Anda di halaman 1dari 39

Pengenalan Hewan Coba

PENUNTUN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) BINA MANDIRI GORONTALO
Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 1

2019
PENUNTUN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

TIM PENYUSUN

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA MANDIRI GORONTALO
2019

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia
yang diberikan kepada kita semua, sehingga Penuntun Praktikum ini dapat tersusun sesuai
dengan harapan.
Penuntun ini disusun dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan peralatan dan
bahan praktek yang tersedia di laboratorium, sehingga judul-judul yang dipilih untuk menjadi
panduan praktek kemungkinan tidak maksimal akibat keterbatasan tersebut di atas.Namun
pun demikian kita tetap bertekad untuk melaksanakan praktek sebagai wujud dari
penguasaan iptek.
Dengan adanya Penuntun Praktikum ini diharapkan pula mahasiswa dapat
melakukan dan mempraktekan percobaan-percobaan secara tepat dan benar untuk
menghasilkan kesimpulan dalam menunjang perkembangan ilmunya masing-masing.

Gorontalo, Agusutus 2019

Penyusun

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 3


DAFTAR ISI

HARD COVER 1
SOFT COVER 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
TATA TERTIB PRAKTIKUM 5
IDENTITAS MAHASISWA 8
PERCOBAAN 1 9
PERCOBAAN 2 18
PERCOBAAN 3 20
PERCOBAAN 4 23
PERCOBAAN 5 27
PERCOBAAN 6 30
PERCOBAAN 7 35
PERCOBAAN 8 38
KARTU KONTROL PRAKTIKUM 40

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 4


TATA TERTIB LABORATORIUM

Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah mereka yang terdaftar


secara akademik, yang selanjutnya disebut sebagai praktikan.
Berikut tata tertib praktikum :
1. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan 10 menit sejak
praktikum dimulai, praktikan dianggap tidah hadir
2. Jika berhalangan hadir, praktikan harus dapat memberikan keterangan tertulis dan resmi
terkait dengan alasan ketidakhadirannya
3. Praktikan yang tidak hadir (poin no. 2), jika akan mengganti praktikum di hari lain, wajib
meminta rekomendasi tertulis lebih dahulu dari koordinator pengampu praktikum
4. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas praktikum dan
wajib mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama praktikum seperti buku
penuntun, kartu kontrol, korek api, lap kasar, lap halus, sikat tabung, sabun cuci dan lain-
lain.
5. Praktikan mengisi daftar absensi
6. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, merokok membunyikan handphone di
dalam laboratorium selama praktikum berlangsung
7. Praktikan tidak diperbolehkan meminjam alat teman maupun bersenda gurau yang
mengakibatkan terganggunya kelancaran praktikum
8. Praktikan membuat laoran sementara berisi laporan hasil percobaan
9. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib no 6-7 diatas adalah dikeluarkan dari laboratorium
atau tidak diperkenankan melanjutkan praktikum
10. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja masing-
masing, serta lantai di sekitarnya
11. Setelah menggunakan reagen, ptraktikan wajib meletakkan kembali pada tempatnya
semula
12. Praktikan dilarang mengahambur-hamburkan reagen praktikum dan membuang sisa
praktimum dengan tidak memperhatikan kebersihan dan keamanan

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 5


13. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin kepada dosen
atau asisten
14. Alat-alat yang dipecahkan atau dirusakkan oleh praktikan wajib diganti paling lambat 1
minggu kemudian
15. Format laporan sebagai berikut
1. Cover
2. Lembar pengesahan laporan asisten (laporan akhir)
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Daftar tabel
6. Daftar gambar
7. Bab I : Pendahuluan
1.1 LatarBelakang
1.2 Maksud dan Tujuan
8. Bab II : Tinjauan Pustaka
1.1 Teori
1.2 Uraian Bahan
9. Bab III : Metode Praktikum
3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Prosedur Kerja
10. Bab IV : Hasil dan Pembahasan
1.1 Hasil (hasil dalam bentuk tabel dan gambar)
1.2 Pembahasan (pembahasan dilengkapi dengan toeri pendukung).
11. Bab V : Penutup
2.1 Simpulan
2.2 Saran
12. Daftar Pustaka
Ditulis alfabetis dari nama pengarang dengan urutan
1. Nama pengarang

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 6


2. Tahun terbitan
3. Judul buku, dicetak miring atau digaris bawahi
4. Cetakan, edisi, volume
5. Nama penerbit dan kota penerbit
13. Lampiran (Skema Kerja dan Foto Kegiatan)
16. Teknik Penulisan Laporan
1. Laporan di buat di kertas A4
2. Model tulisan : times new roman, size: 12, spasi: 1,5
3. Margin : kiri=4, atas=4, kanan=3, bawah=3
4. Nomor halaman
A. Bagian pembukaan (lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar): bawah tengah (angka romawi kecil)
B. Bagian Bab (Bab I s.d daftar pustaka): bagian kanan bawah (angka)
5. Cover: menggunakan huruf kapital, huruf tebal, spasi=1, size=14, logo stikes (ukuran
4x4), identitas perguruan tinggi (laboratorium .........., program studi, stikes bina
mandiri gorontalo, bulan dan tahun)
6. Lembar pengesahan : spasi=1,5, huruf kapital
7. Kata pengantar : size 12, kalimat judul= tebal, isi pengantar spasi 1,5
8. Daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar pustaka: size=12, spasi 1
9. Penulisan bab (bold dan spasi 1)

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 7


IDENTITAS MAHASISWA

Kelompok :
Nama Lengkap :
No. Pokok Mahasiswa :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
No. Tlp/Hp :
Catatan Kesehatan :

Gorontalo, …………………………………………..
Peserta Praktikum (Praktikan)
PHAS
FOTO
WARNA

……………………………………………………………………

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 8


PERCOBAAN I
SISTEM PEREDARAN DARAH
Kegiatan I
A. Judul : Golongan Darah
B. Tujuan : Mempelajari cara-cara untuk menentukan golongan darah
A, B, AB, O dan Rh.
C. Alat dan Bahan :
Setiap kelompok diharapkan memiliki alat dan bahan sebagai berikut :
1. Blood Loncet
2. Tusuk gigi
3. Gelas obyek
4. Alkohol 70 %
5. Kapas
6. Satu set antisera ABO
7. Anti Rh serum

D. Prosedur Kerja :
Untuk menentukan golongan darah A, B, dan O
a. Hapuslah ujung jari anda dengan menggunakan kapas yang telah direndam dalam
alkohol 70 %
b. Tusuklah jari tersebut dengan menggunakan blood lancet steril,
c. Hapuslah tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas beralkohol hingga
bersih.
d. Kemudian pijit jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka tadi,
kemudian teteskan darah yang keluar pada gelas obyak di dua tempat yang berbeda.
e. Teteskan satu tetes antisera A pada salah satu sisi dari tetesan darah tersebut,
dengan cara yang sama teteskan satu tetes antisera B pada tetesan darah yang
satunya lagi.
f. Aduklah tetesan masing-masing antisera dengan darah tersebut dengan
menggunakan ujung tusuk gigi secara terpisah.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 9


g. Setelah diaduk biarkan beberapa saat, perhatikanlah apa yang terjadi pada masing-
masing campuran darah dan antisera tersebut, campuran mana yang terjadi
penggumpalan dan mana yang tidak terjadi penggumpalan.

E. Hasil Pengamatan :
Sistem ABO
No Nama Anti a Anti b Keterangan
1
2
3
4
5

Kegiatan II
A. Judul : Menghitung Jumlah Sel Darah
B. Tujuan : Untuk menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih dengan
menggunakan haemocytometer

C. Alat dan Bahan :


Setiap kelompok diharapkan memiliki alat dan bahan sebagai berikut :
1. 1 set haemocytometer ; slide neubaeur, kaca penutup, pipet pengencer sel darah merah,
dan pipet pengencer sel darah putih.
2. Mikroskop,
3. Blood lancet,
4. Larutan Hayem (bahan : 1 g NaCL + 0,5 g Na 2SO4 + 0,5 g HgCL 2 + 200 ml aquades.
(hanya baik untuk 3 minggu),
5. Larutan Turk ( bahan : 1 ml gentian violet + 3 ml asam asetat glacial + 100 ml aquades),
6. Alkohol 70 %,
7. Aquades,

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 10


8. Kertas lensa,
9. pipet,

D. Prosedur kerja :
Semua alat yang akan digunakan dalam keadaan kering dan bersih. Janganlah
menggunakan alat pembersih (lap atau kain yang kasar agar tidak merusak/ menggores
“counting camber”, gunakanlah kertas lensa.
1. Menghitung sel darah merah :
a. Untuk menghitung sel darah merah gunakanlah pipet pengencer dengan skala 101,
dan mempunyai inti gelas berwarna merah,
b. Olesilah ujung jari anda dengan alkohol 70%, tusuk dengan lancet yang telah
disterilkan,
c. Biarkan darah mengalir dengan bebas tanpa memijit ujung jari tersebut,
d. Isaplah darah yang keluar dengan pipet pengencer hingga skala 0,5 atau 1,0,
kemudian bersihkan ujung pipet tersebut dengan kertas saring, hindari adanya udara
di antara darah di dalam pipet sewaktu mengisap, bila hal ini terjadi darah dengan
segera harus dikeluarkan kembali dan pengisapan darah harus di ulangi,
e. Bila pengisapan darah berlangsung dengan baik, dengan segera hisaplah larutan
pengencer hayem hingga skala 101, tepat !,
f. Peganglah pipet pada kedua ujungnya dengan telunjuk dan ibu jari kocokan dengan
hati-hati selama 2 menit,
g. Setelah 2 menit, buanglah 5 tetes pertama larutan darah tadi, lalu letakan ujung pipet
di antara gelas objek (Neubaeur) dan gelas penutup haemocytometer, hingga larutan
darah mengalir dengan bebas di antaranya, tetapi cegahlah agar larutan darah tidak
mengisi parit-parit sekeliling counting chamber,
h. Diamkan 1-2 menit supaya sel darahnya mengendap. Amatilah di bawah mikroskop
untuk menghitungnya.
i. Gunakanlah rumus berikut untuk menghitung jumlah sel darah merah dalam setiap
mm 3 : Jumlah sel darah merah = n e x p x 50
ne = jumlah eritrosit dalam 5 kotak

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 11


p = besarnya pengeceran

2. Menghitung sel darah putih


Untuk menghitung jumlah sel darah putih dipakai pipet pengencer yang mempunyai
skala 11, dan mempunyai inti gelas berwarna putih. Larutan yang dipakai adalah
larutan Turk. Prosedur pelaksanaan sama seperti pada penghitungan terhadap sel
darah merah hanya pengenceran dilakukan sampai skala 11.
Rumus yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah putih dalamsetiap mm 3
darah adalah : Jumlah leukosit = nl x p x 2,5
ni = jumlah leukosit dalam kotak
p = besarnya pengenceran

Hasil Pengamatan :
Jenis Jumlah Jumlah
No. Nama Tester Kelamin Eritrosit Leukosit
1
2
3
4
5

Kegiatan III
A. Judul : Haemoglobin Darah
B. Tujuan : Untuk menentukan konsentrasi haemoglobin dalam darah.

Ada beberapa cara untuk menentukan kadar Hb dalam darah. Kadar Hb biasanya
dinyatakan dalam gram per 100 ml darah. Berikut ini merupakan cara penentuan kadar Hb
dengan menggunakan metoda Sahli dan test paper Tallquist.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 12


C. Cara Sahli :
Alat dan Bahan :
1. Haemocytometer
2. Larutan HCl 0,1 N
3. Alkohol 70 %
4. Kapas
5. Blood lancet
6. Pipet kapiler

Prosedur kerja :
1. Isilah tabung pengencer (tabung Sahli) dengan HCl 0,1 N sebanyak 5 mm3
2. Hapuslah ujung jari anda dengan menggunakan kapas yang telah direndam dalam alkohol
70 % kemudian tusuklah ujung jari dengan blood lancet dan hisaplah dengan pipet kapiler
darah yang mengalir sebanyak 20 mm3.
3. Pindahkan darah tersebut dengan meniup pipet secara perlahan-lahan ke dalam tabung
pengencer yang telah diisi HCl tadi. Jagalah agar tidak terjadi gelembung.
4. Bilaslah pipet beberapa kali dengan HCl dalam tabung pengencer hingga tidak ada darah
yang tertinggal.
5. Biarkan tabung pengencer tersebut selama 10 menit.
6. Encerkan kembali darah sampel dengan setetes demi setetes aquades atau HCl 0,1N
sambil dikocok secara perlahan dengan menggunakan pengaduk gelas sampai warna
darah dalam tabung sama dengan warna cairan pada tabung standar
7. Setelah warna darah sampel sama dengan warna standar yang ada bacalah skala yang
ada maka didapatkan konsentrasi Hb dalam darah yang bersangkutan

D. Cara Test Paper :


Alat dan bahan :
1. Blood lancet
2. Kapas

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 13


3. Test paper Tallquist
4. Alkohol 70 %

E. Prosedur kerja :
1. Tusuklah jari anda dengan blood lancet steril.
2. Teteskan darah yang keluar ke test paper dari Tallquist
3. Sebelum darah yang terserap test paper menjadi kering, bandingkanlah warnanya
dengan standar warna yang tersedia.

F. Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
No. Nama Tester Kelamin Cara Sahli Cara
Tallquist
1
2
3
4
5

Kegiatan IV
A. Judul : Tekanan Darah
B. Tujuan : Menghitung tekanan darah Sistole dan Diastole
C. Alat dan Bahan :
Sphygmomanometer (tensimeter) dan stethoscope
D. Prosedur kerja :
1. Duduk dengan tenang, letakkan lengan kiri seolah-olah sejajar dengan jantung
2. Balutlah manset pada lengan atas (kanan atau kiri) yang mengandung arteri brachialis
kira-kira 2,5 cm di atas dari sikut anda.
3. Pompalah manset dengan memijit-mijit karet pemompa sehingga manometer air raksa
mencatat tekanan kurang lebih 200 mmHg,

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 14


4. Tempelkan stethoscope di atas brachialis dan tekanan dalam manset dikurangi
dengan perlahan-lahan sampai terdengar adanya suara timbul. Suara yang pertama kali
timbul ini menunjukkan tekanan sistole untuk itu perhatian skala pada manometer
sehingga didapatkan nilai tekanan sistole.
5. Tekanan manset terus diturunkan, akhirnya suara yang terdengar akan hilang. Saat
dimana suara hilang menunjukkan tekanan diastole perhatikanlah skala pada manometer
maka akan didapatkan nilai tekanan diastole tersebut.
6. Lakukanlah pengukuran tekanan darah setelah anda melakukan gerakan fisik
bandingkan hasilnya dengan keadaan normal. Ulangi sekali lagi pengukuran tersebut
sehingga didapatkan tekanan darah rata-rata.

E. Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
Jenis
Nama Usia Sistole Diastole
No Kelamin
1
2
3
4
5

Kegiatan V
A. Judul : Koagulasi Darah
B. Tujuan : Mengamati Waktu Koagulasi Darah
C. Dasar Teori
Di dalam pembuluh darah yang tidak rusak mengandung heparin, subtansi ini berguna
untuk mencegah terjadinya trombin dari protrombin sehingga disebut anti trombin. Heparin
ini juga dapat menetralisir beberapa trombin yang terbentuk secara kebetulan. Ketika
pemuluh darah pecah atau terluka, trombosit dan jaringan yang rusak membebaskan

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 15


trombokinase. Trombokinase ini merupakan bahan kimia yang menetralisir heparin. Pada
penderita haemophilia, pembekuan berlangsung sangat lamban karena kekurangan
trombokinase atau yang memiliki sedikit trombosit.

D. Alat dan Bahan :


- Blood Lancet - Stopwach / arloji
- Kaca benda - Alkohol 70 %
- Lidi atau tusuk gigi - Kapas
E. Prosedur Kerja :
1. Bersihkan permukaan jari ke- 3 atau ke-4 dengan alkohol 70 %
2. Setelah alkohol kering, tusuklah ujung jari tersebut dengan jarum blood lancet sedalam
3 mm.
3. Dengan posisi ujung jari menghadap vertikal ke bawah, hapuslah dua tetes darah yang
keluar pertama.
4. Satu tetes berikutnya, teteskan pada salah satu ujung kaca benda dan catatlah waktu
pada saat darah tersebut tepat keluar dari tusukan.
5. Satu tetes berikutnya teteskan pada ujung lain dari kaca benda tersebut.
6. Tiap 30 detik tetesan pertama diangkat atau ditarik-tarik dengan lidi atau ujung jarum.
7. Catat waktu pertama kali terjadi tarikan benang-benang fibrin pada ujung jarum.
8. Segera setelah terjadi benang fibrin tersebut, tarik pula pada tetesan darah kedua.
9. Jika pada tetesan kedua belum terjadi benang-banang fibrin, teruskan penarikan
tersebut pada tetesan kedua setiap 30 detik sampai terjadi benang-benang fibrin.
10. Waktu koagulasi ialah saat sejak pencatatan keluarnya tetesan darah pertama sampai
tepat mulai terlihat benang-banang fibrin pada tetesan kedua.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 16


F. Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
No. Nama Tester Waktu Koagulasi
1
2
3
4
5

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 17


PERCOBAAN II
SISTEM PERNAFASAN

Kegiatan I
A. Judul : Volume Pernafasan
B. Tujuan : Mengukur volume udara pernafasan
C. Alat dan Bahan :
1. Spirometer
2. Air
D. Prosedur kerja :
1. Tarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan pada pipa/selang yang dihubungkan
dengan spirometer
2. Hitung volume udara yang saudara tiupkan tadi dengan jalan menghitung letak
perubahan skala pada penyungkup spirometer.
3. Tarik nafas secara biasa dan lakukan hal yang sama kemudian hembuskan ke dalam
spirometer melalui selang.
4. Lakukan percobaan tersebut beberapa kali dengan sikap duduk, berdiri dan sesudah
lari-lari di tempat.
5. Hitunglah volume udara komplementer dan kapasitas vital saudara pada setiap
perubahan sikap.
6. Lakukanlah untuk setiap anggota kelompok

E. Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
Jenis Volume Udara
Nama
kelamin Tidal Suplemen Komplemen Vital

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 18


Nama Jenis Grafik sebelum Grafik sesudah
kelamin berolahraga berolahraga

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 19


PERCOBAAN III
KOMPOSISI TUBUH

Kegiatan I
A. Judul : Pengukuran Berat dan Tinggi Badan
B. Tujuan :
1. Menentukan berat badan ideal
2. Mencari Luas Permukaan Tubuh dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
C. Alat :
1. Timbangan berat badan (Kg)
2. Alat pengukur tinggi badan
D. Cara Kerja :
1. Pilihlah dari kelompok anda 3 relawan, masing-masing yang harus gemuk dan normal
menurut penglihatan anda.
2. Timbanglah berat badan dan ukurlah tinggi badan relawan, kemudian tentukanlan
berat badan menurut rumus berikut : Berat badan ideal = (tinggi – 100)(Kg)
3. Tentukan apakah berat badan probandus ideal atau tidak.
4. Tentukan luas permukaan tubuh dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh/Basa
Metabolic Index (IMT/BMI) masing-masing relawan dengan menggunakan rumus :
IMT = BB(Kg) / TB2 (m)
E. Hasil Pengamatan :
Luas
Nama Usia Jenis Tinggi Berat permukaan BMR
kelamin badan badan tubuh

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 20


(Daftar BMR) : HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN JUMLAH KALORI YANG HILANG PER
SAT. WAKTU, PER SAT. LUAS TUBUH (m2)
Laki – laki Wanita
Umur Kalori Per Kalori Per
Menit Jam Menit Jam
5 0,891 53,0 0,860 51,6
6 0,878 52,7 0,825 50,7
7 0,866 52,0 0,825 50,7
8 0,853 51,2 0,801 48,1
9 0,840 50,4 0,781 46,9
10 0,825 49,5 0,763 45,8
11 0,810 48,6 0,743 44,6
12 0,796 47,8 0,723 43,4
13 0,785 47,1 0,700 42,0
14 0,770 46,2 0,683 41,0
15 0,755 45,3 0,660 39,6
16 0,745 44,7 0,623 37,4
17 0,728 43,7 0,623 37,4
18 0,715 42,9 0,621 37,3
19 0,701 42,1 0,620 37,2
20 – 24 0,683 41,0 0,615 36,9
25 – 29 0,671 40,3 0,610 36,6
30 – 34 0,663 39,8 0,603 36,2
35 – 39 0,653 39,2 0,596 35,8
40 – 44 0,638 38,3 0,588 35,3
45 – 49 0,630 37,8 0,583 35,0
50 – 54 0,620 37,2 0,575 34,5
55 – 59 0,610 36,6 0,568 34,1
60 – 64 0,600 36,0 0,563 33,8

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 21


65 – 69 0,588 35,3 0,556 33,4
70 – 74 0,589 34,8 0,546 32,8
75 – 79 0,570 34,2 0,538 32,3

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 22


PERCOBAAN IV
SISTEM EKSKRESI
(Pemeriksaan Urine)

Kegiatan I
Judul : Glukosa dalam urine
Tujuan : Memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine

Alat dan Bahan :


1. Larutan Benedict 3. Pipet
2. Tabung reaksi 4. Urine

Prosedur Kerja :
1. Didihkan 3 ml larutan benedict dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes urine ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit,
kemudian biarkan dingin,
3. Amatilah adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, Bila :
- Hijau : kadar glukosa 1 %
- Merah : kadar glukosa 1,5 %
- Orange : kadar glukosa 2 %
- Kuning : kadar glukosa 5 %
Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
No. Nama Tester Warna Endapan
1
2
3
4
5

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 23


Kegiatan II
Judul : Albumin dalam urine
Tujuan : Memeriksa keberadaan albumin dalam urine (Heller`s Nitric acid test).

Alat dan Bahan


1. Urine 3. Tabung reaksi
2. Asam nitrat pekat 4. Pipet
Prosedur kerja :
1. Masukkan 3 ml asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi
2. Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urine dengan mempergunakan pipet
secara perlahan-lahan hinggga urine turun melalui sepanjang tabung.
3. Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat
pada daerah kontak urine dan asam nitrit.

Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
No. Nama Tester Hasil Reaksi
1
2
3
4
5

Kegiatan III :
Judul : Chlorida dalam urine
Tujuan : Memeriksa ada tidaknya chlorida dalam urine
Alat dan Bahan :
1. Urine 3. Tabung reaksi
2. Larutan AgNO3 10 % 4. Pipet

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 24


Prosedur Kerja :
1. Masukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan larutan AgNO 3
beberapa tetes.
2. Amati perubahan yang terjadi, endapan putih menunjukkan adanya chlorida radikal.

Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :
No. Nama Tester Hasil Reaksi
1
2
3
4
5

Kegiatan IV
Judul : Amonia Dalam Urine
Tujuan : Untuk mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine

Alat dan Bahan :


1. Urine
2. Lampu spiritus

Prosedur kerja :
1. Masukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
2. panaskan dengan lampu spiritus
3. Ciumlah bagaimana baunya.

Hasil Pengamatan :
Tulislah hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut ini :

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 25


No. Nama Tester Reaksi yang Terjadi
1
2
3
4
5

Kegiatan V
Judul : Urea dalam Urine
Tujuan : Membuktikan adanya urea dalam urine
Alat dan Bahan :
1. Urine 3. Larutan jenuh asam oksalat
2. Obyek gelas 4. Larutan Sodium Hipobromide

Prosedur Kerja :
1. Teteskan beberapa tetes urin pada obyek gelas, kemudian hadapkan pada cahaya
matahari biarkan sebagian dari urine tersebut menguap
2. Tambahkan setetes larutan jenuh asam oksalat
3. Amati kristal urea oksalat yang terbentuk
4. Tambahkan beberapa tetes larutan Sodium Hipobromide
5. Pemuaian nitrogen tampak akibat dekomposisi urea.
Hasil Pengamatan :
No. Nama Tester Reaksi yang Terjadi
1
2
3
4
5

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 26


PERCOBAAN V
SISTEM SYARAF

Kegiatan I
Judul : Refleks pada tendon manusia
Tujuan : Mempelajari refleks tendon pada patella manusia
Dasar teori
Dasar integritas dari aktivitas lengkung reflex yang sederhana terdiri dari reseptor, alat-
alat indra, neuron afferent dan neuron efferent atau efektor.
Lengkung reflex/ reflex sederhana dapat di bedakan menjadi 2 bagian :
1. Bagian afferent yang bersifat sensoris dan terdiri dari reseptor dan neuron afferent yang di
lalui impuls.
2. Bagian afferent yang terdiri dari neuron motoris dan afektor.
3. Kedua bagian ini dihubungkan oleh spinalis.
Reseptor : Jaringan saraf yang khusus menerima rangsangan. Rangsang ini merupakan
perubahan perubahan lingkungan organisme yang berupa tenaga (listrik,
mekanik, kimia, termik, elektro magnetic dsb).
Sesudah Rangsangan diterima diubah menjadi potensial aksi (impuls). Sesuatu
reseptor yang penting dalam reflex ialah yang peka (sensitive) terhadap perubahan posisi
tubuh. Receptor ini disebut proprioceptor.

Alat dan bahan :


1. Palu atau alat pemukul lainnya,
Prosedur kerja :
1. Duduklah teman anda pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan bebas
atau santai.
2. Pukullah ligamentum patellanya, di bawah tempurung lutut dengan palu atau pemukul
lainnya.
3. Perhatikan gerakan kaki tersebut.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 27


Hasil Pengamatan :
No Nama Respon Keterangan
1
2
3
4
5

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 28


Kegiatan II
Judul : Refleks pada abdomen manusia
Tujuan : Mahasiswa memilki pengetahuan dan keterampilan mengenai cara
pemeriksaan
refleks abdomen pada manusia
Dasar teori
Refleks abdomen adalah refleks neurologis superfisial yang dirangsang dengan
membelai perut di sekitar umbilikus. Reflek superfisial yang ada ditimbulkan oleh goresan
pada kulit dinding abdomen atau pada sisi paha untuk pria. Hasil yang didapat adalah
kontraksi yang tidak di sadari oleh otot abdomen dan selanjutnya menyebabkan skrotum
tertarik.
Alat dan bahan :
1. Benda yang agak runcing
Prosedur kerja :
1. Mintalah klien berbaring telentang dengan santai
2. Posisikan kedua lengan pasien berada di samping badan
3. Goreslah dinding perut dengan benda yang agak runcing, misalnya ujung gagang palu
refleks, kayu geretan atau kunci. Penggoresan dilakukan dengan dari samping menuju ke
garis tengah perut pada setiap segmen (pada berbagai lapangan dinding perut)

Hasil Pengamatan :
No Nama Respon Keterangan
1
2
3
4
5

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 29


PERCOBAAN VI
ALAT INDERA

Kegiatan I :
Judul : Reseptor rasa
Tujuan : Menentukan daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia.

Alat dan bahan :


11. 4 buah pinggan kecil, berisi :
a) larutan asam cuka 33 % b) larutan NaCl 10 %
c) larutan aspirin atau kina lemah d) larutan gula tebu 5 %
2. Aplikator (batang kecil dengan salah satu ujungnya diberi kapas),
3. Peta rasa,
4. Kertas hisap/saring.

Prosedur kerja :
1. Mintalah pasangan praktikan anda berkumur, kemudian keringkan lidahnya dengan kertas
hisap (sebaiknya relawan tutup mata),
2. Celupkan aplikator ke dalam larutan asam, buanglah kelebihan larutan dengan
menekannya pada sisi pinggan,
3. Sentuhlah aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi tengah, dan belakang lidah
pasangan anda,
4. tulislah tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jika ia merasakan larutan tersebut.
Tuliskan tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah tertentu yang di sentuh
tidak sensitif terhadap larutan yang diuji,
5. Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan lainnya, satu demi satu.
Hasil Pengamatan :
1. Peta rasa dari lidah hasil pengamatan yang sudah dilakukan dan diberi keterangan.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 30


Kegiatan II
Judul : Menghitung Waktu Sensasi
Tujuan : Untuk mencari/menghitung waktu sensasi

Alat dan bahan :


1. 4 buah pinggan kecil, berisi :
a. Glua putih
b. Garam dapur atau NaCl
c. Pil Kina
d. Asam sitrat
2. Aplikator (batang kecil dengan salah satu ujungnya diberi kapas),
3. Peta rasa,
4. Kertas hisap / saring.
5. Stopwatch

Prosedur Kerja :
1. Bersihkan rongga mulut anda dengan berkumur air tawar.
2. Keringkan permukaan lidah dengan kertas filter atau kertas tissue dan pertahankan agar
lidah di luar mulut (sebaiknya relawan tutup mata)..
3. Letakkan sedikit gula pada lokasi manis, sambil menghidupkan stopwatch. Ketika sensasi
telah terasa stopwatch segera dimatikan. Catat waktunya.
4. Berkumurlah dengan air tawar lagi, tetapi lidah tidak dikeringkan.
5. Ulangi kegiatan 3 dan 4 setelah beberapa menit, catat rata-rata waktunya.
6. Selanjutnya ulangi kegiatan di atas dengan menggunakan bahan sebagai berikut : bubuk
asam sitrat, garam dapur (NaCl) dan bubuk kina/mexaguer
Hasil Pengamatan :
No Nama Gula As.Sitrat Pil Kina Garam
1
2

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 31


3
4
5

Kegiatan III
Judul : Uji Kepekaan
Tujuan : Mengukur kepekaan reseptor pengecap

Alat dan Bahan :


1. Tusuk gigi
2. Kain untuk menutup mata
3. Jepit kain
4. Buah apel
5. Bawang putih
6. Bawang merah

Prosedur Kerja :
1. Potong apel, bawang merah dan bawang putih menjadi potongan-potongan kecil yang
mudah dimakan dengan ukuran yang sama.
2. Mintalah teman kalian untuk membantu dalam percobaan ini. Tanpa melihat atau
membaui (tutp mata dan hidung), teman tersebut akan menentukan jenis makanan hanya
dari rasanya dengan cara :
a) Tutup mata teman tersebut dengan kain dan pasang jepit pakaian pada hidungnya.
Jepit pakaian yang sudah lemah pernya paling baik untuk di gunakan karena tidak
akan memjepit terlalu keras.
b) Gunakan tusuk gigi untuk memasukan sepotong apel kedalam mulut teman, dan beri
petunjuk agar ia mengunyah pelan-pelan, lalu menentukan jenis makanan yang ia
makan. Sangat penting bagi berhasilnya percobaan, jangan sampai teman kalian tahu
jenis-jenis makanan sebelum percobaan di mulai.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 32


3. Sesudah teman tersebut menentukan jenis makanan, lepaskan jepit pakaian dari
hidungnya dan ulangi lagi langkah di atas. Suruh ia membandingkan rasa makanan itu
juga, setelah dan sesudah tercium baunya.
4. Ulangi kegiatan 2 dan 3 dengan menggunakan potongan bawang merah dan bawang
putih

Kegiatan IV

Judul : Persepsi Thermoreceptor


Tujuan : Mempelajari persepsi thermoreseptor
Alat dan Bahan :
1. Gelas Becker
2. Air
3. Es batu
4. Pemanas air

Prosedur Kerja :
1. Sediakan tiga buah gelas becker dan berilah label a, b dan c.
2. Isilah gelas beker a dengan air hangat dan gelas beker b dengan air dingin yang dicampur
es batu
3. Masukkan ujung jari tangan kanan anda ke dalam gelas beker a dan masukkan ujung jari
tangan kiri anda ke dalam gelas beker b, rendamlah keduanya selama satu menit.
4. Campurkanlah dengan cepat setengah bagian air panas dengan setengah bagian air
dingin dan masukkanlah ke dalam gelas beker c.
5. Celupkan kedua jari yang direndam tadi ke dalam gelas beker c dalam waktu yang
bersamaan
6. Bagaimanakah yang anda rasakan panas atau dingin ?

Hasil Pengamatan :
Buatlah uraian hasil percobaan yang telah dilakukan.

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 33


PERCOBAAN VII
Reseptor visual

Tujuan : a. Menentukan jarak bintik buta dari mata,


b. Menentukan daerah bintik buta pada kertas,
c. Menentukan bintik pandangan dekat.

Alat dan bahan :


1. Penentu bintik buta,
2. Penggaris panjang,
3. Kertas gambar besar,
4. Pasak / jarum lurus.

Prosedur kerja :
A. Menentukan Jarak Bintik Buta Dari Mata,
1. Peganglah penentu bintik buta (titik hitam sebelah kanan tanda +) pada jarak 20 inch di
depan wajah sejajar dengan mata kanan anda,
2. Tutuplah mata kiri anda, fokuskan mata anda pada tanda positif, dengan perlahan
gerakan penentu bintik buta tersebut mendekati wajah anda,
3. Pada jarak tertentu bintik hitam akan menghilang dari pandangan anda. Tepat pada saat
hilangnya titik hitam dari pandangan anda ukurlah jarak antara alat penentu titik buta
tersebut dengan mata anda (dalam cm),
4. Bandingkanlah dengan jarak yang diperoleh oleh praktikan lainnya.

B. Peta Bintik Buta


1. Buatlah pada kertas gambar garis sejajar AB dan CD sepanjang 33 cm dengan jarak di
antaranya 1 cm.
2. Buatlah titik /lingkaran hitam pada titik A dari garis AB,
3. Sediakan sepotong kertas tebal segi empat panjang dengan salah satu ujungnya diberi
tanda bintik hitam seukuran dengan titik A,

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 34


4. Letakkan kertas gambar pada meja dan rekatlah ujung-ujungnya. Duduklah anda dengan
dagu yang ditopang oleh penopang dagu/tumpukan buku sehingga kedudukan kepala
stabil.
5. Tutuplah mata kiri dan fokuskan mata kanan memandang titik A. sementara kertas
petunjuk gerakkan perlahan sepanjang garis AB dari A ke B sehingga tidak tampak
titiknya (titik 1). Ukurlah jarak A dan 1. Lanjutkan gerakan hingga bintik hitam terlihat
kembali (titik 2). Ukurlah pula jarak A dan 2.
6. Ulangi gerakan dari B menuju A. Fokus mata tetap pada A. Ukurlah pula jarak B dan 2
(bayangan hilang) dan B dengan 1 (bayangan muncul lagi).
7. Ulangi operasi 5 dan 6 pada garis CD.
8. Tentukan titik tengah dari 1 – 2 pada AB dan 3 – 4 pada CD dan tarik garis EF melalui
kedua titik tersebut. Gerakkan petunjuk sepanjang EF dan tentukan titik 5 dan 6 pada
tempat hilang dan munculnya kembali bayangan.
9. Hubungkan titik 1 – 3 – 6 – 4 – 2 – 5 – 1, daerah yang terlingkupi garis – garis ini adalah
peta bintik buta subyek anda.

C. Menentukan Titik Pandangan Dekat


Jarak dari mata ke obyek terdekat yang dapat difokuskan dengan jelas disebut titik
pandang dekat.
1. Tututplah satu mata dengan tangan dan fokuskan satu mata yang lain pada jarum lurus
yang dipegamng tangan anda jauh-jauh.
2. Doronglah perlahan-lahan mendekati mata anda hingga benda tampak kabur.
3. segeralah pasangan anda mengukur jarak dari mata ke jarum yang kabur. Hal ini adalah
titik pandang terdekat anda .
4. Ulangi proses tadi dengan mata yang lain bandingkan keduanya.
Hasil pengamatan :
A. Jarak Bintik Buta
No Nama Jarak bintik buta Keterangan
1

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 35


2
3
4
5

Pembahasan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

B. Peta Bintik Buta

Pembahasan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
C. Jarak Pandangan Dekat
No Nama Jarak pandang Keterangan
terdekat
1
2
3
4
5

Pembahasan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 36


PERCOBAAN VIII
SISTEM THERMOREGULASI

Kegiatan I
Judul : Suhu Tubuh
Tujuan : Mengukur Suhu Tubuh Manusia Pada Berbagai Kondisi
Dasar Teori :
Suhu badan
Suhu badan manusia ialah setinggi 36,6 o C – 36,9o C. Suhu badan manusia yang
dapat dipercaya adalah suhu badan yang diukur di dalam rectum. Suhu badan ini ialah
keadaan keseimbangan antara pembuatan panas dan kehilangan panas oleh tubuh.
Tubuh kehilangan panas dengan cara :
- Radiasi atau pancaran
- Konduksi atau rambatanb
- Konveksi atau aliran hawa
Evaporasi air atau penguapan air yang ada pada kulit menambah kehilangan panas. Untuk
pengaturan suhu badan diperlukan : vasodilatasi pada kulit, menambah pengeluaran
keringat, menggigil dan berdirinya bulu
Hal-hal seperti tersebut di atas dikoordinasikan oleh suatu pusat yang terdapat di dalam
hypothalamus yaitu dasar dari bagian yang disebut diencaphalon.
Alat dan Bahan :
1. Thermometer klinis
2. Thermometer kamar
3. Handuk/serbet
4. Alkohol 70 %
5. Kapas dan air es
Prosedur kerja :
Untuk mengukur suhu tubuh manusia digunakan thermometer klinis dan pengukuran
dilakukan pada bagian-bagian axilla dan mulut (cavum oris). Adapun pengukuran sebagai
berikut :

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 37


1. Thermometer diturunkan lagi air raksanya dan dibersihkan dengan alkohol. Ujung
thermometer dimasukkan ke dalam mulut dibawah lidah, dan mulut ditutup rapat. Setelah
10 menit catatlah temperaturnya.
2. Praktikan bernapas dengan tenang melalui mulut terbuka sesudah air raksa pada
termometer diturunkan, letakkan lagi termometer setelah 5 menit, dan kemudian selama
10 menit tanpa menurunkan air raksanya terlebih dahulu dan catatlah.
3. Praktikan berkumur dengan air es selama 1 menit dan masukkan thermometer ke dalam
mulut seperti di atas, setelah air raksanya diturunkan. Setelah 5 menit bacalah
temperaturnya, selanjutnya baca temperatur kembali setelah 10 menit tanpa menurunkan
air raksanya terlebih dahulu catatlah hasilnya.
4. Praktikan tidur terlentang dengan badan bagian atas terbuka, fossa axillaries dikeringkan
terhadap keringat. Thermometer klinis air raksanya diturunkan dahulu sampai di dasar
penampung kemudian ujungnya (dengan selubung metal) dimasukkan ke dalam fossa
axillaries sehingga tertutup. Biarkan 10 menit di dalam fossa axillaries kemudian catat
temperatur setelah 10 menit

Hasil Pengamatan :
Tuliskan hasil pengamatan saudara dalam tabel berikut :

No Nama Suhu 1 Suhu 2 Suhu 3 Suhu 4


1
2
3
4
5

Pembahasan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 38


LABORATORIUM SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES BINA MANDIRI GORONTALO
T.A 20..... / 20.....
KARTU KONTROL PRAKTIKUM

NAMA : Pas Foto


NPM : 3x4
MATA KULIAH :
KELOMPOK :
ANGK./KELAS :

Hari/ Nama NILAI Rata- Paraf


Tanggal Praktikum R K S L rata Asisten

Keterangan :
R = Responsi/Test/Kognitif 15%
K = Keterampilan Psikomotor 35%
S = Sikap/ Afektif 20%
L = Laporan 30%

Gorontalo, / /2019
Koordinator Laboratorium

Agusrianto Yusuf, S.Pd, M.Si


NIDN. 0918088905

Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Page 39

Anda mungkin juga menyukai