Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sabdariffarma Tahun 2020 Vol 6 No.

1:33-42 ISSN 2338-6851

FORMULASI LARUTAN OBAT KUMUR PENCEGAH PLAK GIGI


EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L. Merr)

Ardian Baitariza, Ahmad Ghazali, Rosmiati


Prodi Farmasi, Universitas Al-Ghifari

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi larutan obat kumur pencegah plak gigi ekstrak kulit
nanas (Ananas comosus L. Merr). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sediaan larutan obat
kumur ekstrak kulit nanas (Ananas comosus L. Merr) yang stabil, aman, dan nyaman digunakan serta
untuk mengetahui kestabilan fisikokimia dengan variasi konsentrasi gliserin sebagai humektan.
Penelitian ini meliputi determinasi tanaman, pembuatan simplisia, pengukuran kadar air simplisia,
ekstraksi, skrining fitokimia, formulasi sediaan, evaluai sediaan. Evaluasi sediaan meliputi uji
organoleptik (hedonik), uji viskositas, dan uji pH. Hasil determinasi diketahui bahwa tanaman yang
digunakan adalah benar buah nanas yang termasuk dalam jenis Ananas comosus L. Merr dengan nama
suku Bromeliaceae. Hasil ekstraksi dengan rendemen ekstrak 13,624 %. Pada skrining fitokimia
ekstrak kulit buah nanas mengandung flavonoid, tannin, saponin, dan steroid. Hasil evaluasi sediaan
menunjukkan bahwa formula obat kumur ekstrak kulit nanas yang paling baik berdasarkan bentuk uji
organoleptik, uji pH, dan uji viskositas adalah formula III yaitu mengandung komposisi ekstrak kulit
buah nanas 6,25 %, gliserin 15 %, asam benzoat 0,01 %, xylitol 10 %, oleum menthe 1 %, dan
aquadest 100 ml.

Kata kunci : Kulit Buah Nanas, Obat Kumur Pencegah Plak Gigi

ABSTRACT

This research is conducted on the formulation of antiplaque mouthwash from pineapple skin extract
(Ananas comosus L. Merr). This study aims to obtain a stable, safe, and comfortable use of pineapple
extract (Ananas comosus L. Merr) as an ingredient for an antiplaque mouthwash, and to determine
physicochemical stability with variations in glycerin concentration as humectants. This research
includes plant determination, making of simplicia, measuring of simplicia water content, extraction,
phytochemical screening, dosage formulations, evaluating preparations. Evaluation of preparations
includes organoleptic (hedonic) test, viscosity test, and pH test. The determination shows that the
plants used are exactly the kind of pineapple called Ananas comosus L. Merr in Latin, included in the
family of Bromeliaceae. Extraction results in extract yield of 13.624%. Phytochemical screening of
pineapple peel extract indicates the content of flavonoids, tannins, saponins, and steroids. The
evaluation result of the preparation shows that the best formula of pineapple skin extract mouthwash
based on the form of organoleptic test, pH test, and viscosity test is the formula III, containing 6.25%
of pineapple extract, 15% of glycerin, 0.01% of benzoic acid, 10% of xylitol, 1% of menthe oleum,
and 100 ml of aquadest.

Keywords : Pineapple Peel, Antiplaque Mouthwash

33
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2018 Vol 6 No. 1:33-42

I. PENDAHULUAN mutans. Aktivitas ekstrak kulit nanas sebagai


Kesehatan mulut merupakan suatu hal antibakteri Streptococcus mutans diperoleh
penting bagi manusia terutama dalam hasil bahwa ekstrak kulit nanas pada
pergaulan sehari-hari. Berbagai masalah yang konsentrasi 6,25 % bersifat bakteriostatik
behubungan dengan mulut sering terjadi dalam sedangkan pada konsentrasi 50 % bersifat
kehidupan manusia, diantaranya bau mulut bakterisidal.
dan periodontal yang disebabkan oleh plak Berdasarkan latar belakang tersebut untuk
gigi (Pradewa, 2008). memudahkan penggunaan ekstrak kulit nanas
Plak gigi adalah lengketan yang berisi (Ananas comosus L. Merr) sebagai antibakteri
bakteri dan produk-produknya yang terbentuk alami maka akan dibuat formulasi larutan obat
pada permukaan gigi. Bakteri yang berperan kumur dari ekstrak kulit nanas sebagai
penting dalam pembentukan plak gigi adalah antiseptik mulut.
Streptococcus mutans. Bakteri ini dapat
membentuk koloni yang melekat erat pada
permukaan gigi dan mempunyai kemampuan METODE PENELITIAN
untuk memfermentasikan sukrosa menjadi
asam, menurunkan pH permukaan gigi dan Alat yang digunakan pada penilitian ini
menyebabkan mineralisasi gigi (Pradewa, adalah Vacuum rotary evaporator, Moisture
2008). balance, timbangan digital, Viscometer
Salah satu cara untuk mengatasi Brookfield, pH meter, termometer, pipet tetes,
terbentuknya plak gigi yaitu dengan spatel, corong (pyrex), gelas ukur (pyrex),
menggunakan obat kumur yang mengandung beaker glass (pyrex), Erlenmeyer (pyrex),
bahan antibakteri. Obat kumur adalah formula tabung reaksi, cawan porselen, batang
berupa larutan, umumnya dalam bentuk pekat pengaduk, kertas saring, kertas perkamen,
yang harus diencerkan dahulu sebelum alumunium voil, wadah obat kumur
digunakan, dimaksudkan untuk digunakan (Quadrant). Sedangkan bahan yang digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi adalah ekstrak kulit nanas, gliserin (Brataco),
tenggorokan. Menurut definisi yang lain, obat asam benzoate (Quadrant), xylitol (Kimia
kumur adalah larutan yang mengandung bahan mart), oleum menthe (Brataco), aquadest,
penyegar nafas, astringen, demulsen, atau etanol 90 % (Quadrant), metanol 30 %
surfaktan, atau antibakteri untuk menyegarkan (Brataco), H2SO4 (Quadrant), FeCl3 (Kimia
dan membersihkan saluran pernafasan yang mart), CH3COOH (Kimia mart).
pemakaiannya dengan berkumur (Akarina, Kulit buah nanas (Ananas comosus L.
2011). Merr) yang digunakan dalam penelitian ini
Obat kumur dapat mengandung zat adalah nanas mengkal jenis Cayenne yang
berkhasiat sintetis atau yang berasal dari bahan didapat dari Desa Jalancagak Kabupaten
alam. Salah satu bahan alam yang dapat Subang Jawa Barat. Nanas ini dipilih karena
digunakan sebagai bahan aktif obat kumur paling banyak ditemui dan dikonsumsi oleh
adalah kulit nanas (Ananas comosus L. Merr). masyarakat. Sehingga limbah kulit nanas yang
Kulit nanas mengandung enzim bromelin, tidak terpakai bisa dijadikan bahan penelitian.
dan senyawa fenolik seperti tannin dan Determinasi tanaman dilakukan di
flavonoid yang memiliki sifat sebagai Departemen Biologi Fakultas Matematika dan
antimikroba yang dapat menghambat Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
pertumbuhan Streptococcus mutans bakteri Padjajaran, Jatinagor, Sumedang, pada tanggal
utama penyebab karies dan plak gigi 20 Februari 2018.
(Angraeni & Rahmawati 2012). Penelitian Simplisia di buat dengan cara :
sebelumnya yang dilakukan oleh (Angraeni & a) Proses sortasi basah dilakukan dengan
Rahmawati 2012) menunjukkan ekstrak kulit cara 1 kilogram kulit nanas basah
nanas konsentrasi 50 % dan 6,25 % memiliki dipotong kecil (± 1 cm) dan dicuci dengan
daya antibakteri terhadap Streptococcus

34
Formulasi Larutan.. (Ardian, B., dkk)

air mengalir, kemudian duri yang ada dipanaskan selama 5 menit sampai mendidih.
pada bagian luar kulit dibuang. Filtrat ekstrak sampel tersebut ditambahkan
b) Kulit nanas dikeringkan dibawah sinar dengan 5 tetes FeCl3 1%. Jika terbentuk warna
matahari sampai kering (± 5 hari) biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan
c) Simplisia kulit nanas kering disortasi adanya tanin (Sangi, 2008).
kembali untuk memisahkan bahan c) Pemeriksaan Saponin
pengotor asing. Sampel dimasukan kedalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan air panas dan dikocok
Penetapan kadar air simplisia dengan cepat. Timbulnya busa yang stabil
menggunakan alat Moisture Meter. Kulit hingga lebih dari 10 menit menunjukan adanya
nanas kering ditimbang sebanyak 2 gram saponin (Harborne, 1987).
kemudian diletakkan pada alat Moisture Meter d) Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
dengan termometer sebagai penetapan suhu Sampel dimasukan kedalam tabung reaksi,
1000C selama 15 menit agar suhu konstan kemudian ditambahkan CH3COOH glacial dan
kemudian matikan alat dan putar tombol H2SO4 pekat. Terbentuknya warna merah dan
Moisture sampai garis balance kemudian catat cincin kecoklatan menunjukan adanya
jumlah kadar air yang terkandung dalam terpenoid dan terbentuknya warna hijau
simplisia kulit nanas. kehitaman menunjukkan positif mengandung
Pembuatan ekstrak kulit nanas (Ananas steroid. (Harborne, 1987).
comosus L. Merr) pada penelitian ini yaitu
menggunakan metode maserasi dengan Formulasi larutan obat kumur pencegah
menggunakan pelarut etanol 90 % . Sebanyak plak gigi ekstrak kulit nanas (Ananas comosus
500 gram simplisia kulit nanas dimasukkan ke L. Merr)
dalam maserator, dan ditambahkan dengan 5,5
liter etanol 90 %. Simplisia direndem selama 6 Tabel 1.8 Formula larutan obat kumur ekstrak
jam pertama sambil sekali-sekali diaduk, kulit nanas
kemudian didiamkan selama 18 jam. Maserat
dipisahkan dengan cara filtrasi. Proses Bahan Formula (%)
F1 F2 F3
penyarian diulangi sekurang-kurangnya dua Ekstrak 6,25 % 6,25 % 6,25 %
kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang kulit
sama. Semua maserat dikumpulkan, kemudian nanas
diuapkan dengan penguap vakum hingga 5% 10 % 15 %
Gliserin
diperoleh ekstrak kental (Farmakope herbal, 0,01 % 0,01 % 0,01 %
2008). Rendemen yang diperoleh dihitung Asam
jumlahnya dengan rumus sebagai berikut : benzoate
10 % 10 % 10 %
Bobot ekstrak Xylitol
% Rendemen = x 100 % 1% 1% 1%
Bobot kulit nanas
Oleum
menthe
Skrining fitokimia ekstrak kulit nanas Ad 100 ml Ad 100 ml Ad 100 ml
dilakukan dengan cara : Aquadest
a) Uji Flavonoid
Sebanyak 2 ml sampel ekstrak kulit nanas
ditambahkan 5 ml metanol 30% kemudian Pertama kalibrasi botol 100 ml, lalu
dipanaskan selama 5 menit. Filtrat dari ekstrak ditimbang semua bahan yang akan digunakan
sampel ditambahkan 5 tetes H2SO4 pekat. dalam pembuatan obat kumur. Asam benzoat
Terbentuknya warna merah menunjukkan dilarutkan dengan oleum menthe dan
sampel mengandung senyawa flavonoid masukkan kedalam botol, xylitol dilarutkan
(Sangi, 2008). dengan aquadest masukkan kedalam botol, di
b) Uji Tannin tambahkan gliserin sedikit demi sedikit
Sampel ekstrak kulit nanas sebanyak 2 ml campur hingga homogen, ditambahkan ekstrak
ditambahkan dengan 5 ml akuades kemudian kulit nanas kental, dicukupkan aquadest

35
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2018 Vol 6 No. 1:33-42

sampai 100 ml, dikocok, kemudian tutup basah mempunyai bobot sebesar 1 kg tetapi
botol. setelah diolah menjadi simplisia kering yang
Evaluasi larutan obat kumur pencegah memenuhi persyaratan bentuk dan penampilan
plak gigi ekstrak kulit nanas (Ananas comosus didapatkan hasil kulit nanas kering sebesar
L. Merr) 500 gram. Hal ini karena terjadi penyusutan
a) Uji stabilitas sediaan saat pengeringan sehingga mengakibatkan
• Pengamatan organoleptik (Depkes, 1995) berkurangnya kandungan air pada simplisia.
Pengamatan dilakukan dengan mengamati Kandungan air dalam jumlah yang tinggi akan
bau, warna dan rasa dari sediaan uji pada mempengaruhi polaritas pelarut (Agoes,
minggu ke-1, minggu ke-2, minggu ke-3, 2007). Semakin lama pengeringan semakin
dan minggu ke-4. besar nilai susut pengeringannya (Agoes,
• Pengukuran pH (Farmakope Indonesia, 2007).
1995)
Nilai pH diukur dengan menggunakan pH Penetapan Kadar Air Simplisia
meter yang telah dikalibrasi terlebih Tujuan dari penetapan kadar air yaitu
dahulu dengan menggunakan larutan untuk mengukur kandungan air yang
buffer standar pH 4 dan 7. pH sediaan terkandung dalam simplisia, serta memberikan
obat kumur yang baik ialah mendekati pH batasan minimal rentang besarnya kandungan
mulut yang netral, yakni antara pH 6-7. air dalam simplisia. Kadar air dari simplisia
Pengujian dilakukan selama 30 hari kulit buah nanas kering yaitu 5,2 % nilai ini
dengan waktu pengambilan data memenuhi syarat karena tidak lebih dari 10 %
pengamatan pada minggu ke-1, minggu (Agoes, 2007).
ke-2, minggu ke-3 dan minggu ke-4.
• Pengukuran Viskositas (Rachma, 2010) Ekstraksi Simplisia Kulit Nanas (Ananas
Uji viskositas ini dilakukan untuk comosus L. Merr)
mengetahui kekentalan dengan cara Hasil ekstraksi simplisia kulit nanas
sediaan cair obat kumur dimasukan ke (Ananas comosus L. Merr) diperoleh ekstrak
dalam beaker glass lalu diletakkan kental sebanyak 130,52 gram. Rendemen
dibawah alat viscometer dengan adalah perbandingan antara ekstrak yang
menggunakan spindel no.2 dengan diperoleh dengan simplisa awal (Depkes,
kecepatan 20 rpm dalam waktu 10 detik. 1987). Rendemen yang dihasilkan pada
Pengujian dilakukan selama 30 hari penelitian ini adalah 13,624 %. Besar kecilnya
dengan waktu pengambilan data nilai
pengamatan pada minggu ke-1, minggu rendemen menunjukkan keefektifan proses
ke-2, minggu ke-3 dan minggu ke-4. ekstraksi. Proses ekstraksi yang efektif
dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai penyari, ukuran partikel simplisia,
metode dan lama ekstraksi.
Determinasi Tanaman Nanas (Ananas
comosus L. Merr) Skrining fitokimia ekstrak kulit nanas
Hasil determinasi diketahui bahwa (Ananas comosus L. Merr)
tanaman yang digunakan adalah benar buah Tujuan dilakukan skrining adalah untuk
nanas yang termasuk dalam jenis Ananas mengetahui zat-zat kimia yang terkandung
comosus L. Merr dengan nama suku dalam ekstrak kulit nanas. Hasil skrining
Bromeliaceae. menunjukkan bahwa ekstrak kulit nanas
mengandung flavonoid, tannin, saponin dan
Pembuatan Simplisia Kulit Nanas (Ananas steroid. Hasil uji kualitatif kandungan kimia
comosus L.Merr) ekstrak kulit nanas dapat dilihat pada tabel
Bahan baku kulit nanas dalam penelitian berikut :
ini dipilih dari buah nanas matang dalam
keadaan baik. Pada penelitian ini kulit nanas

36
Formulasi Larutan.. (Ardian, B., dkk)

Kandungan Hasil Pustaka dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa


Ket
Kimia dan senyawa lainnya (Astarina et al., 2013).
Flavonoid Warna Terbentuknya warna Steroid dan Terpenoid
merah merah menunjukkan Analisis senyawa triterpenoid dan steroid
sampel mengandung didasarkan pada kemampuan senyawa
+
flavonoid (Sangi, triterpenoid dan steroid membentuk warna
2008). oleh H2SO4 pekat pada pelarut asetat glasial
yang membentuk warna (Marlinda et al.,
Tannin Hijau Biru tua/hijau 2012). Hasil pengujian ini sampel tidak
Kebirua kebiruan terbentuk cincin kecoklatan maupun violet
n menunjukkan adanya sehingga negatif mengandung terpenoid
+
tannin (Sangi, 2008). namun pada sampel terbentuk warna hijau
kehitaman menunjukkan bahwa positif
Saponin Buih Terbentuk buih stabil mengandung steroid. Terbentuk cincin
+
(Harborne, 1987) kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan
menunjukkan adanya triterpenoid, sedangkan
Steroid Hijau Berwarna ungu, bila muncul cincin biru kehijauan
kehitam merah menunjukkan adanya sterol (Ciulei, 1984
+
an atau biru hijau
(Harborne, 1987) Evaluasi Sediaan Obat Kumur Ekstrak
Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr)

Flavonoid 1. Uji Organoleptik (Hedonik)


Hasil pengujian ini terbentuk warna merah
pada sampel menunjukkan positif Minggu ke-
mengandung flavonoid. Flavonoid memiliki For Organ
struktur benzopyron, sehingga jika bereaksi mula oleptik I II III IV
dengan asam mineral yaitu asam klorida pekat FI Aroma Khas Khas Khas Khas
dan sedikit serbuk Mg akan menghasilkan nanas nanas nanas nanas
garam flavilium yang berwarna merah
(Marliana et al., 2005). Kuning Kuning Kuning Kuning
Tannin Warna kecoklat kecoklat kecoklat kecoklata
Identifikasi terhadap adanya tannin an an an n
ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau
kebiruan yang merupakan adanya tannin
terkondensasi. Hasil pengujian ini terbentuk Rasa Mint Mint Mint Mint
warna hijau kebiruan pada sampel
menunjukkan positif mengandung tannin. FII Aroma Khas Khas Khas Khas
Perubahan warna ini terjadi karena nanas nanas nanas nanas
penambahan FeCl3 bereaksi dengan salah satu
gugus hidroksil pada senyawa tannin (Astarina Kuning Kuning Kuning Kuning
et al., 2013). Warna kecoklat kecoklat kecoklat kecoklata
Saponin an an an n
Hasil pengujian ini pada sampel terbentuk
buih stabil setinggi 2 cm. Saponin merupakan
bentuk glikosida dari sapogenin sehingga Rasa Mint Mint Mint Mint
bersifat polar. Senyawa ini dapat
menimbulkan busa jika dikocok dalam air
yang menunjukkan adanya glikosida yang
mempunyai kemampuan membentuk buih

37
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2018 Vol 6 No. 1:33-42

FIII Aroma Khas Khas Khas Khas


nanas nanas nanas nanas

Kuning Kuning Kuning Kuning


Warna kecoklat kecoklat kecoklat kecoklata
an an an n

Mint/aga
Rasa Mint Mint Mint k manis

Uji organoleptik (hedonik) ini dilakukan Gambar 1. Histogram uji hedonik


dengan meminta bantuan 30 orang panelis terhadap aroma formulasi larutan obat
tidak terlatih (Agusman, 2013) untuk kumur pencegah plak gigi ekstrak kulit
memberikan tanggapan pribadinya tentang nanas.
kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap
masing-masing formula dengan skala angka 1- Dari histogram uji hedonik diketahui
4 (1 sangat suka, 2 suka, 3 tidak suka, 4 sangat bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
tidak suka). aroma formulasi yang paling tinggi adalah
a. Aroma pada FIII (gliserin 15 %) dengan jumlah
Aroma khas nanas yang dihasilkan diduga 26 % pada skala penilaian 1-4 (antara
karena pengaruh kandungan minyak atsiri suka dan sangat suka) dan yang paling
sehingga membuat aroma menjadi lebih rendah adalah pada F1 (gliserin 5 %)
khas. Menurut Sudirman (2014) Atsiri dengan jumlah 11 % pada skala penilaian
yang memiliki aroma harum dan dapat 1-4 (antara tidak suka dan sangat tidak
digunakan sebagai penyedap masakan. suka) dan FII (gliserin 10 %) dengan
Minyak atsiri adalah campuran berbagai jumlah 16 % pada skala penilaian 1-4
persenyawaan organik yang mudah (antara tidak suka dan sangat tidak suka).
menguap, mudah larut dalam pelarut
organik serta mempunyai aroma khas b. Warna
sesuai dengan jenis tanamannya. Warna digunakan dalam pengujian karena
Komponen minyak atsiri yang berperan warna mempunyai peranan penting
penting adalah golongan oxygenated terhadap tingkat penerimaan produk
hydrocarbon karena menghasilkan aroma secara visual. Secara umum visualisasi
yang wangi. Aroma khas nanas tidak terhadap warna formulasi obat kumur
mengalami perubahan selama masa yang dihasilkan tidak berbeda jauh karena
penyimpanan, dimana hasil pengamatan konsentrasi ekstrak kulit nanas yang
memperlihatkan sediaan stabil pada digunakan adalah sama, yaitu 6,25 %
penyimpanan. Hal ini kemungkinan (b/v). Warna kuning pada obat kumur
disebabkan karena adanya tambahan karena pengaruh dari ekstrak kulit nanas.
gliserin sehingga dapat mempertahankan Warna kuning sampai coklat tua pada
zat aktif senyawa pemberi aroma yang ekstrak karena terekstraksinya senyawa
dihasilkan oleh ekstrak kulit nanas. pewarna polar alami (kuning kecoklatan)
Gliserin dalam obat kumur berfungsi terutama dari polimer fenol atau polifenol
untuk menjaga zat aktif agar tidak seperti tanin, melanin, lignin dan kuinon
menguap dan memperbaiki stabilitas suatu yang pada tanaman diketahui memiliki
bahan dalam jangka lama (Jackson, 1995). warna mulai dari kuning sampai coklat tua
(Harborne, 1987). Warna obat kumur
tidak mengalami perubahan selama masa
penyimpanan, dimana hasil pengamatan
memperlihatkan sediaan stabil pada

38
Formulasi Larutan.. (Ardian, B., dkk)

penyimpanan. Hal ini kemungkinan


disebabkan karena adanya penambahan
gliserin sehingga dapat mempertahankan
zat aktif senyawa pemberi warna yang c. Rasa
dihasilkan oleh ekstrak kulit nanas. Rasa dapat dinilai dengan adanya
Gliserin dalam obat kumur berfungsi tanggapan kimiawi oleh indera pencicip
untuk menjaga zat aktif agar tidak (lidah). Semakin tinggi konsentrasi
menguap dan memperbaiki stabilitas suatu gliserin yang digunakan maka rasa obat
bahan dalam jangka lama (Jackson, 1995). kumur semakin disukai. Gliserin
mempunyai rasa manis 0,6 kali sukrosa
(Armstrong, 2009). Tingginya konsentrasi
gliserin sehingga dapat mengimbangi rasa
kelat ekstrak kulit nanas pada sediaan
obat kumur dan adanya penambahan
pemanis xylitol sehingga menambah rasa
manis pada sediaan obat kumur. Rasa
kelat (astringent) pada obat kumur
tersebut dikarenakan tingginya kadar
tannin pada ekstrak kulit nanas yang
digunakan, rasa kelat inilah yang tidak
disukai oleh panelis. Rasa mint dan
Gambar 2. Histogram uji hedonik sensasi dingin pada obat kumur karna
terhadap warna formulasi larutan obat adanya penambahan oleum mente
kumur pencegah plak gigi ekstrak kulit sehingga menghasilkan kesan segar pada
nanas. obat kumur ketika digunakan.

Dari histogram uji hedonik diketahui


bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
warna formulasi yang paling tinggi adalah
pada FIII (gliserin 15 %) dengan jumlah
27 % pada skala penilaian 1-4 (antara
suka dan sangat suka) dan yang paling
rendah adalah pada F1 (gliserin 5 %) dan
FII (gliserin 10 %) dengan jumlah 25 %
pada skala penilaian 1-4 (antara tidak suka
dan sangat tidak suka).

Gambar 3. Histogram uji hedonik


terhadap rasa formulasi larutan obat
kumur pencegah plak gigi ekstrak kulit
nanas.

Dari histogram uji hedonik diketahui


bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
rasa formulasi yang paling tinggi adalah
pada FIII (gliserin 15 %) dengan jumlah
22 % pada skala penilaian 1-4 (antara
suka dan sangat suka) dan yang paling
rendah adalah pada F1 (gliserin 5 %)
dengan jumlah 14 % pada skala penilaian
1-4 (antara tidak suka dan sangat tidak

39
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2018 Vol 6 No. 1:33-42

suka) dan FII (gliserin 10 %) dengan 3. Uji Viskositas


jumlah 20 % pada skala penilaian 1-4
(antara tidak suka dan sangat tidak suka).

2. Pengukuran pH

Viskositas merupakan nilai yang


menunjukkan satuan kekentalan medium
pendispersi dari sebuah larutan, pengukuran
viskositas ketiga formula pada suhu ruang 280
C menunjukkan bahwa sediaan obat kumur
Pengukuran nilai pH dilakukan dengan ekstrak kulit nanas memiliki viskositas yang
menggunakan pH meter, Uji pH dilakukan rendah 1.0-1.5 cP mendekati air yaitu 0,89 cP.
untuk mengetahui apakah derajat keasaman Semakin dekat tingkat viskositas suatu produk
pada obat kumur yang telah dibuat memenuhi formulasi obat kumur dengan tingkat
pH standar yaitu 6-7 (Pontefract, 2001). viskositas air, maka semakin mudah dan
Apabila pH obat kumur diluar range yang ada nyaman produk tersebut digunakan untuk
maka dapat disimpulkan bahwa obat kumur berkumur (Pradewa, 2008). Nilai viskositas
yang telah dibuat tidak memenuhi persyaratan. obat kumur ditentukan oleh bahan-bahan yang
Hasil evaluasi pH obat kumur FI, FII, dan FIII dikandungnya seperti gliserin yang memiliki
mengalami peningkatan dari minggu ke-1 viskositas sebesar 1.143 cP, semakin tinggi
sampai minggu ke-4 namun keseluruhan konsentrasi gliserin semakin kental zat cair
formula obat kumur yang dibuat belum sesuai tersebut (Rowe, 2006). Penambahan gula tebu
dengan pH standar obat kumur yaitu berkisar meningkatkan viskositas air, sedangkan pada
antara pH 6-7. pH 6-7 dimaksudkan agar obat minyak ataupun gliserin adanya penambahan
kumur tersebut tidak bersifat asam sehingga air akan menyebabkan viskositas akan turun
dapat menyebabkan korosif pada gigi atau jika karena gliserin maupun minyak akan semakin
bersifat basa dapat menganggu pengecapan encer (Bird, 1987). Tingkat kekentalan suatu
(Pontefract, 2001), sedangkan kenaikan pH fluida bergantung pada suhu. Semakin tinggi
pada sediaan oral biasanya disebabkan oleh suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
pelepasan ion hidroksil secara perlahan oleh tersebut (Wenny Puspita, 2011).
wadah botol kaca yang digunakan selama
penyimpanan (Reddy, 1996) KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Variasi konsentrasi gliserin sebagai
humektan mempengaruhi sifat fisikokimia
sediaan obat kumur ekstrak kulit nanas dari
bentuk uji organoleptik, uji pH, dan uji
viskositas.
2. Formula obat kumur ekstrak kulit nanas
yang paling baik berdasarkan bentuk uji
organoleptik, uji pH, dan uji viskositas adalah
formula III dengan konsentrasi gliserin 15 %.

40
Formulasi Larutan.. (Ardian, B., dkk)

Farmakope Herbal Indonesia. Edisi Kesatu


DAFTAR PUSTAKA (2008). Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Agoes, G., 2007., Teknologi Bahan Alam, Farmakope Indonesia (Ed ke-4). (1995).
Bandung : Penerbit Institut Teknologi Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Bandung., Hal 17
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia.
Agusman, 2013., Penanganan Mutu Fisis Terjemahan: Padmawinata, K dan
(Organoleptik). Program Studi Soediro, I. Institut Teknologi
Teknologi Pangan Universitas Bandung, Bandung.
Muhammadiyah Semarang.
Jackson, E. B., Sugar Confectionery
Angraeni P. D., Rahmawati D. A. 2012. Manufacture, second Edition, 89,
Efektivitas Daya Antibakteri Ekstrak Cambridge University Press,
Kulit Nanas (Ananas comosus. L) Cambridge.
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus
Marliana, S.D., V. Suryanti, & Suyono. 2005.
Mutans., Program Studi Pendidikan
Skrining Fitokimia dan Analisis
Dokter Gigi Universitas
Kromatografi Lapis Tipis Komponen
Muhammadiyah Yogyakarta.
Kimia Buah Labu Siam
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi (Sechiumedule Jacq. Swartz.) dalam
III, Departemen Kesehatan RI. Ekstrak Etanol. Biofarmasi 3 (1): 26-
31.
Marlinda, M., M.S. Sangi, & A.D. Wuntu.
Akarina W., 2011., Pengaruh Konsentrasi
2012. Analisis Senyawa Metabolit
Humektan terhadap Stabilitas
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak
Formula Obat Kumur., Universitas
Etanol Biji Buah Alpukat (Persea
Sumatera Utara Medan.
americana Mill.). Jurnal Mipa Unsrat
Audies A., 2015., Uji Efektivitas Antibakteri Online, 1 (1) 24-28.
Ekstrak Kulit Nanas (Ananas
Pontefract, et. al. (2001). The erosive effects
Comosus. L) Terhadap Pertumbuhan
of some mouthrinses on enamel. A
Streptococcus mutans Penyebab
study in situ. Journal of Clinical
Karies Gigi., Skripsi., Fakultas
Periodontology Volume 28, Issue 4,
Kedokteran Gigi Universitas Andalas.
Pages 283-376.
Armstrong, N. A., 2009. Sucrose in Rowe C.
Pradewa,R., 2008, Formulasi Formula Obat
R., Sheskey, P. J., and Owen, S. C.
Kumur berbahan dasar Gambir,
Handbook of Pharmaceutical
Jurnal IPB, Bogor.
Exipients 6th Edition. 193, 283, 433,
608. Pharmaceutical Press. London Puspita, Wenny. 2011. Viskositas. Palembang
: Universitas Sriwijaya.
Bird, T, 1994. Kimia Fisik Untuk Universitas.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Putri R. D., Andriani I., Daya Antibakteri
Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas
Ciulei, J. 1984. Metodology for Analysis of
comosus) Terhadap Pertumbuhan
Vegetables and Drugs. Bucharest
Bakteri Aggregatibacter
Rumania: Faculty of Pharmacy. Pp.
actinomycetemcomitans. Naskah
11-26.
Publikasi.pdf., Program Studi
Depkes. 1987. Analisis Obat Tradisional. Jilid Pendidikan Dokter Gigi Universitas
I. Jakarta: Departemen Kesehatan Muhammadiyah Yogyakarta.
Republik Indonesia. 43-53.
Rachma M., 2010., Formulasi Sediaan Obat
Kumur Yang Mengandung Minyak

41
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2018 Vol 6 No. 1:33-42

Atsiri Temulawak (Curcuma Sangi M., Runtuwene M. R. J., Simbala H. M.


xanthorriza) Sebagai Antibakteri I., & Makang V. M. A. 2008. Analisis
Porphyromonas gingivalis Penyebab Fitokimia Tumbuhan Obat Di
Bau Mulut., Skripsi., Fakultas Kabupaten Minahasa Utara. Chem.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Prog, 1( 1):47-53.
Alam Universitas Indonesia.
Sudirman T.A., 2014. Uji Efektivitas Ekstrak
Reddy, K dan Indra, 1996, Ocular Daun Salam (Eugenia polyantha)
Therapeutics and Drug Delivery, Terhadap Pertumbuhan
Theconomic Publishing Company, Staphylococcus aureus Secara In
Pennsylvania, USA. Vitro., Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin Makassar
Rowe, R. C, Sheskey, P. J & Owen, S. C.
(2006). Handbook of Pharmaceutical
Excipients, fifth edition. London: The
Pharmaceutical Press.

42

Anda mungkin juga menyukai