat adanya herbarium bagi seorang farmasis yaitu dapat
mengambil senyawa yang terkandung dalan tanaman tersebut untuk diracik dan akan berkhasiat
menjadi bahan obat. Sehingga, tujuan dari praktikum ini adalah membuat herbarium yang terbagi
ke dalam 2 proses yaitu tahap pengumpulan , pressing specimen dan tahap mouting herbarium.
Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini akan dilakukan teknik pembuatan herbarium yang
meliputi pengumpulan dan pressing specimen serta mounting herbarium agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan teknik tersebut
MATERIAL DAN METODE PRAKTIKUM

Material

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : gunting,tali raffia, selotip bening, spidol, pulpen,
potongan kardus, oven simplisia, papan skala/penggaris dan meteran. Bahan-bahan pada
praktikum ini yaitu : specimen tumbuhan kumis kucing ( Orthosiphon aristatus) , specimen
tumbuhan Pegagan ( Centella asiatica), aquadestilata, etanol 70%,kapas, kertas koran, sponge, lem
, dan mounting card.

Metode

1. Pengumpulan dan Pressing Spesimen

Pengumpulan dan pressing specimen dilakukan dengan cara mencari tumbuhan di lingkungan
Program Studi Farmasi. Specimen tumbuhan yang dipilih adalah specimen tumbuhan yang
lengkap (daun, bunga, batang dan akar). Jika tidak memungkinkan specimen yang lengkap,
maka diambil bagian yang representative. Kemudian specimen diambil fotonya sebagai
buktinya serta dilengkapi koordinat tempat tanaman itu tumbuh . Setelah specimen diambil,
lalu dibersihkan menggunakan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
specimen. Jika diperlukan, specimen dapat dibersihkan menggunakan etanol 70% pada
seluruh bagian spseimen. Setelah specimen bersih, specimen ditempelkan di atas kertas Koran
dengan selotip kertas lalu ditutup dengan berlapis-lapis kertas koran. Spesime yang telah
tertempel pada kertas koran selanjutnya diletakkan di antara alat pressing. Specimen ditekan
dan diikat dengan kuat. Specimen lalu dimasukkan ke dalam oven herbarium. Tunggu sampai
specimen kering. Proses pengeringan specimen dapat berlangsung selama 7 hari.

2. Mounting Herbarium

Pada proses mounting herbarium, specimen tanaman yang telah kering dikeluarkan dari oven.
Kemudian, specimen tanaman tersebut disusun pada kertas dan diatur sedemikian rupa agar
bagian-bagian organ terlihat jelas. Specimen tanaman direkatkan pada kertas dengan
pengeleman secara perlahan pada tiap bagian specimen, seperti daun, batang, akar serta
bunga. Setelah lem mongering, mounting card ditempelkan pada pojok kanan bawah kertas.

PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM

Hasil Pengamatan
a.Gambar tanaman sebelum pengambilan

b.Gambar tanaman setelah pengambilan

Tabel hasil Pengamatan Setelah Pressing dan Mounting

Pegagan ( Centella asiatica) Tanaman Kumis kucing ( Orthosiphon


aristatus).

Jenis : Centella asiatica Jenis : Orthosiphon aristatus


Keluarga : Apiaceae Keluarga : Apiaceae
Lokasi Pengambilan : Halaman Timur Prodi Lokasi Pengambilan : Halaman Timur Prodi
Farmasi UNRAM S 8o35’14.580” E 116o Farmasi UNRAM S 8o35’14.382” E
05’34.296 116 054’34.128
o
Tanggal Pengambilan : 8 Oktober 2018 Tanggal Pengambilan : 8 Oktober 2018
Pengkoleksi :hasan, oci dan regita Pengkoleksi :Dhira, Detia dan Septi
Catatan : Tanaman sekitar yaitu Catatan : Tanaman sekitar yaitu
Putri Malu (Mimosa pudica) dan Gallant Soldier tekelan (Eupatorium riparium) dan cocor
(Galinsoga parviflora) bebek (Bryophyllum pinnatum)

Praktikum acara 1 dan 2 tentang herbarium bertujuan agar mahasiswa mampu


mengaplikasikan teknik pembuatan herbarium yang meliputi pengumpulan , pressing specimen
dan mounting herbarium. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah
dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai
tumbuhan tersebut. Pada proses pembuatan herbarium ini, specimen tanaman yang dipilih adalah
Pegagan ( Centella asiatica) dan kumis kucing ( Orthosiphon aristatus). Pemilihan kedua jenis
tanaman ini karena dari segi khasiatnya, kedua tanaman ini dapat dijadikan sebagai bahan obat .
Menurut Kristina, (2008), khasiat Pegagan adalah sebagai anti lupa, memberi umur panjang,
antipiretik (demam), anti spasmodic, pembersih darah dan lain sebagainya. Sedangkan, khasiat
kumis kucing salah satunya adalah melancarkan air seni dan kencing batu .

Tanaman Pegagan merupaka tanaman liar yang banyak tumbuh diperkebunan, lading, tepi
jalan maupun kebun. Pegagan tumbuh merambat dengan stolon dan tidak mempunyai batang, tapi
mempunyai rimpang pendek. Stolon pada pegagan menjalar di dalam tanah sedangkan daunnya
berwarna hijau mempunyai panjang 10-15 cm. Helai daun berbentuk seperti ginjal, tepi bergerigi
dan akar keluar dari setiap buku. Tanaman ini diambil di halaman program stdui Farmasi UNRAM
dengan koordinat S 8o35’14.580” E 116o 05’34.296 . Tinggi tanaman Pegagan yang diambil adalah
20 cm dengan panjang batang 12 cm . Sedangkan untuk panjang dan lebar daunnya yaitu masing-
masing 4 cm dan 4,6 cm. Tanaman yang hidup disekitar pegagan adalah Putri Malu (Mimosa pudica)
dan Gallant Soldier (Galinsoga parviflora). Informasi mengenai jenis, family pegagan telah sesuai
menurut Herbarium Bogoriense (2014), dimana taksonomi pegagan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Umbillales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica

Tanaman kumis kucing tergolong ke dalam tanaman obat karena memngandung senyawa kimia
yang mempunyai daya hambat anti bakteri yaitu alkaloid, flavonoid, tannin, polifenol dan lain
sebagainya. Tanaman kumis kucing yang dijadikan herbarium diambil dari halaman Program Studi
Farmasi UNRAM dengan koordinat S 8o35’14.382” E 116o054’34.128. Tinggi tanaman Kumis Kucing
sebelum diambil adalah 138 cm . Lebar dan panjang daun kumsi kucing yang diambil yaitu 2,3 cm
dan 4,8 cm. Tumbuhan yang hidup disekitar kumis kucing yaitu Putri Malu (Mimosa pudica) dan
Gallant Soldier (Galinsoga parviflora). Informasi mengenai jenis, dan family dari kumis kucing yang
tertera pada tabel telah sesuai menurut Herbarium Bogoriense (2014) . Klasifikasi lengkapnya yaitu
:

Kingdom : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Sub Divisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus

Proses pembuatan herbarium terdiri atas pengumpulan dan pressing specimen serta
mounting card. Pada proses pengumpulan dan pressing , specimen tanaman yang dipilih adalah
tanaman yang berada di lingkungan program studi farmasi yang memiliki organ lengkap atau
representative . Hal ini berkaitan dengan syarat herbarium yang baik, dimana menurut literatur
Titi Kalima (2014) yang menyatakan herbarium yang baik adalah yang memuat bagian-bagian
tumbuhan rotan yang representative, yaitu organ-organ yang penting untuk diidentifikasi.
Specimen yang telah dikumpulkan diambil bukti foto specimen ( lingkungan tumbuh, batang,
daun, bunga ,buah dan akar) serta koordinatnya. Selanjutnya, akan ditentukan metode
pengawetannya apakah menggunakan herbarium kering atau herbarium basah.

Tanaman yang dibuat herbarium kering biasanya specimen tanamannya terdiri dari akar,
batang dan daun. Sedangkan specimen tanaman yang berdaging seperti buah dibuat herbarium
basah, sesuai dengan literatur oleh suyitno, (2004). Spesimen Pegagan dan kumis kucing terdiri
dari akar, batang, daun serta bunga pada kumis kucing sehingga proses pembuatan herbarium
yang dilakukan adalah herbarium kering.

Proses pembuatan herbarium kering tergolong sederhana. Spesimen Tanaman yang telah
dikumpulkan, dibersihkan dengan aquades untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang menmpel
di tanaman. Kemudian , specimen ditotolkan etanol 70% yang berfungsi sebagai disinfektan yaitu
membunuh bakteri pada tanaman tersebut. Kemudian, specimen diletakkan pada kertas koran
dengan selotip lalu ditutup dengan melapisi specimen dengan kertas koran. Specimen selanjutnya
diletakkan di alat pressing dan dimasukkan ke oven herbarium untuk dikeringkan. Proses
pengeringan dapat berlangsung selama 7 hari tergantung faktor cuaca jika dikeringkan di bawah
sinar matahari dan faktor karakteristik dari tanaman tersebut seperti karakteristik daun, batang,
akar yang berbeda.

Perbedaan herbarium kering dan basah adalah terletak pada teknik pengerjaannya.
Menurut literatur oleh Tjitoseopomo (2005), pada herbarium basah specimen tumbuhan yang
telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari kompoen macam zat dengan
komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan, pada herbarium kering setelah dikeringkan dalam
oven, specimen tanaman tidak direndam dalam suatu larutan.

Herbarium kering memiliki kelebihan dibandingkan herbarium basah, yaitu dapat bertahan
lama hingga ratusan tahun. Sedangkan ,kelemahan pada herbarium kering yaitu; spesimen mudah
mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi
pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual.

Setelah proses pengeringan selesai, proses pembuatan herbarium selanjutnya adalah proses
mounting herbarium. Proses Mounting herbarium adalah proses pemindahan specimen yang sudah
kering di atas kertas mounting dan dilem agar specimen tidak bergerak ataupun jatuh. Pada proses
ini, specimen tanaman yang telah kering dilem tiap-tiap bagiannya dengan hati-hati lalu
ditempelkan pada kertas. Kemudian mounting card ditempel pada bagian pojok kanan bawah
kertas. Mounting card yang ditempel berisi jenis/spesies tanaman, family, lokasi pengambilan,
tanggal pengambilan, pengkoleksi serta ada catatan kecil yang isinya informasi mengenai tanaman
apa saja yang tumbuh di sekitar specimen tersebut. Data-data yang tertera pada mounting card
tesebut telah sesuai menurut litertur oleh Titi Kalima (2014) yang menyatakan bahwa pada setiap
label ditulis : kolektor(pengumpul), nomor koleksi, nama tumbuhan yang dikumpulkan , lokasi serta
tanggal pengumpulan.Seteah dilakukan proses mounting herbarium, diperoleh hasil yaitu
herbarium dari Tanaman Pegagan ( Centella asiatica) dan Tanaman Kumis kucing ( Orthosiphon
aristatus).

KESIMPULAN
Berdasarkan paraktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan yaitu : Pembuatan herbarium
yang dilaksanakan terdiri atas teknik pengumpulan dan pressing specimen serta mounting
herbarium. Pada teknik pengumpulan dan pressing, specimen tanaman yang dipilih adalah pegagan
dan kumis kucing. Proses pengawetannya menggunakan teknik herbarium kering. Sedangkan, pada
mounting herbarium, specimen tanaman pegagan dan kumis kucing yang telah dikeringkan,
ditempel pada kertas menggunakan lem dan diberi mounting card. Mounting card yang ditempel
berisi informasi mengenai : jenis, keluarga, lokasi pengambilan , tanggal pengambilan, pengkoleksi
dan catatan berupa tanaman apa yang tumbuh disekitar specimen yang akan dibuat herbarium yaitu
pegagan dan kumis kucing.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Botani. 2014.Herbarium Bogoriense. Bogor : Balai Penelitian Botani Indonesia

Kalima,Titi. 2014.Panduan Teknis Pengumpulan Herbarium Rotan. Bogor : Pusat Peneliti dan
Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi

Kristina, N.L., dan Dedi,S. 2008.Multiplikasi Tunas dan Akilmatisasi Pegagan (Centella asiatica L.)
Periode Kultur Lima Tahun. Jurnal Littri.,14(1), 30-35.

Stacey, Robyn dan Ashley Hay. 2004. “Herbarium”. New York: Cambridge University Press:

Suyitno, A.L.2004. Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Yokyakarta : FMIPA UNY

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai