Anda di halaman 1dari 29

Pengenalan Hewan Coba

PENUNTUN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(STIKES) BINA MANDIRI GORONTALO
Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi2015
Manusia Page 1
PENUNTUN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

TIM PENYUSUN

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA MANDIRI GORONTALO
2015

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan


rahmat dan karunia yang diberikan kepada kita semua, sehingga Penuntun
Praktikum ini dapat tersusun sesuai dengan harapan.
Penuntun ini disusun dengan menyesuaikan kondisi dan
kemampuan peralatan dan bahan praktek yang tersedia di laboratorium,
sehingga judul-judul yang dipilih untuk menjadi panduan praktek
kemungkinan tidak maksimal akibat keterbatasan tersebut di atas. Namun
pun demikian kita tetap bertekad untuk melaksanakan praktek sebagai
wujud dari penguasaan iptek.
Dengan adanya Penuntun Praktikum ini diharapkan pula
mahasiswa dapat melakukan dan mempraktekan percobaan-percobaan
secara tepat dan benar untuk menghasilkan kesimpulan dalam menunjang
perkembangan ilmunya masing-masing.

Gorontalo, Januari 2015

Penyusun

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 3


DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................... i


Kata Pengantar.......................................................... ii
Daftar Isi..................................................................... iii
Tata Tertib Laboratorium...................................... iv
Percobaan I Pengenalan dan penanganan hewan percobaan
di luar Laboratorium.............................................. 1
Percobaan II Sistem syaraf otonom................................... 6
Percobaan III Sistem indera................................................... 10
Percobaan IV Sistem urinaria.......................................... 14
Percobaan V Respirasi ...................................................... 17
Percobaan VI Suhu tubuh, bobot badan dan luas permukaan
tubuh ................................................. 19
Percobaan VII Sistem kardiovaskular.......................................... 22

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 4


TATA TERTIB LABORATORIUM

Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah


mereka yang terdaftar secara akademik, yang selanjutnya disebut sebagai
praktikan.

Berikut tata tertib praktikum :


1. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai,
keterlambatan 10 menit sejak praktikum dimulai, praktikan dianggap
tidah hadir
2. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan keterangan
tertulis dan resmi terkait dengan alasan ketidakhadirannya
3. Praktikan yang tidak hadir (poin no. 2), jika akan mengganti praktikum di
hari lain, wajib meminta rekomendasi tertulis lebih dahulu dari
koordinator pengampu praktikum
4. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas
praktikum dan wajib mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
selama praktikum seperti buku penuntun, kartu kontrol, korek api, lap
kasar, lap halus, sikat tabung, sabun cuci dan lain-lain.
5. Praktikan mengisi daftar absensi
6. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, merokok membunyikan
handphone di dalam laboratorium selama praktikum berlangsung
7. Praktikan tidak diperbolehkan meminjam alat teman maupun bersenda
gurau yang mengakibatkan terganggunya kelancaran praktikum
8. Praktikan membuat laoran sementara berisi laporan hasil percobaan
9. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib no 6-7 diatas adalah
dikeluarkan dari laboratorium atau tidak diperkenankan melanjutkan
praktikum

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 5


10. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya,
kebersihan meja masing-masing, serta lantai di sekitarnya
11. Setelah menggunakan reagen, ptraktikan wajib meletakkan kembali
pada tempatnya semula
12. Praktikan dilarang mengahambur-hamburkan reagen praktikum dan
membuang sisa praktimum dengan tidak memperhatikan kebersihan
dan keamanan
13. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta
izin kepada dosen atau asisten
14. Alat-alat yang dipecahkan atau dirusakkan oleh praktikan wajib diganti
paling lambat 1 minggu kemudian

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 6


PERCOBAAN I
PENGENALAN DAN PENANGANAN HEWAN
PERCOBAAN DI LABORATORIUM

Tujuan Percobaan:
- Mengenal berbagai macam hewan coba yang umum digunakan di
laboratorium
- Melakukan penanganan terhadap hewan coba

Teori Singkat
Hewan Percobaan
Hewan coba atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan
yang khusus diternakkan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan
laboratorium tersebut digunakan sebagai model untuk penelitian pengaruh
bahan kimia atau obat pada manusia. Karena tujuan akhir dari pengujian
toksiko-biologik ini adalah untuk keselamatan manusia, maka hewan
percobaan yang akan dipakai dipilih yang mempunyai sifat-sifat respon
biologik dan adaptasi mendekati manusia
Beberapa jenis hewan dari yang ukurannya terkecil dan sederhana
ke ukuran yang besar dan lebih komplek digunakan untuk keperluan
penelitian ini, yaitu: Mencit, tikus, kelinci, dan hamster.

a. Cara bekerja dengan hewan percobaan


1) Setiap orang, baik praktikan maupun peneliti yang bekerja di
laboratorium yang menggunakan hewan percobaan hendaknya
membaca:
a) Petunjuk memelihara dan menggunakan hewan percobaan
b) Dasar-dasar pemeliharaan hewan percobaan
2) Perlakukan hewan percobaan dengan kasih sayang dan jangan
sekali-kali menyakiti

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 7


3) Cara memperlakukan hewan percobaan:
a) Kelinci dan marmut
Jangan sekali-kali memegang telinga kelinci karena syaraf dan
pembuluh darahnya dapat terganggu.
b) Tikus dan Mencit
Peganglah pada ekornya, tetapi hati-hati jangan sampai hewan
tersebut membalikkan tubuhnya dan menggigit anda. Karena
itu, selain ekornya, pegang juga bagian leher (kulit tengkuk)
dengan ibu jari dan telunjuk.

b. enandaan (identifikasi) hewan laboratorium.


Beberapa cara penandaan hewan laboratorium dilakukan untuk
mengetahui kelompok hewan yang diperlakukan berbeda dengan kelompok
lain. Penandaan ini dapat dilakukan secara permanen untuk penelitian
jangka panjang (kronis), sehingga tanda tersebut tidak mudah hilang. Yaitu :
dengan ear tag (anting bernomor), tatoo pada ekor, melubangi daun telinga
dan elektronik transponder, atau dengan cara yang sederhana dengan
menggunakan larutan 10% asam pikrat dalam air kemudian memberikan
penandaan pada punggung hewan percobaan.

c. Pengambilan darah
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh,
yaitu:
- vena lateral dari ekor
- sinus orbitalis mata
- vena saphena (kaki)
- langsung dari jantung.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 8


d. Pemberian obat pada hewan percobaan
1) Pemberian per oral
Kelinci dan Marmot:
Cairan diberikan dengan bantuan kateter yang dilengkapi dengan
mouth block, yaitu pipa kayu yang berbentuk silinder dengan
panjang sekitar 12 cm, diameter luar 3 cm, dan diameter dalam 7
mm. Mouth block dipasang ketika hewan dalam posisi duduk. Pada
saat memasangnya, tekan rahang hewan dengan ibu jari dan
telunjuk. Celupkan kateter ke dalam esophagus melalui lubang
mouth block. Kateter dimasukkan sekitar 20-25 cm (kateter ditandai
pada 25 cm). Untuk memeriksa apakah kateter masuk esophagus
dan bukan pada trakea, celupkan ujung luar kateter ke dalam air,
jika timbul gelembung udara, berarti kateter tidak masuk
esophagus.
Tikus dan mencit:
Pemberian obat dalam bentuk suspensi, larutan, atau emulsi
dilakukan dengan bantuan jarum suntik yang ujungnya tumpul atau
berbentuk bola (spoit oral / kanula).
2) Pemberian intravena
Misalnya pada kelinci. Bulu-bulu telinga di sekitar pembuluh darah
vena dicabut, lalu diolesi dengan alkohol atau dipanasi sedikit
dengan api. Tekan pembuluh darah tersebut di pangkal di pangkal
telinga (dekat kepala). Jarum suntik bersama obatnya dimasukkan
pelan-pelan searah dengan letak pembuluh vena. Gunakan jarum
yang panjangnya 0,5 inci dengan ukuran 26 gauge. Setelah
penyuntikan, bekas suntikan ditekan dengan kapas bersih.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 9


e. Euthanasia (cara mematikan hewan percobaan)
1) Cara terbaik untuk membunuh hewan ialah dengan memberikan
anastetik over dosis. Injeksi barbiturat (Natrium Pentobarbital 300
mg/ml) secara intravena untuk kelinci dan anjing. Secara
intraperitoneal atau intrathorachical untuk marmot, tikus, dan mencit,
atau dengan inhalasi menggunakan kloroform, karbondioksida,
nitrogen, dan lain-lain dalam wadah tertutup untuk semua jenis
hewan tersebut.
2) Hewan disembelih, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan dibungkus lagi dengan kertas diletakkan di dalam tas plastik,
ditutup dan disimpan dalam lemari pendingin atau langsung
diabukan.
Volume Maksimal larutan Obat yang Diberikan pada Hewan Percobaan
Jenis Hewan dan Cara pemberian dan volume maksimum dalam milimeter
BB i.v (ml) i.m (ml) i.p (ml) s.c (ml) p.o (ml)
Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5 1,0 1,0
Tikus (100 g) 1,0 0,1 2,0 5,0 2,0 5,0 5,0
Hamster (50 g) - 0,1 1,0 5,0 2,5 2,5
Marmut (250 g) - 0,25 2,0 5,0 5,0 10,0
Merpati (300 g) 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0
Kelinci (2,5 kg) 5,0 10,0 0,5 10,0 20,0 5,0 10,0 20,0
Kucing (3 kg) 5,0 10,0 1,0 10,0 20,0 5,0 10,0 50,0
Anjing (5 kg) 10,0 20,0 5,0 20,0 50,0 10,0 100,0

Perbandingan Luas Permukaan Tubuh Hewan Percobaan


(Untuk Konversi Dosis)
Hewan dan BB Kera Anjing
Mencit Tikus Marmut Kelinci Kucing Manusia
rata-ratanya 4,0 12,0
20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2,0 kg 70,0 kg
kg kg
Mencit 20 g 1,0 7,0 12,29 27,8 28,7 64,1 124,2 387,9
Tikus 200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 60,5
Marmut 400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci 1,5 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2
Kucing 2,0 kg 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kera 4,0 kg 0,015 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing 12,0 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia 70,0 kg 0,0025 0,018 0,031 0,07 0,76 0,16 0,32 1,0

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 10


Cara mempergunakan tabel:
Bila diinginkan dosis absolut pada manusia dengan BB 70 kg dari
data dosis pada anjing 10 mg/kg (untuk anjing dengan bobot 12 kg), maka
lebih dahulu dihitung dosis absolut pada anjing, yaitu (10x12) mg = 120 mg.
Dengan mengambil faktor konversi 3,1 dari tabel diperoleh dosis untuk
manusia = (120 x 3,1) mg = 372 mg.
Dengan demikian dapat diramalkan efek farmakologis suatu obat
yang timbul pada manusia dengan dosis 382 mg per 70 kg BB adalah sama
dengan yang timbul pada anjing dengan dosis 120 mg per 12 kg BB dari
obat yang sama.

Pelaksanaan Praktikum
1. Bahan
- Air suling/ Na CMC
- Alkohol
- Kapas
2. Alat
- Kanula oral
- Spoit injeksi
3. Cara Kerja
Dilakukan penanganan terhadap hewan coba dan pemberian sediaan
secara peroral, injeksi (intra peritoneal, intramuskular, subkutan)

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 11


PERCOBAAN II
SISTEM SARAF OTONOM

Tujuan Percobaan:
- Mengenal anatomi sel saraf khususnya sistem saraf otonom.
- Membedakan efek perangsangan dan penghambatan sistem saraf
simpatis dan parasimpatis pada hewan coba.

Teori Singkat
Unit dasar sistem saraf, yaitu sel saraf atau neuron. Tubuh utama
neuron sama dengan sel-sel yang lain. Sel ini juga mempunyai ujung-ujung
cabang yang halus yang disebut dendrit, dan satu bagian yang lebih
panjang, seperti kawat, disebut akson. Sinyal-sinyal listrik saraf diterima dari
neuron-neuron yang lain melalui celah sempit yang disebut sinapsis, menuju
ke dendrit. Sinyal-sinyal berjalan sepanjang selaput sel menuju akson.
Selanjutnya, membentuk sinapsis dengan neuron-neuron lain sepanjang
sistem saraf.

Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom memiliki dua subdivisi, sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Serat saraf simpatis berasal dari regio toraks dan lumbal
medula spinalis. Sebagian besar serat praganglion sangat pendek, bersinap
dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglia yang terletak di
rantai ganglion simpatis (juga disebut trunkus simpatikus) yang berada di
sepanjang kedua sisi medula spinalis. Serat praganglion parasimpatis
berasal dari daerah kranial (otak) dan sakrum (medula spinalis bagian
bawah) SSP. Serat-serat ini lebih panjang daripada serat praganglion
simpatis karena mereka tidak berakhir sampai mereka mencapai ganglion
terminal yang terletak di dalam atau dekat organ efektor. Serat
pascaganglion sangat pendek dan berakhir di sel-sel organ itu sendiri.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 12


Pemberian senyawa kolinergik atau Induksi saraf parasimpatik akan
menyebabkan:
1. Pupil mata menyempit
2. Peristalsis saluran cerna meningkat
3. Sekresi asam lambung meningkat
4. Tremor
5. Bronkokontriksi
6. Kontraksi jantung diperlambat
7. Pembuluh darah tepi melebar (vasodilatasi)
8. Peningkatan sekresi saliva
9. Kapasitas kandung kemih berkurang

Pada mencit dan tikus, pemberian senyawa kolinergik akan nampak


gejala sebagai berikut:
1. Pupil menyempit (miosis), tidak terlalu nampak, hal ini akan nampak
pada kelinci
2. Peningkatan peristalsis nampak pada feses yang cair (diare)
3. Sekresi asam lambung tidak nampak, harus menggunakan alat yang
disebut Heidelberg
4. Tremor dan kejang dapat diamati
5. Kontriksi bronkus dapat dilihat dari irama pernapasan walau tidak
terlalu jelas
6. Kontraksi jantung diperlambat dan pelebaran pembuluh darah tepi
menyebabkan tekanan darah turun, hal ini nampak dengan warna
ujung telinga (cuping) lebih merah
7. Bertambahnya air liur dapat dideteksi dengan menotolkan mulut mencit
pada kertas saring
8. Diuresis mudah dilihat bekasnya pada papan platform
9. Induksi saraf simpatis akan menyebabkan keadaan yg berlawanan,
kecuali pada sekresi saliva.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 13


Pelaksanaan Praktikum
1. Alat
Alat suntik, erlenmeyer, gelas piala, kanula, kapas, labu takar

2. Bahan
Pilokarpin, adrenalin, metoklopramid, Na CMC, propranolol.

3. Hewan Uji
Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan dan betina dengan
bobot badan lebih dari 20 gram.

4. Cara Kerja
1) Mencit ditimbang. Dosis pilokarpin, adrenalin, dan metoklopramid
ditentukan berdasarkan perhitungan dosis lalu dikonversi dosis
dari manusia ke hewan.
2) Pilokarpin dan adrenalin diseuntikkan secara intraperitoneal (i.p)
serta pemberian peroral (p.o) metoklopramid masing-masing
pada 3 ekor mencit jantan dan betina.
3) Amati gejala yang timbul pada hewan percobaan, meliputi
pengamatan pupil mata, diare, diuresis, tremor/kejang, warna
pembuluh darah telinga (vasodilatasi dan vasokonstriksi), salivasi,
keringat, grooming, eksoftalmus, straub.
4) Bandingkan efek pada hewan betina dan jantan.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 14


Tabel Pengamatan
Tabel hasil pengamatan
No Efek yang Durasi waktu (menit)
diamati 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 50-60
Mencit jantan
1. Miosis
2. Diare
Dst Dst.....
Mencit betina
1. Miosis
2. Diare
Dst Dst...

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 15


PERCOBAAN III
SISTEM INDERA

Tujuan Percobaan:
- Mengetahui nama bagian-bagian mata dan organ pelengkapnya
yang membantu penglihatan.
- Menggambarkan daerah-daerah utama telinga dan proses
pendengaran.
- Mengetahui organ-organ khusus lain, seperti pengecap,
penciuman dan keseimbangan.
- Mengetahui proses penghantaran impuls dari organ-organ
tersebut.

Teori Singkat
Sensasi somatik dideteksi oleh reseptor yang tersebar luas yang
memberikan informasi mengenai interaksi tubuh dengan lingkungan secara
umum. Sebaliknya, setiap indera khusus memiliki reseptor-reseptor yang
sangat terlokalisasi dan memiliki kekhususan, yang bersepon terhadap
rangsangan lingkungan tertentu. Indera mencakup penglihatan,
pendengaran, pengecapan, dan penghidu.

Indera Penglihatan (mata)


Struktur mata:
1. Lapisan terluar yanng keras pada bola mata adalah tunika fibrosa
2. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular, dan tersusun dari
koroid, badan siliaris, dan iris.
3. Lensa, adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil
4. Rongga mata. Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga: rongga
anterior dan rongga posterior
5. Retina, lapisan terdalam mata, adalah lapisan yang tipis dan transparan.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 16


Indera Pendengaran dan Keseimbangan (telinga)
Struktur telinga:
1. Telinga luar, terdiri dari pinna atau aurikula, yaitu daun kartilago yang
menangkap gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori
eksternal (meatus)
2. Membran timpani (gendang telinga) adalah perbatasan telinga tengah
3. Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus
tulang temporal.
4. Osikel auditori, dinamakan sesuai bentuknya, terdiri dari maleus, inkus,
dan stapes. Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran
timpani ke fenestra vestibuli, yang memisahkan telinga tengah dan
telinga dalam
5. Telinga dalam (internal) berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal,
di sisi medial telinga tengah

Indera Penciuman (hidung)


Indera penciuman atau indra olfaktori, berada pada epitelium
olfaktori yang menempati daerah kecil di bagian atap rongga hidung. Sel
resptor olfaktori merupakan neuron bipolar yang dendritnya mempunyai
tombol terminal dengan silia menyerupai rambut yang keluar menembus
permukaan epitelium. Silia atau rambut olfaktori tersebut memulai potensial
aksi ketika bereaksi dengan molekul udara yang dihirup. Akan tetapi,
molekul udara tersebut harus terlebih dahulu dilarutkan oleh mukus yang
melapisi silis sebelum dapat dikenali. Potensial aksi yang terjadi diteruskan
di sepanjang akson sel reseptor olfaktori menuju bulbus olfaktori, dimana
sel-sel tersebut bersinapsis dengan neuron sensori pada traktus olfaktori.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 17


Reseptor olfaktori mengadaptasi bau dengan cepat; ada
kemungkinan untuk tidak sadar terhadap bau yang menyengat setelah satu
menit.

Indera Pengecap (lidah)


Struktur kuncup pengecap:
1. Reseptor untuk pengecapan adalah kuncup pengecap, suatu
kemoreseptor yang terletak terutama di lidah, tetapi juga terdapat pada
palatum lunak dan epiglotis
2. Kuncup pengecap terdapat dalam tonjolan mukosa lidah yang disebut
papila
3. Masing-masing kuncup pengecap merupakan sekumpulan sel penunjang
dan sel sensorik yang memiliki rambut dan menonjol membentuk pori-
pori pengecap sentral, serta dibasahi dengan saliva

Pelaksanaan Praktikum
5. Bahan
- Sampel makanan berbagai macam rasa
- Kertas berisi simbol untuk membuktikan adanya bintik buta

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 18


6. Cara Kerja
a. Probandus dengan keadaan mata tertutup diberi sampel makanan
dengan berbagai macam rasa lalu diminta untuk menebak sampel
makanan yang dirasakan
b. Menentukan daerah pada lidah bagian mana rasa tersebut
dideteksi
c. Membuktikan adanya bintik buta pada mata. Temukan bintik buta di
mata kanan dengan menutup mata kiri dan memegang kertas
sekitar 10 cm dari wajah. Sementara penglihatan difokuskan ke
lingkaran, secara perlahan gerakkan kertas menjauhi wajah sampai
tanda silang lenyap dari penglihatan. Pada saat ini, bayangan
tanda silang mengenai bintik buta mata kanan. Hal sebaliknya
dilakukan untuk menentukan bintik buta mata kiri

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 19


PERCOBAAN IV
SISTEM URINARIA

Tujuan Percobaan:
- Mengenal anatomi ginjal
- Mengetahui keadaan fungsi ginjal dengan menentukan kecepatan
filtrasi glomerular (Glomerular filtration rate = GFR).

Teori Singkat

Sistem urinaria membantu mempertahankan homeostasis dengan


cara mengatur keseimbangan air dan mengeluarkan zat-zat yang merugikan
dari darah. Darah disaring oleh dua ginjal, yang menghasilkan urine, cairan
yang mengandung zat beracun dan hasil buangan. Dari setiap ginjal, urine
mengalir melalui ureter, menuju kandung kemih, untuk disimpan sampai
dikeluarkan dari dalam tubuh lewat uretra.
Anatomi ginjal
Ginjal dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan:
a. Fasia renal adalah lapisan luar tipis yang terdiri atas jaringan ikat
serat yang mengelilingi setiap ginjal dan mengaitkannya pada
struktur di sekitarnya
b. Kapsul adiposa adalah lapisan tengan adiposa yang melapisi ginjal
c. Kapsul renal adalah membran menyerabut dalam yang mencegah
masuknya infeksi

Di dalam ginjal terdapat tiga daerah utama


a. Korteks renal
b. Medula renal
c. Sinus renal

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 20


Nefron
Ginjal terdiri atas lebih dari satu juta unit penyaring tunggal yang
disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas alat penyaring, korpuskula renal
dan tabung pengumpul dan penghimpun urine, tubulus renal.
a. Glomerulus
b. Kapsul bowman
c. Tubulus renal

Operasi nefron pada manusia terdiri atas tiga proses:


a. Filtrasi glomerulus
b. Reabsorbsi tubular
c. Sekresi tubular

Ureter
Ureter, satu dari masing-masing ginjal, membawa urine ke kandung
kemih. Ureter masuk dari bagian belakang kandung kemih, sedemikian rupa
sehingga ketika kandung kemih terisi, lubang ureter tertutup. Potongan
melintang pada ureter memperlihatkan tiga bagian:
a. Mukosa dalam terdiri atas epitelium peralihan yang dilapisi lamina
propria pada jaringan ikat. Sekresi mukus melindungi ureter dari
urine
b. Lapisan otot tengah terdiri atas lapisan serat otot polos yang
membujur dan melingkar. Serat otot ini mendorong urine ke depan
secara peristaltis
c. Adventisis luar terdiri atas jaringan ikat areola yang mengandung
saraf, pembuluh darah, dan pembuluh limfa

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 21


Kandung kemih
Kandung kemih adalah kantong otot untuk menyimpan urine. Dasar
segitiga pada kandung kemih dibentuk oleh dua ureter yang membawa urine
dan uretra yang mengalirkan urine. Ketika kosong, kandung kemih
mengempis, dan didnding kandung kemih berlipat-lipat. Ketika kandung
kemih terisi, lipatan melebar dan kandung kemih menjadi lebih bulat.

Uretra
Uretra mengalirkan urine dari akndung kemih ke luar tubuh lewat
lubang uretra luar. Pada wanita, uretra memiliki panjang sekitar 3-4 cm.
Pada laki-laki, uretra memiliki panjang sekitar 15-20 cm. Baik pada laki-laki
maupun wanita, otot rangka, sfinkter uretra eksternal, mengelilingi uretra
ketika melewati diafragma urogenitalia.

Pelaksanaan Praktikum
1. Alat
Corong, erlenmeyer, gelas piala, kanula, labu takar, spoit injeksi
2. Bahan
Furosemid tablet, glukosa, hidroklortiazid, Na CMC, spironolakton.
3. Cara Kerja
Hewan coba dikelompokkan menjadi lima kelompok
a. Kelompok I, mencit diberi Na CMC per oral sebagai kontrol
b. Kelompok II, mencit diberi furosemid per oral
c. Kelompok III, mencit diberi glukosa peroral
d. Kelompok IV, mencit diberi Hidroklortiazid peroral
e. Kelompok V, mencit diberi spironolakton peroral
Pengamatan dilakukan setelah mencit disuntik dengan obat-obat tersebut,
meliputi durasi urinasi dan volume urine yang dihasilkan.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 22


PERCOBAAN V
SISTEM RESPIRASI

Tujuan Percobaan:
- Mengenal anatomi sistem respirasi
- Mengenal fungsi sistem respirasi serta organ-organ penyusunnya

Teori Singkat
Mengeluarkan yang lama dan memasukkan yang baru, itulah yang
dilakukan sistem pernapasan, mengangkut oksigen ke dalam tubuh, dan
mengeluarkan karbondioksida ke udara

Fungsi sistem pernapasan


Fungsi sistem pernapasan adalah memasukkan udara ke paru-
paru. Oksigen dalam udara berdifusi keluar paru-paru dan ke dalam darah,
sedangkan CO2 berdifusi dengan arah yang berlawanan, keluar dari darah
masuk ke paru-paru.

Struktur Sistem Pernapasan


Sistem pernapasan ditunjukkan oleh struktur berikut:
1. Hidung, terdiri atas hidung luar yang tampak dan rongga hidung
dalam
2. Faring (tenggorokan), terdiri atas tiga daerah; nasofaring,
orofaring, dan laringofaring
3. Laring, menerima udara dari laringofaring
4. Trakea (batang tenggorokan)
5. Bronkus
6. Bronkiolus
7. Alveolus

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 23


Volume dan kapasitas paru-paru
1. Volume tidal (Tidal volume), sekitar 500 ml, adalah jumlah udara
yang dihirup selama pernapasan normal dan relaks
2. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV),
sekitar 3.100 ml, adalah udara tambahan yang dapat dihirup
dengan paksa setelah inspirasi volume tidal normal
3. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume = ERV),
sekitar 1.200 ml, adalah udara tambahan yang dapat dihembuskan
dengan paksa setelah ekspirasi volume tidal normal
4. Volue residu (residual volume = RV) , kira-kira 1.200 ml, adalah
volume udara yang tersisa di dalam paru-paru setelah volume
cadangan ekspirasi dihembuskan

Sebagian udara di dalam paru-paru tidak ambil bagian dalam


pertukaran gas. Udara seperti ini terdapat di ruangan yang secara anatomi
disebut ruang mati di dalam bronkus dan bronkiolus, yaitu di luar alveolus.

Pelaksanaan Praktikum
1. Alat
Spirometer, meteran, timbangan badan.
2. Cara Kerja
a. Penghitungan volume dan kapasitas paru-paru dengan
menggunakan spirometer.
b. Dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran
lingkar dada pada saat ekspirasi dan inspirasi.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 24


PERCOBAAN VI
SUHU TUBUH, BOBOT BADAN, DAN LUAS
PERMUKAAN TUBUH

Tujuan Percobaan:
a. Melihat relevansi bobot badan, umur, dan luas permukaan tubuh
terhadap perhitungan dosis.
b. Mengenal mekanisme pengaturan suhu tubuh dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.

Teori Singkat
Dosis obat yang disetarakan oleh farmakope-farmakope, umumnya
berdasarkan usia dan bobot badan. Orang dewasa umumnya dianggap
mempunyai bobot badan 70 kg. Wanita dengan perawakan lebih kecil dan
massa tubuh yang mengandung lebih banyak lemak, umumnya lebih rendah
bobot badannya dari pria. Pendapat mutakhir menganjurkan dosis obat
dihitung berdasarkan luas permukaan tubuh.
Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin
daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menghasilkan panas secara
internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas
akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolik yang berasal dari
makanan. Pada kenyataannya, biasanya panas yang dihasilkan lebih
banyak daripada yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada
tingkat normal, sehingga kelebihan panas harus dieliminasi dari tubuh.
Pengeluaran panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan
tubuh yang terpajan ke lingkungan eksternal.

Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran panas sering


terganggu oleh :

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 25


1. Perubahan produksi panas internal untuk tujuan-tujuan yang tidak
berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, terutama oleh olahraga,
yang sangat meningkatkan produksi panas, dan
2. Perubahan suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat
penambahan atau pengurangan panas antara tubuh dengan
lingkungannya.
Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas-batas yang sempit
walaupun terjadi perubahan produksi panas metabolik dan perubahan suhu
lingkungan, harus terjadi penyesuaian-penyesuaian kompensatorik dalam
mekanisme penambahan dan pengurangan panas

Pelaksanaan Praktikum
1. Alat
Meteran, nomogram, termometer badan, timbangan badan

2. Cara Kerja
a. Dilakukan pengukuran suhu tubuh, berat badan , tinggi badan, dan
luas permukaan tubuh
b. Menghitung Indeks Massa Tubuh
c. Menghitung luas permukaan tubuh menggunakan nomogram

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 26


NOMOGRAM LUAS PERMUKAAN TUBUH UNTUK DEWASA

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 27


PERCOBAAN VII
SISTEM KARDIOVASKULAR

Tujuan Percobaan:
a. Mengenal anatomi sistem peredaran darah dan beberapa
kerakteristik darah manusia.
b. Mengenal fungsi sistem peredaran darah
c. Menyadari peran jantung dan darah dalam menjaga homeostasis.

Teori Singkat
Sistem kardiovaskular adalah sistem yang menjaga kehidupan
yang memompa darah ke seluruh tubuh lewat peredaran vena, arteri, dan
kapiler darah yang sangat rumit. Jantung, pembuluh darah, dan darah
mengatur transport nutrien penting ke seluruh tubuh dan mengangkut semua
sampah metabolisme. Sistem tersebut membantu melindungi tubuh dan
mengatur suhu tubuh.
Jantung terdapat di mediastinum, sebuah rongga diantara paru-
paru. Posisi jantung miring sehingga bagian ujungnya yang runcing yang
disebut apeks, menunjuk ke arah bawah ke pinggul kiri, sedangkan
ujungnya yang lebar, yaitu bagian dasarnya, menghadap ke atas ke bahu
kanan. Jantung dikelilingi oleh perikardia. Dinding jantung terdiri atas tiga
lapisan: Epikardium, miokardium, dan endokardium. Jantung terdiri dari
empat ruang: atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri, ventikel kiri.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah dipompa ke luar jantung. Denyut ini mudah diraba, misalnya arteri
radialis di sebelah depan pergelangan tangan, arteri temporalis di atas
tulang temporal atau arteri dorsalis di belakang mata kaki. Yang teraba
bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta, melainkan

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 28


gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta dan merambat lebih cepat
daripada darah itu sendiri..
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda,
dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, umur, dan emosi. Sistem limfa
merupakan sistem penunjang bagi peredaran darah yang berfungsi
mengembalikan protein dari jaringan ke dalam aliran darah, mengalirkan
cairan limfa, serta membentuk sel darah putih.
Pengaturan tekanan darah dipengaruhi oleh adanya kemampuan
vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah yang dapat terjadi akibat
rangsangan yang bersifat kimiawi maupun rangsangan yang bersifat fisika.
Beberapa zat kimia dalam tubuh bersifat sebagai vasokonstriktor (adrenalin,
serotonin, dan angiotensin) ataupun sebagai vasodilator (histamin).

Pelaksanaan Praktikum
1. Alat
Stetoskop dan spigmomanometer

2. Cara Kerja
a. Hitung kecepatan denyut jantung probandus dalam keadaan
berbaring, duduk, berdiri, setelah latihan ringan (lari di tempat 20
langkah, setelah latihan lebih berat (lari di tempat 50 langkah)
b. Catat kecepatan denyut ini dalam denyut/menit
c. Hitung tekanan darah dengan cara auskultasi

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 29

Anda mungkin juga menyukai