Anda di halaman 1dari 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.

4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl PADA JAMU


PELANGSING YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

Adhe Wisnu HS1), Sri Sudewi1), Widya Astuty Lolo1)


1)
Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Chemical drugs was banned to be added in tradisional medicine dosage. However, in fact
there’s still circulatate slimming herbal medicine that contain chemical drugs. This research aims to
determine the chemical drug of sibutramine hydrochloride and contained rates in herbal slimming.
TLC methods used for qualitative analysis and UV-Vis spectrophotometric method for quantitative
analysis that had validated before. Validation parameters used are linearity, precision, accuracy,
LOD and LOQ. The result of the tlc method identified only one sample contained sibutramine
hydrochloride. Uv-vis Spectrophotometric method identified 10 samples which contain sibutramine
hydrochloride. Uv-Vis spectrophotometric analysis has obtained sibutramin hydrochloride level on
sample A, B, C, D, E, F, G, H, I and J sequentially are 8,124 μg/mL, 3,543 μg/mL, 6,732 μg/mL,
12,790 μg/mL, 9,479 μg/mL, 19,52 μg/mL, 10,613 μg/mL, 15,461 μg/mL, 18,444 μg/mL, and 9,265
μg/mL. Therefore, it is necessary to check and oversight of slimming herbal medicine around
Manado.

Key words : Sibutramine HCl, Slimming herbs, TLC, Validation, UV-Vis spectrophotometry

ABSTRAK

Bahan kimia obat dilarang ditambahkan ke dalam sediaan obat tradisional. Namun pada
kenyataanya, di pasaran masih juga beredar jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan kimia obat sibutramin HCl dan kadar yang
terkandung dalam jamu pelangsing. Metode KLT digunakan untuk analisis kualitatif dan metode
spektrofotometri UV-Vis untuk analisis kuantitatif yang sebelumnya divalidasi terlebih dahulu.
Parameter validasi yang dipakai yaitu linearitas, presisi, akurasi, LOD dan LOQ. Hasil metode KLT
mengidentifikasi hanya satu sampel saja terkandung sibutramin HCl. Metode spektrofotometri Uv-Vis
mengidentifikasi 10 sampel yang teridentifikasi mengandung sibutramin HCl. Analisis dengan
spektrofotometri UV-Vis didapatkan kadar sibutramin HCl pada sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan
J secara berturutan yaitu sebesar 8,124 μg/mL, 3,543 μg/mL, 6,732 μg/mL, 12,790 μg/mL, 9,479
μg/mL, 19,52 μg/mL, 10,613 μg/mL, 15,461 μg/mL, 18,444 μg/mL, dan 9,265 μg/mL. Oleh karena
itu perlu dilakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap produk jamu pelangsing yang beredar di
kota Manado.

Kata kunci : Sibutramin HCl, Jamu pelangsing, KLT, Validasi, Spektrofotometri UV-Vis

75
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Obesitas merupakan pencetus faktor resiko


untuk diabetes dan dapat meningkatkan
Kecenderungan masyarakat saat ini
resiko akan timbulnya hernia, varices, dan
untuk kembali ke alam (back to nature),
artrose pada lutut dan kaki (Tjay, 2007).
berdampak pada semakin meningkatnya
Identifikasi dalam percobaan ini
penggunaan bahan alam, baik sebagai obat
menggunakan metode Kromatografi Lapis
maupun untuk tujuan lain. Masyarakat
Tipis (KLT), hal ini diperlukan untuk
beranggapan bahwa penggunaan tanaman
menentukan adanya penambahan bahan
obat atau obat tradisional lebih aman
kimia obat dalam jamu pelangsing.
dibandingkan obat sintetis karena memiliki
Sibutramin memiliki gugus kromofor yang
efek samping yang relatif lebih kecil
berupa benzen klorida, sehingga dapat
(Oktora, 2006).
dianalisis menggunakan metode
Berdasarkan Permenkes RI No.007
spektrofotometri UV-Vis.
tahun 2012, obat tradisional dilarang
menggunakan bahan kimia yang berkhasiat
obat. Namun pada kenyataanya, di pasaran METODE PENELITIAN
Bahan-bahan yang digunakan ialah 10
masih juga beredar jamu yang
jamu pelangsing dengan berbagai merk
mengandung bahan kimia obat (BKO).
berbeda yang dijual di sekitar Kota
Sejalan dengan perkembangan obat
Manado, sibutramin HCl (pa), metanol
tradisional ini menjadikan persaingan yang
(pa), aqua bidestilata (pa), etil asetat (pa),
semakin ketat dan cenderung membuat
n-heksan (pa), aseton (pa), kloroform (pa).
industri jamu menghalalkan segala cara
Alat-alat yang digunakan ialah mortir,
untuk dapat bertahan, serta mencampur
stamfer, peralatan gelas (Pyrex), neraca
jamu dengan bahan bahan kimia berbahaya
analitik (KERN ACJ 220 - 4M), chamber,
sering dilakukan untuk menjadikan jamu
mikropipet (ecopipette), plat silika GF254,
tersebut berkhasiat secara instan. Hal ini
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
berbahaya bagi tubuh manusia karena
00787).
selain memiliki efek samping dan kontra
indikasi, obat sintetik juga memiliki dosis Pengambilan Sampel
Sampel jamu pelangsing diambil
tertentu yang harus dipatuhi saat terapi
dari daerah kota Manado. Total sampel 10
agar menimbulkan efek terapi dan tidak
macam jamu dengan masing-masing
terjadi reaksi toksisitas karena kelebihan
merek yang berbeda.
dosis pemakaian (Hermanto,2007).
Sibutramin HCl merupakan salah Pembuatan Larutan Standar Kualitatif
Ditimbang secara akurat 50 mg
satu obat antiobesitas yang berkhasiat
sibutramin hidroklorida dan dipindahkan
sebagai anoreksansia. Dimana
ke dalam labu takar 100 mL, dilarutkan
anoreksansia merupakan zat zat berdaya
dengan metanol dan diencerkan hingga
menekan nafsu makan dan digunakan
kandungan sibutramin hidroklorida
untuk menunjang diet pada penanganan
menjadi 500 μg/mL. Diambil 10 mL
obesitas. Obesitas didefinisikan sebagai
dipindahkan ke labu takar 100 mL dan
keberadaan lemak tubuh dalam jumlah
diencerkan (suthar et al., 2009).
abnormal, yang mengakibatkan
kegemukan dan overweight pada keadaan Preparasi Sampel KLT
Satu gram sampel yang telah
tinggi badan dan jumLah otot tertentu.
diserbuk halus ditimbang dengan seksama,

76
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan spektrofotometri UV Visibel. Dibuat kurva


dilarutkan menggunakan metanol baku dan persamaan garis linear untuk uji
sebanyak 5 mL. Dikocok selama 30 menit kuantitatif dari sampel yang diduga
dan disaring. Filtrat dimasukkan dalam mengandung sibutramin HCl
labu takar 10 mL dan tambah dengan Ketelitian
metanol. Dari larutan Standar Sibutramin
Pembuatan Larutan Standar HCl 100 mg/100 mL dipipet 50 μL dan
Kuantitatif ditambahkan dengan aqua bidestillata
Standar sibutramin HCl ditimbang sampai 10 mL kemudian dibaca
secara seksama sebanyak 100 mg dan absorbansinya pada panjang gelombang
dilarutkan menggunakan aqua bidestillata maksimum. Uji Ketelitian ini dilakukan
sampai 100 mL di dalam labu takar. dengan lima kali pengulangan.
Penentuan Panjang Gelombang Ketepatan
Maksimum Ditimbang 100 mg zat aktif
Dipipet 50 μL dan ditambahkan Sibutramin HCl secara duplo, masing
dengan aqua bidestilata sampai 10 mL, masing dimasukkan ke dalam labu ukur.
kemudian dibaca untuk mencari λ Pada salah satu labu ukur ditambahkan 45
maksimum menggunakan spektrofotometri mL larutan standar sibutramin HCl. Kedua
UV-Vis pada rentang panjang gelombang sampel tersebut ditambahkan aqua
200 – 400 nm. bidestilata hingga volume 50 mL. Dikocok
Waktu Optimasi hingga homogen kemudian dari masing
Dari Larutan Standar Sibutramin masing larutan larutan tersebut diambil 50
HCl 100 mg/100 mL dibuat larutan baku μl kemudian diencerkan dengan aqua
dengan cara dipipet 50 μL dan bidestilata hingga volume tepat 10 mL lalu
ditambahkan dengan aqua bidestillata dibaca absorbansinya pada panjang
sampai 10 mL dikocok hingga homogen gelombang maksimum dan operating time.
dan dimasukkan ke dalam kuvet kemudian Uji ketepatan dilakukan dengan
dibaca absorbansinya pada panjang penambahan larutan standar 100 mg/100
gelombang maksimum sampai diperoleh mL dengan 5 kali pengulangan.
absorbansi yang relatif konstan dengan Preparasi Sampel Spektrofometri Uv-
rentang pembacaan 1 menit sekali. Vis
Kurva Baku Timbang 200 mg secara seksama
Dibuat seri konsentrasi 5 μg/mL, sampel yang diperkirakan mengandung
7,5 μg/mL, 10 μg/mL, 12,5 μg/mL dan 15 sibutramin, kemudian letakkan dalam labu
μg/mL dari larutan standar 1000 μg/mL, takar 25 mL tambahkan dengan aqua
kemudian dibaca pada alat bidestilata. Dipipet 250 μL tambahkan
spektrofotometri UV-Vis dengan panjang dengan aqua bidestilata sampai 10 mL,
gelombang maksimum yang didapatkan. kemudian dibaca menggunakan
Linearitas spektrofotometri UV-Vis.
Dibuat masing masing konsentrasi Analisis Kualitatif
sibutramin HCl yang mengacu pada Analisis dilakukan menggunakan
pembuatan kurva baku. Masing masing metode KLT dengan fase diam silika gel
konsentrasi dilakukan pengukuran ulang GF254 dengan jarak pengembangan
sebanyak 5 kali dengan alat sebesar 8 cm, fase gerak campuran etil

77
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

asetat : n-Heksan (7:3), aseton : kloroform


(7:3), aseton : kloroform : n-heksan
(5:3:2). Data KLT diperoleh dengan
menghitung Rf yang didapat dan
dibandingkan antara nilai Rf standar
Sibutramin HCl dengan nilai Rf sampel.
Analisis Kuantitatif
Dari larutan standar diperoleh hasil
panjang gelombang maksimal, persamaan
kurva baku dan nilai R, persamaan kurva Gambar 2. Hasil Uji Fase gerak Aseton :
baku digunakan untuk menghitung kadar Kloroform (7:3)
sibutramin di dalam sampel. Hasil
penotolan pada KLT yang mempunyai Rf
sama kemudian dianalisis menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang
gelombang maksimum dan pada panjang
gelombang inilah didapatkan data
absorbansi yang maksimum. Data
absorbansi yang diperoleh kemudian dicari
kadarnya menggunakan persamaan kurva Gambar 3. Hasil Uji Fase gerak Aseton :
baku Kloroform : N-Heksana (5:3:2)
Tabel 1. Hasil analisis kualitatif adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN
sibutramin HCl pada jamu
Analisis Kualitatif
Analisis sibutramin HCl pada jamu
pelangsing yang beredar di kota Manado
dilakukan menggunakan 10 jenis jamu
pelangsing. Analisis kualitatif
menggunakan metode KLT dengan
campuran 3 fase gerak. Metode ini
bertujuan untuk mengidentifikasi
kandungan bahan kimia obat sibutramin
HCl pada jamu pelangsing.
Hasil analisis kualitatif yang diperoleh :

Dilihat dari Rf yang didapat


menunjukkan tidak terdapat kesamaan
pada masing masing gerak dan
menghasilkan bercak yang bervariasi.
Gambar 1. Hasil Uji Fase gerak Etil Asetat : Penampakan noda pada sinar UV 254 nm
N-Heksana (7:3) dan 366 nm disebabkan Karena adanya

78
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

interaksi antara sinar UV dengan gugus Harga koefisien korelasi yang mendekati 1
komofor yang terikat oleh auksokrom yang menyatakan hubungan yang linier antara
terdapat pada noda tersebut. Gugus konsentrasi dengan serapan yang
kromofor merupakan gugus atom yang dihasilkan dengan arti peningkatan nilai
dapat menyerap radiasi elektromagnetik absorbansi analit berbanding lurus dan
(sinar UV) dan mempunyai ikatan rangkap signifikan dengan peningkatan
yang tak jenuh (terkonyugasi). Sedangkan konsentrasinya sesuai dengan syarat nilai
gugus terkonyugasi ialah struktur molekul koefisien korelasi (r) yang baik ialah
dengan ikatan rangkap tak jenuh lebih dari ≥0,997 (Shargel,1985).
satu yang berada berselang seling dengan 0,7
ikatan tunggal. 0,6
Dari sepuluh sampel tersebut 0,5

Absorbansi
menggunakan tiga fase gerak berbeda 0,4
0,3
hanya 1 produk jamu pelangsing yang y = 0,0438x - 0,0532
0,2
memilik Rf sama dengan sibutramin HCl, R² = 0,9871
0,1
yaitu sampel D, sehingga dapat dikatakan 0
sampel tersebut positif mengandung 0 5 10 15 20
sibutramin HCl dan untuk seberapa besar Konsentrasi
konsentrasinya akan telihat lebih jelas
pada saat dilakukan analisis kuantitatif. Gambar 4. Kurva hubungan
Analisis Kuantitatif absorbansi Vs Konsentrasi Sibutramin HCl
Dari hasil yang diperoleh panjang
gelombang maksimum yang diperoleh Setelah mendapatkan kurva kalibrasi
yaitu 266 nm dengan absorbansi 0,19. yang memenuhi persyaratan analisis,
Penentuan panjang gelombang maksimum selanjutnya menentukan batas deteksi
dilakukan untuk mengetahui ketika (LOD) dan batas kuantitas (LOQ). Batas
absorbsi mencapai maksimum sehingga deteksi yang diperoleh adalah 0,0358
meningkatkan proses absorpsi larutan μg/mL artinya pada konsentrasi tersebut
terhadap sinar. masih dapat dilakukan pengukuran sampel
Penentuan Operating Time yang memberikan hasil ketelitian suatu
ditentukan dengan mengukur absorbansi alat berdasarkan tingkat akurasi individual
pada panjang gelombang maksimum yang hasil analisis, sedangkan batas kuantitas
telah ditentukan yaitu 266 nm dengan yang diperoleh adalah 0,1193 μg/mL.
konsentrasi yang dipilih yaitu 5 μg/mL artinya pada konsentrasi tersebut bila
dengan rentang waktu 1 – 10 menit dilakukan pengukuran masih dapat
Persamaan kurva kalibrasi merupakan memberikan kecermatan analisis. Batas
sumbu x dan sumbu y dimana sumbu x deteksi merupakan konsentrasi analit
dinyatakan dengan konsentrasi yang terendah dalam sampel yang masih dapat
diperoleh sedangkan sumbu y merupakan dideteksi (Harmita, 2004).
absorbansi atau serapan yang diperoleh Pengujian ketelitian menunjukkan
dari hasil pengukuran sehingga persamaan derajat kesesuaian antara hasil uji yang
regresi linier dari kurva kalibrasi yang diukur melalui penyebaran hasil dari rata-
diperoleh adalah rata secara terulang. Presisi diukur sebagai
dengan koefisien korelasi r = 0,9935. simpangan baku berdasarkan penelitian

79
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

yang dilakukan terhadap replikasi sampel Tabel 2. Konsentrasi Sibutramin HCl pada
yang diambil dari campuran yang sampel
homogen (Harmita, 2004).. Hasil Sampel Abs Konsentrasi Kadar Kadar rata- Kadar rata- Ket
absorbansi digunakan untuk menghitung rata (%) rata
harga absorbansi dan konsentrasi rata-rata, (μg/mL)
standar devisiasi (SD), koefisien variasi Sampel 0,303 8,132 4,066% 8,124
(KV) serta ketelitian alat. Dari hasil yang A 0,303 8,132 4,066 % 4,062% μg/mL ± Terdeteksi
diperoleh menunjukkan nilai koefisien 0,302 8,109 4,0545 % 0,0132
variasi (KV) adalah 0,2737% sehingga Sampel 0,103 3,566 1,783% 3,543
ketelitian alat yang diperoleh yaitu B 0,101 3,520 1,76% 1,772% μg/mL ± Terdeteksi
99,7263%. Menurut Harmita (2004), nilai 0,102 3,543 1,772% 0,023
KV < 2% menunjukkan bahwa metode Sampel 0,241 6,717 3,359% 6,732
tersebut memberikan presisi yang baik.
C 0,242 6,740 3,37% 3,366% μg/mL ± Terdeteksi
0,242 6,740 3,37% 0,01328
Pada pengujian ketepatan yang
Sampel 0,509 12,836 6,418% 12,790
dinyatakan sebagai persen perolehan D 0,507 12,789 6,3949% 6,395% μg/mL ± Terdeteksi
kembali (recovery) analit yang 0,505 12,744 6,372% 0,045
ditambahkan. Akurasi hasil analisis sangat Sampel 0,360 9,434 4,717% 9,479
tergantung kepada sebaran alat sistematik E 4,789% μg/mL ± Terdeteksi
0,361 9,456 4,728%
didalam keseluruhan analisis. Hasil uji 0,0604
0,365 9,548 4,774%
recovery yaitu 84,798%. Dari data tersebut Sampel 0,801 19,50 9,75% 19,52
menunjukkan bahwa metode yang F 9,759%
0,802 19,525 9,763% μg/mL ± Terdeteksi
digunakan memiliki ketepatan yang baik 0,015
0,802 19,525 9,763%
ditunjukkan dengan nilai recovery berada Sampel 0,410 10,575 5,287% 10,613
pada kisaran 80 – 110% sesuai dengan G 0,413 10,643 5,322% 5,310% μg/mL ± Terdeteksi
yang disyaratkan. Nilai recovery 0,413 10,643 5,322% 0,0346
menunjukkan kemampuan metode untuk Sampel 0,623 15,438 7,719% 15,461
memberikan ketepatan pengukuran H 0,624 15,461 7,731% 7,731% μg/mL ± Terdeteksi
terhadap analit berdasarkan angka 0,625 15,484 7,742% 0,023
perolehan kembali. Sampel 0,753 18,406 9,203% 18,444
Hasil penetapan kadar sibutramin I 0,755 18,452 9,226% 9,222% μg/mL ± Terdeteksi
0,756 18,475 9,2375% 0,0351
HCl pada jamu pelangsing dengan nama
Sampel 0,353 9,273 4,637%
merk yang berbeda diperoleh : 9,265
J 0,353 9,273 4,637% 4,633%
μg/mL ± Terdeteksi
0,352 9,251 4,625% 0,00128

Pada analisis kuantitatif dilakukan


pengujian pada 10 sampel walaupun pada
analisis kualitatif hanya satu sampel yang
positif mengandung sibutramin HCl, hal
ini dilakukan bertujuan untuk memastikan
bahwa sampel lainnya benar tidak
mengandung sibutramin HCl. Hal ini
dikarenakan sensitivitas spektrofotometri
Uv-Vis lebih tinggi dibandingkan metode

80
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

KLT. Parameter yang digunakan untuk Penerbit PT Elex Media


mengevaluasi adalah batas deteksi (LOD). Komputindo. Jakarta.
Hasil LOD yang didapatkan adalah
0,0358. Berdasarkan data sampel yang Kumala Sari, Lusia Oktora Ruma. 2006.
diperoleh kesepuluh sampel tersebut Pemanfaatan Obat Tradisional
menunjukkan konsentrasi diatas batas Dengan Pertimbangan Manfaat Dan
deteksi, sehingga dapat dikatakan bahwa Keamanannya. Majalah Ilmu
kesepuluh sampel tersebut terdeteksi Kefarmasian, Vol. III, No.1. Fak.
mengandung sibutramin HCl. Oleh karena Farmasi Jember. Surabaya.
itu, sampel sampel yang terdeteksi tersebut
Shargel, L. 1985. Biofarmasetika dan
tidak memenuhi persyaratan dan
Farmakokinetika Terapan.
berbahaya jika dikonsumsi secara rutin
Penerjemah Fasich. Edisi Kedua.
karena sibutramin HCl merupakan obat
Surabaya : Penerbit Universitas
keras yang salah satunya kontraindikasi
Airlangga. Halaman 16
dengan penyakit kardiovaskuler.
Suthar, A.P., Dubey, S.A. & Patel S.R.,
KESIMPULAN 2009, A Validated Spesific Reverse
1. Dari 10 merk jamu pelangsing yang Phase Liquid Chromatographic
beredar di Kota Manado dinyatakan Method for The Estimation of
teridentifikasi mengandung sibutramin Sibutramine Hydrochloride
HCl. Monohydrate in Bulk Drug and
2. Kadar sibutramin pada sampel merk A Capsule Dosage Forms,
sampai J ialah 8,124 μg/mL, 3,543 International Journal of Chemtech
μg/mL, 6,732 μg/mL, 12,790 μg/mL, Research, 1: 793-801
9,479 μg/mL, 19,52 μg/mL, 10,613
μg/mL, 15,461 μg/mL, 18,444 μg/mL, Tjay, Tan Hoan, dan Kirana Rahardja,
dan 9,265 μg/mL. 2007. Obat-Obat Penting, Edisi
Keenam, 497-499, Elex Media
DAFTAR PUSTAKA Computindo. Jakarta.

Anonim. 2012. Peraturan Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia
No.007 Tahun 2012 Tentang
Registrasi Obat Tradisional.
Menteri Kesehatan RI. Jakarta

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan


Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol., I, nomor 3,
117-132

Hermanto dan subroto, 2007. Pilih Jamu


dan Herbal Tanpa Efek Samping,

81

Anda mungkin juga menyukai