Anda di halaman 1dari 6

UJIAN KHUSUS FORENSIK

NAMA: EVA APRIYANI


NIRM: 2014 11 062

METODE DEMIRJIAN

Metode ini didasarkan pada tahapan perkembangan 7 gigi permanen rahang bawah kiri
melalui foto rontgen panoramik didasarkan pada kriteria bentuk dan nilai relatif dan bukan
pada panjang mutlak gigi. Metode ini didasarkan pada estimasi usia kronologis yang
disederhanakan dengan membatasi jumlah tahapan perkembangan gigi menjadi delapan
tahapan dan memberinya skor mulai dari “A” hingga “H”. Delapan tahapan tersebut
mewakili klasifikasi masing – masing gigi, mulai dari klasifikasi mahkota dan akar hingga
penutupan apeks gigi.

A. Tahap pembentukan gigi

Tahap mineralisasi menurut metode Demirjian adalah proses kalsifikasi benih gigi tetap dari
benih gigi tanpa kalsifikasi sampai selesainya pembentukan akar gigi, yaitu:

 Tahap A:

Pada gigi uniradikuler maupun multiradikuler, tanda-tanda awal kalsifikasi terlihat pada
bagian superior dari crypt dalam bentuk kerucut atau kerucut terbalik. Belum ada fusi dari
titiktitik kalsifikasi tersebut

 Tahap B:

Titik-titik kalsifikasi sudah menyatu dan membentuk satu atau lebih kuspid yang
memberikan gambaran outline berupa permukaan oklusal.
UJIAN KHUSUS FORENSIK

 Tahap C:

1. Pembentukan enamel sudah sempurna pada permukaan oklusal. Terlihat bentuk email
yang memanjang dan konvergen ke arah servikal.
2. Pembentukan awal deposit dari dentin sudah terlihat.
3. Outline dari kamar pulpa membentuk lengkungan atau curve pada batas oklusalnya.

 Tahap D:

1. Pembentukan mahkota sudah sempurna sampai ke cemento enamel juntion.


2. Batas bagian superior dari kamar pulpa pada gigi uniradikuler mempunyai bentuk
yang melengkung atau curve, dan berbentuk konkaf terhadap bagian servikal. Projeksi
dari tanduk pulpa sudah terlihat. Pada gigi molar, kamar pulpa mempunyai bentuk seperti
trapezoid.
3. Pembentukan awal dari akar sudah terlihat

 Tahap E:

Gigi Uniradikuler:
1. Dinding dari kamar pulpa membentuk garis lurus, dimana kontinuitasnya hilang
dengan adanya tanduk pulp yang berukuran lebih besar dari tahapan sebelumnya.
2. Panjang akar lebih pendek dari pada tinggi mahkota.
UJIAN KHUSUS FORENSIK

Molar:
1. Pembentukan awal dari bifurkasi akar terlihat dalam bentuk titik kalsifikasi maupun
berbentuk semi-lunar.
2. Panjang akar lebih pendek dari pada tinggi mahkota.

 Tahap F:

Gigi Uniradikuler
1. Dinding kamar pulpa membentuk seperti segitiga samakaki. Ujung apeks gigi berbentuk
seperti corong (funnel)
2. Panjang akar sama dengan atau lebih besar dari tinggi mahkota Molar:
a. Bagian bifurkasi yang telah terkalsifikasi telah berkembang ke bawah membentuk
tahapan semi-lunar. Hal ini akan membuat bentuk akar menjadi lebih jelas dengan
ujungnya berbentuk seperti corong.
b. Panjang akar sama dengan atau lebih panjang dari tinggi mahkota.

 Tahap G:

Dinding saluran akar sekarang paralel dan ujung apikalnya masih setengah membuka.
UJIAN KHUSUS FORENSIK

 Tahap H:

1. Bagian apikal gigi sudah menutup sempurna (akar distal pada molar)
2. Membran periodontal mempunyai lebar yang seragam dan mengelilingi bagian akar
dan apeks gigi.

B. Pemberian Skor
1) Masing-masing gigi dinilai menggunakan prosedur yang telah dijelaskan.
2) Kemudian dikonversikan menggunakan tabel yang disediakan untuk laki-laki dan
perempuan. Sebagai contoh jika M1 pada anak laki-laki berada pada tahap E maka
akan diberi skor 9,6.
3) Skor dari ketujuh gigi dijumlahkan untuk mendapatkan skor maturitas.
4) Skor ini kemudian dikonversikan dengan menggunakan tabel yang telah
disediakan. Skor 45 untuk anak laki-laki ekuivalen dengan usia gigi 6,9 tahun.

Tabel 1. Nilai dari berbagai macam pembentukan gigi. Tabel tersebut dibuat pada bagian
mandibula kiri.
UJIAN KHUSUS FORENSIK

Tabel 2. Tabel konversi chart untuk pengukuran usia gigi, dihitung berdasarkan
sistem nilai dari pembentukan gigi.

C. Keuntungan Metode Demirjian

 Metode berdasarkan orthopantomogram yang standarisasinya lebih terpercaya


dan membuat metode ini lebih sederhana.
 Reproduksibilitas baik.
 Dapat diterima secara luas karena aplikasinya luas, meskipun konversi usia dental
tergantung dari populasi yang menjadi pertimbangan.
 Konversi ini dapat dibuat dengan penggunaan sampel lokal yang relatif kecil dan
dapat mencapai usia dental ekuivalen dengan perbandingan populasi yang
berbeda.
UJIAN KHUSUS FORENSIK

D. KETERBATASAN

 Metode Demirjian menggunakan orthopantomogram sehingga susah digunakan


pada anak-anak baik karena alasan teknis maupun pertimbangan hukum dan etik.
 Perlu evaluasi berkelanjutan dari 7 gigi rahang bawah sebelah kiri sehingga tidak
dapat diaplikasikan pada anak-anak dengan kekurangan gigi bawaan atau
dapatan.
 Metode ini tidak dapat mengekspresikan, agenesis gigi, keterbelakangan
perkembangan dental (kecuali M3), dan penyakit sistemik serta bermacam-
macam tahap perkembangan gigi.
 Apresiasi tahapan perkembangan dapat menjadi sulit karena pemilihan tahap
perkembanagn gigi sedikit subjektif.
 Metode ini tidak memberikan skor maturnitas untuk stage 1-4 pada kasus molar
pertama, insisiv sentral, dan insisiv lateral; diluar individu dibawah usia 4-4.5
tahun.

Anda mungkin juga menyukai